Project Based Learning in Elementary Descriptive Writing

Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Penulisan Deskriptif di Sekolah Dasar

Authors

  • Silvia Indahyati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • ERMAWATI ZULIKHATIN NUROH

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.938

Keywords:

Project Based Learning, Descriptive Writing, Elementary Education, Creativity, Qualitative Study

Abstract

General background: Writing skills are essential competencies in elementary education, yet many students struggle to express ideas clearly through descriptive texts. Specific background: Conventional approaches in Indonesian language classes often limit students’ creativity and engagement. Knowledge gap: Few studies have explored the structured implementation of Project Based Learning (PjBL) for descriptive writing at the elementary level. Aims: This study aimed to analyze the implementation of PjBL in teaching descriptive text writing to fourth-grade students at SDN Sukorejo 4, Pasuruan. Results: Using a qualitative case study design, data were collected through observation, interviews, and documentation with teachers and students. The PjBL model was implemented through six structured phases: identifying phenomena, formulating core questions, designing project plans, arranging project schedules, monitoring progress, testing outcomes, and conducting evaluations. All phases were successfully executed and supported student engagement in descriptive writing. Novelty: The study highlights how PjBL fosters creativity, critical thinking, and collaborative learning in elementary language education. Implications: Findings suggest that structured PjBL strategies can serve as an effective alternative to traditional methods, offering meaningful learning experiences and supporting writing skill development in early education.

Highlights:

  • PjBL structured in six phases improved descriptive writing.

  • Study provides a novel application at elementary level.

  • PjBL supports creativity, engagement, and collaborative learning.

Keywords: Project Based Learning, Descriptive Writing, Elementary Education, Creativity, Qualitative Study

Pendahuluan

Penerapan Pembelajaran Project Based Learning di tingkat Sekolah Dasar menjadi semakin penting dalam belajar seiring dengan kemajuan teknologi di era digital ini [1]. Namun, di dalam kebijakan pendidikan mendorong penggunaan teknologi dalam mendukung pada pembelajaran, tantangan yang muncul dalam menciptakan pengalaman belajar yang efektif serta menarik pada peserta didik [2]. Salah satu solusi yang menarik adalah melibatkan pada peserta didik dalam pembelajaran yang berbasis proyek yang sebagai dari strategi pembelajaran [3]. Khususnya di Sekolah Dasar yang bagaiamana anak di ajak untuk menciptakan dalam ide yang mendeskripsikan pada suatu bagian.

Pembelajaran Project Based Learning di Sekolah Dasar, khususnya untuk peserta didik di kelas 4, yang saat ini mendapati sebuah tantangan untuk meningkatkan keefektifan dan keterlibatan pada peserta didik. Penerapan pembelajaran Project Based Learning juga memerlukan sebuah strategi yang inovativ sehingga dapat menciptakan sebuah pengalam belajar yang lebih berkesan dan relevansi [4]. Dalam konteks ini, pembelajaran yang berbasis proyek menjadi sebuah jalan alternatif menarik sehingga dapat memperkaya dalam pembelajaran bagi peserta didik yang menghadirkan pengalaman secara berlangsung di luar maupun di dalam kelas [5]

Dengan hal ini, keberhasilan dalam penerapan pembelajaran Project Based Learning dalam menulis karangn teks Deskripsi yang masih memerlukan sebuah evaluasi yang mendalam, terutama di dalam hal yang dampaknya terhadap pemahaman konsep belajar serta keterlibatan pada peserta didik [6]. Dari hasil melihat sudut pandang geografis dan kultural di SD tersebut, menulis teks deskripsi yang dapat di arahkan dalam hal penerapan pembelajaran yang berbasis proyek yang memanfaatkan sumber daya lokal dan menciptakan sebuah pengalaman belajar yang sesuai dengan konteks di dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Keterampilan menulis merupakan suatu kemampuan yang dimana kegiatan ini di dalamnya terdapat sebuah suatu rangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase yang di antaranya pra penulisan (persiapan), fase penulisan (pengembangan pada isi karangan), dan pasca penulisan (penyempurnaan padan tulisan), [7]. Menulis adalah sebuah keterampilan yang kompleks sehingga menjadikan sulit untuk di kuasai [8]. Keterampilan dalam menulis juga memerlukan keterampilan pada penguasaan bahasa sastra hal lain yang menjadikan suatu objek penelitian. Baik dari segi sudut unsur bahasa maupun unsur isi serta pesan yang terjalin dari sedemikian dan berisi. Berikut ciri-ciri dalam menulis karangan yang baik antara lain yaitu bermakna, jelas, padu dan utuh ekonomis serat mengikuti gramatika [9].

Dengan adanya menulis sebuah karangan penulis dapat mengatakan sebuah ide dalam suatu bentuknya karangan yang secara luas. Menulis adalah sebuah cara yang kreatif dalam menciptakan ide ke dalam wujud bahasa pada tulisan, seperti halnya, mengumumkan, menentukan dan menyenangkan [10]. Menulis merupakan menurunkan maupun melukiskan pada lambang-lambang grafik serta menggambarkan dari suatu bahasa yang dipahami oleh seorang penulis, sehingga bagi seorang pembaca dari lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka juga bisa memahami dari bahasa dan gambaran grafik itu [11]. Pembelajaran pada kegiatan menulis di SD mencakup dua bagian, anatara lain pembelajaran menulis permulaan dan menulis lanjutan [12]. Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang menjelaskan bahwa menulis sebuah karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau dengan menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang tertentu dengan sebuah kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga pembaca bisa seolah-olah turut dalam merasakan atau mengalami suatu hal langsung apa yang dideskripsikan dari penulis [13].

Teks deskripsi adalah mata pelajaran bahasa Indonesia yang berpedoman pada teks di kurikulum 2013 yang mempelajari tentang bagaimana menggambarkan sesuatu dengan cara mendeskripsikan, sehingga para pembaca seakan-akan merasakan apa yang digambarkan dari seorang penulis [14]. Dengan adanya cakupan dalam materi identifikasi pada teks deskripsi, menyimpulkan isi dari teks deskripsi, menelaah struktur serta aspek kebahasaan dalam teks deskripsi, dan menyajikan sebuah data serta rangkaian dari hasil kegiatan ke dalam teks deskripsi. Dalam hal ini, dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, dimana para peserta didik akan menjadi konsumtif dan tidak mengetahui akan adanya bagaimana menciptakan sebuah karya project yang berasal dari pola berpikirnya [15] Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan sudah sangat terlihat bahwa bagaiman peserta didik mampu mengembangkan sebuah konsep yang sudah diberikan dengan keterampilan pada berpikirnya.

Teks deskripsi apat diartikan sebagai sebuah tulisan yang ditandai dengan adanya judul, pargraf, sebuah kalimat, tanda baca, dengan pengorganisasian teks, dengan kalimat pargraf, isi yang sesuai dengan judul serta tema dan disesuaikan juga dengan gagasan pokok atau dalam pokok bahasan [16]. Dengan hal ini, teks deskripsi yakni dipandang bagaikan sebuah tulisan dengan penyampaian suatu maksud serta dan tujuan yang tertulis.

Berdasarkan dari tujuannya, berikut merupakan bentuk menulis dan satu diantaranya adalah menulis karangan deskripsi. Menulis teks deskripsi adalah sebuah aspek yang esensial dalam keterampilan pada menulis sehingga harus dikendalikan pada peserta didik [17]. Dengan adanya menulis teks deskripsi seorang penulis dapat menggambarkan isi dari sebuah bentuk, sifat serta rasa dari objek atau suatu hal yang telah diperhatikan. Deskripsi dapat juga digunakan sebagai menggambarkan sebuah perasaan pada penulis seperti sedih, bahagia, senang, cemas, takut, tengang serta perasaan haru. Menulis deskripsi juga dapat melukiskan pada suatu objek maupun peristiwa yang sesuai dengan apa yang digambarkan dari seorang penulis. Menulis teks deskripsi bukanlah hal yang mudah dengan apa yang kita bayangkan, menulis juga butuh adanya beberapa latihan menulis keterampilan karena, pada menulis tidaklah keterampilan yang berasal dari warisan, akan tetapi merupakan sebuah hasil mulai dari suatu proses belajar serta berlatih. Dengan hal ini, menurut penjelasan di atas terdapat rumusan masalah yaitu bagaimana penerapan pembelajaran Project Base Learning dalam menulis teks deskripsi di kelas 4 SD?. Oleh karena itu, di dalam menulis teks deskripsi peserta didik harus menggambarkan atau mendeskripsikan suatu objek dengan teliti supaya hasil dari karangannya dapat memperoleh seorang pembaca akan merasakan adanya objek atau suatu hal yang dituliskan dari seorang penulis. Demi meningkatkan hasil keterampilan pada menulis teks deskripsi, perlu adanya suatu pendekatan belajar yang efektif dan efisien. Pendekatan yang dilakukan pada pembelajaran ini, seharusnya juga diarahkan dengan suatu materi yang sudah dikaji supaya peserta didik akan mempermudah dalam memahami materi.

Metode

Penelitian ini mengangkat pada pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Dimana penelitian ini berdasarkan hasil dari pemahaman serta prilaku opini pada manusia [18]. Pendekatan ini memungkinkan penyelidikan mendalam terhadap konteks dan implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam menulis teks deskripsi di SDN Sukorejo, khususnya di kelas 4. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara, observasi, serta analisis pada dokumentasi.Wawancara mendalam dengan guru PjBL untuk mendapatkan pemahaman konsep belajar yang berbasis proyek dalam menulis puisi.Observasi partisipatif selama kegiatan pembelajaran PjBL ini untuk memahami dinamika interaksi antara peserta didik, guru, dan lingkungan Analisis data ini yakni bersifat induktif dimana data dari hasil penelitiantersebut, berdasarkan kejadian secara langsung serta fakta-fakta yang bersifat khusus dan lebih menekankan pada makna generalisasi [19]. Pada penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukorejo 4 Pasuruan, dengan subjek pada penelitian ini yaitu 2 guru dan 12 peserta didik di kelas 4SDN Sukorejo 4 yang termasuk rencana pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Dengan hal ini, prosedur pada penelitian berawal dari wawancara awal dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam strategi pembelajaran PjBL ini untuk memahami konsep dan perencanaan kegiatan pembelajaran PjBL. Seleksi sampel peserta didik kelas 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan wawancara dengan mereka sepanjang proses pembelajaran PjBL. Observasi kegiatan pada pembelajaran berbasis proyek secara langsung, mencatat dinamika dan interaksi yang terjadi. Analisis dokumen, bagaian ini termasuk rencana pelaksanaan kegiatan dan catatan evaluasi. Etika penelitian ini menggunakan etika Informed Consent dimana etika ini memastikan partisipasi sukarela dan pemahaman yang jelas tentang tujuan penelitian. Kerahasiaan: Menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang dibagikan. Hormat Waktu dan Privasi: Menghormati waktu dan privasi responden selama wawancara dan observasi. Metode ini akan memberikan pemahaman mendalam tentang penerapan PJBL dalam menulis teks deskripsi kelas 4 di SDN Sukorejo, memperkaya pengetahuan tentang dampaknya pada peserta didik dan partisipasi orang tua.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Pada proses pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus mempersiapkan sebuah rancangan yang akan di jalankan. Pada rancangan pembelajaran ini, dilakukan supaya guru dapat melakukan proses kegiatannya pembelajaran secara rinci. Dengan proses perancangan pelaksaaan pembelajaran berbasis proyek ini, yang dimulai dengan melihat adanya kompetensi inti, dan selanjutnya menentuka kompetensi dasar, guru juga dapat menentukan tujuan dari proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis proyek ini guru juga mempersiapkan dan menentukan sebuah metode, sumber belajar, media serta tema yang akan dibuat. Dengan hal ini, proses rancangan guru juga mempersiapkan langkah-langkah di dalam kegiatan seperti halnya, pembuka, inti, sampai dengan penutup. Rancangan pada proses pembelajaran ini juga diakhiri dengan cara evaluasi dan penilaian yang diberikan oleh guru.

Peneliti melakukan kegiatan wawancara guru mengenai proses pembelajaran proyek ini pada materi menulis teks deskripsi. :

Pewawancara : Bagaimana cara bapak mempersiapkan modul aja r mata pelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran PjBL ?”

Guru :”Bahan modul ajar dibuat dengan acuan Prota dan Promes yang sudah disusun kemudian pengembangan pada silabus dan diaplikasikan pada modul ajar”.

Pewawancara : Bagaimana tahapan model pembelajaran berbasis proyek menurut bapak ?”

Guru : Tahapan proses pembelajaran berbasis proyek yang saya terapkan yaitu dengan menyesuaikan fase yang ada di proses pembelajaran proyek . Tah a pannya berjumlah enam diantarannya melihat fenomena, membuat sebuah pertanyaan yang mendasar, mendesain dengan sebuah perencanaan pembelajaran proyek yang akan dilakukan, menyusun jadwal proyek secara detail, mengawasi pelaksanaan proyek dan peserta didiknya, serta menguji dari hasil kerja proyek peserta didik dan guru mengevaluasi serta merefleksi ”.

Pewawancara : Bagaimana cara menyusun teks deskripsi menurut bapak ?”

Guru : Untuk terlebih dahulu mengidentifikasi bahan yang akan di bahas ”.

Pewawancara : Apa saja objek yang disajikan pada peserta didik ?”

Guru : Berupa media kabar koran atau majalah .

Pewawancara : Bagaimana cara menghadapi peserta didik yang kurang fokus terhadap materi yang dijelaskan

Guru : “Yaa, dengan cara memonitoring peserta didik berupa aktivitas yang akan ditujukan agar memberikan sebuah informasi yaitu tentang sebab akibat yang berasal dari suatu kebijakan

Pewawancara :” Apa kendala yang bapak alami pada pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks deskripsi ini ?”

Guru :” Untuk kendala saat ini , ya peserta didik kurang faham materi proses pembelajaran berbasi proyek

Dari hasil wawancara ini, guru telah membuat modul ajar sesuai dengan acuan prota dan promes yang sudah disusun kemudian pengembangan pada silabus dan diaplikasikan pada modul ajar. Dalam penyusunan ini, disesuaikan pada sebuah program tahunan dan program semester. Pada kedua program tersebut merupakan sebuah jenis administrasi guru yang harus dipersiapkan dan direncanakan pada awal semester serta di awal tahun ajaran. Administrasi pada guru ini, di telaah yang terdiri dari dua suku kata yaitu administrasi dan guru. Berdasarkan hasil dari wawancara seorang guru di kelas 4 tersebut, pedoman pada pembuatan modul ajar ini, harusnya lebih kompleks dan lengkap, yang dimulai dari membuat sebuah tujuan pembelajaran, berdasarkan CP, TP, ATP. Kemudian seorang guru juga menentukan sebuah materi, metode pebelajaran, seumber belajar serta penilaian oleh guru, namun dengan cara sederhana ini tahapan pembuatan modul ajar telah dilaksanakan. Modul ajar akan dibuat untuk memberikan proses fisik dan mental kepada peserta didik. Guru mengubah desain pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan peraturan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berlaku saat ini [5]. Identitas yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan, langkah, dan metode penilaian semuanya dituangkan dalam modul ajar guru. Identitas lembaga pendidikan, mata pelajaran yang diajarkan, mata kuliah, dan semester berlangsungnya kegiatan pembelajaran merupakan (1) komponen modul ajar (2) bahan utama; (3) jangka waktu pelaksanaan; (4) pembelajaran yang dituju dari capaian pembelajaran tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan (5) materi pembelajaran beradaptasi, yang meliputi metode pengajaran, media pembelajaran (audio visual, audio visual), dan perangkat belajar peserta didik [20]. Mempelajari sintaksis; dan (7) penilaian atau penilaian. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek sebagaimana dijelaskan dalam langkah-langkah modul ajar, mulai dari kegiatan dasar hingga kegiatan inti.

Guru terkadang mempertimbangkan capaian pembelajaran serta tujuan dasar terlebih dahulu ketika menyusun program pendidikan. Selanjutnya, periksa keadaan peserta didik sehingga guru dapat memaksimalkan penggunaan pengetahuan sambil tetap peka terhadap kebutuhan peserta didik. Konsekuensinya, tugas guru diperluas di atas sekadar membuat rencana pembelajaran berdasarkan teks.

Proses pelaksanaan pada pembelajaran berbasis proyek ini, yaitu guru telah mengacu pada sebuah rancangan modul ajar. Rancangan pada pembelajaran bahasa Indonesia ini memiliki kurun waktu selama dua hari. Masing-masing didalam waktu tersebut yaitu terbilang 2x45 menit. Dalam pelaksanaan ini kegiatan pembuka diawali dengan guru masuk ke dalam kelas. Setelah itu guru melakukan salam terhadap peserta didik, dan dilanjutkan dengan berdo’a bersama-sama. Kemudian setelah berdo;a guru melakukan kegiatan presensi kehadiran peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan waktu itu. Setelah menanyakan pertanyaan sebuah kabar yang dilakukan oleh gur, peserta didik diminta untuk sebuah literasi yang untuk menyampaikan sebuah tujuan pembelajaran.

Pada pelaksanaan pembelajaran di kegiatan inti ini, guru menyesuaikan terkait dengan rancangan pada pembelajaran yang didalamnya terdapat tergambar pada sintaks atau disebut dengan langkah-langkah pembelajran PjBL. Dan pada kegiatan penutup ini peserta didik dan guru melakukan kegiatan evaluasi diri dari hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek. Serta kegiatan di akhir pembelajaran ini, yaitu ditutup dengan berdo’a bersamadan mengucapkan salam.

Pada hari pertama guru memulai pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang sudah di rancang dengan rancangan modul ajar. Dalam pelaksanaan ini kegiatan pembuka diawali dengan guru masuk ke dalam kelas. Setelah itu guru melakukan salam terhadap peserta didik, dan dilanjutkan dengan berdo’a bersama-sama. Kemudian setelah berdo;a guru melakukan kegiatan presensi kehadiran peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan waktu itu. Setelah menanyakan pertanyaan sebuah kabar yang dilakukan oleh gur, peserta didik diminta untuk sebuah literasi yang untuk menyampaikan sebuah tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan dan memaparkan materi teks deskripsi kepada peserta didik sebagai pelaksanaan proses pembelajaran berbasis proyek ini. Setelah memaparkan guru juga menggambarkan cerita suatu fenomena yang terjadi dan bisa dideskripsikan sesuai dengan wujud nyata.

Pelaksanaan kegiatan selanjutnya yaitu di hari kedua guru menyampaikan serta memberikan tugas proyek pada peserta didik tersebut untuk membuat teks deskripsi di setiap invidu dengan tema sahabatku yang ada di buku siswa. Kemudian guru meminta untuk semua peserta didik memilih teman satu yang dijadikan sebuah objek untuk mengerjakan teks deskripsi. Setelah masing-masing individu memilih salah satu teman sekelasnya yang dijadikan sebuah objek, lalu guru meminta untuk saling berpasangan dan mulai melanjutkan pemecahan masalah yang mereka lakukan. Peserta didik saling bertanya pada teman pasangannya untuk dijadikan objek teks deskripsi, mulai dari nama, tempat tinggal umur, hobby hingga kesan yang baik untuk teman pasangannya. Kemudian setelah guru memberi kesempatan untuk saling berpasangan, mereka diminta untuk mengerjakan hasil proyek yang disusun sesuai dengan struktur teks deskripsi.

Pada proses pembelajaran PjBL ini aspek yang diamati oleh peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 4 SDN Sukorejo yaitu : yang pertama mengamati sebuah fenomena dimana guru memberikan sebuah pertanyaan yang mendasar pada peserta didik mengenai adanya materi teks deskripsi, seorang guru di kelas 4 SDN Sukorejo 4 menyajikan materi teks deskripsi dengan sebuah bahan pengajaran, kemudian guru memberikan sebuah kesempatan pada peserta didik untuk mengamati sebuah objek, setelah itu barulah peserta didik mengamati materi yang sudah diberikan oleh guru serat mencatat apa permasalahan yang ditemukannya. Yang kedua yaitu dimana peserta didik ini mengidentifikasi mengenai masalah pada materi teks deskripsi, serta didalamnya peserta didik juga membuat rumusan masalah dengan bentuk pertanyaan. Yang ketiga yaitu, mendesain perencanaan pada proyek, guru memberikan sebuah kesempatan pada peserta didik untuk mendesain sebuah perencanaan proyek yang berdasarkan temuan dari hasil permasalahan kegiatan pengamatan, peserta didik mendesain sebuah perencanaan proyek yang sesuai dengan materi teks deskripsi di mata pelajaran bahasa Indonesia. Yang keempat yaitu, penyusunan pada jadwal proyeknya, guru memberikan sebuah intruksi kepada peerta didik mengenai kegiatan jadwal dari hasil desain pada perencanaan, serta peserta didik mengeksplorasi jadwal proyek dari hasil yang beberapa dari pertemuan yang sudah diinstruksikan pada guru. Yang kelima yaitu, memonitor peserta didik dan kemajuan pada proyeknya, peserta didik memberikan laporan dari hasil proyek yang mereka kerjakan, kemudian guru memonitoring pada peserta didik dari hasil pekerjaan proyek yang dibuatnya secara berkelompok, dan guru menginstruksikan kembali sebagai tugas dari individu masing-masing peserta didik pada proses pembelajaran PjBL mengenai materi teks deskripsi pada tema sahabatku. Yang keenam yaitu, guru meminta untuk peserta didik mempresentasikan hasil proyek di depan kelas dengan secara lisan, kemudian peserta didik mengkomunikasikan dari hasil proyek yang dikerjakan secara baik dengan melalui tulisan atau disampaikan dengan secara lisan di depan kelasnya, setelah itu, guru memberikan evaluasi dari kegiatan pembelajaran PjBL dari hasil melihat presentasi pada peserta didik serta, guru memberikan sebuah kesempatan pada peserta didik untuk menyimpulkan pada pembelajaran PjBL ini, dan guru juga ikut dalam menyimpulkan di akhir pembelajaran project base learning dengan materi teks deskripsi. Model pembelajaran berbasis proyek ini atau disebut dengan PjBL juga memiliki sebuah langkah-langkah atau sintaks yang tertentu yang akan mudah diaplikasikan disekolah. Dalam sebuah proses pembelajaran antara lain : dengan melihat suatu kejadian fenomena, menentukan sebuah pertanyaan inti, menyusun perencanaan gambaran proyek, menyusun adanya jadwal proyek, memonitor kemajuan hasil pekerjaan peserta didik menguji dari hasil pekerjaannya dan mengevaluasi. Guru menguji dengan cara peserta didik mempresentasikan didepan kelas dan membaca hasil pekerjaan proyeknya. Untuk evaluasi guru memberi masukkan simpulan serta saran pada peserta didik [21].

Di dalam materi teks deskripsi ini peserta didik di tuntut dalam hal menata dan mengorganisasikan sebuah ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang secara langsung terhadap pokok dari permasalahan atau sebuah peristiwa yang dialami baik dari diri sendiri maupun orang lain. Peserta didik juga dapat mengolah dalam hal berpikir, mengasah sebuah rasa rangsangan, serta mengkomunikasikan dari hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dan karangan. Penjelasan penyusunan teks deskripsi ini disesuaikan dengan struksur isi teks yang dihasilkan dari yang terlebih dahulu mengidentifikasi bahan yang akan di bahas sesuai dengan struktur isi teks deskripsi. Di dalam struktur isi teks deskripsi terkemukan oleh beberapa bagian yaitu, deskripsi umum berisikan (gambaran umum), deskripsi bagian, serta simpulan atau saran dari hasil pengamatan. Guru memberikan sebuah pertanyaan yang mendasar pada peserta didik mengenai materi teks deskripsi, cara menyusun teks deskripsi terlebih dahulu mengidentifikasi bahan yang akan dibahas. Guru juga menyajikan materi dari teks deskripsi dengan bahan pelajaran yaitu teks yang berisi gamabaran sifat-sifat benda yang akan dideskripsikan, isi dari struktur teks deskripsi yang dirangkum dalam gambaran umum, deskripsi bagian serta simpulan. Dengan adanya struktur dari isi teks deskripsi cara menyusun yang baik dan benar adalah menentukan sebuah objek, membuat judul yang sesuai, membuat kerangka karangan, mencari data yang akan di deskripsikan, menata kalimat ke dalam struktur teks deskripsi, menulis secara rinci objek yang akan di bahas dan penggunaan variasi kata yang menarik.

Guru memberikan sebuah kesempatan pada peserta didik untuk mengamati sebuah objek, media yang disajikan pada guru dengan peserta didik adalah koran atau majalah serta mendapat kesempatan mengamati hanya dibutuhkan waktu yang ditentukan sesuai dengan modul ajar. Peserta didik mengamati dan menentukan objek yang akan di deskripsikan. Namun, Peserta didik kurang bisa merangkai kata dan mendeskripsikan objek, permasalahan yang ditemukan bisa konkrit dengan objek nyata yang sesuai dengan pemilihan objek dan pengalaman peserta didik.

Pada implementasi pembelajaran project base learning ini yakni yang berpusat pada peserta didik dan guru. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis proyek ini guru bertindak yang sebagai koordinator untuk membantu para peserta didiknya dalam memecahkan suatu masalah. Penilaian tersebut ditentukan dengan pola ukur guru yang senantiasa melihat, mengamati, serta mendampingi yang dimulai dari proses awal hingga akhir. Dari hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dengan hasil baik yang terhadap penerapan pembelajaran berbasis proyek di kelas 4 SDN Sukorejo. Pembelajaran ini yang melalui sintak 1 sampai dengan 6 pada penelitian observasi dengan hasil yang baik. Dengan hal ini, pada proses pembelajaran PjBL ini juga dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik untuk menciptakan sebuah produk dari hasil karyanya serta pembelajaran PjBL ini akan membuat para peserta didik lebih bebas berkreasi yang akan menghasilkan proyek menulis teks deskripsi yang baik [22].

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara pada pembelajaran PjBL ini, pembahasan memiliki sebuah keunggulan yang tertentu dibandingkan dengan dari model yang lainnya. Pembelajaran berbasis proyek ini, memiliki salah satu sebuah keunggulan yaitu bahwa model pembelajaran project base learning ini, dinilai sangat baik dalam pengembangan dari berbagai keterampilan mendasar yaitu seperti halnya keterampilan dalam hal berpikir, keterampilan dalam membuat keputusan kemampuan dalam berkreativitas, kemampuan dalam memecahkan sebuah masalah, dan juga dipandang efektif dalam pengembangan rasa dari percaya diri peserta didik serta dalam memanajemen dari dirinya [23] dan pembelajaran PjBL ini lebih dianggap fleksibel serta membuat peserta didik lebih jauh aktif dan kreatif dalam menghasilkan proyek secara bersama-sama. Pada pembelajaran PjBL ini dapat menjadi sebuah solusi dalam peningkatan kualitas pada peserta didik dalam mencapai prestasi dan juga bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi [24]. Penelitian yang relevansi pada sebelumnya yaitu dilakukan yang dari hasil simpulan peneliti, menyatakan bahwa model pembelajaran PjBL ini lebih baik dari pada pembelajaran dengan model konvensional untuk hasil dari belajar [25]. Sehingga dapat disarankan bahwa pembelajaran PjBL ini menjadi sebuah model pembelajaran dalam menulis teks deskripsi. Dengan tujuan untuk melihat dari hasil implementasi pembelajaran PjBL yang dapat meningkatkan peserta didik dalam menulis paragraf [26]. Sehingga, hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa pembelajaran PjBL sanggup untuk meningkatkan kemampuan pada peserta didik di dalam menulis sebuah paragraf.

Dengan hal ini menulis teks deskripsi merupakan sebuah alternatif dalam proses pembelajaran Project Base Learning di SDN Sukorejo 4 yang dimana pada proses pelaksanaan pembelajaran ini memiliki manfaat dan tujuan bagi peserta didik untuk berpikir kreatif dan menarik dalam menulis sebuah teks deskripsi. Sehingga pada menulis teks deskripsi ini juga dapat kita jumpai bahwa menulis sebuah karangan teks itu sangatlah mudah, karena dapat meningkatkan sebuah minat dan bakat bagi peserta didik yang kini sudah lama terpendam. Dan hanya dengan melihat fenomena terlebih dahulu kita bisa membuat sebuah karangan deskripsi. Peserta didik kelas 4 di SDN Sukorejo 4 dari kesesuaian menulis teks deskripsi yaitu sesuai dengan pengalaman belajar peserta didik dan kreatifitas peserta didik, hasilnya pun berbagai macam bentuk dan aneka ragam. Dan disesuaikan dengan tujuan dari pemberian projek ialah mengasah kemampuan peserta didik dalam bidang kreatifitas dan imajinasi peserta didik. Dan ada pulan di dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa peserta yang kurang memiliki rasa kebersamaan.

Dari pandangan beberapa ahli serta peneliti yang relevan saling mengkaitkan yaitu memberikan sebuah gambaran bahwa konsep dari implementasi project base learning ini dapat dikaitkan dalam pembelajaran materi menulis teks deskripsi. Selanjutnya, dari perbedaan yang dilakukan oleh peneliti ini, dengan peneliti sebelumnya yaitu peneliti juga menerapkan yang tidak hanya sekedar dari menyelesaikan sebuah sintak saja melainkan, hasil dari pembelajaran berbasis proyek ini dijadikan sebuah bahan ajar disekolah tersebut.

Simpulan

Penerapan pembelajaran project base learning yaitu dengan menggunakan enam fase yang meliputi, dengan melihat fenomena, membuat sebuah pertanyaan yang mendasar, mendesain dengan sebuah perencanaan pembelajaran proyek yang akan dilakukan, menyusun jadwal proyek secara detail, mengawasi pelaksanaan proyek dan peserta didiknya, serta menguji dari hasil kerja proyek peserta didik dan guru mengevaluasinya. Dengan adanya enam sintak tersebut proses pembelajaran proyek semuanya berjalan dengan baik, dari hasil tulisan tes proyek pada peerta didik hasilnya juga sangat baik sesuai dengan progress yang dijalankan. Seorang guru sebaiknya ada persiapan yang sangat matang terhadap mempersiapkan capaian pembelajaran serta tujuan pembelajaran yang menjadikan sebuah modul ajar. PjBL ini juga dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik untuk menciptakan sebuah produk dari hasil karyanya serta pembelajaran PjBL ini akan membuat para peserta didik lebih bebas berkreasi yang akan menghasilkan proyek menulis teks deskripsi yang baik. Di dalam materi teks deskripsi ini peserta didik di tuntut dalam hal menata dan mengorganisasikan sebuah ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang secara langsung terhadap pokok dari permasalahan atau sebuah peristiwa yang dialami baik dari diri sendiri maupun orang lain. Dan juga dapat mengolah dalam hal berpikir, mengasah sebuah rasa rangsangan, serta mengkomunikasikan dari hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dan karangan.

References

[1] K. Dornfeld, Creating Student-Centered Learning Environments. 2020. doi: 10.4324/9780429321290-6.

[2] N. Angrist, P. Bergman, and M. Matsheng, “Experimental Evidence on Learning Using Low-Tech When School Is Out,” Nature Human Behaviour, vol. 6, no. 7, pp. 941–950, 2022, doi: 10.1038/s41562-022-01381-z.

[3] I. M. Shari, L. Yulisma, E. Ernasari, and D. Nurani, “Implementasi Model Project Based Learning dalam Membekalkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMP Terpadu Al Hasan Ciamis,” Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, vol. 5, no. 1, pp. 1–8, 2024.

[4] L. Wahyuni and Y. S. Rahayu, “Development of Project-Based Learning (PjBL) Based E-Book to Train Creative Thinking Skill in Plant Growth and Development Topic of 12th Grade in Senior High School,” BioEdu Journal, vol. 10, no. 2, pp. 314–325, 2021.

[5] Y. A. Christian, “Meta Analisis Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 3, no. 4, pp. 2271–2278, 2021.

[6] T. Rohaeti and D. Lusiyana, “Implementasi Blended Learning pada Era Digital dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Pendidikan Matematika,” Hipotenusa Journal of Research in Mathematics Education, vol. 3, no. 1, pp. 44–51, 2020, doi: 10.36269/hjrme.v3i1.182.

[7] Selasdini, Kaswari, and S. Utami, “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Seri Kelas IV Sekolah Dasar,” Jurnal Untan, pp. 1–12, 2019.

[8] Shinigami and Zida, “Pengertian dan Contoh Paragraf Deskripsi Terfresh,” Journal of Language Studies, no. November, pp. 1–1, 2013.

[9] G. W. S. Wulandari and D. Indihadi, “Analisis Teks Deskripsi melalui Media Gambar Tunggal di Sekolah Dasar,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 3, no. 5, pp. 2345–2354, 2021.

[10] TESE, “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Metode Discovery dengan Menggunakan Media Gambar Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TA 2011/2012 Universitas Ekasakti Padang,” Ekonomi Regiona, no. May, p. 32, 2012.

[11] N. N. K. Dewi, M. R. Kristiantari, and N. N. Ganing, “Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Visual terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia,” Journal of Educational Technology, vol. 3, no. 4, p. 278, 2019, doi: 10.23887/jet.v3i4.22364.

[12] K. Saragih, A. L. Damanik, P. R. A. Siahaan, and A. Hasibuan, “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi melalui Penerapan Strategi RAFT (Role-Audience-Format-Topic) pada Siswa Kelas VII SMP Nasrani 2 Medan,” Jurnal Basataka, vol. 5, no. 2, pp. 418–423, 2022, doi: 10.36277/basataka.v5i2.194.

[13] N. Simanjuntak and H. E. Thahar, “Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Padang,” Jurnal Bahasa dan Sastra, no. September, pp. 249–256, 2018.

[14] R. Setiawaty, O. A. Zahra, F. Ariyani, K. U. Wardani, and S. Rahayu, “Pengembangan Modul Teks Deskripsi untuk Meningkatkan Pemahaman Ide Pokok Bacaan Siswa Kelas V,” Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 8, no. 2, pp. 5517–5531, 2023.

[15] N. Aulia, “Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di Sekolah Dasar,” Jurnal Riset Madrasah Ibtidaiyah, vol. 3, no. 1, pp. 1–7, 2023, doi: 10.32665/jurmia.v3i1.338.

[16] N. Asyifa and V. Tania, “Keterampilan Menulis Teks Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, vol. 2, no. 3, 2024.

[17] I. Baehaki and I. Cahyani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan Teknik Rumpang melalui Media Gambar,” EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, vol. 7, no. 2, p. 164, 2016, doi: 10.17509/eh.v7i2.2707.

[18] J. W. Creswell and J. D. Creswell, Mixed Methods Procedures. Thousand Oaks, CA: SAGE, 2018.

[19] D. S. Ruhansih, “Efektivitas Strategi Bimbingan Teistik untuk Pengembangan Religiusitas Remaja (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Nugraha Bandung Tahun Ajaran 2014/2015),” Quanta: Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan, vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2017, doi: 10.22460/q.v1i1p1-10.497.

[20] P. Anggraini, “Pelatihan Penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Penguatan Pendidikan Karakter,” Jurnal Karya Abdi Masyarakat Universitas Jambi, vol. 6, pp. 115–127, 2022.

[21] T. A. Bangun, “Analisis Kesesuaian antara Komponen RPP Bahasa Indonesia Kelas VII di SMP Negeri 14 Langsa dan Kurikulum 2013,” Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya, vol. 1, no. 1, pp. 1–20, 2018, doi: 10.24114/kultura.v1i1.11697.

[22] A. E. Juwanti, U. H. Salsabila, C. J. Putri, A. L. D. Nurany, and F. N. Cholifah, “Project-Based Learning (PjBL) untuk PAI Selama Pembelajaran Daring,” Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, vol. 3, no. 2, pp. 72–82, 2020, doi: 10.32529/al-ilmi.v3i2.752.

[23] A. Trinaldi, S. E. M. Bambang, M. Afriani, F. A. Rahma, and R. Rustam, “Analisis Kebutuhan Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Teknologi Informasi,” Jurnal Basicedu, vol. 6, no. 6, pp. 9304–9314, 2022, doi: 10.31004/basicedu.v6i6.4037.

[24] A. Phelia, G. Pramita, T. Susanto, A. Widodo, and A. Tina, “Implementasi Project Based Learning dengan Konsep Eco-Green,” Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, vol. 5, no. 1, pp. 670–675, 2021.

[25] H. Yusra, “Pengaruh Penalaran Siswa,” Bahtera Indonesia: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 7, no. 2, pp. 446–455, 2022.

[26] C. Alkalah, “Penerapan Model Pembelajaran PjBL dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Diskusi,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, vol. 19, no. 5, pp. 1–23, 2016.

Published

2025-08-27

How to Cite

Indahyati, S., & ZULIKHATIN NUROH, E. (2025). Project Based Learning in Elementary Descriptive Writing: Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Penulisan Deskriptif di Sekolah Dasar. Indonesian Journal of Education Methods Development, 20(4), 10.21070/ijemd.v20i4.938. https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.938

Issue

Section

Elementary Education Method

Categories