Analysis of Elementary School Students' Interest in Learning with Digital Learning Media

Analisis Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar dengan Media Pembelajaran Digital

Authors

  • Adinta Dwi Nur Fitria Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Ermawati Zulikhatin Nuroh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.913

Keywords:

Digital Literacy, Learning Interest, Digital Media, Elementary School, Indonesian Language

Abstract

Background: Implementing digital literacy is crucial in elementary schools as it influences students' learning motivation. Therefore, it is important to understand student interest in the implementation of digital learning media, especially in Indonesian language subjects. Aims: This study aims to analyze the learning interests of elementary school students when digital learning media is implemented in Indonesian language lessons. Methods: This research uses a qualitative method with a phenomenological approach. Data was collected through interviews, observations, and documentation. Results: The study provides an understanding of elementary school students' learning interests and highlights the importance of implementing digital literacy in the educational process. Novelty: This research offers a phenomenological perspective on student interest in digital learning, a specific focus that may not be extensively covered in quantitative studies on the topic. Implications: The findings can help educators better understand and implement digital learning media to improve students' learning interest.

Highlights :

  1. The research uses a qualitative, phenomenological approach to analyze student learning interest.

  2. Data collection was conducted through interviews, observation, and documentation.

  3. The study highlights the importance of implementing digital literacy to improve student learning interest.

Keywords : Digital Literacy, Learning Interest, Digital Media, Elementary School, Indonesian Language

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan literasi sangat diperlukan untuk diimplementasikan ke dalam sebuah pembelajaran apapun itu jenjang sekolahnya. Penerapan literasi yang diintegrasikan pada peserta didik memberikan dampak yang signifikan dalam pencapaian pengetahuan tersebut. Literasi memuat banyak macam yang saling berhubungan guna membuat peserta didik mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Salah satu dari bentuk literasi yang diimplementasikan dalam pembelajaran sekolah dasar yaitu literasi membaca. Membaca merupakan salah satu elemen literasi yang berguna untuk aktivitas manusia terpenting bagi peserta didik. Kegiatan literasi memiliki peran penting untuk diimplementasikan dimulai dari pendidikan dasar, hal ini didasarkan pada kegiatan literasi yang memang mampu dalam menjadikan peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya bahkan keterampilannya untuk mencari informasi yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya [1]. Literasi bukan hanya berisi kegiatan membaca dan menulis saja, seiring majunya teknologi kegiatan ini dipadukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang menjadikan literasi tersebut berbasis digital [2]. Budaya literasi yang diimplementasikan kepada peserta didik mampu memberikan dampak pada kemampuan dan keberhasilan memahami informasi pada peserta didik. Oleh sebab itu, literasi dijadikan tolak ukur untuk kemajuan bangsa serta mendapat perhatian dalam dunia internasional.

Dalam pembelajaran diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi peserta didik. Perubahan yang mana lebih memahami arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing secara global namun tidak melupakan akar budaya bangsa [3]. Literasi digital dapat meningkatkan kompetensi di antaranya kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diterapkan melalui kegiatan pembelajaran lebih baik, efisien, mudah, serta menyenangkan dalam lingkungan belajar di era digital [4]. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijonarko and Sumiati mengatakan bahwa literasi digital merupakan keterampilan individu maupun bentuk sosial yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan, berbagi dan mengelola secara tepat serta menciptakan definisi berbagai saluran komunikasi digital yang terus berkembang [5].

Teori media baru merupakan teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy dalam buku “New Media Teori dan Aplikasi” yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media konvensional kearah digital. Dalam teori ini berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang ada pada era digital seperti saat ini. Dengan adanya media baru tersebut maka teori ini relevan dengan keberadaan media yang berbasis teknologi digital [6]. Dalam teori media baru tersebut terdapat dua pandangan yang dikemukan oleh Pierre Levy, yaitu yang pertama pandangan interaksi sosial dimana membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat, yang kedua yaitu pandangan integrasi sosial, yeng merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat [7].

Minat ialah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang pada berbagai kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang tersebut akan selalu diperhatikan terus menerus dan disertai perasaan senang [8]. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang atas kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal yang berhubungan dengan dirinya dengan disertai perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Perasaan senang pada seseorang tersebut akan nampak pada perhatian yang lebih banyak pada suatu hal tersebut sehingga memungkinkan seseorang lebih giat untuk mempelajarinya.

Adanya minat peserta didik dalam belajar adalah salah satu komponen yang turut mempengaruhi kualitas pendidikan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rozikin et al. mengatakan bahwa prestasi belajar pada peserta didik didukung dan adanya kontribusi yang bermakna. Minat belajar yang kuat pada peserta didik akan menentukan minat belajar yang besar juga dalam mendalami berbagai hal aktivitas yakni berpartisipasi yang aktif pada setiap kegiatan pembelajaran. Sebaliknya jika peserta didik dengan minat belajar yang rendah maka akan menentukan minat yang rendah pula dalam pembelajaran [9]. Kegiatan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan menghafal materi pelajaran dan juga tanpa adanya dorongan pada peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) menjadi faktor pada penurunan kemampuan berpikir kritis Minat belajar memiliki peranan penting bagi peserta didik untuk mendukung proses belajar mengajar berjalan lancar, yang berdampak pada pendirian sikap dan perilaku mereka.

Minat yang ada pada peserta didik terhadap belajar tidak hanya terlihat dari hasil belajar dan proses pembelajaran, mereka juga dapat ditunjukkan dengan memberikan perhatian lebih besar pada sesuatu, lebih terlibat dalam segala aktivitas, dan lebih menyukai satu hal daripada yang lainnya. Menurut definisi minat belajar yang telah disampaikan oleh Slameto bahwa ada sejumlah indikator di dalam variabel minat belajar, yaitu ketertarikan, perhatian, perasaan senang, penerimaan, dan keterlibatan peserta didik [10]. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini menggunakan indikator minat belajar pada bahasa Indonesia, termasuk berikut ini. 1) Perasaan senang peserta didik dalam memberikan perhatian pada bahasa Indonesia. 2) Perhatian pada pelajaran bahasa Indonesia. 3) Ketertarikan untuk aktif memperoleh manfaat yang diharapkan. 4) Keterlibatan peserta didik dalam mengulang pelajaran untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan yang dimiliki dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan hal di atas rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana analisis minat belajar peserta didik apabila guru mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan media digital di sekolah dasar. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis respon peserta didik pada implementasi literasi digital terhadap minat belajar terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pada penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti dan peserta didik. Bagi peneliti hal ini bermanfaat karena dapat memperoleh pemahaman mendalam mengenai minat belajar yang disebabkan adanya impementasi literasi digital, memberikan wawasan yang berharga untuk mengembangkan teori dan praktik pendidikan serta membuat peluang untuk penelitian lanjutan yang melibatkan variabel-variabel yang lain. Kemudian bagi peserta didik Sekolah Dasar itu sendiri dapat bermanfaat karena adanya peningkatan keterampilan digital peseta didik dalam menggunakan teknologi informasi, peserta didik juga mendapat pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif. Dengan menerapkan literasi digital yang menggunakan media digital yang dilakukan oleh guru dimaksudkan agar para peserta didik dapat meningkat dalam aspek minat belajar.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Aqil Siroj et al. yang berjudul “Pengaruh Literasi Digital terhadap Minat Baca Siswa Kelas V di SDN 1 Dasan Tapen Tahun Pelajaran 2021/2022”. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif dimana guru kelas menganggap pada saat pembelajaran tatap muka tidak memiliki waktu yang banyak sehingga tidak dapat memberikan materi secara efektif, maka dari itu guru memiliki inisiatif mengadakan pembelajaran secara daring. Sehingga kegiatan gerakan literasi sekolah tidak dilakukan pada saat pembelajaran secara daring melainkan dengan cara pemberian bacaan seperti bahan ajar dari guru kepada peserta didik yang nantinya dimita mengamati video yang sudah di upload di YouTube oleh guru. Hasil akhirnya guru memberikan penugasan kepada peserta didik melalui WhatsApp group. Peserta didik dalam masa pandemi maupun new normal melakukan pembelajaran literasi secara daring [11].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nisfah and Nuroh dengan judul “Digital literacy in Indonesian language learning in elementary schools: literasi digital pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan studi literatur. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa pada pembelajaran bahasa Indonesia yang memuat literasi digital dapat dilaksanakan dengan berbagai media digital atau media sosial seperti E-learning dan WhatsApp Group yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dalam basis digital. Dalam penelitian tersebut, peneliti mengemukakan para orang tua peserta didik menilai bahwa media WhatsApp Group dinilai kurang efektif apabila digunakan pada saat pembelajaran daring. Selain itu dalam pengajaran mengenai literasi, disampaikan oleh peneliti bahwa media selanjutnya yang bisa digunakan ialah penggunaan Google Apps dimana terdapat peluang yang sangat besar untuk diimplementasikan dalam dunia pendidikan yakni pada proses pembelajaran di kelas. Guru kelas dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas menggunakan Google Apps seperti halnya peserta didik yang diberikan oleh guru berupa tayangan video dan diberikan penugasan [12].

Selain itu terdapat penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fachmi et al. dengan judul “Model Inquiry Learning Berbasis Literasi Digital Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Sekolah Dasar”. Dalam hal ini peneliti mengemukakan bahwa dengan menggunakan pendekatan inquiry pada peserta didik mengalami adanya peningkatan terhadap minat belajar mereka, namun guru masih perlu mengupayakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang terbaru untuk terus dapat meningkatkan rasa minat belajar pada peserta didik. Dengan dilakukan hal tersebut, peserta didik bukan halnya sebagai penerima informasi yang pasif melainkan sebagai pembuat pengetahuan aktif. Hal tersebut menjadikan peserta didik lebih meningkat minat belajarnya karena lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada model yang diimplementasikan tersebut, adanya teknologi digital yang digunakan sebagai alat guna mengakses berbagai informasi, kolaborasi dengan rekan sebaya, dan juga dapat menciptakan berbagai produk pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan teknologi ini dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan bagi peserta didik terutama bagi generasi yang sudah terbiasa dengan teknologi [13].

Penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian saat ini yang nantinya terlaksana terdapat adanya perbedaan, yang menjadi pembeda ialah pada penerapan yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media yang dinilai masih kurang efektif sehingga minat baca pada peserta didik juga belum maksimal. Dalam penelitian saat ini, peneliti meneliti bagaimana minat belajar peserta didik apabila guru kelas menggunakan media digital saat pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memenuhi tujuan penelitian yang akan dicapai.

Berdasarkan hasil dari pra observasi yang sudah dilakukan, penerapan literasi digital sudah terlaksana dalam kurun waktu 3 tahun. Peserta didik dalam pembelajaran di kelas mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan menggunakan media literasi digital tersebut. Selain itu, pada pembelajaran sendiri terutama Bahasa Indonesia para guru rata-rata telah menerapkan pembelajaran yang mengaitkan dengan literasi berbasis digital. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar karena didukung juga dengan fasilitas sekolah yang memadai. Adapun program kurikulum sekolah yang mana memuat pembelajaran literasi basis digital yang dinamai “Pembelajaran Go To MIER”. Program tersebut dilaksanakan dengan tujuan semua peserta didik mampu memahami pembelajaran yang berkaitan dengan literasi numerasi sehingga bermanfaat pada pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Pada kondisi yang seperti itulah membuat peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai literasi digital dengan menjadikan peserta didik sebagai subjek penelitian.

Metode

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu kualitatif dengan jenis fenomenologi. Studi fenomenologi merupakan studi yang berisi fenomena pengalaman oleh beberapa individu. Hal ini berarti pemahaman yang umum tentang berbagai pengalaman unik dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan ide dan fenomena yang direduksi menjadi penjelasan tentang esensi unik dari sesuatu. Epoche, atau pengurungan adalah prosedumya yang terkenal, di mana peneliti harus mengesampingkan seluruh pengalaman sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang pengalaman para partisipan. Analisisnya menggunakan pendekatan horizonalisasi, di mana peneliti berusaha memeriksa data dengan menekankan pemyataan penting dari partisipan untuk mendapatkan pemahaman awal tentang fenomena tersebut [14]. Berdasarkan hal tersebut, jadi peneliti menggunakan metode kualitatif jenis fenomenologi karena pada sekolah yang akan di teliti terdapat fenomena yang didapat oleh peserta didik di sekolah tersebut terkait implementasi literasi digital. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana respon peserta didik terhadap implementasi literasi digital pada minat belajar mereka. Dalam penelitian ini subyek penelitian yang digunakan ialah peserta didik kelas 4 dengan jumlah 4 orang dengan lokasi penelitian di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara yang ditujukan kepada peserta didik. Pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk mengamati aspek minat peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, dokumentasi dipergunakan untuk melampirkan data-data berupa foto mengenai kegiatan pembelajaran di kelas dengan mengaitkan pembelajaran literasi digital. Terakhir pengumpulan berupa wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi secara mendetail terkait dengan minat belajar peserta didik terhadap penerapan literasi digital terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini uji validitas yang menggunakan triangulasi data. Triangulasi mempunyai definisi sebagai teknik pengumpulan data yang berperan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada. Apabila peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan teknik triangulasi maka pada saat itu juga peneliti telah mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu dengan membuktikan kredibilitas data yang menggunakan berbagai teknik pengumpulan serta berbagai sumber data [15]. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi jenis triangulasi teknik, yang mana menggunakan teknik pengumpulan data yang beraneka ragam bertujuan memperoleh data dari sumber yang sama. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data yaitu melaksanakan penelitian ke lapangan dengan mengobservasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran digital. Melakukan wawancara kepada peserta didikkelas IV SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo. Penyajian data yaitu diperoleh dan dikategorikan kemudian disajikan dalam bentuk narasi dengan tujuan menginterpretasikan data secara sistematis. Selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Bersumber dari penelitian yang telah dilaksanakan di SD Muhammadiyah 3 Ikrom ini, diperoleh hasil dari kegiatan observasi dan wawancara yang ditujukan oleh peneliti pada peserta didik berjumlah 4 anak yang meliputi Siswa 1 dan Siswa 2 (10 tahun,laki-laki,kelas IV Al-Malik), Siswa 3 dan Siswa 4 (10 tahun,perempuan,kelas IV Al-Malik). Data dari penelitian ini merupakan data terkait implementasi literasi digital pada minat belajar di SD Muhammadiyah 3 Ikrom sebagaimana peneliti melaksanakan wawancara terkait minat belajar berdasarkan indikator berikut. Berdasarkan data hasil dari pengamatan di atas diperoleh bahwa kegiatan implementasi literasi digital di kelas IV Al-Malik telah terlaksana dengan baik. Dilihat dari data observasi yang terlampir di lampiran pada pembelajaran di kelas guru telah menggunakan media pembelajaran yang disisipkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung terutama mata pelajaran bahasa Indonesia.

Figure 1. Penerapan Media Pembelajaran Digital di Kelas

Figure 2. Bentuk Evaluasi Pembelajaran Menggunakan Media Digital

Selain itu, dapat dilihat pada gambar bahwa media yang digunakan saat pembelajaran bermacam-macam seperti video pembelajaran yang ditampilkan melalui televisi. Adanya bentuk evaluasi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran digital yaitu kuis pada website wordwall. Berdasarkan hal tersebut bertujuan agar peserta didik lebih antusias pada saat kegiatan belajar di kelas sehingga aspek minat belajar pada diri mereka meningkat dan hasil akhirnya akan tercapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

Bersumber pada data penelitian yang telah dipaparkan pada lampiran terkait implementasi literasi digital yang telah diterapkan di SD Muhammadiyah 3 Ikrom memuat beragam respon atau pendapat dari subyek penelitian yang telah diwawancarai oleh peneliti. Indikator di atas digunakan oleh peneliti sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan wawancara yang ditujukan kepada 4 peserta didik di SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Sekolah tersebut sudah mengimplementasikan literasi secara berbasis digital dalam sebuah proses pembelajaran yang mana hal ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dalam aspek minat belajar terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil wawancara terkait dengan minat belajar terhadap implementasi literasi digital di SD sebagai berikut, pada indikator terkait perasaan senang pada pelajaran Bahasa Indonesia responden S1, S2 dan S3 menjawab "iya lumayan menyukai dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia dari guru ", begitu juga dengan S4 dengan jawaban "suka karena mudah dipahami". Selanjutnya mengenai penggunaan media pada saat pembelajaran menyatakan bahwa Responden S1, S2, S3, dan S4 menjawab "iya menggunakan media pembelajaran seperti PowerPoint, game di laptop, dan juga kuis digital”. Selain itu, terkait ketertarikan pada media yang digunakan saat kegiatan belajar di kelas menyatakan bahwa Responden S1, S2 , S3 dan S4 menjawab "iya, tertarik dengan media pembelajaran yang diberikan". Selain merasa tertarik Responden S1, S2 , S3 mengatakan bahwa “saya merasa antusias dan ingin mencoba media yang digunakan di kelas” sementara Responden S4 mengatakan “terkadang ingin mencoba media tersebut”. Selanjutnya terkait keterlibatan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung Responden S1 dan S2 menyatakan “lumayan aktif saat pelajaran bahasa Indonesia, seperti bertanya kepada guru jika ada materi yang masih belum paham” begitu juga dengan Responden S3, S4 mengatakan bahwa “terkadang menjawab pertanyaan dari guru dan berdiskusi saat ada penugasan secara berkelompok”.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa pentingnya menerapkan budaya literasi mulai dari pendidikan dasar. Hal ini merujuk pada tingkat literasi yang ada pada pendidikan di Indonesia yang masih rendah, maka dari itu dibutuhkan segala strategi untuk meningkatkan tingkat literasi kepada peserta didik terutama pada pendidikan dasar. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media digital jarang dilaksanakan pada kelas bawah karena peserta didik di tingkat ini masih belum memiliki pemahaman terhadap informasi secara teoritis. Selain itu, proses pembuatan pada media digital sendiri memakan waktu, meski begitu media digital mempunyai potensi untuk pemakaian dalam pembelajaran jangka panjang. Media digital memiliki beberapa manfaat, khususnya dalam melatih keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik jika teknologi tersebut digunakan secara tepat [16]. Seiring berjalannya waktu, teknologi yang dipergunakan dalam dunia pendidikan pun kian meningkat dan bermacam-macam. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa dengan semakin canggihnya sebuah teknologi menjadi peluang bagi dunia pendidikan karena hal ini dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah khususnya pada literasi. Dampak yang dirasakan oleh peserta didik yaitu meningkatnya minat belajar terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang mana menggunakan teknologi digital. Literasi digital yaitu sebuah kemampuan memanfaatkan teknologi serta informasi dengan menggunakan perangkat berbasis digital dalam berbagai aspek seperti pada dunia pendidikan. Literasi digital diartikan sebagai susunan yang telah diatur sedemikian rupa untuk dapat terbuka terhadap media digital. Sesuatu hal yang penting dalam literasi digital ini merupakan bagaimana cara kita dalam memanfaatkan media dengan sebaik mungkin untuk mencari segala informasi yang bertujuan menambah pengetahuan. Adanya perkembangan teknologi yang terjadi pada era digital sekarang ini telah terbukti karena terdapat pengetahuan mengenai literasi digital [17].

Dalam dunia pendidikan, peserta didik akan memiliki kemampuan berpikir secara kritis dan membuktikan kemampuan verbal yang ada pada individu masing-masing. Terdapat peningkatan pada kemampuan terhadap fokus dari mereka itu merupakan dampak dari adanya literasi digital. Pemanfaatan yang didapat dari literasi digital seperti adanya kemampuan dalam bidang membaca, menulis dengan baik, dan juga dimudahkan dalam merangkai kalimat serta mampu menuliskan segala informasi yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat kalimat karena kurangnya kemampuan dalam merangkai kalimat. Selain itu semenjak terjadinya peristiwa pandemi maka terciptanya peningkatan pada generasi digital atau disebut dengan generasi era 4.0 yang sangat pesat. Begitu juga bagi guru, penggunaan paltform digital pada pembelajaran di kelas harus dikuasi karena hal itu menjadi kebutuhan wajib bagi pendidik di era saat ini, bahkan orang tua dan peserta didik juga ikut andil dalam menguasai keterampilan terhadap teknologi digital [18]. Hal ini guru juga dituntut untuk dapat membuat bahan ajar dengan menggunakan media digital. Dampak positif dari kondisi ini adalah hampir seluruh masyarakat menjadi melek teknologi, tetapi kondisi ini ternyata dibarengi juga dengan dampak negatif, media digital sering digunakan untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab seperti diuraikan diatas, oleh sebab itu pengenalan literasi digital sangat diperlukan bagi pengguna media digital agar mereka bisa menggunakan media digital dengan bertanggung jawab dan tepat [19].

Penggunaan media digital untuk menunjang kegiatan literasi di sekolah dasar mempunyai jenis yang bermacam-macam sedangkan yang ditemukan oleh peneliti bahwa di sekolah tersebut guru dalam pembelajarannya menggunakan media PowerPoint (PPT), video pembelajaran, dan juga media permainan dalam bentuk kuis digital yang ditampilkan melalui proyektor kelas. Beberapa media yang telah digunakan oleh guru dapat meningkatkan tingkat literasi peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti kepada subyek yaitu peserta didik di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata peserta didik senang dan menyukai jika pembelajaran di kelas mereka menggunakan media digital termasuk juga pada literasi digital tersebut. Beragam respon seperti keantusiasan dari peserta didik dapat dilihat saat mereka mencoba langsung media yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, terdapat program literasi digital yang diterapkan pada peserta didik di sekolah tersebut yaitu “Pembelajaran Go To MIER” yang mana hal tersebut memuat kegiatan berliterasi mulai dari melihat video pembelajaran dan hasil akhirnya peserta didik diminta oleh guru menganalisis unsur-unsur kebahasaan sesuai dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia yang mereka terima dalam pembelajaran di kelas.

Berbagai media yang telah diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran khususnya pada literasi digital menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam minat belajar peserta didik di sekolah tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan saat proses pembelajaran berlangsung yang mana rata-rata peserta didik semangat dan termotivasi dengan model pembelajaran yang dikaitkan dengan penggunaan media digital. Berdasarkan pernyataan tersebut relevan dengan pendapat Slameto yaitu suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat dibuktikan juga melalui partisipasi dalam suatu aktivitas [20]. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Afriyana et al. dikemukakan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan literasi digital memberikan dampak yang signifikan terhadap minat belajar peserta didik di tingkat Sekolah Dasar. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan literasi digital akan menunjukkan peningkatan pada minat belajar yang lebih besar dibandingkan dengan peserta didik yang belum mempelajari literasi digital tersebut. Pada penelitian ini membuktikan bahwa dengan adanya pembelajaran literasi digital akan membawa dampak positif terhadap minat belajar peserta didik di tingkat Sekolah Dasar. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menjelaskan bagaimana impliksi yang dihasilkan dari literasi digital terhadap minat belajar pada peserta didik di tingkat Sekolah Dasar. Pertama ialah penggunaan teknologi digital dalam proses pembelajaran menjadikan kegiatan belajar tersebut lebih menarik dan interaktif bagi peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan minat belajar peserta didik melalui keaktifan mereka dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran literasi digital juga membantu peserta didik dalam memahami segala informasi dengan lebih baik. Peserta didik juga dapat mengembangkan pengetahuannya yang lebih dalam lagi mengenai topik pembelajaran dengan cara menggunakan informasi yang didapat melalui teknologi digital [21].

Simpulan

Penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan literasi digital memberikan dampak yang positif bagi peserta didik terutama pada hal minat belajar mereka. Penggunaan media digital seperti video pembelajaran yang menggunakan media YouTube maupun video dari aplikasi Canva, media PowerPoint (PPT), dan kuis yang menggunakan website wordwall dengan basis digital yang dilakukan pada proses pembelajaran di kelas menjadikan pembelajaran tersebut menjadi lebih menarik dan efektif. Hal ini dilihat dari respon peserta didik yang merasa senang dan antusias apabila pembelajaran mereka menggunakan media digital. Tentunya hal ini juga memberi dampak pada keaktifan peserta didik di kelas seperti ingin mencoba untuk menggunakan media digital dan juga aktif dalam diskusi serta menjawab pertanyaan dari guru. Maka dari itu peserta didik dapat memperoleh segala informasi dengan baik melalui kemampuan mereka akan menemukan dan menggunakan teknologi digital untuk memahami lebih dalam lagi tentang topik pembelajaran.

Ucapan Terima Kasih

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesempatan pada peneliti sehingga artikel penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menyelesaikan penulisan artikel penelitian ini berkat adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak seperti orang tua, dosen pembimbing, dosen penguji, dan pihak sekolah yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di lapangan.

References

[1] M. Sajidah et al., “Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar Melalui Literasi Digital,” Judikdas: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Indonesia, vol. 2, no. 3, pp. 51–64, 2023.

[2] S. Mauludin and I. Cahyani, “Literasi Digital Dalam Pembelajaran Menulis,” Seminar Internasional Riksa Bahasa, vol. 53, no. 9, pp. 1273–1281, 2018.

[3] D. I. P. Sari, H. J. Prayitno, L. E. Rahmawati, and Y. Prastiwi, “Culture of Digital Literacy in Thematic Learning at the Basic Education Level,” Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, vol. 6, no. 3, pp. 467–475, 2022.

[4] U. Wahidin, “Implementasi Literasi Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti,” Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 7, no. 2, p. 229, 2018.

[5] Wijonarko and Sumiati, “Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor Pendidikan pada Saat Pandemi Covid-19,” Buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, vol. 3, no. 2, pp. 65–80, 2020.

[6] P. Levy, New Media Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2010.

[7] F. Izzati and A. Irma, “Perilaku Narcissistic pada Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Universitas Serambi Mekkah,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, vol. 3, no. 2, pp. 78–90, 2018.

[8] Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

[9] S. Rozikin, H. Amir, and S. Rohiat, “Hubungan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Di Sma Negeri 1 Tebat Karai Dan Sma Negeri 1 Kabupaten Kepahiang,” Alotrop, vol. 2, no. 1, pp. 78–81, 2018.

[10] Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

[11] H. A. Siroj, A. H. Witono, and B. N. Khair, “Pengaruh Literasi Digital terhadap Minat Baca Siswa Kelas V di SDN 1 Dasan Tapen Tahun Pelajaran 2021/2022,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, vol. 7, no. 3, pp. 1049–1057, 2022.

[12] N. L. Nisfah and E. Z. Nurroh, “Digital Literacy in Indonesian Language Learning in Elementary Schools,” Indonesian Journal of Education Methods Development, vol. 12, pp. 1–5, 2020.

[13] N. M. Fachmi, L. H. Maula, and I. K. Nurmeta, “Model Inquiry Learning Berbasis Literasi Digital Untuk Mingkatkan Minat Belajar Siswa di Sekolah Dasar,” Jurnal Educatio FKIP UNMA, vol. 9, no. 4, pp. 1646–1652, 2023.

[14] J. W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif). Bandung: CV. Alfabeta, 2023.

[16] S. Shibbriyah and E. Z. Nuroh, “Digital Literacy Skills of Elementary School Teachers on the North Coast of East Java,” vol. 15, pp. 5490–5498, 2023.

[17] E. Luthfi and N. Wulan, “Penguatan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Indonesia Den Haag,” Elementary School: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an, vol. 8, no. 2, pp. 228–236, 2021.

[18] S. Kuntari, “Pentingnya Budaya Literasi Digital di Masa Pandemi,” Fordetak Seminar Nasional Pendidikan Inovasi Pendidikan di Era Society 5.0, pp. 176–185, 2022.

[19] Y. Yunita and S. Watini, “Membangun Literasi Digital Anak Usia Dini melalui TV Sekolah,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, vol. 5, no. 7, pp. 2603–2608, 2022.

[20] R. R. Susilana, MEDIA PEMBELAJARAN: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima, 2009.

[21] D. R. Ramdania, Penggunaan Media Flash Flip Book Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. 2010.

Published

2025-08-05

How to Cite

Fitria , A. D. N., & Nuroh, E. Z. (2025). Analysis of Elementary School Students’ Interest in Learning with Digital Learning Media: Analisis Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar dengan Media Pembelajaran Digital. Indonesian Journal of Education Methods Development, 20(4), 10.21070/ijemd.v20i4.913. https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i4.913

Issue

Section

Elementary Education Method