The Relationship between Teachers' Teaching Style Perceptions and Learning Motivation on Science Learning Outcomes

Hubungan Persepsi Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPA

Authors

  • Rahmawati Antinie Prianti Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Nur Efendi Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i2.902

Keywords:

Teacher's Teaching Style, Learning Motivation, Cognitive Learning Outcomes, Science Education, Ex-Post Facto

Abstract

Background: The low student learning outcomes in science subjects are influenced by both internal and external factors. Student perceptions of teaching styles and learning motivation are crucial external and internal factors, respectively. Aims: This study aims to determine the relationship between student perceptions of teacher teaching styles and learning motivation on cognitive learning outcomes in seventh-grade science at SMP Negeri 1 Bangil. Methods: An ex-post facto correlational design was used with a population of 360 students and a sample of 186 students selected through simple random sampling. Data were analyzed using simple linear and multiple linear regression with SPSS-25. Results: The study found a positive and significant relationship between student motivation and cognitive learning outcomes. While student perception of teacher teaching styles showed a relationship with cognitive learning outcomes, the results of the hypothesis test show a contradiction between the partial and simultaneous findings, where perception of teaching styles was not found to have a significant partial effect but had a significant simultaneous effect when combined with learning motivation. Novelty: This study provides unique insights into the relationship between teaching style perception, motivation, and learning outcomes within the specific context of a junior high school in Bangil, highlighting the need for teachers to develop engaging and motivating learning strategies. Implications: The findings suggest that teachers should develop engaging and motivating teaching strategies to improve student learning outcomes. Future research is needed to explore other factors influencing learning outcomes to provide a more comprehensive understanding.

Highlights :

  • The study found a positive and significant relationship between student motivation and cognitive learning outcomes.
  • Student perceptions of teaching styles did not have a significant partial effect on learning outcomes.
  • However, when combined with motivation, perceptions of teaching styles had a significant simultaneous effect on learning outcomes.

Keywords: Teacher's Teaching Style, Learning Motivation, Cognitive Learning Outcomes, Science Education, Ex-Post Facto

Pendahuluan

Hasil belajar merupakan capaian seorang siswa setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran yang mencangkup beberapa aspek. Kognitif merupakan sebuah sebutan oleh para psikolog guna mendefinisikan semua aktivitas mental peseerta didik yang berkolerasi dengan anggapan, daya ingat, dan daya tangkap sebuah topik yang mampu memberikan peserta didik sebuah pengetahuan[1]. Pendidikan IPA adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas dengan persoalan alam untuk mengembangkan daya nalar, analisis, serta mengajarkan berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan alam[2]. Hasil belajar IPA menjadi fokus utama dalam tercapainya proses belajar mengajar yang baik[3]. Hasil belajar IPA sebagai acuan jangkauan pemahaman tujuan pembelajaran yang di peroleh siswa setelah diajarkan dan sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar. Acuan penilaian dalam hasil belajar merupakan bagian utama dalam tujuan pendidikan yang berisi gambaran pengetahuan dan perilaku siswa yang diharapkan dikuasai oleh siswa[4]. Ketercapaian hasil belajar yang memuaskan apabila peserta didik mampu memahami dan daya tangkap yang baik pada materi yang dipelajari baik secara individu ataupun kelompok. Kemampuan intelektual siswa tidak cukup menjadi patokan bahwa hasil belajar yang dicapai akan tinggi, melainkan faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi hasil belajar[5].

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal[6]. Faktor yang muncul pada diri siswa disebut faktor internal, sementara faktor yang muncul akibat pengaruh dari luar siswa disebut faktor eksternal. Faktor internal siswa layaknya kesehatan jasmani, ketekunan, sikap, bakat, motivasi, dan lainnya. Berbeda dengan faktor internal yang murni dimiliki peserta didik, faktor eksternal ini dipengaruhi oleh pihak lain seperti kondisi keadaan sekolah, kondisi dalam keluarga, dan keadaan wilayah masyarakat sekitar. Keberhasilan tujuan belajar akan tercapai bukan hanya ditentukan oleh pemberlakuan kurikulum saja, proses pembelajaran dan penyampaian materi dikatakan berhasil tidaknya karena adanya faktor gaya mengajar guru[6].

Gaya mengajar guru didefinisikan kaidah seorang pengajar untuk menjelaskan materi pembelajaran dalam kelas[7]. Gaya mengajar guru di kelas merupakan faktor utama pendukung efektifnya sebuah proses belajar mengajar[8]. Proses pembelajaran di kelas tentu melibatkan hubungan anatara guru dan siswa yang terjadi di kelas selama kegiatan belajar. Seorang guru semestinya memiliki kompetensi, penguasaan materi ajar, mengolah materi, dan mampu menerapkan pola pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar[9]. Gaya mengajar bisa terdiri dari cara penyampaian, tindakan, dan perilaku dalam sistem pengajaran[10]. Guru profesional tentu menginginkan peserta didiknya memiliki semangat belajar dan antusias belajar yang tinggi[11]. Gaya mengajar guru bervariasi berdasarkan keahlian guru dalam memilih gaya mengajar yang dapat menumbuhkan ketertarikan siswa untuk menerima materi pembelajaran yang diajarkan[12]. Mengatasi rasa bosan siswa dalam belajar, guru diharuskan memiliki kemampuan variasi dalam mengajar di kelas[13]. Siswa akan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena adanya variasi mengajar yang dilakukan oleh guru. Terdapat empat gaya mengajar guru yaitu pendekatan interaksional, penggunaan teknologi dalam pengajaran, pendekatan personalis, dan gaya pengajaran klasik[14]. Pentingnya gaya mengajar guru dalam pembelajaran sangat signifikan sebagai pengaruh yang mampu menciptakan suasana nyaman dan mencegah kebosanan bagi siswa, hal ini tentu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa[15].

Motivasi belajar mempunyai dampak yang kuat terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan juga mempengaruhi siswa dalam banyak hal seperti, apa yang mereka pelajari, kapan mereka harus belajar, bagaimana mereka belajar, dan mengapa mereka belajar[16]. Motivasi belajar siswa yang baik tentu membuat siswa semakin siap dalam menerima pembelajaran. Kesiapan siswa untuk belajar mendorong siswa memaksimalkan pemahaman materi memiliki dampak terhadap pencapaian hasil belajar optimal. Upaya atau usaha siswa untuk mengerjakan dan memahami suatu materi berdasarkan keinginannya sendiri disebut dengan motivasi belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa[17]. Motivasi belajar dapat timbul akibat faktor yang muncul dalam diri siswa berupa keinginan untuk berhasil melakukan suatu aktivitas demikian juga terdapat dorongan dari kebutuhan untuk belajar. Pengaruh dari lingkungan sekitar siswa juga mencakup elemen-elemen seperti kenyamanan dalam lingkungan belajar, pendekatan pembelajaran yang menarik, dan gaya pengajaran guru yang tidak monoton[18].

Hasil wawancara pada guru IPA di SMP Negeri 1 Bangil, menjelaskan akibat adanya pemberlakuan sistem zonasi daerah pada penerimaan siswa baru di SMP Negeri 1 Bangil mengakibatkan beragamnya siswa dari berbagai sekolah terutama sekolah yang masih satu daerah dengan SMP Negeri 1 Bangil ini tidak dapat terkontrol. Kebergamaan siswa yang tidak bisa terkontrol inilah menyebabkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa yang sangat beragam pula. Data nilai siswa kelas VII pada mata pelajaran IPA masih banyak yang rendah bahkan di bawah KKM. Hasil dari sesi wawancara dengan seorang guru IPA di SMP Negeri 1 Bangil, masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam belajar IPA serta menganggap bahwa pembelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sukar dan tidak menarik. Siswa menganggap jika belajar IPA adalah pembelajaran yang sukar dari pada mata pelajaran lainnya, menimbulkan kurangnya motivasi dan semangat siswa saat belajar[2]. Dari permasalahan tersebut guru lebih menerapkan adanya gaya mengajar yang bervariasi yang membangun semangat dan motivasi siswa dalam menerima materi IPA. Gaya mengajar yang menarik dapat menepis persepsi siswa tersebut tentang mata pelajaran IPA yang sulit di pahami.

Hasil riset relevan yang menyatakan adanya kolerasi yang relevan antara pencapaian hasil belajar kognitif siswa pada gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa (Rahmawati & Sartika)[4]. Pada penelitian yang di lakukan oleh (Gajah & Simanjuntak) mengungkapkan bahwa variasi dalam pendekatan pengajaran guru memiliki dampak besar pada tingkat motivasi belajar siswa [19]. Menurut (Rahmat & Jannatin) terdapat keterikatan yang erat antara cara guru mengajar dan motivasi belajar siswa yang berpengaruh pada hasil belajar siswa[20]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sari & Sartika) hasil belajar siswa tidak berdampak sesignifikan itu terhadap cara mengajar guru, karena terdapat beragam faktor yang bisa berpengaruh pada ketercapaian hasil belajar siswa[12]. Hasil dari riset penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat korelasi antara gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif siswa.

Dari penjelasan sebelumnya, penelitian ini berusaha menyelidiki lebih rinci tentang keterkaitan anatara cara mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap pencapaian hasil belajar kognitif siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bangil. Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah ada korelasi antara gaya mengajar guru dan motivasi belajara siswa terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi positif bagi pembangunan pendidikan dengan fokus pada peningkatan hasil belajar siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII. Mendorong semangat para guru untuk memahami kebutuhan siswa dan peran penting guru dalam memotivasi siswa untuk belajar. Dukungan yang diberikan oleh guru memiliki dampak besar dalam meningnkatkan motivasil belajar siswa. Siswa yang termotivasi akan lebih tekun dalam memperbaiki sistem pembelajarannya sehingga akan mendukung peningkatan hasil belajar siswa.

Metode

Metode penelitian menggunakan jenis metode korelasi ex-post facto. yang artinya kejadian atau fakta ini sudah terjadi[21]. Jenis penelitian ini adalah mengungkap fakta yang ada menggunakan analisis hubungan antar variabel. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) dan motivasi berprestasi (X2), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar kognitif siswa kelas VII pada mata pelajaran IPA. Populasi yang terlibat dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 sejumlah 360 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Sampel dipilih secara acak dengan cara sederhana seperti pengundian. Penentuan jumlah sampel berdasarkan ketentuan pada tabel Krejcie dengan tingkat kepercayaan 95% dan dihasilkan sampel sebanyak 186 siswa. Hubungan antar variabel penelitian digambarkan melalui desain penelitian dibawah ini:

Figure 1. Desain Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini yakni H1 yang berarti adanya hubungan gaya mengajar guru (X1) terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y). H2 yang artinya adanya hubungan motivasi belajar siswa (X2) terhadaphasil belajar kognitif siswa (Y). Hipotesis terkahir H3 yang berarti adanya hubungan gaya mengajar guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y). Pembuktian hipotesis dilakukan dengan hasil perhitungan dengan uji-T berbantuan aplikasi SPSS.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penggunaan instrumen berupa angket dan dokumentasi. Angket diperuntukan untuk memperoleh data gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model angket tertutup (angket berstruktur) yaitu angket yang disusun dalam format pernyataan-pernyataan sesuai dengan keadaan yang dialami responden. Responden memberikan tanda ceklis () pada jawaban yang tersedia. Angket persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa berbentuk skala Likert dengan interval TP = Tidak Pernah dengan skor 1, JR = Jarang dengan skor 2, KD = Kadang-kadang dengan skor 3, SR = Sering dengan skor 4, dan SL = Selalu dengan skor 1. Pernyataan negatif pada agket motivasi belajar siswa TP = Tidak Pernah dengan skor 5, JR = Jarang dengan skor 4, KD = Kadang-kadang dengan skor 3, SR = Sering dengan skor 2, dan SL = Selalu dengan skor 1. Hasil belajar kognitif siswa diambil dari dokumetasi nilai formatif (Nilai ulangan harian) mata pelajaran IPA semester ganjil kelas VII SMPN 1 Bangil tahun ajaran 2023/2024. Berikut adalah indikator perumusan angket gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa:

Indikator Sub Indikator No. Item
Gaya Mengajar Klasikal Dominasi peran guru 1, 2
Materi disampaikan dengan pemberian contoh konkret disertai pengajuan pertanyaan dari guru 3
Gaya Mengajar Teknologis Guru menggunakan berbagai sumber media belajar 4, 5
Siwa berperan untuk menggunakan media belajar untuk belajar 6
Gaya Mengajar Personalisasi Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik 7, 8, 9
Siswa berpean aktif dalam proses pembelajaran 10, 11
Guru sebagai narasumber 12, 13
Gaya Mengajar Interaksional Apresiasi saat pembelajaran dilakukan oleh guru 14, 15
Peran guru dan siswa saling mendominasi 16. 17, 18
Siswa belajar melalui proses dialog yang dilakukan saat pembelajaran 19, 20
Table 1. Kisi-kisi Instrumen Angket/Kuisioner Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru

Sumber: Dimodifikasi dari Ramadhania dan E. Mulyana[22]

Indikator Sub Indikator No Item Jumlah Butir
Positif Negatif
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Mengerjakan tugas tepat waktu 1, 2 3 8
Tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai 5, 6 4
Tertantang mengerjakan soal yang sulit. 8 7
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Rasa ingin tahu 9,10 4
Minat dalam belajar 12 11
Adanya harapan dan cita-cita masa depan Upaya untuk meraih cita-cita 13 14 4
Ketekunan dalam belajar 16 15
Adanya penghargaan Belajar Ganjaran dan hukuman 18 17 4
Mendapat pujian 20 19
Adanya kegiatan yang menarik dalam bealajar Kreatif dalam penyampaian materi 22 21 2
Adanya lingkungan belajar yang kondusif Suasana tempat belajar 24, 25 23 3
Ulet menghadapi kesulitan Melakukan latihan untuk mengerjakan soal-soal dalam buku paket 27 26 2
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam hal dalam pelajaran Aktif dalam dalam kegiatan diskusi kelompok dan praktikum pada mata pelajaran IPA 28, 29 30 3
Table 2. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa

Sumber: Dimodifikasi dari Aryani dan Sardiman[23].

Teknik analisis data terdiri dari uji validitas pada instrumen penelitian mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa. Pengolahan data penelitian berbantuan aplikasi SPSS-25. Data angket persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) yang awalnya berbentuk data ordinal diromabak menjadi data interval dengan mengaplikasikan software MSI (Method Of Successive Interval). Hubungan antar variabel dilakukan uji regreesi linier.

Hasil dan Pembahasan

A. Uji Analisis Deskriptif Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru

Uji deskriptif pada variabel persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) digunakan untuk mengetahui gaya mengajar apa yang sering digunakan oleh guru IPA saat mengajar dikelas.

Gaya Mengajar Guru N Mean Median Modus Standar Deviasi Total
Klasikal 186 20,75 20,00 19 3,354 3.859
Teknologis 186 26,89 27,00 24 4,482 5001
Personalisasi 186 26,22 26,00 24 3,906 4.877
Interaksional 186 33,28 33,00 33 4,433 6.190
Valid N 186
Table 3. Analisis Total Deskriptif Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif gaya mengajar guru dibedakan menjadi empat gaya yaitu, gaya mengajar klasikal, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar interaksional. Hasil angket siswa menujukkan bahwa gaya mengajar interaksional merupakan gaya mengajar yang sering digunakan oleh guru saat mengajar di kelas yang ditunjukkan dengan perolehan nilai sum dari hasil angket siswa sebesar 6.190, nilai rata-rata (Mean) sebesar 33,28, nilai modus (Mo) sebesar 33, nilai median (Me) sebesar 33,00, dan nilai standar deviasi (SD) 4,433. Sedangkan gaya mengajar guru yang paling sedikit digunakan adalah gaya mengajar klasikal dengan perolehan nilai sum sebesar 3.859, nilai rata-rata (Mean) sebesar 20,75, nilai modus (Mo) sebesar 19, nilai median (Me) sebesar 20,00, dan nilai standar deviasi (SD) 3,354.

Gaya mengajar interaksional adalah variasi mengajar yang dilakukan guru dengan melakukan interaksi dengan siswa secara langsung yang sama-sama dominan saat pembelajaran. Siswa dilibatkan pada penyampaian materi belajar di kelas yang mengharuskan siswa mampu belajar mandiri untuk memahami konsep yang akan dibahas[24]. Siswa berkesempatan mengemukakan pendapat atau pikiran mengenai masalah yang sedang dibahas. Gaya interaksional menerapkan sistem pembelajran diskusi kelompok dan mengadakan tanya jawab.

B. Analisis Deskripsi Motivasi Belajar

Indikator Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
F % F % F % F % F %
Adanya hasrat dan keinginan berhasil 15 8,1 47 25 56 30 61 33 7 3,8
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 19 10,2 32 17,2 72 38,7 59 31,7 4 2,1
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 20 10,8 27 14,5 73 39,2 54 29 12 6,5
Adanya lingkungan belajar yang kondusif 15 8,1 49 26 73 39 37 20 12 6,5
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam hal dalam pelajaran 16 8,6 37 20 63 33 64 34 6 3,2
Table 4. Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan tabel 2, terdapat 5 indikator motivasi belajar diketahui 15 siswa menjawab selalu dengan presentase 8,1% pada indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil, 47 siswa (25%) menjawab sering, 56 siswa (30%) menjawab kadang-kadang, 61 siswa (33%) menjawab jarang, dan 7 siswa (3,8%) menjawab tidak pernah. Pada indikator kedua adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, pada jawaban selalu terdapat 19 siswa (10,2%), 32 siswa (17,2%) menjawab sering, 72 siswa (38,7%) menjawab kadang-kadang, siswa menjawab jarang sebanyak 59 siswa (31,7%), dan 4 siswa (2,1%) menjawab tidak pernah. Indikator motivasi belajar ketiga yaitu adanya kegiatan yang menarik dalam belajar banyak siswa memberikan jawaban selalu sejumlah 20 siswa (10,8%), jawaban sering sebanyak 27 siswa (14,5%), pada jawaban kadang-kadang sebanyak 73 siswa (38,7%), siswa menjawab jarang sebanyak 54 siswa (29%), dan 12 siswa (6,5%) menjawab tidak pernah. Pada indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif siswa menjawab selalu sebanyak 15 siswa (8,1%), menjawab sering sebanyak 49 siswa (26%), siswa menjawab kadang-kadang sebanyak 73 siswa (39%), menjawab jarang sebanyak 37 siswa (20%), sebanyak 12 siswa (6,5%) menjawb tidak pernah. Pada indikator menujukkan minat terhadap bermacam-macam hal dalam pelajaran terdapat sebanyak 16 siswa (8,6%) menjawab selalu, 37 siswa (20%) menjawab sering, 63 siswa (33%) menjawab kadang-kadang, siswa menjawab jarang sebanyak 64 (34%), dan 6 siswa (3,2%) menjawab tidak pernah. Motivasi merupakan rasa keinginan untuk melakukan sesuatu, membuat mereka akan tetap melakukannya, dan memunculkan rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas[2]. Motivasi bisa muncul karena adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan sesuatu. Apabila keinginan tersebut kuat tentu motivasi yang akan terbentuk juga kuat yang akan mengantarkan pada ketercapaiaan tujuan yang diharapkan.

Kategori Interval Kelas Frekuensi (f) Persentase (%)
Sangat Tinggi X > 114,0539 19 10
Tinggi 102,2289 < X ≤ 114,0539 34 18
Sedang 90,4039 < X ≤ 102,2289 61 33
Rendah 78,5789 < X ≤ 90,4039 70 38
Sangar Rendah X < 78,5789 2 1
Jumlah 186
Table 5. Kategorisasi Motivasi Belajar

Sumber: Data diolah (2024).

Pada tabel diatas, 38% motivasi belajar siswa tergolong dalam kategori rendah sebanyak 70 siswa. Motivasi belajar siswa 33% menunjukkan kategori sedang atau sebanyak 61 siswa. Motivasi belajar siswa dengan kategori tinggi sejumlah 18% atau sebanyak 34 siswa, motivasi belajar siswa pada kategori sangat tinggi 10% sebanyak 19 siswa, sedangkan kategori sangat rendah 1% sebanyak 2 siswa. Berdasarkan tabel tersebut, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara umum masih tergolong rendah. Menurut (Mayshandy, dkk) rendahnya motivasi belajar IPA karena adanya rasa jenuh saat mengikuti pembelajaran, hal ini menimbulkan antusias siswa menurun[25].

C. Kategorisasi Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata dari total nilai ulangan harian mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 1 Bangil. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tertinggi yaitu 96, dengan nilai terendah sebesar 31. Nilai rata-rata (Mean) hasil belajar seluruh siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 78. Cara menentukan kategori nilai kecenderungan variabel yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Hasil perhitungan tersebut dapat kita jabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Kategorisasi Interval Nilai Nilai KKM Frekuensi Persentase (%)
Tuntas 78 - 96 78 118 63
Tidak Tuntas < 78 78 68 37
Jumlah 186
Table 6. Distribusi Kategorisasi Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan skor yang diperoleh pada tabel 6, hasil belajar siswa dikatakan tuntas sebanyak 63% atau sebanyak 118 siswa, sedangkan hasil belajar siswa dikatakan tuntas sebanyak 37% atau 68 siswa. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 78 yang sudah dirancang untuk IPA. Siswa yang mendapat nilai 78 dikatakan telah selesai. Penelitian yang dilakukan oleh (Rudini, dkk) hasil belajar yang rendah dikarenakan kecilnya motivasi dan minat siswa dalam belajar[26]. Berkaitan dengan itu dapat disimpulkan jika hasil belajar yang baik bermula dari motivasi yang muncul pada diri siswa. Tingginya keinginan belajar dan motivasi belajar siswa tentu berimplikasi pada hasil belajar yang akan diterima.

D. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 186
Normal Parametersa,b Mean .1202614
Std. Deviation 7.98685326
Most Extreme Differences Absolute .064
Positive .031
Negative -.064
Test Statistic .064
Asymp. Sig. (2-tailed) .076c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Table 7. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,76>0,05 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Selain itu, pembuktian normalitas data juga dapat dilakukan uji plot of regression.

Figure 2. Normal Probability Plot

Sumber: Data diolah (2024)

Dari gambar di atas terlihat nahwa sebaran data mengikuti garis yang menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

E. Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedasitisitas

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru 0,819 1,220
Motivasi Belajar Siswa 0,819 1,220
Table 8. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan tabel hasil uji multikolinearitas diatas menggambarkan bahwa nilai tolerance pada variabel persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) 0,819 ≥0,010 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) 1,308 ≤ 10,00, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki nilai toleransi ≥ 1,220 dan nilai VIF ≤ 10,00 yang artinya data tersebut bebas dari multikolinearitas.

Figure 3. Hasil Uji Heteroskedasitisitas

Sumber: Data diolah (2024)

Pada gambar 4. Tampak titik-titik menyebar di atas dan di bawah garis0 pada sumbu Y diseluruh kolom, sehingga dapat diartikan semua data tidak berbentuk pol tertentu, dan tidak mengalami heteroskedasitisitas.

F. Perhitungan Koefisien Korelasi Pengaruh Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Y

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .330a .109 .099 10.223
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru
b. Dependent Variable: Hasil Belajar Kognitif
Table 9. Hasil Uji Koefisien Korelasi Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Y

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan tabel 9. Nilai R Square sebesar 0,109 atau 10,9% menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas (Persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan Motivasi belajar siswa) terhadap variabel terikat (Hasil belajar kognitif siswa) yaitu 10,9%. Tersisa nilai 89,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti secara detail oleh peneliti.

G. Perhitungan Persamaan Regresi Pengaruh Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Y

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 49.969 7.269 6.874 .000
Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru .019 .065 .022 .291 .771 .819 1.220
Motivasi Belajar .259 .062 .319 4.143 .000 .819 1.220
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Kognitif
Table 10. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Pengaruh Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Y

Sumber: Data diolah (2024).

Berdasarkan hasil uji T pada tabel 10. Menampilkan adanya pengaruh antar variabel X1 terhadap Y (Hasil Belajar Kognitif), dengan menggunakan asumsi tingkat kepercayaan sebesar 5% atau 0,05.Menurut ketentuan yang ada apabila nilai sig < 0,05 atau Thitung > Ttabel ,maka terdapat pengaruh variabel X terhadap Y. Nilai Ttabel dapat ditentukan dengan Ttabel =t (α/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 182) = 1,973. Pada pengujian hipotesis pertama (H1) berdasarkan hasil analisis data diketahui nilai THitung yang diperoleh adalah 0,291 < TTabel (1,973) dan signifikansi yang didapat 0,711 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y), sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara X1 (Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru) terhadap Y (Hasil Belajar Kognitif). Gaya mengajar merupakan keseluruhan tingkah laku seorang guru yang khas dan cenderung konsisten setiap kali mengajar. Pemahaman akan hal ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran sangat dipengaruhi oleh pemilihan gaya mengajar yang tepat[27]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sari & Sartika) hasil belajar siswa tidak berdampak sesignifikan itu terhadap cara mengajar guru, karena terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa[12]. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi, et al bahwa gaya mengajar guru memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, terutama melalui penerapan aspek kognitif seperti evaluasi berdasarkan kemampuan individu dalam memahami konsep, yang mengacu pada proses penerimaan pengetahuan yang berasal dari diri sendiri[1].

Upaya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menciptakan suasana baru di dalam kelas dan suasana belajar yang nyaman, serta menggunakan berbagai gaya mengajar yang efektif agar pembelajaran terjadi tanpa rasa bosan[28]. Terciptanya lingkungan belajar yang menarik dan aktif membuat siswa akan lebih antusias mengikuti pembelajaran hingga selesai. Antusias siswa tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang menguasai materi pembelajaran dengan baik tentu akan memperoleh hasil belajar yang baik. Proses ini dapat dilakukan melalui berbagai metode yang sesuai dengan komponen yang ada dalam mengukur aspek kognitif. Guru mempunyai gaya mengajar yang berbeda-beda dan harus menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan siswanya dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar unik yang membantu mereka menyerap topik tertentu[29].

Pada tabel 10. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y). Hasil analisis data pada tabel 8. Menunjukkan Nilai signifikansi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai THitung yang diperoleh 4,143 > 1,973 (TTabel), sehingga dapat tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa (X2) dan hasil belajar kognitif siswa berpengaruh yang berarti H2 diterima. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan mencapai hasil belajar yang tinggi. Semakin tinggi motivasinya maka semakin besar pula intensitas usaha dan upaya yang dilakukannya untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan[30]. Motivasi belajar pemicu adanya faktor yang sangat menentukan dalam proses belajar, karena sikap dan kebiasaan belajar mempengaruhi sebagian besar hasil belajar yang diperolehnya. Hal ini sejalandengan penelitian yang dilakukan oleh (Rudini,dkk) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang siginifikan antara motivasibelajar terhadap hasil belajar siswa[26].

Faktor yang mendukung keaktifan siswa didalam aktivitas pembelajaran adalah motivasi belajar yang ada didalam dirinya[31]. Siswa yang merasa termotivasi menikmati belajar dan meningkatkan hasil belajar mereka dengan menyelesaikan tugas yang diberikan. Hasil penelitian (Nugroho & Warmi) menjabarkan bahwa motivasi belajar siswa memiliki keterkaitan yang kuat dan signifikan dengan hasil belajar kognitif, yang berarti adanya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap perolehan hasil belajarnya[32]. Motivasi belajar yang baik akan memperlihatkan hasil belajar yang baik, hal ini disebabkan usaha tekun yang didasari motivasi pasti akan mencapai hasil yang baik[26]. Siswa dengan motivasi yang baik akan antusias saat menerima materi di kelas, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam belajar. Penelitian yang dilakukan oleh (Putri, dkk) menjelaskan jika terdapat pengaruh kuat antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa[33].

H. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi Pengaruh Variabel X 1 dan X 2 Terhadap Variabel Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2329.905 2 1164.953 11.148 .000b
Residual 19123.627 183 104.501
Total 21453.532 185
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Kognitif
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru
Table 11. Hasil Pengujian Signifikansi Korelasi Regresi Variabel X1 danX2, Terhadap Variabel Y

Sumber: Data diolah (2024).

Pada tabel 11. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 dan nilai FHitung sebesar 11,148 mempunyai ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 atau FHitung > FTabel. Adanya pengaruh dari variabel X terhadap Y, dengan menggunakan asumsi tingkat kepercayaan sebesar 5% atau 0,05 dengan penentuan nilai FTabel dengan rumus FTabel = (α/2 : n-k-1) = F (2 : 184) = 3,05, maka dapat diinterpretasikan pada uji hipotesis ketiga (H3) yaitu nilai signfikansi 0,000 < 0,05 dan nila FHitung > FTabel yaitu 11,148 > 3,05. Perolehan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel persepsi siswa tentang gaya mengajar guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X1) terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y). Proses pembelajaran selalu menghasilkan sesuatu yang menjadi tolak ukur keberhasilanhasil belajar. Teknik pengajaran dan motivasi belajar juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil belajar siswa[34]. Kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan interaksi antara guru dan siswa, sehingga tanpa minat dan motivasi maka pembelajaran akan sia-sia. Meningkatkan hasil belajar dengan memilih meode pengajaran secara akurat dan memotivasi siswa untuk belajar[31]. Hal ini selaras pada penelitian (Setiyaningsih & Sunarso) menjelaskan adanya korelasi yang relevan dan kuat antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar kognitif siswa[35]. Hasil penelitian (Rahmat & Jannatin) juga menunjukkan adanya ikatan yang erat antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa yang akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa[20].

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru (X1) tidak berpengaruh dengan hasil belajar kognitif siswa (Y), seperti hasil pada tabel 7. 2) Motivasi belajar siswa (X2) mempengaruhi secara signifikan dengan hasil belajar kognitif siswa (Y). 3) Variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru (X1), motivasi belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y) seperti terlihat pada tabel 8. Perolehan hasil tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru (X1), motivasi belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar kognitif siswa (Y). Hasil tersebut bertentangan dengan rumusan hipotesis bahwa pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA adanya persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru. Peneliti menduga ada penyebab yang lebih umum dan memerlukan pengkajian lebih mendalam. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjelaskan alasan tidak adanya pengaruh kedua variabel tersebut.

Ucapan Terima Kasih

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Terima kasih kepada dosen pembimbing, rekan peneliti, guru IPA, dan seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bangil yang berkenan berpartisipasi pada penelitian ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mengupayakan dukungan dan doanya. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan pendidikan.

References

[1] H. D. Rohmawati and R. Nisa, “Gaya Mengajar Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas II Madrasah Ibtidaiyah,” Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, vol. 04, no. 01, pp. 78–89, 2023.

[2] B. Surahmadi, “Penerapan Teknik Bermain Kartu Pintar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPA,” Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Metro, vol. IV, no. 1, pp. 17–25, 2016.

[3] B. Kurniawan, “The Role of Teacher’s Teaching Style and in Increasing Students’ Motivation Towards Islamic Religious Education Learning Outcomes,” International Journal of Science and Social, vol. 4, no. 4, pp. 50–59, 2022, doi: 10.54783/ijsoc.v4i4.551.

[4] A. Rahmawati and S. B. Sartika, “Hubungan Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP,” Vektor, vol. 03, no. 02, pp. 1–184, 2022, doi: 10.35719/vektor.v3i2.64.

[5] Q. D. Nurul, “Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Islam Krembung Kabupaten Sidoarjo,” Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018.

[6] R. Fitriana, “Studi Komparasi Gaya Mengajar Guru Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Nahwu Kelas VIII B dan C di MTS Ma’arif Balong Ponorogo Tahun Ajaran 2019/2020,” Skripsi Institut Agama Islam Negeri, 2020.

[7] S. I. A. S. A. G. Bulohroy and J. F. Rehena, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Siswa Kelas VIII SMP Hang Tuah Lantamal IX Ambon,” Biopendix, vol. 4, no. 1, p. 1, 2017.

[8] D. Setianingrum, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar IPA di MI Ma’arif NU Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga,” Doctoral Diss. IAIN, 2017.

[9] E. Prihatini, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA,” Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, vol. 7, no. 2, pp. 171–179, 2017.

[10] A. Intan, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran PKn Kelas III di SDN 1 Banjarwangunan Kabupaten Cirebon,” Skripsi, 2019.

[11] D. Siswanti, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Kepuasan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Negeri 120 Bengkulu Utara,” Skripsi Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020.

[12] N. Sari and S. B. Sartika, “Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran IPA SMP,” LENSA (Lentera Sains) Jurnal Pendidikan IPA, vol. 11, no. 1, pp. 1–7, 2021, doi: 10.24929/lensa.v11i1.114.

[13] D. Aulia and D. Susanti, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi,” Jurnal Pendidikan Tambusai, vol. 5, no. 3, pp. 378–386, 2022.

[14] M. A. Sari and Zafri, “Gambaran Minat Belajar Siswa Terhadap Variasi Gaya Mengajar Guru pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA,” Jurnal Halaqah, vol. 1, no. 4, pp. 460–468, 2019, doi: 10.5281/zenodo.3524797.

[15] Y. Herni, Y. Gea, and R. A. Rohmah, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII SMP Muhammadiyah Rambah Yupita,” Jurnal Pendidikan IPS, vol. 01, no. 01, pp. 34–43, 2020, doi: 10.30606/bjpi.v01i01.xxx.

[16] A. J. S. A. L. Sandi and Amirudin, “Peranan Gaya Mengajar Guru dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Daring Pendidikan Agama Islam SDN Sindangmulya IV Cibarusah,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, vol. 6, no. 2, pp. 265–274, 2021.

[17] B. A. Atma, F. F. Azahra, and A. Mustadi, “Teaching Style, Learning Motivation, and Learning Achievement: Do They Have Significant and Positive Relationships?,” Jurnal Prima Edukasia, vol. 9, no. 1, pp. 23–31, 2021, doi: 10.21831/jpe.v9i1.33770.

[18] M. Huda, “Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasi pada Mata Pelajaran PAI),” Jurnal Penelitian, vol. 11, no. 2, pp. 239–241, 2017.

[19] S. S. E. Nurhalizah, “Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 158367 Laemonong 2,” Jurnal Educandum, vol. 6, no. 1, pp. 5008–5018, 2023.

[20] H. Rahmat and M. Jannatin, “Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris,” Jurnal Jurusan PGMI, vol. 10, no. 2, pp. 98–111, 2018.

[21] K. M. S. Dewi, I. W. Suwatra, and M. Suarjana, “Kontribusi Disiplin Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika,” Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, vol. 2, no. 2, p. 152, 2018, doi: 10.23887/jppp.v2i2.15397.

[22] A. N. R, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI di SMAIT Daarul Hikmah Boarding School Bontang Kalimantan Timur,” Skripsi, 2022.

[23] N. Made, R. Aryani, and I. M. Suarjana, “Students’ Motivation for Learning Mathematics During the Covid-19 Pandemic,” International Journal of Elementary Education, vol. 6, no. 1, pp. 40–41, 2022.

[24] S. R. Hidayat, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru dengan Agama Islam Peserta Didik Kelas VIII SMP TMI Roudlatul Qur’an Metro Tahum Pelajaran 2018/2019,” Skripsi, 2019.

[25] A. S. B. M. F. Mayshandy and I. K. Mahardika, “Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Peta Konsep Terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa SMP Kelas VII Materi Pemanasan Global,” Jurnal Pendidikan, vol. VII, no. II, pp. 101–109, 2021.

[26] A. Rudini, Ruslan, and F. Daud, “Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik SMP Negeri di Kecamatan Tamalate Kota Makassar,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 8, no. 2, pp. 19–21, 2021.

[27] S. Bayu, A. Arif, and M. Pelu, “Hubungan antara Persepsi tentang Gaya Mengajar Guru dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Siswa,” Jurnal Candi, vol. 21, no. 2, pp. 46–61, 2021.

[28] V. F. Dewi, “Analisis Gaya Mengajar Guru dan Kaitannya dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di MTS N 01 Kepahiang,” Skripsi, 2024.

[29] M. R. Hasibuan, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas X SMA Advent DKI Jakarta dan Sekitarnya,” Jurnal Terapan Ilmu Manajemen dan Bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 109–118, 2021.

[30] S. Khumaidah and Misbah, “Pengaruh Motivasi, Kebiasaan Belajar, Sarana Belajar, dan Gaya Mengajar Guru Pada Prestasi Hasil Belajar Siswa MA Manbail Futuh Jenu Tahun Pelajaran 2017/2018,” Jurnal Oportunitis Unirow Tuban, vol. 01, no. 01, pp. 42–49, 2020.

[31] E. Y. Awe and K. Benge, “Hubungan antara Minat dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPA pada Siswa SD,” Jurnal Educational Technology, vol. 1, no. 4, pp. 231–238, 2017, doi: 10.23887/jet.v1i4.12859.

[32] A. W. R. Nugroho, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SMPN 2 Tirtamulya,” Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, vol. 6, no. 2, pp. 9–11, 2022.

[33] W. A. Putri, R. Fitrini, E. F. S. Rini, F. T. Aldila, and T. Ratnawat, “Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa IPA di SMAN 6 Muaro Jambi,” SAP (Susunan Artikel Pendidikan), vol. 5, no. 3, pp. 248–254, 2021.

[34] A. J. S. A. L. Sandi and Amirudin, “Peranan Gaya Mengajar Guru dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Daring Pendidikan Agama Islam di SDN Sindangmulya IV Cibarusah,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, vol. 6, no. 2, pp. 265–274, 2021.

[35] S. Setiyaningsih and A. Sunarso, “Hubungan Variasi Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Matematika,” Joyful Learning Journal, vol. 9, no. 2, pp. 66–71, 2020.

Published

2025-05-26

How to Cite

Prianti, R. A., & Efendi, N. (2025). The Relationship between Teachers’ Teaching Style Perceptions and Learning Motivation on Science Learning Outcomes: Hubungan Persepsi Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPA. Indonesian Journal of Education Methods Development, 20(2), 10.21070/ijemd.v20i2.902. https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i2.902

Issue

Section

Science Education Method