Busy Book Media Improves Fine Motor Skills in Early Childhood
Buku Aktivitas Interaktif Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i3.932Keywords:
Fine Motor Skills, Early Childhood, Busy Book, Classroom Action Research, Learning MediaAbstract
General background: Fine motor development is a crucial aspect of early childhood education as it supports children’s cognitive, social, and language growth. Specific background: However, many preschool learning environments still rely heavily on worksheets, providing limited stimulation for fine motor practice. Knowledge gap: Limited studies in Indonesian early childhood settings have examined the systematic use of interactive learning media such as Busy Book to optimize motor skills. Aims: This study aimed to improve the fine motor skills of 4–5-year-old children through the application of Busy Book media in classroom learning. Results: Using Classroom Action Research with the Kemmis & Taggart model involving 14 children, findings showed significant improvement across two cycles. In Cycle I, imitating achieved 64.29%, finger movement 58.93%, and inserting fabric 64.29%. In Cycle II, these indicators increased to 82.14%, 94.64%, and 78.57% respectively, showing substantial progress. Novelty: This study highlights that Busy Book provides an engaging, hands-on, and child-friendly tool that enhances children’s interest and motivation while simultaneously strengthening fine motor skills. Implications: Teachers and parents are encouraged to integrate Busy Book into school and home learning to provide richer stimulation for children’s early development.6
Highlights:
-
Busy Book significantly increased fine motor skills within two learning cycles.
-
The media stimulated children’s motivation and engagement in learning.
-
Practical implications for teachers and parents in early education settings.9
Keywords: Fine Motor Skills; Early Childhood; Busy Book; Classroom Action Research; Learning Media
Pendahuluan
National NAEY, mendeskripsikan anak usia dini adalah anak yang berada pada umur antara nol hingga delapan tahun [1]. Sementara itu, menurut Yuliani, anak usia dini ialah bayi baru lahir dari usia 0 sampai 6 tahun [2]. Masa ini dianggap sangat penting sehingga disebut sebagai Masa Keemasan (Golden Age), karena laju pertumbuhan dan perkembangannya begitu pesat sehingga berdampak besar terhadap kehidupan di masa depan [3]. Pendidikan adalah poin penentu perkembangan dan kemajuan suatu negara, sehingga sangat dibutuhkan Pendidikan yang dilaksanakan sejak usia dini.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjutnya. Menurut Suyadi, pendidikan anak usia dini bertujuan membantu tumbuh kembang anak secara holistik, dengan menitikberatkan pada segala aspek [4]. Ada 6 aspek yang harus dibina dalam mendidik anak usia dini, yaitu: Kognisi, Nilai Moral dan Agama (NAM), Kebahasaan, Sosio-Emosional, Seni, Dan Fisik Motorik [5].
Perkembangan motorik dibedakan atau digolongkan 2 jenis kemampuan, yakni: 1) Motorik kasar merupakan keterampilan menggunakan otot besar secara pasti, serta mengkoordinasi gerakan yang tepat dan lancar selama melakukan gerakan. Contohnya yaitu, melempar, berjalan dan melompat. 2) Motorik halus mengacu pada keahlian yang membutuhkan pengendalian otot kecil di tubuh dan dalam mencapai suatu tujuan keterampilan [6]. Salah satu Keterampilan motorik halus yang memerlukan ketelitian yang tinggi yaitu koordinasi mata dan tangan. misalnya, menggambar, menjahit, merangkai manik, dan mengatupkan kancing baju.
Menurut Susanto, kemampuan motorik halus merupakan keahlian melakukan gerakan kecil, detail, yang memerlukan pengaturan yang akurat dalam melakukannya dengan menggunakan saraf kecil yang tidak memerlukan energi besar [7]. Menurut Harlock motorik halus adalah keahlian menggerakkan kelompok otot kecil yang dihasilkan dari proses pematangan dan pengalaman, dimana usaha akan percuma serta sia-sia apabila sistem syaraf dan otot belum berkembang dengan baik [8]. Tujuan pengembangan keterampilan motorik halus adalah kepiawaian menggunakan otot kecil seperti menggerakkan jari tangan, serta mampu mengkoordinasikan tangan dan mata dengan tepat. Manfaat dari keterampilan motorik halus juga mendukung aspek lainnya seperti, kognisi, bahasa, dan sosial [9].
Allen dan Marotts menuturkan bahwa kemampuan motorik halus anak usia 4 hingga 5 tahun seperti: Membangun Menara 10 Blok ke atas; Mencetak dan berkreasi dengan benda atau sesuatu dengan tanah liat; Meniru gambar berbagai bentuk dan menulis banyak huruf; Menggunakan pegangan tiga jari untuk memegang krayon atau spidol; Mewarnai dan menggambar; Menggunakan palu untuk memakukan paku dan tiang dengan lebih akurat; Merangkai atau meronce manik kecil dengan benang [10]. Semua Aktivitas di atas menunjukkan pentingnya memberikan rangsangan bagi anak untuk motorik halus anak. Hal ini dikuatkan oleh Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 137 Tahun 2014 tentang STPPA, Khususnya Anak 4 hingga 5 Tahun, yang meliputi: 1) mengkoordinasikan mata dan gerakan tangan untuk melakukan gerakan rumit. 2) Mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras). 3) Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran. 4) meniru wujud benda. 5) Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media. 6) Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media[11].
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Darussalam Sugihwaras, Candi Sidoarjo, menunjukkan bahwa 10 dari 14 anak kelompok A1 belum berkembang baik karena kegiatan pembelajaran masih berfokus pada LKA (lembar kerja anak) serta kurangnya media pembelajaran yang menunjang dan stimulus kemampuan anak. Sementara itu, dibutuhkan media yang inovatif, kreatif serta menarik yang dapat mengoptimalkan kemampuan motorik halus. Dalam proses pembelajaran, guru harus benar-benar menggunakan materi dan media pembelajaran. Media harus sederhana, ramah anak, mudah dipelajari, mudah dipahami, kreatif, dan inovatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kurnia menjelaskan bahwa media merupakan alat yang berguna bagi pendidik untuk mendukung misi pendidikan. Umumnya media digunakan untuk memberikan siswa pada pengalaman belajar yang berbeda, sesuai dengan interaksi siswa dengan media tersebut [12]. Media pembelajaran adalah sesuatu yang membantu merangsang anak dan menyampaikan pesan waktu belajar. Adapun media untuk anak usia dini bukan sekedar media yang sengaja direncanakan dan dirancang oleh guru. namun, bermacam-macam dan dapat berupa benda apa saja yang mempunyai nilai edukasi dapat dijadikan media pembelajaran [13].
Romadona menyampaikan bahwa BusyBook berisi materi edukasi yang menarik dan ringkas. Selain itu , terdapat permainan edukatif yang dapat digunakan anak untuk melatih dan meningkatkan keahlian anak seperti konsentrasi, kognitif dan motorik halus [14]. BusyBookbisa menjadi media pembelajaran yang di buat untuk anak, dimana bisa melatih motorik halus dengan menggunakan benda-benda yang mirip dengan aslinya [15]. Media BusyBookialah alat atau perantara untuk mengasah kemampuan motorik halus yang berbentuk buku kain, yang terbuat dari flanel atau kain perca. Setiap halaman BusyBookisinya berbeda-beda dengan warna menarik untuk dilihat anak dan mendorong perkembangannya [16]. Penggunaan media BusyBook pada kali ini adalah sarana atau alat yang berbentuk buku yang lembarannya menggunakan kain atau kain perca. Yang di dalamnya berisi berbagai media seperti, membuka dan menutup kancing, menempel gambar pakaian, menganyam kain, menali tali Sepatu. Di mana media tersebut disusun demi mengasah motorik halus anak 4 hingga 5 tahun.
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Fitriyah pada tahun 2021 yang berjudul “Pengembangan Media Busy Book dalam Pembelajaran Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun”. Hasil percobaan dengan media “BusyBook” yang dilakukan pada 8 siswa kelas Ali (Kelompok A) yang dijawab oleh guru kelas dan pendidik selaku pengguna TK Celia Demangan Yogyakarta. Hasil tahap eksperimen menunjukkan bahwa 50% siswa kategori "sangat baik" dan 50% siswa kategori "baik", Intinya yaitu penggunaan BusyBook baik untuk keterampilan motorik halus [17]. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pangesti tahun 2019, yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Busy Book”, dengan metode PTK. Memperoleh hasil bahwa 19 anak atau 76% kemampuan motorik halus anak digunakan melalui media buku BusyBook sebagai indikator pembelajaran. Ketika anak dapat melakukan tugas seperti memasukkan tali ke dalam lubang dan mengikat simpul. Indikator simpul menunjukkan bahwa tugas telah diselesaikan. Kegiatan mengancingkan kancing dilakukan oleh 21 anak atau 84% anak. keterampilan pengikatan kancing dapat dilakukan dengan menempatkan sejumlah kancing di dalam lubang secara bergantian dan melepas serta mengencangkan kancing, dan selesai bila kancing dilepas dan diikat secara berurutan. Indikator ketepatan pola gambar adalah 19 anak atau 76% menyelesaikannya. Indikator ketuntasan setia mengikuti pola suatu bagian gambar ditunjukkan ketika anak mampu menempelkan seluruh pola bagian gambar sesuai polanya, namun ada beberapa yang keluar jalur. anak mampu melakukan pekerjaan pengeleman seluruh pola pada potongan gambar harus dilakukan dengan benar sesuai pola, tanpa melewati garis. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media BusyBook bisa untuk menstimulasi dengan baik kemampuan motorik halus anak khususnya umur 4 hingga 5 tahun [18].
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Rahmasari tahun 2022 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Busy Book”. Memperoleh hasil eksperimen menggunakan media busybook mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan kertas origami , dan hasil uji impact diperoleh skor d=1,58 yang relatif lebih tinggi, oleh karena itu media BusyBook sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak [19]. Pada penelitian terdahulu oleh Fura’idah tahun 2018 dengan judul “Penerapan strategi bermain melalui media busy book untuk meningkatkan fisik motorik halus anak Kelompok A di TK Nafilah Kota Malang”. Hasil observasi menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak meningkat dari rata-rata persentase 50% Siklus I menjadi 100% di Siklus II. Guru dapat meningkatkan aspek motorik halus seperti mengatur koordinasi gerak mata dan tangan menggunakan BusyBook [20].
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hasanah di tahun 2023 dengan judul “ImprovingMotoricSkillsThroughBusyBook Media for 4-5 Year Old Childrenat Aisyiyah Kindergarten 17 Jasem, NgoroDistrict”. Hasilnya menunjukkan bahwa pada siklus sebelumnya sebagian besar anak masih mencapai nilai rata-rata 39%, namun pada siklus I nilai persentasenya meningkat hingga nilai persentasenya turun menjadi 69% atau di bawah nilai maksimal. Peneliti kemudian mengambil langkah Siklus II. Setelah survei Siklus II selesai, persentase hasil anak memiliki rata-rata 81,25%, yang menunjukkan peningkatan signifikan antar Siklusnya. Survei ini menunjukkan lebih banyak bukti bahwa menggunakan media BusyBook dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak [15]. Penelitian terdahulu oleh Rantika di tahun 2024 dengan judul “Busy Book Tiga Dimensi sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatakan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini”, memperoleh hasil sebagai berikut. Sebanyak 10 orang dengan 8 sesi melalui mediaBusyBook3D sebanyak orang dinyatakan efektif sehingga diperoleh 5 anak menunjukkan perkembangan sangat baik (BSB), 3 anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) dan hanya 2 anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) tumbuh. anak masih memerlukan bimbingan guru dalam kegiatan ini. Dari jumlah tersebut, anak mulai mengembangkan kategori penilaian (MB), dimana anak sudah mampu menggambar garis lurus dan diagonal serta mampu menggambar dan mengenali berbagai bentuk. Media BusyBook dapat menstimulus indikator mengkoordinasikan mata dan tangan, serta menciptakan gerakan bentuk kompleks, untuk merepresentasikan dan membuat tiga dimensi, yang dapat merangsang minat berpikir anak [21].
Peneliti diyakinkan melakukan penelitian yang judul "Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media BusyBook Pada Anak Usia 4-5 Tahun" karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa buku BusyBook dapat memperbaiki kemampuan anak khususnya motorik halus seperti mengikuti pola, menarik kancing, dan mengikat simpul. Peneliti menyarankan kepada guru di Taman Kanak-kanak dan PAUD dapat memasukkan media BusyBook ke dalam kurikulum pembelajaran untuk menunjang keterampilan motorik halusnya. Peneliti juga menyarankan kepada Orang tua untuk menggunakan buku BussyBook sebagai alat bantu di rumah untuk mendukung perkembangan motorik halus anak. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan . bisa mengembangkan dan berinovasi dalam membuat media pembelajaran, dimana media BusyBookmenjadi alternatif yang menarik dan efektif, dalam melatih motorik halus.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan dalam situasi pembelajaran di kelas atau dikenal dengan Classrom ActionResearch (CAR), yaitu penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh guru/peneliti untuk mengetahui konsekuensi dari tindakan yang diterapkan pada subjek penelitian di kelas [22]. Menurut Suyanto, PTK sebagai penelitian praktis yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan mengambil tindakan guru untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang timbul dari pekerjaannya sehari-hari di kelas. Permasalahan-permasalahan tersebut bukanlah permasalahan yang dibuat-buat, melainkan permasalahan nyata yang dihadapi di lapangan [22]. menurut Suyanto, PTK sebagai penelitian praktis yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan mengambil tindakan guru untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang timbul dari pekerjaannya sehari-hari di kelas. Permasalahan-permasalahan tersebut bukanlah permasalahan yang dibuat-buat, melainkan permasalahan nyata yang dihadapi di lapangan. Kemmis dan Taggart berpendapat bahwa penelitian tindakan merupakan salah satu penelitian reflektif di mana menggambarkan kegiatan yang dilaksanakan partisipan dalam lingkungan sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan praktik mereka sendiri [23].
Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart yang diadaptasi dari Lewin.. Hal ini dikarenakan terdapat dari empat langkah yaitu: pertama perencanaan , kedua pelaksanaan, ketiga pengamatan, keempat refleksi[24]. Setelah siklus selesai, khususnya setelah refleksi, perencanaan ulang atau modifikasi pelaksanaan siklus sebelumnya dilanjutkan. Berdasarkan penjadwalan ulang ini, akan berjalan dalam bentuk siklus sehingga memungkinkan PTK berjalan dalam beberapa siklus. Adapun model siklus penelitian sebagai beriku.
Figure 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas [25].
Penelitian ini dilaksanakan di TK Darussalam Sugihwaras, Candi, Sidoarjo. Adapun subjeknya adalah anak di kelompok A usia 4 hingga 5 tahun sebanyak 14 anak dengan media BusyBookuntuk menstimulasi motorik halus anak. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu: pertama adalah observasi untuk mengetahui, mengamati subjek selangkah demi selangkah serta mengetahui kemampuan motorik halus anak. Kedua ialah metode wawancara untuk mengetahui lebih detail kekurangan dan kelebihan subjek yang diteliti kepada pendidik yang bertugas dikelas tersebut. Ketiga ialah metode dokumentasi digunakan untuk menyempurnakan data yang diperoleh selama observasi, peneliti akan mengumpulkan beberapa dokumen, gambar media pembelajaran khususnya media buku dari Taman Kanak-kanak Muslimat NU Darussalam Candi Sidoarjo.
Adapun indikator kemampuan motor halus dalam penelitian yaitu mengkoordinasikan mata dan mengontrol melakukan gerakan rumit, Menjiplak bentuk, Mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus (menjumput,) melalui media BusyBook menali sepatu, kancing baju, menganyam, merekatkan gambar. Target keberhasilan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah 75%. Metode analisis kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan realitas atau fakta berdasarkan data yang diperoleh untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus.
Adapun rumus perhitungan dalam penelitian sebagai berikut;
Keterangan:
P : Persentase
F : Nilai yang diperoleh subjek
N : Nilai Maksimum Jumlah Total Siswa.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2023-2024 di Taman Kanak-kanak Muslimat NU Darussalam Candi, Sidoarjo. Taman kanak-kanak ini terletak di jantung desa dan gedungnya terhubung dengan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam. Ada bangunan tempat tinggal di dekatnya dan Musholla di samping jalan. Sebagian besar siswa yang bersekolah di Taman Kanak-kanak ini memiliki tempat tinggal di Kecamatan Candi. Taman Kanak-kanak Muslimat NU Darussalam memiliki empat ruang sebagai kelas, tiga kelas untuk kegiatan pembelajaran dan satu kelas digunakan untuk berkumpul pada pembukaan dan berdoa. Ruang guru terletak di sebelah ruang kepala sekolah dan toilet. Karena ruang kelas A dan Kelas B terintegrasi, maka kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dalam dua sesi. Taman Kanak-kanak Darussalam mempunyai satu orang kepala sekolah dan enam orang guru, Perlengkapan yang ada di kelas meliputi, rak, kursi, papan tulis, loker, meja. Serta Tersedia fasilitas elektronik seperti televisi, printer, laptop, kipas angin, dan perlengkapan audio.
Pra Siklus
Sebelum memulai Penelitian di TK Muslimat NU Darussalam pada anak kelompok A. Peneliti terlebih dahulu melakukan Perencanaandi mulai menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), alat dan bahan, serta alat dokumentasi. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan anak-anak memasuki satu ruangan dan melakukan pembukaan bersama. Setelah itu, mereka duduk di lantai dan menjalani kegiatan rutin harian, yaitu mengaji. Guru kemudian memberikan sambutan melalui sesi tanya jawab dan mencatat absensi, dengan bertanya kepada siswa tentang teman-teman yang tidak hadir, dan mengakhiri dengan berhitung setiap anak. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan sesuai RPPH, yaitu mengenai rumah dan bagian-bagiannya. Anak-anak kemudian melakukan berbagai aktivitas seperti menulis huruf “r”, menghubungkan tulisan bagian rumah dengan gambar, menebalkan kata “Rumahku”, dan mewarnai gambar rumah. Untuk kegiatan penutup, anak-anak merapikan ruangan kelas, bernyanyi lagu-lagu anak, dan evaluasi melalui tanya jawab tentang kegiatan yang telah diselesaikan serta kegiatan di akhiri dengan doa dan salam.
Peneliti melakukan pengamatan ini untuk menemukan indikator yang belum dapat terselesaikan, peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada guru kelas. Hal ini untuk mendukung dan mengetahui indikator yang belum berkembang. Adapun hasil penelitian awal yang dilakukan pada 14 anak didik melalui kegiatan pembelajaran seperti menulis huruf “r”, mengenal bagian-bagian rumah, menebali kata rumah, dan mewarnai gambar rumah, sebagai berikut.
No. | Indikator | Rata-rata | Persentase % |
1 | Menjiplak | 2.00 | 50.00 |
2 | Melukis garis | 2.14 | 53.57 |
3 | Menjumput | 1.00 | 25.00 |
Berdasarkan data di atas, Dari semua indikator tersebut memiliki nilai Persentase sebagai berikut Menjiplak 50%, Melukis garis 53,5%, Menjumput 25%. kita dapat melihat bahwa anak-anak belum memenuhi kriteria kelulusan.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan menunjukkan kemampuan motorik halus anak belum maksimal, disebabkan kurangnya kegiatan pembelajaran dan lebih terfokus pada pengerjaan lembar kerja siswa yang berdampak pada kurangnya optimalnya perkembangan motorik halus anak. Maka dari itu, hasil refleksi dari kegiatan pembelajaran dapat disimpulkan peneliti untuk siklus pertama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Penelitian Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan demi memperbaiki motorik halus pada kelompok A dengan menggunakan media BusyBook. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas. awal hingga akhir siklus, dimana peneliti dan guru menggunakan BusyBook untuk melakukan kegiatan observasi.
Pada tahap awal atau perencanaan
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), alat, media, lembar pengamatan dan alat dokumentasi untuk mengumpulkan data selama proses penelitian.
Pada saat pelaksanaan penelitian siklus I dengan kerja sama guru, anak-anak memasuki satu ruangan dan melakukan pembukaan bersama. Setelah itu, mereka duduk di lantai dan menjalani kegiatan rutin harian, yaitu mengaji. Guru kemudian memberikan sambutan melalui sesi tanya jawab dan mencatat absensi, dengan bertanya kepada siswa tentang teman-teman yang tidak hadir, dan mengakhiri dengan berhitung setiap anak. Memasuki kegiatan pembelajaran, sesuai RPPH yang dibuat yaitu pengenalan macam-macam pakaian, serta pemberian demonstrasi penggunaan media BusyBook yaitu lembaran replika baju dengan kancing, lembar anyaman dan lembaran yang berisi replika Sepatu dengan tali. Untuk kegiatan penutup, anak-anak merapikan ruangan kelas, bernyanyi lagu-lagu anak, dan evaluasi melalui tanya jawab tentang kegiatan yang telah diselesaikan serta kegiatan di akhiri dengan doa dan salam.
Berdasarkan pengamatan peneliti melalui media BusyBook dalam peningkatan kemampuan motorik halus. anak terlihat senang, ketika melihat media yang di bawa. Peneliti melihat dengan BusyBook (lembar replika baju, lembar anyaman, lembar replika sepatu), kemampuan menjiplak, menjumput, dan melukis garis menunjukkan peningkatan meski belum maksimal. Beberapa anak masih kesulitan dalam menjumput dan menjiplak melalui lembaran baju kancing dan lembar replika sepatu.
Tabel berikut ini menunjukkan kemampuan motorik kalus saat penggunaan media BussyBook pada siklus I:
No. | Indikator | Rata-rata | Persentase % |
1 | Menjiplak | 2.57 | 64.29 |
2 | Melukis garis | 2.36 | 58.93 |
3 | Menjumput | 2.57 | 64.29 |
Berdasarkan tabel di atas, siklus I menunjukkan bahwa dalam kemampuan motorik halus anak mulai meningkat secara bertahap. Menjiplak memiliki Presentasi 64,29%. Melukis garis memiliki Persentase: 58,93% . Menjumput memiliki Persentase: 64,29%. terdeteksi beberapa masalah di mana pada indikator melukis garis memiliki rata-rata dan Persentase yang lebih rendah dibandingkan indikator lainnya
Hasil refleksi peneliti menunjukkan bahwa motorik halus anak kelompok A di TK Muslimat NU Darussalam Chandi Sidoarjo belum mencapai hasil terbaik. Hal ini di sebabkan oleh anak baru pertama kali distimulus seperti belajar menganyam dan menali sepatu. Pada Siklus I ini masih mempunyai sejumlah masalah, sehingga perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang terbaik. Hal ini disebabkan motorik halus anak belum mengalami peningkatan atau belum berkembang jika tidak sampai 75%.Adapun langkah selanjutnya adalah pelaksanaan siklus II
Siklus II
Penelitian Siklus II dilakukan untuk memperbaiki problem pada motorik halus anak sebelumnya, melalui media BusyBook. Peneliti melakukan penelitian ini bekerja sama dengan guru kelas. Awal hingga akhir siklus, peneliti dan guru menggunakan BusyBook untuk melakukan kegiatan observasi. Pada perencanaan penelitian menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), alat, media, lembar pengamatan dan alat dokumentasi untuk mengumpulkan data selama proses penelitian.
Pada saat pelaksanaan penelitian siklus II dengan kerja sama guru, anak-anak memasuki satu ruangan dan melakukan pembukaan bersama. Setelah itu, mereka duduk di lantai dan menjalani kegiatan rutin harian, yaitu mengaji. Guru kemudian memberikan sambutan melalui sesi tanya jawab dan mencatat absensi, dengan bertanya kepada siswa tentang teman-teman yang tidak hadir, dan mengakhiri dengan berhitung setiap anak. Memasuki kegiatan inti, sesuai dengan RPPH yaitu kemudian memasuki kegiatan pembelajaran dengan pengenalan macam-macam pakaian, serta pemberian demonstrasi penggunaan mediaBusyBook yaitu lembaran yang berisi merekatkan gambar dan lembaran anyaman dari kain. Untuk kegiatan penutup, anak-anak merapikan ruangan kelas, bernyanyi lagu-lagu anak, dan evaluasi melalui tanya jawab tentang kegiatan yang telah diselesaikan serta kegiatan di akhiri dengan doa dan salam.
Berdasarkan pengamatan peneliti, anak-anak terlihat senang, ketika melihat media yang di bawa. Melalui demonstrasi sebanyak 3 kali sebelum anak melakukan tugas dengan media BusyBook yang berisi lembaran replika baju, lembaran anyaman, lembaran merekatkan gambar. Peneliti melihat melalui media BusyBook dapat menunjang kemampuan motorik halus anak. Pada lembar kain replika baju terlihat ada beberapa anak yang bisa mengkoordinasikan mata tangan. Pada lembar yang berisi merekatkan gambar terlihat bisa dan pada lembaran anyaman kain kemampuan menjumput dan menjiplak anak terpenuhi.
Tabel berikut ini menunjukkan kemampuan motorik halus melalui media BussyBook pada tindakan siklus II.
No. | Indikator | Rata-rata | Persentase % |
1 | Menjiplak | 3.29 | 82.14 |
2 | Melukis garis | 3.79 | 94.64 |
3 | Menjumput | 3.14 | 78.57 |
Berdasarkan tabel di atas hasil siklus II menunjukkan indikator motorik halus yaitu: Menjiplak memiliki Presentasi 82,14%. Melukis garis memiliki Persentase 94,64%. Menjumput memiliki Persentase: 78,57%.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada kelompok A di Taman kanak-kanak muslimat NU Darussalam Candi Sidoarjo, menunjukkan bahwa media BussyBook dapat secara efektif meningkatkan keterampilan motorik halus anak secara maksimal. Setelah pelaksanaan Siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan pada siklus II media BusyBook yang di gunakan dapat memaksimalkan indikator motorik halus.
Temuan ini menunjukkan bahwa BusyBook bisa menjadi alat atau media yang efektif untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak, serta sudah sejalan dengan tujuan pengembangan keterampilan motorik halus adalah keahlian menggunakan otot kecil seperti menggerakkan jari tangan, serta mampu mengkoordinasikan tangan dan mata dengan tepat. Melalui pengembangan keterampilan motorik halus dapat mendukung aspek perkembangan lainnya [9]. Didukung pula oleh penelitian yang meyakini bahwa untuk mengkoordinasikan antara mata dan tangan, anak dapat menggunakan Media BusyBookuntuk merepresentasikan dan membuat tiga dimensi. Selain itu, dapat merangsang minat berpikir anak [21]. Pada penelitian lain dengan kelas eksperimen yang menggunakan media BusyBook mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan kertas origami [19].
Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang menggunakan media BusyBook berhasil melalui dua siklus, dimana media BusyBook dapat membantu anak-anak meningkatkan keterampilan motorik halusnya. Adapun ilustrasi setiap siklusnya sebagai berikut. Pada Pra Siklus di indikator meniru yang dicontohkan 50%, memegang dengan jari 53,5%, memasukkan tali kain 25%, yang mana hal ini menunjukkan motorik halus belum berkembang dengan baik. Siklus I pada indikator Menjiplak memiliki Presentasi 64,29%. Melukis garis memiliki
Persentase: 58,93%. Menjumput memiliki Persentase: 64,29%, namun hal ini belum berkembang seperti yang di harapkan. Pada Siklus II persentase rata -ratanya Menjiplak memiliki Presentasi 82,14%. Melukis garis memiliki Persentase 94,64%. Menjumput memiliki Persentase: 78,57%. Temuan ini secara otomatis menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media Busy Book dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak khususnya usia 4-5 tahun. Dari hasil tersebut peneliti dapat menyarankan kepada peneliti selanjutnya, orang tua, pendidik, untuk menjadikan BusyBook media stimulus motorik halus anak.
Saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti berharap bahwa penelitian mengenai kegiatan media BusyBook tidak akan berhenti setelah penelitian ini selesai, diharapkan akan menjadi bahan penelitian yang lebih lanjut dan lebih baik serta dapat menggunakan media yang lebih kreatif untuk mengoptimalkan motorik halus anak. Bagi pendidik, peneliti berharap Pendidik dapat menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dari sebelumnya untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan anak, salah satunya penggunaan media BusyBook untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak. Bagi orang tua, peneliti bisa menyarankan untuk memiliki media BusyBookkarena mudah dan efektif untuk anak.
Ucapan Terimakasih
Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memfasilitasi, mempermudah, memperlancar pembuatan karya ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya, dosen pembimbing dan semua orang yang membantu saya baik langsung maupun tidak langsung. Karena tulisan ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan dorongan orang-orang di sekitar saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah dan guru Taman Kanak-kanak Muslimat NU Darussalam yang telah memberikan izin, dukungan, dan kerja sama yang baik selama proses penelitian. Keberhasilan artikel ini berkat doa, ikhtiar, ketekunan, komitmen, serta dorongan dan doa semua pihak. saya berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan menginspirasi pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik di masa depan.
References
[1] E. Damayanti, Nurhasanah, Nurafia, and E. E. Kamal, "Deteksi Dini Pencapaian Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun," Indonesian Journal of Early Childhood Education, vol. 2, pp. 10–24, 2019.
[2] S. Tatminingsih and M. Pd, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Usia Anak Dini. Jakarta, Indonesia: Universitas Terbuka Press, 2016.
[3] S. R. Talango, "Konsep Perkembangan Anak Usia Dini," Early Childhood Islamic Education Journal, vol. 1, no. 1, pp. 92–105, 2020, doi: 10.54045/ecie.v1i1.35.
[4] E. Widayanti and R. S. Amanda, "Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media Busy Book Tema Tanaman pada Anak Usia 4-5 Tahun," Indonesian Journal of Instructional, vol. 4, pp. 36–44, 2023.
[5] D. W. Hoffman, Teori dan Praktik Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, 1st ed. Jakarta, Indonesia: Prenadamedia, 2021.
[6] M. P. Choirun Nisak Aulina, Ed., Metodologi Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Sidoarjo, Indonesia: UMSIDA Press, 2017.
[7] A. K. Sanenek, N. Nurhafizah, D. Suryana, and N. Mahyuddin, "Analisis Pengembangan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia Dini," Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol. 7, no. 2, pp. 1391–1401, 2023, doi: 10.31004/obsesi.v7i2.4177.
[8] N. Nuraya, N. Nurhasanah, I. N. Suarta, and I. M. S. Astawa, "Pengembangan Kegiatan Meronce Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Mekar Sari Kota Mataram," Jurnal Ilmiah Profesi Pendidik, vol. 7, no. 4b, 2022, doi: 10.29303/jipp.v7i4b.1052.
[9] Y. Y. Nurjani, E. Jubaedah, S. Nurjayati, and D. S. Aliyah, "Upaya Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menggunting," Prosiding Seminar Nasional PAUD, pp. 1–8, 2019.
[10] S. N. Kusuma Dewi, "Stimulasi Motorik Halus Usia 4-5 Tahun Melalui Kegiatan Seni Rupa," Jurnal Pendidikan Anak, vol. 7, no. 2, pp. 190–195, 2018.
[11] Kementerian Pendidikan Nasional RI, Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini No. 137 Tahun 2014. Jakarta, Indonesia: Kemdikbud, 2014.
[12] Y. Afrianti and A. Wirman, "Penggunaan Media Busy Book untuk Menstimulasi Kemampuan Membaca Anak," Jurnal Pendidikan Tambusai, vol. 4, no. 2, pp. 1156–1163, 2020.
[13] H. Zaini and K. Dewi, "Pentingnya Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini," Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, vol. 1, no. 1, pp. 81–96, 2017, doi: 10.19109/ra.v1i1.1489.
[14] S. Qomariyah, U. Rosyidah, I. Ayuwanti, and S. Widyawati, "Pemanfaatan Kain Flanel sebagai Alat Peraga Pendidikan bagi Anak Usia Dini," Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 1, no. 3, pp. 380–386, 2022, doi: 10.55983/empjcs.v1i3.160.
[15] R. Hasanah and E. Destiana, "Improving Motoric Skills Through Busy Book Media for 4-5 Year Old Children at Aisyiyah Kindergarten 17 Jasem, Ngoro District," Inquiry Journal, vol. 1, no. 1, pp. 52–62, 2023, doi: 10.53622/ij.v1i01.137.
[16] D. Yuniarni, "Pengembangan Busy Book Berbasis Neurosains dalam Rangka Pengenalan Seks untuk Anak Usia Dini," Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol. 6, no. 1, pp. 513–525, 2021, doi: 10.31004/obsesi.v6i1.1336.
[17] Q. F. Fitriyah, S. Purnama, Y. Febrianta, S. Suismanto, and H. ‘Aziz, "Pengembangan Media Busy Book dalam Pembelajaran Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun," Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol. 6, no. 2, pp. 719–727, 2021, doi: 10.31004/obsesi.v6i2.789.
[18] N. P. Pangesti, S. Wahyuningsih, and N. K. Dewi, "Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Busy Book," Kumara Cendekia, vol. 7, no. 4, p. 381, 2019, doi: 10.20961/kc.v7i4.35022.
[19] A. Rahmasari and S. Ismet, "Efektivitas Permainan Busy Book dalam Melatih Motorik Halus Anak," Journal of Childhood Education (JCE), vol. 6, no. 2, p. 304, 2022, doi: 10.30736/jce.v6i2.996.
[20] F. M. Ramli, "Penerapan Strategi Bermain melalui Media Busy Book untuk Meningkatkan Fisik Motorik Halus Anak Kelompok A di TK Nafilah Kota Malang," Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian, dan Pengembangan, pp. 1594–1598, 2018.
[21] T. Rantika, I. F. Zahro, and A. R. Atika, "Busy Book Tiga Dimensi sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini," Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol. 7, no. 1, pp. 15–25, 2024.
[22] A. Azizah, "Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru dalam Pembelajaran," Auladuna: Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, vol. 3, no. 1, pp. 15–22, 2021, doi: 10.36835/au.v3i1.475.
[23] Legiman, "Penelitian Tindakan Kelas (PTK)," LPMP Yogyakarta Journal, vol. 1, no. 1, pp. 1–15, 2015.
[24] Mu’alimin and R. A. C. Hari, Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktek. Yogyakarta, Indonesia: Ganding Press, 2014.
[25] M. Musafir, A. Mulyono, and M. Hamdani, "Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Kelompok B Melalui Kegiatan Menanam Biji Kacang Hijau di PAUD Al-Hamzar Lokok Aur," Jurnal Ilmiah Mandala Education, vol. 9, no. 1, pp. 779–787, 2023, doi: 10.58258/jime.v9i1.4791.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Categories
License
Copyright (c) 2025 Edy Arizul Handika, LULUK IFFATUR ROCMAH

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.