Study of the SQ3R Pop-Up Book Learning Method and Reading Ability of Elementary School Students

Studi Metode Pembelajaran SQ3R Pop-Up Book dan Kemampuan Membaca Siswa SD

Authors

  • Khusnul Khotimah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Vevy Lansari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.911

Keywords:

SQ3R, Pop-Up Book, Reading Comprehension, Elementary Students, Educational Method

Abstract

General Background: A lack of literacy skills often makes reading an unpopular and challenging activity, despite its importance for information retrieval and comprehension. Specific Background: To address this, selecting an engaging learning method is crucial to prevent monotony in the educational process. This study focuses on the Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) method combined with Pop-Up Books as a potential solution. Knowledge Gap: While the SQ3R method is established, its specific application with Pop-Up Books and its effect on elementary students’ reading comprehension has not been thoroughly examined. Aims: This research aims to determine the influence of the SQ3R-based Pop-Up Book learning method on the reading comprehension skills of fourth-grade students at SD Muhammadiyah 1 Krembung. Results: Utilizing a quantitative approach with a one-group pretest-posttest design, the analysis revealed a significant finding. A paired sample t-test showed a sig (2-tailed) value of 0.000 (< 0.05), leading to the rejection of the null hypothesis and acceptance of the alternative hypothesis. Novelty: The integration of the SQ3R method with the interactive nature of Pop-Up Books offers a novel approach to enhance reading engagement. Implications: The findings demonstrate that the SQ3R-based Pop-Up Book method is effective in improving the reading comprehension of elementary school students.

Highlights:

  • The study found a significant improvement in students' reading comprehension.

  • The research used the SQ3R method combined with Pop-Up Books.

  • The method is effective in making reading more engaging for students.

Keywords: SQ3R, Pop-Up Book, Reading Comprehension, Elementary Students, Educational Method

Pendahuluan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Program Penilaian Pelajar Internasional atau Program for Internasional Student Assessment (PISA), tingkat kemampuan membaca peserta didik sekolah dasar di Indonesia terhitung rendah. Data dari PISA tahun 2022 menunjukkan bahwa skor literasi membaca Indonesia mengalami penurunan sebesar 12 poin dibandingkan dengan hasil PISA 2018. Hasil tersebut juga mengindikasikanbahwa siswa Indonesia tertinggal sebanyak 117 poin dari skor rata-rata literasi global. Ironisnya, hanya 25,46% siswa Indonesia yang mencapai standar kompetensi minimum dalammembaca menurut PISA. [1]. Dalam konteks kemampuan membaca, anak-anak Indonesia berada pada peringkat 70 dari 80 negara dengan skor literasi membaca 359, menunjukkan bahwa prestasi membaca di Indonesia masih di bawah rerata global. Kondisi ini konsisten dengan data serupa beberapa tahun sebelumnya, seperti yang terlihat pada hasil uji Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) di tahun 2011. Pada tahun tersebut, kemampuan membaca peserta didik Indonesia pada negara ini terletak di urutan ke-45 dari 48 negara anggota, dengan skor 428 dan masih di rata-rata skor bawah global sebesar 500 poin [2].

Beberapa kajian kuantitatif telah dilakukan mengenai minat dan kegemaran membaca di berbagai provinsi di Indonesia, yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan. Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melakukan penelitian menyeluruh. Hasilnya adalah dengan merilis Indeks Aktivitas Literasi Membaca yang dikenal sebagai Indeks Alibaca, untuk 34 provinsi di Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, 9 provinsi sekitar (26%) berada dalam kategori aktivitas literasi sedang; 24 provinsi sekitar (71%) berada dalam kategori rendah; dan 1 provinsi sekitar (3%) berada dalam kategori sangat rendah. Dengan demikian, sebagian besar provinsi berada dalam kategori aktivitas literasi rendah dan tidak satu pun dari mereka berada dalam kategori level aktivitas literasi tinggi [3]. Rendahnya minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia tersebut hanya satu dari 1.000 orang yang memiliki kebiasaan membaca, Hal ini dapat menjadi faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca di tingkat sekolah. Secara keseluruhan, hasil survei mengindikasikan perlunya upaya perbaikan dan perhatian lebih lanjut terhadap kemampuan membaca di Indonesia guna meningkatkan literasi siswa dan masyarakat secara umum. Pada tingkat pembelajaran, gerakan literasi sekolah/madrasah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, berkomunikasi secara kreatif, memahami teks, dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi. [4].

Kurangnya tingkat literasi membuat membaca menjadi aktivitas yang tidak mudah dan tidak populer, sehingga banyak yang tidak menyukainya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembelajaran yang efektif dengan meningkatkan kualitas metode pembelajaran, termasuk penggunaan berbagai media dan sumber untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas [5]. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran dalam membaca menjadi faktor krusial untuk mendukung dalam pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut yang disebutkan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah terkait penggunaan metode dan media pembelajaran dalam membaca pemahaman pada kelas IV SD Muhammadiyah 1 Krembung. Pemilihan cara belajar ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak monoton. Salah satu metode atau cara yang ampuh guna mengatasi kendala dalam menafsirkan bacaan dengan baik dan benar, serta mengoptimalkan kemampuan membaca peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang dikenal sebagai SQ3R, yaitu Survey, Question, Read, Recite, and Review. Metode pembelajaran dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat [6]. Metode SQ3R ini menitikberatkan pada partisipasi aktif peserta didik dalam menggali dan memahami konsep-konsep yang dipelajari [7]. Metode pembelajaran SQ3R dibuat untuk memberikan dukungan kepada siswa dalam pemahaman materi pelajaran melalui serangkaian langkah-langkah, termasuk tahap meninjau (survey), bertanya (question), membaca (read), mengutarakan (recite), dan meninjau kembali (review) [8]. Dikarenakan metode pembelajaran ini membimbing peserta didik untuk melakukan pembacaan secara aktif, sehingga dapat mendukung pemahaman isi bacaan dengan efektif.

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R akan lebih efektif jika didukung dengan suatu media embelajaranp berupa gambar serta bisa memberikan visual yang nyata bagi peserta didik. Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, motivasi dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dapat terpengaruh secara positif. Salah satu media yang efektif adalah pop-up book, yang merupakan buku yang dapat menampilkan halaman dan ketika dibuka terdapat lipatan gambar atau ilustrasi membentuk tiga dimensi yang menarik dan dapat digerakkan [9]. Pop-up book merupakan bacaan yang memiliki kemampuan beralih dan berinteraksi menggunakan kertas seperti lipatan, gulungan, dan kerangka. Penggunaan media pop-up ini dapat memudahkan peserta didik dalam memecahkan masalah dan meningkatkan fokus saat menyimak, sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap bacaan [10]. Selain itu, melalui media pop-up book peserta didik juga dapat berinteraksi melalui pengamatan secara langsung dan sentuhan, sehingga dapat meningkatkan peran aktif dan semangatnya dalam proses pembelajaran [11].

Membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa yang memegang peranan penting dalam kehidupan berbahasa. Karenanya, peserta didik perlu memperoleh kemahiran membaca dengan baik sebelum mengeksplorasi kemampuan membaca yang semakin tinggi, karena kemampuan membaca memiliki dampak besar pada proses belajar mereka. Membaca pemahaman merupakan suatu cara di mana seseorang memahami, mengingat, serta menyimpan penjelasan yang terdapat dalam suatu bahan bacaan [12]. Membaca pemahaman melibatkan berbagai indera dan merupakan aktivitas berpikir untuk memahami tulisan, arti, dan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca [13]. Keterampilan membaca pemahaman dianggap sebagai kebutuhan pokok dan kunci keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, kemampuan membaca tidak hanya sejauh mengetahui teks dan tanda baca, tetapi juga melibatkan pemahaman terhadap maksud yang terkandung dalam bacaan. Penguasaan membaca pemahaman yang baik akan meningkatkan prestasi belajar dan mendukung pemahaman serta pengetahuan tentang lingkungan sekitar. Secara sederhana, keterampilan ini memberikan peserta didik peluang luas untuk menjelajahi dunia baru dan memperoleh pengetahuan serta pengalaman baru [14]. Membaca pemahaman membutuhkan pembaca yang mampu untuk memahami isi bacaan. Pada tahap ini, pembaca tidak lagi memiliki kemampuan untuk merangkai setiap bunyi bahasa menjadi kata, frase, dan kalimat. Tetapi mereka masih harus memahami isi bacaan tersebut [15].

Ada beberapa kriteria untuk menilai kemampuan membaca pemahaman, termasuk: 1) Sikap dalam membaca, 2) Pemahaman dalam membaca, 3) Penentuan kalimat utama pada setiap paragraf, 4) Penjelasan makna dalam bacaan, dan 5) Peringkasan isi bacaan. Dengan melakukan kegiatan membaca, peserta didik memiliki peluang untuk mengakses berbagai informasi dan pandangan yang beragam, sehingga pengetahuan mereka dapat berkembang dengan luas. Meskipun demikian, beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami teks yang mereka baca, mengenali konteks, dan menangkap inti pesan yang disampaikan.

Kemampuan membaca pada peserta didik, khususnya di jenjang sekolah dasar, memiliki hubungan dengan rendahnya minat membaca di kalangan siswa sekolah dasar di Indonesia, yang umumnya masih rendah. Secara nyata, sebagian besar masyarakat saat ini mengalami kesulitan membaca, bukan karena kurangnya fasilitas yang memadai, melainkan rendahnya kesadaran diri masyarakat itu sendiri [16]. Penelitian oleh S. Anjani menunjukkan bahwa adanya gerakan literasi di lingkungan sekolah dapat meningkatkan minat membaca dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa, yang pada akhirnya membuat pembaca lebih informasional [17]. Metode pembelajaran SQ3R diakui bisa menumbuhkan optimalisasi kemampuan membaca peserta didik. Suatu penelitian Iin Nursabiela Rosadha Putri (2023) menunjukkan bahwa penggunaan metode SQ3R pada peserta didik memberikan dampak yang signifikan dan efektif terhadap perkembangan kemampuan membaca pemahaman [18]. Penelitian Dwi Sandra Fera Yulia (2019) menunjukkan bahwa metode SQ3R membantu menumbuhkan minat siswa dalam membaca dan menciptakan pembelajaran aktif. [19].

Kemudian penelitian I Wayan Misnawan (2020) menunjukkan bahwa model pembelajaran SQ3R berbantuan buku cerita menjadikan siswa bertambah gairah dengan adanya bantuan media sehingga keterampilan membaca siswa menjadi meningkat [20]. Selain metode, penggunaan media pembelajaran juga dianggap krusial, dan hal ini sesuai dengan temuan penelitian lain Gusti Ayu Pradnya Paramita (2022) penggunaan buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran memiliki dampak menarik perhatian siswa, meningkatkan motivasi peserta didik untuk aktif dalam membaca, dan merangsang keberagaman pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa [21]. Penelitian selanjutnya Liya Atika Anggrasari (2022) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan bantuan buku animasi berbasis pop-up lebih efektif daripada metode konvensional dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Bahasa Indonesia [22]. Kemudian penelitian Yosiana Eskris (2022) menyimpulkan bahwa media pembelajaran pop-up book mampu memberikan dampak yang sangat positif dalam peningkatan kemampuan membaca lancar siswa [23]. Pemanfaatan buku animasi berbasis pop-up sebagai media membaca dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap kegiatan membaca. Dengan memanfaatkan media animasi berbasis pop-up, siswa yang masih menghadapi kesulitan dalam membaca dapat mendapatkan bantuan untuk memahami isi bacaan.

Dari hasil penelitian di atas, terdapat kesenjangan yang menunjukkan adanya dampak positif dari penerapan metode SQ3R. Meskipun telah ada berbagai upaya pengembangan dan juga beberapa aspek yang dianggap perlu diperbarui atau dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini memasukkan unsur inovasi dengan mengintegrasikan media bantuan berupa pop-up book untuk mendukung pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan. Penggunaan metode dan media ini dianggap lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman membaca peserta didik. Hal ini membuat aktivitas membaca menjadi lebih menarik, memberikan kesan yang menyenangkan, dan menghindari kebosanan. Desain pop-up book didasarkan pada konsep warna-warni untuk merangsang ketertarikan dan keingintahuan peserta didik dalam penggunaan media.

Hasil penelitian ini sejalan dengan dilakukan oleh peneliti sebelumnya yakni Iin Nursabiela Rosadha Putri (2023) dengan judul “Penggunaan Metode SQ3R Berpengaruh terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik di Sekolah Dasar“. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SQ3R mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SD Inpres 135 Hasik Jaya. Hasil uji Shapiro Wilk pada uji normalitas nilai sig > 0,05 data yang didapatkan berdistribusi normal, dan uji-T terdapat adanya pengaruh yang signifikan yang mana nilai sig adalah <0,05. Penelitian selanjutnya dari Dwi Sandra Fera Yulia (2019) dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia” menunjukkan hasil bahwa metode pembelajaran SQ3R meningkatkan hasil belajar, seperti yang ditunjukkan dari hasil uji t, di mana nilai t hitung 6,866 > dari t tabel 2,011 dan nilai signifikansi 0,000 < alpha 0,050. Data menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian penelitian selanjutnya I Wayan Misnawan (2020) dengan judul “Model Pembelajaran SQ3R Berbantuan Buku Cerita Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa” menunjukkan hasil bahwa terdapat nilai nya signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SQ3R dengan menggunakan buku cerita berdampak positif terhadap keterampilan membaca pada siswa SD kelas III.

Selanjutnya yakni penelitian dilakukan oleh Gusti Ayu Putu Pradnya Paramita (2022) dengan judul “Buku Cerita Bergambar Guna Meningkatkan Keterampilan Membaca Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD“. Hasil penelitan terbukti bahwa buku bergambar dapat menarik perhatian siswa, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam aktivitas membaca yang lebih aktif serta membuat pembelajaran lebih bervariasi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liya Atika Anggrasari (2022) dengan judul “The Effectiveness of Pop-Up-based Animation Book to Improve Reading Comprehension Skills of Elementary School Students“. Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t nilai efektivitas penggunaan buku pop-up adalah 6,13% dan menunjukkan bahwa Thitung lebih besar dari Ttable (2.6667 > 2.00). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan buku animasi berbasis pop-up meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa lebih baik daripada pembelajaran dengan media konvensional. Dan selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yosiana Eskris (2022) dengan judul “Media Pop-Up Book Berbasis Model Pembelajaran APACIN Meningkatkan Kemampuan Kefasihan Membaca Siswa”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pop up buku yang didasarkan pada model pembelajaran APACIN terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa di kelas 1 SD. Hasil uji validasi ahli materi dan uji validasi media masing-masing memperoleh skor nilai kategori sangat tinggi. Selain itu, hasil angket respons guru juga memperoleh skor sangat tinggi.

Berdasarkan konteks yang telah dijelaskan, perumusan masalah pada penelitian tersebut yakni apakah ada pengaruh metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Krembung? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Dan pada penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman lebih mendalam mengenai pengaruh metode pembelajaran SQ3R berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.

Metode

Metode penelitian ini merujuk pada pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu [24]. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Jenis desain penelitian yang diterapkan adalah one-group pretest-posttest design, di mana dilakukan pretest sebelum perlakuan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa. Pretest berguna untuk memperoleh data sebelum perlakuan, memungkinkan perbandingan yang lebih akurat dengan kondisi setelah perlakuan, yang diukur melalui posttest.

Group Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 X O2
Table 1. Desain Penelitian

Keterangan:

O1: Pretest kemampuan membaca pemahaman peserta didik sebelum diberikan perlakuan

X: Perlakuan dilakukan dengan menggunakan metode SQ3R berbasis Pop-Up Book

O2: Postest kemampuan membaca pemahaman peserta didik setelah diberikan perlakuan

Penelitian dilaksanakan di kelas tinggi yaitu pada kelas IV Ali Bin Abi Thalib SD Muhammadiyah 1 Krembung. Pada penelitian ini pengambilan populasi dan sampelnya sama. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh kelas IV Ali Bin Abi Thalib dengan total 25 siswa. Sampel yang digunakan yaitu teknik sampling, yang digunakan adalah sampling jenuh yang termasuk dalam probability sampling. Sampling jenuh ini merupakan teknik penentuan sampel seluruh anggota populasi, teknik ini sering digunakan apabila populasinya relatif kecil atau kurang dari 30 orang. Sampel terdiri dari satu kelas IV dengan total 25 siswa, terdiri dari 10 perempuan dan 15 laki-laki. Variabel dalam penelitian terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas (X), yang mencakup metode sq3r dan penggunaan pop-up book, dan variabel terikat (Y), yakni kemampuan membaca pemahaman.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa tes untuk menilai kemampuan membaca pemahaman siswa saat penerapan metode sq3r berbasis pop-up book. Instrumen penelitian melibatkan lembar soal tes uraian. Analisis data penelitian ini dihitung menggunakan statistik berdasarkan data di lapangan. Selanjutnya, dilakukan uji-t melalui uji pra-syarat yakni uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahiu apakah persebaran data yang bersifat normal atau tidak. Penelitian uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows. Kemudian uji paired sample t-test melalui SPSS versi 21.0 for windows.

Hasil dan Pembahasan

Data dari hasil penelitian ini diperoleh dari nilai pretest dan posttest yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman siswa. Data tersebut akan dianalisis dengan statistik deskriptif, uji normalitas dan uji paired sample t-test dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21.0 for windows.

Hasil observasi yang diperoleh ketika sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran survey, question, read, recite, and review (SQ3R) berbasis pop-up book yakni menurut guru kelas, peserta didik tidak pernah mendapat perlakuan dengan beberapa metode pembelajaran ketika pembelajaran khususnya metode pembelajaran survey, question, read, recite, and review (SQ3R). Karena terbatasnya tenaga dan media pembelajaran sehingga peserta didik tidak pernah menggunakan media pembelajaran terutama seperti media pop-up book. Oleh karena itu, ketika pembelajaran khususnya yang berhubungan dengan membaca peserta didik sangat kurang bersemangat untuk belajar. Sehingga ketika pembelajaran dengan menerapkan metode survey, question, read, recite, and review (SQ3R) peserta didik ketika membaca suatu bacaan menjadi lebih terarah, peserta didik juga lebih aktif ketika pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran pop-up book menjadikan minat dan antusias belajar peserta didik menjadi bertambah.

Dari data yang diperoleh kemudian diproses pada analisis data deskriptif yaitu penelitian yang digunakan di SD Muhammadiyah 1 Krembung pada siswa kelas IV Ali Bin Abi Thalib telah memberikan data dari hasil rata-rata nilai pretest dan posttest yang diperoleh dari soal kemampuan membaca pemahaman yang telah di ujikan dengan menggunakan pengujian statistik deskriptif. Berikut adalah data uji statistik deskriptif hasil pretest dan posttest kemampuan membaca pemahaman peserta didik dengan menggunakan metode SQ3R berbasis pop-up book pada kelas eksperimen di bawah ini :

Figure 1.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pretest hasil rata-rata kemampuan membaca pemahaman peserta didik yaitu 42,25 dengan nilai minimum yang didapat 18,75 dan nilai maksimumnya yaitu 81,25 dengan simpangan baku (Std. Deviation) 16,16. Sedangkan untuk rata-rata hasil posttest yaitu 82,02 dengan nilai minimum yaitu 56,25 dan nilai maksimumnya yaitu 100 dengan simpangan baku (Std. Deviation) = 11,59. Selanjutnya data dianalisi menggunakan uji normalitas, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak (Hasyda, 2022) . Analisis statistic ini menggunakanuji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikan 5% untuk pengambilan keputusan. Analisis dilakukan dengan aplikasi SPSS versi 21.0. distribusi yang diuji normalitasnya adalah pretest dan posttest kelompok eksperimen. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Data Hasil Uji Normalitas
Test of Normality
Kolmogorov-Samirnov Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest kemampuan membaca pemahaman .164 25 .081 .958 25 .377
Posttest kemapuan membaca pemahaman .154 25 .132 .939 25 .142
Table 2.

Berdasarkan data tabel uji normalitas, diperoleh nilai jumlah sampel pretest sebesar 25. Nilai signifikansi untuk kelompok pretest adalah 0,37, sedangkan untuk kelompok posttest adalah 0,14. Uji normalitas ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Setelah diuji, angka probabilitas atau nilai signifikansi pada tabel output Shapiro-Wilk menunjukkan angka >0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa distribusi data adalah normal. Dengan demikian, hasil uji normalitas pada data penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk semua kelompok lebih besar dari p-value 0,05 yang berarti data berdistribusi normal baik pretest maupun posttest. Setelah melakukan uji normalitas data, selanjutnya dilakukan uji paired t-test.

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Oleh karena itu, selanjutnya dapat dilakukan uji-t dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21.0 melalui Paired Sample Test dengan taraf signifikan 0,05. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan ada atau tidaknya pengaruh metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Hasil analisis bisa dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Figure 2.

Berdasarkan data pada Tabel 4, diketahui bahwa nilai untuk kelompok eksperimen adalah 0,000. Dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 ¸0,05 maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pada metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis Pop-Up Book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar terdapat adanya pengaruh. Menunjukkan perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest, sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Melalui penerapan model SQ3R, peserta didik dapat memecahkan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang dilakukan untuk memudahkan menyusun dan mengetahui informasi pada materi bacaan. Sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan bantuan metode pembelajaran. Selain itu, dengan metode pembelajaran SQ3R yang terdapat tahap-tahapan pembelajaran menjadikan peserta didik ikut berpartisipasi aktif. Hal ini mengindikasi bahwa metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Hasil studi ini sejalan dengan penelitian Kirana Dewi (2021) yang menyatakan bahwa metode SQ3R ini menitikberatkan pada partisipasi aktif peserta didik dalam menggali dan memahami konsep-konsep yang dipelajari.

Selain metode pembelajaran, media pembelajaran berbasis pop-up book pada penelitian ini juga membantu pada proses pembelajaran peserta didik. Sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan juga terdapat perbedaan yang signifikan dari keduanya. Peserta didik dengan mudah memahami isi teks karena terdapat gambar-gambar pendukung yang dapat menggambarkan bagaimana alur cerita tersebut berjalan, karena materi yang disajikan divisualisasikan ke dalam bentuk gambar-gambar di setiap halamnnya. Hasil studi ini sejalan dengan penelitian Eri Karisma (2020) yang menyatakan bahwa pop-up book merupakan buku yang dapat menampilkan halaman dan ketika dibuka dan terdapat lipatan gambar atau ilustrasi membentuk tiga dimensi yang menarik dan dapat digerakkan. Sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak hanya asal-asalan ketika membaca tanpa tau makna atau isi dari bacaan tersebut, namun peserta didik juga dapat memahami dan mengingat isi dari suatu bacaan dengan baik. Oleh karena itu, hasil studi tersebut sejalan dengan penelitian Rahel Sonia Ambarita (2023) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman salah satu cara di mana seseorang memahami, mengingat, serta menyimpan penjelasan yang terdapat dalam suatu bahan bacaan. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari hasil rata-rata soal pretest yaitu 42,25, sedangkan hasil rata-rata soal posttest yaitu 82,02 menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman peserta didik lebih tinggi setelah diberikan perlakuan. Hasil perhitungan dengan menggunakan paired sampel test juga menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa adanya pengaruh pada metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis pop-up book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.

Penelitian ini memberikan dampak baik bagi peserta didik sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca pemahaman pada peserta didik. Kemampuan membaca pemahaman ini juga penting bagi peserta didik untuk memahami secara cepat dan mudah terhadap sebuah materi yang diberikan. Oleh karena itu, pemahaman peserta didik penting untuk proses kegiatan belajar mengajar, terutama yang berkaitan dengan membaca. Pemahaman membaca menjadi salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki peserta didik dan dengan adanya kegiatan membaca peserta didik dapat dengan mudah memperoleh sebuah informasi. Berdasarkan data peneliti dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis Pop-Up Book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar, hal ini sesuai dengan hasil analisis data yang diperoleh.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis Pop-Up Book terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut “adanya pengaruh metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) berbasis Pop-Up Book terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar”. Adanya metode dengan bantuan media dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperoleh informasi dalam bacaan yang diterapkan pada peserta didik SD Muhammadiyah 1 Krembung. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji T-Paired nilai pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 0.000, sehingga nilai sig (2-talled) terdapat pengaruh yang signifikan sebesar 0.000 < 0.05 maka dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima.

References

[1] OCDE, Pisa 2022 Results (Volume I): The State of Learning and Equity in Education. Paris: OECD Publishing, 2024.

[2] H. Rindermann, "The Factor of International Cognitive Ability Comparisons: The Homogeneity of Results in PISA, TIMSS, PIRLS, and IQ-Tests Across Nations," European Journal of Personality, vol. 21, no. 5, pp. 667–706, 2007.

[3] Puslitjakdikbud, "Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi: Ringkasan Eksekutif," Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Indonesia, 2019.

[4] J. Analisa, P. Insan, and P. Akademik, "Indeks Aktivitas Literasi Membaca Peserta Akademik: Studi Korelasi pada 34 Provinsi di Indonesia," Jurnal Analisa Pemikiran Insan Cendikia, vol. IV, no. 2, pp. 64–71, 2021.

[5] T. I. Wijayanti and R. D. Utami, "Mengembangkan Keterampilan Membaca dan Menulis Melalui Berbagai Metode dan Media Pembelajaran yang Bervariasi," Jurnal Basicedu, vol. 6, no. 3, pp. 5104–5114, 2022.

[6] A. Asmayanti and B. Bahtiar, "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII MTS Ihya Ulumuddin," Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 5, no. 1, pp. 1–10, 2022, doi: 10.47165/jpin.v5i1.209.

[7] D. K. Dewi, H. Setiawan, and M. Makki, "Pengaruh Metode Sq3R terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik Kelas IV SDN 2 Rumak Tahun Pelajaran 2020/2021," Jurnal Ilmiah Widya Pustaka Pendidik, vol. 9, no. 1, pp. 44–51, 2021.

[8] W. P. Sakinah and N. Ibrahim, "Pengaruh Metode SQ3R terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar," ELSE (Elementary School Education Journal), vol. 7, no. 1, pp. 38–45, 2023, doi: 10.30651/else.v7i1.14066.

[9] I. K. E. Karisma, I. G. Margunayasa, and P. A. T. Prasasti, "Pengembangan Media Pop-Up Book pada Topik Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan Kelas VI Sekolah Dasar," Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, vol. 4, no. 2, p. 121, 2020, doi: 10.23887/jisd.v4i2.24458.

[10] Q. K. Putri, P. Pratjojo, and A. Wijayanti, "Pengembangan Media Buku Pop-Up untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Tema Menyayangi Tumbuhan dan Hewan di Sekitar," Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, vol. 2, no. 2, p. 169, 2019, doi: 10.23887/jp2.v2i2.17905.

[11] Y. A. N. R. Putri and S. R. H. Intiana, "Pengembangan Media Pop-Up Book Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan Lokal Sasak untuk Siswa Kelas III SDN 3 Sukadana," Pendas Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 9, no. 1, 2024.

[12] R. S. D. Ambarita and N. S. Wulan, "Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar," Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 3, no. 5, pp. 5573–5581, 2023, doi: 10.31004/edukatif.v4i4.3298.

[13] A. Rahmawati, "Penerapan SQ3R Berbantukan Reka Cerita Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar Siswa," Profesi Pendidik Dasar, vol. 3, no. 2, p. 126, 2018, doi: 10.23917/ppd.v3i2.3827.

[14] R. D. Puspita, C. W. Hoerudin, and Yudiantara, "Integrating Thematic Instruction using Webbed Curricula Model to Improve Students’ Reading Comprehension on Informational Text," Anatolian Journal of Education, vol. 5, no. 2, pp. 1–18, 2020, doi: 10.29333/aje.2020.521a.

[15] H. Adawiyah, I. K. Gading, and G. W. Bayu, "Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa," Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, vol. 3, no. 2, pp. 233–247, 2020.

[16] Sumarni, "Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah," Jurnal Pendidikan Islam, vol. 15, no. 3, pp. 387–404, 2017.

[17] G. A. S. Anjani and N. Dantes, "Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat Baca dan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus II Kuta Utara," Pendasi: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, vol. 3, no. 1, pp. 74–82, 2019.

[18] I. N. R. Putri and A. Yulianto, "Penggunaan Metode SQ3R Berpengaruh terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik di Sekolah Dasar," Jurnal Papeda, vol. 5, no. 1, pp. 31–37, 2023.

[19] Y. D. S. F., Wahjoedi, and A. Sapto, "Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia," Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, vol. 1, no. 02, p. 165, 2019, doi: 10.30998/diskursus.v1i02.5292.

[20] I. W. Misnawan, D. P. Parmiti, and N. T. Renda, "Model Pembelajaran SQ3R Berbantuan Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Buku Cerita," Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 3, pp. 282–291, 2020.

[21] G. A. P. Pradnya, G. A. Agung, and I. B. Gede, "Buku Cerita Bergambar Guna Meningkatkan Keterampilan Membaca Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD," Jurnal Mimbar Ilmu, vol. 27, no. 1, pp. 11–19, 2022, doi: https://doi.org/10.23887/mi.v27i1.45499.

[22] L. A. Anggrasari, "The Effectiveness of Pop-Up-Based Animation Book to Improve Reading Comprehension Skills of Elementary School Students," Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, vol. 9, no. 2, pp. 265–279, 2022, doi: 10.24235/al.ibtida.snj.v9i2.9129.

[23] Y. Eskris and H. D. Koeswanti, "Media Pop-Up Book Berbasis Model Pembelajaran APACIN Meningkatkan Kemampuan Kefasihan Membaca Siswa," Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 10, no. 3, pp. 447–454, 2022.

[24] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2022.

Published

2025-08-03

How to Cite

Khotimah, K., & Lansari, V. (2025). Study of the SQ3R Pop-Up Book Learning Method and Reading Ability of Elementary School Students: Studi Metode Pembelajaran SQ3R Pop-Up Book dan Kemampuan Membaca Siswa SD. Indonesian Journal of Education Methods Development, 20(4), 10.21070/ijemd.v20i4.911. https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.911

Issue

Section

Elementary Education Method