Peers' Perceptions of the Environment and Learning Motivation Are Related to Science Learning Outcomes
Persepsi Lingkungan Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Berhubungan dengan Hasil Belajar IPA
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i2.899Keywords:
Student Perception, Learning Motivation, Learning Outcomes, Science, Ex-Post FactoAbstract
General Background : This study is grounded in the importance of psychological and social factors in determining students' academic success. Specific Background : The focus is to analyze the relationship between students' perceptions of the peer environment and learning motivation on the science learning outcomes of 8th-grade students at SMPN 1 Prambon. Knowledge Gap : Although previous studies have identified this relationship, an in-depth analysis within a specific context is needed to reveal potentially differing findings. Aims : This research aims to quantitatively describe the relationships among these variables. Results : The findings show a positive relationship between the peer environment and learning motivation with students’ learning outcomes. Novelty : The novelty of this study lies in the finding that students' perceptions of the peer environment do not entirely influence learning outcomes, which contradicts previous theories and suggests other, more dominant factors may be at play. Implications : These findings carry important implications for educators to consider other factors and design more comprehensive learning strategies, providing a basis for further research.
Highlights :
-
This research analyzes the relationship between peer environment, learning motivation, and science learning outcomes.
-
The study used an ex-post facto method with a sample of 169 eighth-grade students.
-
The results show a positive relationship between learning motivation and learning outcomes, but the peer environment's influence is not as direct as some theories suggest.
Keywords : Student Perception, Learning Motivation, Learning Outcomes, Science, Ex-Post Facto
Pendahuluan
Keberhasilan suatu pendidikan dapat dinilai dari beberapa hal seperti hasil belajar siswa. Pendidikan dapat mencapai keberhasilan jika tujuan pembelajaran yang telah dipastikan oleh guru dapat memberikan dampak perubahan yang positif bagi siswa. Hasil belajar adalah usaha untuk mempelajari sesuatu yang dilakukan oleh siswa yang dapat mengubah dirinya melalui kegiatan belajar yang dilakukan [1]. Hasil belajar dapat ditentukan melalui hasil ulangan harian, UTS, maupun UAS. Pendidikan yang berkualitas dapat diwujudkan dengan diterapkannya proses belajar mengajar yang tepat dan cermat. Dalam pembelajaran, hasil belajar digunakan sebagai indikator pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar pembelajaran dapat ditentukan berdasarkan hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil belajar mampu menunjukkan sejauh mana tingkat pemahan siswa dan penguasaan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilalui. Hasil belajar dapat berupa nilai yang merupakan hasil evaluasi dari seorang guru. Hasil belajar siswa ada dua yakni siswa dengan nilai yang tinggi dan siswa dengan nilai yang rendah. Hal tersebut tergantung pada pengoptimalan hasil belajar. Pengoptimalan hasil belajar memiliki sejumlah faktor yang berpengaruh, baik secara internal maupun ekstenal. Faktor internal merupakan faktor dalam diri seorang siswa itu sendiri. Faktor internal dipengaruhi oleh motivasi, tingkat kecerdasan, dan kedisplinan siswa dalam belajar. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar individu. Faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan belajar, lingkungan keluarga, dan teman sebaya. Kualitas hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut [2].
Keldula faktor telrselbult salah satulnya yakni faktor elkstelrnal. Salah satul faktor elkstelrnal yang belrpelngarulh telrhadap hasil bellajar siswa yakni lingkulngan telman selbaya. Lingkulngan telman selbaya melmpelngarulhi selcara rellelvan delngan prelstasi bellajar siswa. Keltelrgantulngan siswa telrhadap telman selbaya jaulh lelbih tinggi dibandingkan pada gulrul dan orang tula [3]. Lingkulngan telman selbaya tidak dapat dipisahkan dalam kelhidulpan relmaja. Hal ini dikarelnakan saat pelmbellajaran di selkolah melrelka bellajar, belrmain, dan belrtelmul telman selbayanya. Telman selbaya adalah relmaja ataul anak-anak yang belrada pada relntang ulsia dan keldelwasaaan yang sama. Tak bisa dipulngkiri, lingkulngan telman selbaya dapat belrdampak belsar pada kelhidulpan selselorang. Jika lingkulngan telman selbaya baik, maka akan melmpelngarulhi selselorang melnjadi lelbih baik belgitul pulla selbaliknya. Pelrgaullan telman selbaya yang tidak baik inilah yang dapat belrakibat siswa kulrang melmahami matelri yang tellah diajarkan sellama prosels pelmbellajaran [4]. Hal telrselbult dikarelnakan telman yang melngajak melngobrol selhingga melngakibatkan tidak fokuls pada saat pelmbellajaran. Telman selbaya dapat melmbelrikan motivasi selrta keladaan yang melnyelnangkan keltika pelmbellajaran di rulang kellas [5]. Dorongan telman selbaya akan melnjadikan selmangat barul bagi siswa agar lelbih belrselmangat dalam pelmbellajaran.
Motivasi bellajar melnjadi faktor intelrnal yang dapat belrpelngarulh telrhadap hasil bellajar siswa. Motivasi bellajar ini sangat dibultulhkan agar siswa lelbih belrselmangat saat prosels pelmbellajaran belrlangsulng. Salah satul hal telrpelnting dalam pelmbellajaran yakni motivasi bellajar, karelna tanpa adanya kelsadaran akan adanya motivasi bellajar maka hal telrselbult tidak dapat melmpelngarulhi siswa ulntulk belrpartisipasi selcara aktif dan pasif saat prosels pelmbellajaran [6]. Siswa yang delngan motivasi tinggi akan telrdorong ulntulk melngoptimalkan hasil bellajar. Motivasi belrpelngarulh pada hasil bellajar yang belrsifat pelrulbahan telrhadap elmosional yang diakibatkan olelh pelngarulh dari lular [7]. Motivasi bellajar adalah dorongan agar siswa dapat mellakulkan selsulatul delngan selpelnulh hati. Motivasi melrulpakan kelhelndak dalam diri selselorang ulntulk mellakulkan selsulatul. Motivasi dalam prosels pelmbellajaran sangat dipelrlulkan agar siswa dapat telrdorong ulntulk mellakulkan kelgiatan pelmbellajaran. [8]. Sellain itul, motivasi julga belrgulna selbagai pelnelntul dari pelrbulatan yang akan dilakulkan ulntulk pelncapaian tuljulan [9]. Siswa delngan motivasi bellajar tinggi akan belrulsaha ulntulk mellaksanakan pelmbellajaran selbaik mulngkin [10]. Delngan motivasi bellajar, siswa dapat lelbih belrselmangat ulntulk melndapatkan pelmbellajaran dan melngulasai matelri yang disampaikan delngan muldah. Tulmbulhnya motivasi bellajar pada siswa akan melnjadi modal ulntulk siswa lelbih belrpartisipasi aktif dalam pelmbellajaran [11]. Jika siswa tidak melmpulnyai motivasi bellajar, siswa telrselbult akan malas dan muldah jelnulh saat prosels pelmbellajaran belrlangsulng. Motivasi sebagai kayakinan individu tentang sejauh mana mereka akan melakukan tugas pencapaian masa depan dengan baik. [12]
Belrdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA yang dilakulkan di SMPN 1 Prambon, motivasi bellajar siswanya masih kulrang saat pelmbellajaran IPA. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung pasif. Pada saat gulrul melngajulkan belbelrapa pelrtanyaan melngelnai delngan pelmbellajaran yang disampaikan, siswa tidak bisa melnjawabnya. Hal telrselbult melmbulat gulrul haruls melngullas lagi matelri yang disampaikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung tertarik untuk berinteraksi dengan temannya sehingga tidak fokus pada pembelajaran. Karena proses pembelajaran tersebut kurang menarik bagi siswa. Selain itu, para siswa juga cenderung untuk menanyakan hal yang sulit dipahami ketika pembelajaran berlangsung kepada teman sebayanya dibandingkan bertanya langsung kepada guru yang mengajar.
Hasil pelnellitian yang melnyatakan bahwa ada hulbulngan antara lingkulngan telman sebaya dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA siswa. Menurut hasil penelitian Riadin (2022) menyatakan bahwa dengan tingginya motivasi belajar, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh siswa [13]. Menurut hasil penelitian Mutiara (2018) menyatakan bahwa terhadap hubungan yang berkesinambungan antara interaksi teman sebaya dengan1prestasi belajar, jika interaksi terhadap teman sebaya besar maka prestasi belajar siswa akan semakin tinggi [14]. Berdasarkan hasil penelitian Fadhilah (2021), dikemukakan bahwa interaksi teman sebaya terhubung langsung dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa [15].
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijabarkan, peneliti berharap penelitian ini dapat mengetahui hubungan antara lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa agar setara dengan standar yang telah disepakati oleh masing-masing sekolah. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan penilaian dan refleksi pendidik dalam mekanisme pembelajaran untuk tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Metode
Metode penelitian ini yaitu meenggunakan metode ex-post facto. Penelitian ex-post facto dapat disebut sebagai penelitian After the Fact yang berarti sesudah fakta atau kejadian. Penelitian ini berfungsi untuk memecahkan masalah pendidikan maupun sosial dengan variabel penelitian yang sudah terjadi ketika penelitian sudah terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang datanya berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Prambon dengan jumlah 300 siswa. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada tabel Krejcie, jika populasi sebanyak 300 maka sampelnya sebanyak 169 siswa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Sampel diambil dengan teknik sampel acak (random sampling) yang dilakukan dengan cara undian atau lotere. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lingkungan teman sebaya (X1), dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA (Y). Hubungan antara variabel penelitian digambarkan melalui pradigma penelitian sebagai berikut:
Figure 1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 hipotesis, hipotesis yang pertama yaitu H0 yang berarti tidak terdapat hubungan persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar IPA (Y). H1 yang berarti ada hubungan lingkungan teman sebaya (X1) terhadap hasil belajar IPA (Y). H2 yang berarti terdapat hubungan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar IPA (Y). H3 yang berarti terdapat hubungan lingkungan teman sebaya (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar IPA (Y).
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penggunaan instrumen berupa angket atau kuisioner dan dokumentasi.. Instrumen diperuntukkan untuk pengumpulan data persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar siswa. Instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket (Quisioner). Jenis angket yang digunakan yakni angket tertutup (angket berstruktur) yaitu angket yang berupa pernyataan-pernyataan sehingga subjek penelitian dapat menentukan jawaban berdasarkan dengan kepribadiannya dengan menuliskan tanda check list (v) pada jawaban yang tersedia. Instrumen motivasi belajar siswa dan lingkungan teman sebaya berbentuk Skala Likert dengan interval SS (Sangat Setuju) dengan skor 4, S (Setuju) dengan skor 3, TS (Tidak Setuju) dengan skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan skor 1. Hasil belajar kognitif siswa diambil dari dokumentasi nilai formatif (ulangan harian) mata pelajaran IPA. Berikut adalah indikator perumusan angket persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar:
Indikator | Deskripsi | Butir Pernyataan | Jumlah | |
---|---|---|---|---|
Positif | Negatif | |||
Menyatakan pendapat | Kesamaan minat | 1,2 | 2 | |
Kesamaan bahan pembicaraan | 3,5 | 4 | 3 | |
Saling menghargai | Membantu | 6,7,9,10 | 8 | 6 |
Menerima | 11,12,13 | 3 | ||
Mengatasi masalah | Pribadi | 14,16,17,18 | 15 | 6 |
Sosial | 21,23,25 | 20,22,24,26 | 7 | |
Beradaptasi | Keterbukaan | 27,28,29 | 2 | |
Kerukunan | 30,31 | 2 | ||
Jumlah | 31 |
Sumber: Dimodifikasi dari Sholihah [16] dan Fatmawati [17]
Indikator | Deskripsi | Butir Pernyataan | Jumlah | |
---|---|---|---|---|
Positif | Negatif | |||
Adanya hasrat dan keinginan berhasil | Mengerjakan tugas tepat waktu | 1,2 | 3 | 8 |
tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai | 4,5 | 6 | ||
Tertantang mengerjakan soal yang sulit | 7,8 | |||
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar | Rasa ingin tahu | 9,10 | 11 | 6 |
Minat dalam belajar | 12 | 13 | ||
Adanya harapan dan cita-cita masa depan | Upaya untuk meraih cita-cita | 14,15 | 4 | |
Ketekunan dalam belajar | 16 | 17 | ||
Adanya penghargaan belajar | Ganjaran dan hukuman | 18 | 19 | 4 |
Mendapat pujian | 20 | 21 | ||
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar | Kreatif dalam penyampaian materi | 22,23 | 24 | 5 |
Siswa mengeluarkan pendapatnya ketika dalam proses pembelajaran | 25,26 | |||
Adanya lingkungan belajar yang kondusif | Suasana tempat belajar | 27,28 | 29 | 5 |
Suasana lingkungan sekitar kelas | 30,31 | |||
Jumlah | 31 |
Sumber: Dimodifikasi dari Sardiman dan Aminatun [18]
Instrumen penelitian lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar terlebih dahulu dilakukan uji validasi, reliabilitas, dan normalitas. Dokumentasi berguna untuk memperolah data nilai formatif (ulangan harian) mata pelajaran IPA.
Teknik analisis data menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Data dari angket lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar berupa data ordinal. Data ordinal tidak memiliki jarak antar kategori sehingga data ordinal harus diubah menjadi interval bantuan aplikasi MSI yang ditautkan pada Microsoft Excel. Dilakukan uji normalitas terlabih dahulu untuk mengetahui normalnya penyebaran data penelitian. Selain itu, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas dengan tujuan untuk mengetahui adanya korelasi yang terjadi antar variabel bebas dan uji heteroskedastisitas dengan tujuan untuk mengetahui danya aketidaksamaan variansi satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk menentukan adanya hubungan (korelasi) antar variabel.. Analisis regresi linier berganda diaplikasikan untuk mengetahui hubungan X1 terhadap Y atau X2 terhadap Y, selanjutnya untuk menguji adanya hubungan (korelasi) X1 X2 terhadap Y mengaplikasikan analisis regresi ganda. Selanjutnya data dianalisis menggunakan statistika inferensial. Statistika inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan pengaplikasian analisis deskriptif dengan menentukan besaran interval tiap variabel, sehingga didapatkan kriteria varibel persepsi siswa tentang persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
Descriptive Statistics | |||||
---|---|---|---|---|---|
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
Total X1 | 169 | 76 | 122 | 90,30 | 6,064 |
Total X2 | 169 | 69 | 137 | 92,17 | 10,535 |
Y | 169 | 78 | 99 | 88,11 | 5,333 |
Valid N (listwise) | 169 |
Sumber: Data Penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas, variabel motivasi belajar dengan nilai maksimum tertinggi yakni sebesar 137. Hal ini bisa diduga bahwa siswa cenderung meyakini bahwa motivasi belajar dapat mempengaruhi hasil belajar. Sementara itu, untuk variabel persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya dengan skor 122 hal ini menunjukkan bahwa keyakinan siswa terhadap lingkungan teman sebaya yang dapat mempengaruhi hasil belajar tidak sepenuhnya yakin.
Indikator | Sangat Setuju | Setuju | Tidak Setuju | Sangat Tidak Setuju | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
F | % | F | % | F | % | F | % | |
Menyatakan pendapat | 35 | 20,7 | 54 | 32 | 51 | 30,2 | 29 | 17,1 |
Saling menghargai | 34 | 20,1 | 45 | 26,6 | 65 | 38,5 | 25 | 14,8 |
Mengatasi masalah | 28 | 16,6 | 71 | 42 | 46 | 27,2 | 24 | 14,2 |
Beradaptasi | 38 | 22,5 | 52 | 30,8 | 41 | 24,2 | 38 | 22,5 |
Sumber: Data Penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel 4. terdapat empat indikator yang diteliti yakni ada indikator menyatakan pendapat, saling menghargai, mengatasi masalah, dan adaptasi. Siswa cenderung sangat setuju pada indikator beradaptasi dengan frekuensi 38 siswa. Siswa cenderung setuju pada indikator menyatakan pendapat dengan frekuensi 54 siswa. Siswa cenderung tidak setuju pada indikator saling menghargai dengan frekuensi sebanyak 65 siswa. Serta siswa cenderung sangat tidak setuju pada indikator beradaptasi dengan frekuensi sebesar 38 siswa.
Kategori | Interval Kelas | f | % |
---|---|---|---|
Sangat Tinggi | > 96,359 | 20 | 11,8 |
Tinggi | 90,295 - 96,359 | 61 | 36,1 |
Rendah | 84,232 - 90,295 | 65 | 38,5 |
Sangat Rendah | < 84,232 | 23 | 13,6 |
Jumlah | 169 | 100 |
Sumber: Data Penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel kategori lingkungan teman sebaya di atas menunjukkan bahwa responden memberikan nilai yang sangat rendah pada variabel lingkungan tean sebaya yakni sebanyak 65 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa lebih cenderung mempengaruhi hasil belajar daripada lingkungan teman sebaya. Teman sebaya sangat penting untuk sebagai pendorong agar siswa dapat memperoleh kemampuan dan hasil yang diinginkan.
Indikator | Sub Indikator | Persentase (%) | Kriteria |
---|---|---|---|
Menyatakan pendapat | Kesamaan minat | 48,5 | Rendah |
Kesamaan bahan pembicaraan | 54,1 | Tinggi | |
Rata-rata | 51,3 | Tinggi | |
Saling menghargai | Membantu | 47,2 | Rendah |
Menerima | 47 | Rendah | |
Rata-rata | 47,1 | Rendah | |
Mengatasi masalah | Pribadi | 51,6 | Tinggi |
Sosial | 51,9 | Tinggi | |
Rata-rata | 51,7 | Tinggi | |
Beradaptasi | Keterbukaan | 48,1 | Rendah |
Kerukunan | 53 | Tinggi | |
Rata-rata | 50,5 | Tinggi |
Sumber: Data Penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel di atas indikator dengan persentase tertinggi adalah indikator mengatasi masalah yakni dengan rata-rata sebesar 51,7% dengan sub indikator pribadi sebesar 51,6% dan sosial sebesar 51,9%. Pada indikator tersebut pada pernyataan saya ingin seperti teman saya yang mendapat nilai bagus siswa cenderung memilih pernyataan tidak setuju sebanyak 114 siswa dengan persentase tertinggi sebesar 67,5%. Hal ini disebabkan para siswa tidak memiliki motivasi tinggi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA menjelaskan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang antusias dan cenderung pasif.
Indikator | Sangat Setuju | Setuju | Tidak Setuju | Sangat Tidak Setuju | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
F | % | F | % | F | % | F | % | |
Adanya hasrat dan keinginan berhasil | 29 | 17,1 | 60 | 35,5 | 53 | 31,4 | 27 | 16 |
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar | 18 | 10,7 | 71 | 42 | 44 | 26 | 36 | 21,3 |
Adanya harapan dan cita-cita masa depan | 17 | 10,1 | 64 | 37,9 | 57 | 33,7 | 31 | 18,3 |
Adanya penghargaan belajar | 27 | 16 | 63 | 37,2 | 50 | 29,6 | 29 | 17,2 |
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar | 22 | 13 | 69 | 40,8 | 46 | 27,2 | 32 | 19 |
Adanya lingkungan belajar yang kondusif | 16 | 9,5 | 64 | 37,9 | 70 | 41,4 | 19 | 11,2 |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel 7. terdapat enam indikator yang diteliti yakni ada indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghargaan belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar, serta lingkungan yang kondusif. Siswa cenderung sangat setuju pada indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dengan frekuensi 29 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi tinggi dalam belajar. Siswa cenderung setuju pada indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dengan frekuensi 69 siswa. Siswa cenderung tidak setuju pada indikator adanya lingkungan yang kondusif dengan frekuensi sebanyak 70 siswa. Serta siswa cenderung sangat tidak setuju pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan belajar dengan frekuensi sebesar 36 siswa.
Kategori | Interval Kelas | F | % |
---|---|---|---|
Sangat Tinggi | > 106,034 | 14 | 8,3 |
Tinggi | 95,5 - 106,034 | 47 | 27,8 |
Rendah | 84,966 - 95,5 | 68 | 40,2 |
Sangat Rendah | < 84,966 | 40 | 23,7 |
Jumlah | 169 | 100 |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel kategori motivasi belajar di atas menunjukkan bahwa responden memberikan nilai sangat tinggi pada variabel motivasi belajar yaitu sebanyak 14 orang (8,3%), responden yang memberikan nilai tinggi pada variabel motivasi belajar yaitu sebanyak 47 orang (27,8%), responden yang memberikan nilai rendah pada variabel motivasi belajar yaitu sebanyak 68 orang (40,2%), responden yang memberikan nilai sangat rendah pada variabel motivasi belajar yaitu sebanyak 40 orang (23,7%). Jadi, mayoritas responden memberikan penilaian variabel motivasi belajar dalam kategori rendah yaitu sebanyak 68 orang (40,2%).
Indikator | Sub Indikator | Persentase (%) | Kriteria |
---|---|---|---|
Adanya hasrat dan keinginan berhasil | Mengerjakan tugas | 44 | Rendah |
Tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai | 51,5 | Tinggi | |
Tertantang mengerjakan soal yang sulit | 54,7 | Tinggi | |
Rata-rata | 50,1 | Tinggi | |
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar | Rasa ingin tahu | 45 | Rendah |
Minat dalam belajar | 49,4 | Rendah | |
Rata-rata | 47,2 | Rendah | |
Adanya harapan dan cita-cita masa depan | Upaya untuk meraih cita-cita | 54,1 | Tinggi |
Ketekunan dalam belajar | 43 | Rendah | |
Rata-rata | 48,5 | Rendah | |
Adanya penghargaan belajar | Ganjaran dan hukuman | 44,6 | Rendah |
Mendapat pujian | 47,9 | Rendah | |
Rata-rata | 46,2 | Rendah | |
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar | Kreatif dalam penyampaian materi | 48,5 | Rendah |
Siswa mengeluarkan pendapatnya ketika dalam proses pembelajaran | 48,8 | Rendah | |
Rata-rata | 48,6 | Rendah | |
Adanya lingkungan belajar yang kondusif | Suasana tempat belajar | 46,9 | Rendah |
Suasana lingkungan sekitar kelas | 51,4 | Tinggi | |
Rata-rata | 49,1 | Rendah |
Sumber: Data Penelitian yang diolah (2024)
Pada gambar di atas indikator dengan persentase tertinggi adalah indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil dengan rata-rata yakni sebesar 50,1% dengan sub indikator mengerjakan tugas sebesar 44%, tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai sebesar 51,5%, dan tertantang mengerjakan soal yang sulit sebesar 57,4%. Pada indikator tersebut pada pernyataan saya akan mempertahankan dan belajar lebih giat saat mendapatkan nilai yang memuaskan siswa cenderung memilih pernyataan sangatsetuju sebanyak 102 siswa dengan persentase tertinggi sebesar 60,4%. Hal ini disebabkan sebagian siswa cenderung memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Kategori | Interval Kelas | f | % |
---|---|---|---|
Sangat Tinggi | > 93,446 | 30 | 17,8 |
Tinggi | 88,112 - 93,446 | 48 | 28,4 |
Rendah | 82,779 - 88,112 | 61 | 36,0 |
Sangat Rendah | < 82,779 | 30 | 17,8 |
Jumlah | 169 | 100 |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Hasil belajar IPA siswa diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian siswa. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai ulangan harian responden sangat tinggi yaitu sebanyak 30 orang (17,8%), responden dengan nilai ulangan harian yang tinggi yaitu sebanyak 48 orang (28,4%), responden dengan nilai ulangan harian yang rendah yaitu sebanyak 61 orang (36,0%), responden dengan nilai ulangan harian yang sangat rendah yaitu sebanyak 30 orang (17,8%). Jadi, mayoritas responden memiliki nilai yang rendah yaitu sebanyak 61 orang (36,0%).
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | |||
---|---|---|---|
Unstandardized Residual | |||
N | 169 | ||
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 | |
Std. Deviation | 5.15901511 | ||
Most Extreme Differences | Absolute | .062 | |
Positive | .062 | ||
Negative | -.061 | ||
Test Statistic | .062 | ||
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d | ||
a. Test distribution is Normal. | |||
b. Calculated from data. | |||
c. Lilliefors Significance Correction. | |||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui penyebaran data normal atau tidak. Normalistas data memiliki ketentuan apabila nilai tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pada tabel 11. diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Figure 2. Plot Probabilitas Normal
Grafik di atas menunjukkan bahwa data penelitian normal, dikarenakan menurut ketentuan jika titik-titik mengikuti garis lurus maka data penelitian tersebut normal.
Coefficientsa | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | 72.206 | 5.381 | 13.419 | .000 | |||
Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Teman Sebaya | .137 | .093 | .119 | 1.475 | .142 | .872 | 1.147 | |
Motivasi Belajar | .079 | .034 | .186 | 2.310 | .022 | .872 | 1.147 | |
a. Dependent Variable: Hasil Belajar |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024
Selain uji normalitas, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dalam model regresi dan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji multikolinieritas didapatkan dengan melihat besarnya nilai VIF (Variance Inflation Faktor). Jika VIF di bawah atau < 10 dan Tolerance Value > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas diperoleh nilai VIF variabel persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya (X1) dan variabel motivasi belajar (X2) sebesar 1,147 serta nilai Tolerance Value sebesar 0,872. Nilai VIF variabel kurang dari 10 dan nilai Tolerance Value lebih besar dari 0,10 atau nilai VIF 1,147 < 10 dan nilai tolerance value 0,872 > 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Figure 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan gambar 4. terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
Coefficientsa | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | 72.206 | 5.381 | 13.419 | .000 | |||
Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Teman Sebaya | .137 | .093 | .119 | 1.475 | .142 | .872 | 1.147 | |
Motivasi Belajar | .079 | .034 | .186 | 2.310 | .022 | .872 | 1.147 | |
a. Dependent Variable: Hasil Belajar |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Berdasarkan tabel 13. Diketahui nilai constant (a) sebesar 72,206 sedangkan nilai dari persepsis siswa tentang lingkungan teman sebaya (b1) sebesar 0,137 dan nilai dari motivasi belajar (b2) sebesar 0,079 sehingga persamaan regresinya yaitu.
Y = α + β1 X1 + β2 X2
Y = 72,206 + 0,137 X1 + 0,079 X2
Konstanta sebesar 72,206 mengandung arti bahwa nilai koefisian variabel hasil belajar IPA siswa adalah sebesar 72,206. Koefisien regresi X1 sebesar 0,132 dan X2 sebesar 0,079. Koefisien regresi tergsebut bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Y.
Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis regresi yang diperoleh dari perhitungan tabel 13. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yakni uji T dan uji F. Uji T dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh parsial yang diberikan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Menurut ketentuan yang berlaku, “jika nilai sig < 0,05 atau Thitung > Ttabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y”. Nilai Ttabel dapat ditentukan denga rumus Ttabel = t (α/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 165) = 1,974. Maka pada pengujian hipotesis pertama (H1) diketahui nilai sig untuk pengaruh X1 terhadap Y sebesar 0,142 > 0,050 dan nilai Thitung sebesar 1,475 < Ttabel 1,974, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya (X1) terhadap hasil belajar IPA (Y). Lingkungan teman sebaya tidak sepenuhnya mempengaruhi peningkatan hasil belajar, hal ini dikarenakan beberapa hal seperti sikap individual siswa dan kurangnya interaksi siswa dengan teman sebayanya. Sikap individual dan kurangnya interaksi siswa inilah yang menyebabkan tidak ada pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap hasil belajar. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Lestari yang menyatakan bahwa dengan adanya teman sebaya yang baik, maka akan membawa kepada hal yang baik seperti menciptakan prestasi belajar yang optimal karena teman sebaya dapat memotivasi dalam meraih nilai yang baik [19]. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamdiyah, interaksi siswa dengan teman sebaya memiliki dampak signifikan terhadap hasil belajar [20]. Teman sebaya merupakan suatu kelompok yang biasanya terdiri dari kelompok bermain maupun teman sekolah yang memiliki kedudukan, usia, status, dan pola pikir yang hampir sama. Lingkungan teman sebaya ini akan memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi seorang siswa. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Simamora yang menyatakan bahwa di dalam lingkungan teman sebaya akan terjadi interaksi intensif dan cukup teratur yang akan memberikan dampak positif dan negatif [21]. Menurut Sayekti dengan adanya hubungan baik antara siswa dengan teman sebayanya, maka akan semakin baik pula hasil belajar yang dapat diperoleh siswa [22]. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Nensi, jika interaksi teman sebaya peserta didik tinggi dan positif maka hasil belajarnya akan tinggi [23].
. Hasil Pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa nilai sig untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,022 < 0,05 dan nilai Thitung 2,310 > Ttabel 1,974, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar IPA (Y). Hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari nilai ulangan harian IPA siswa. Dengan adanya hasil belajar, siswa dapat melihat sejauh mana progres atau capaian belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu, siswa diharuskan memiliki motivasi tinggi untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan sesuai dengan target. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani yang menjelaskan bahwa motivasi dalam pembelajaran diperlukan agar siswa dapat terus berusaha untuk mendapatkan hasil belajar yang ditargetkannya secara optimal [24]. Menurut Budiariawan, ketika siswa telah mendapatkan motivasi belajar yang tinggi dan tepat, hal ini akan menggiatkan siswa dalam aktivitas belajarnya serta mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan penuh keyakinan dan tanggungjawab dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar rendah [25]. Pada variabel motivasi belajar responden yang memberikan nilai rendah pada variabel motivasi belajar yaitu sebanyak 68 orang (40,2%). Siswa dengan motivasi belajar yang rendah cenderung pasif dan tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan motivasi yang rendah ini akan memberikan efek pada hasil belajar yang rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Putri yang menjelaskan bahwa terdapat pengaruh kuat dan positif antara motivasi dan hasil belajar yang berarti dengan memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran, maka akan semakin baik juga hasil belajar yang diperoleh siswa [26]. Menurut Cantika Putri, motivasi belajar siswa harus terus ditingkatkan karena tingkat motivasi siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut [27]. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Nasruddin menyebutkan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar IPA yang tinggi dapat ditempuh dengan cara meningkatkan motivasi belajar terhadap mata pelajaran IPA [28].
ANOVAa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 307.471 | 2 | 153.735 | 5.707 | .004b |
Residual | 4471.393 | 166 | 26.936 | |||
Total | 4778.864 | 168 | ||||
a. Dependent Variable: Hasil Belajar | ||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Teman Sebaya |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Uji F dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan yang diberikan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Menurut ketentuan yang berlaku, “jika nilai sig < 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y”. Nilai Ftabel dapat ditentukan denga rumus Ftabel = F (k ; n-k) = F (2 ; 167) = 3,05. Maka hasil pengujian hubungan ketiga variabel (H3) tersebut yakni diketahui nilai signifikansi pengaruh X1 dan X2 terhadap Y yakni sebesar 0,004 < 0,05 dan nilai Fhitung 5,707 > Ftabel 3,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dalam artian bahwa terdapat pengaruh variabel persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya (X1) dan variabel motivasi belajar (X2) secara signifikan terhadap variabel terikat hasil belajar siswa (Y). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar [29]. Pada variabel hasil belajar IPA mayoritas responden dengan nilai ulangan harian yang rendah yaitu sebanyak 61 orang (36,0%). Rendahnya hasil belajar disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti tingkat intelegensia (IQ), lingkungan teman sebaya, dan motivasi belajar. Menurut Meri tingkat intelegensia (IQ) dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar [30]. Hasil belajar dapat berupa nilai yang merupakan hasil evaluasi dari seorang guru. Menurut Sitiman, hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa berdasarkan dari penguasaan materi yang telah diajarakan [31]. Diharapkan siswa dapat memperoleh nilai yang lebih tinggi dari standar minimal yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Hasil belajar siswa ada dua yakni siswa dengan nilai yang tinggi dan siswa dengan nilai yang rendah. Menurut hasil penelitian Murni, secara tidak langsung lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar melalui motivasi belajar [32]. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuliandra menyebutkan bahwa semakin baik teman sebaya maka akan semakin tinggi motivasi belajar dan hasil belajar siswa [33].
Model Summaryb | ||||
---|---|---|---|---|
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .254a | .064 | .053 | 5.19000 |
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Teman Sebaya | ||||
b. Dependent Variable: Hasil Belajar |
Sumber: data penelitian yang diolah (2024)
Pada tabel 15. Terlihat bahwa koefisien korelasi ganda berhubungan dengan variabel X1 dann X2 secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPA (Y). Pada tabel 13. menunjukkan bahwa besarnya nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,254 dan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,064. Yang bermakna bahwa pengaruh variabel bebas (Trust) terhadap variabel terikat (Partisipasi) adalah sebesar 06,4%. Sedangkan 93,6% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai bahwa: (1) persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya tidak sepenuhnya mempengaruhi peningkatan hasil belajar, hal ini dikarenakan beberapa hal seperti sikap individual siswa dan kurangnya interaksi siswa dengan teman sebayanya. Sikap individual dan kurangnya interaksi siswa inilah yang menyebabkan tidak ada pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap hasil belajar, (2) motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini berarti bahwa dengan motivasi yang tinggi siswa dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi, (3) lingkungan teman sebaya dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh yang positif menunjukkan bahwa semakin baik teman sebaya maka akan semakin tinggi motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian ini, pada variabel pertama tidak ada hubungan yang positif terhadap hasil belajar IPA siswa. Jal ini bertolak belakang dengan teori dan penelitian terdahulu yang menyebabkan bahwa persepsi siswa tentang lingkungan teman sebaya terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Peneliti menduga adanya variabel dan faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Ucapan Terima Kasih
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT peneliti dapat menuntaskan tugas akhir dengan lancar. Dengan adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak tugas akhir dapat terselesaikan. Dengan ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada kepala sekolah SMPN 1 Prambon telah mengizinkan peniliti untuk melakukan penelitian di SMPN 1 Prambon. Semua guru IPA kelas 8 SMPN 1 Prambon yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu peneliti dalam pengambilan data. Dengan penelitian ini, peneliti mengharap agar dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca dalam dunia pendidikan.
References
[1] N. Hikmah, M. I. Haliq, and E. Kamasari, “Pengaruh Minat Belajar dan Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan, vol. 6, no. 1, pp. 1248–1254, 2022, doi: 10.33487/edumaspul.v6i1.3470.
[2] Trianah and P. Sahertian, “Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sosial dan Pergaulan Teman Sebaya terhadap Hasil Belajar,” Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS, vol. 14, no. 1, pp. 7–14, 2020, doi: 10.21067/jppi.v14i1.4765.
[3] J. C. Tu and K. H. Chu, “Analyzing the Relevance of Peer Relationship, Learning Motivation, and Learning Effectiveness-Design Students as an Example,” Sustainability, vol. 12, no. 10, 2020, doi: 10.3390/SU12104061.
[4] S. R. Asmara, T. Heryati, and R. Patonah, “Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMK Swadaya Karangnunggal,” J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), vol. 2, no. 1, p. 71, 2021, doi: 10.25157/j-kip.v2i1.4881.
[5] S. R. Putri, “Pengaruh Penerimaan oleh Teman Sebaya terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP dan SMA Muhammadiyah se-Kota Binjai,” Biblio Couns: Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan, vol. 1, no. 3, pp. 105–111, 2018, doi: 10.30596/bibliocouns.v1i3.2251.
[6] A. A. Robbi, G. Gusnardi, and S. Sumarno, “Analysis of the Effect of Learning Motivation on Learning Achievement,” Journal of Educational Science, vol. 4, no. 1, p. 106, 2020, doi: 10.31258/jes.4.1.p.106-115.
[7] W. R. Saputra, M. Hendri, and T. Aminoto, “Korelasi Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Selatan,” EduFisika, vol. 4, no. 01, pp. 36–45, 2019, doi: 10.22437/edufisika.v4i01.3996.
[8] A. M. Andri, N. Rini, and L. Parida, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika,” J-PiMat: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 3, no. 1, pp. 295–306, 2021, doi: 10.31932/j-pimat.v3i1.1129.
[9] M. Sidabutar, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa,” Epistema, vol. 1, no. 2, pp. 117–125, 2020, doi: 10.21831/ep.v1i2.34996.
[10] S. Nuniary, E. Rumahlewang, and J. R. Batlolona, “The Correlation between Student Perception and Learning Motivation: Blended Learning Strategy,” Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, vol. 15, pp. 1338–1346, 2023, doi: 10.35445/alishlah.v15i2.
[11] E. Samsudin, “Pengaruh Motivasi dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa (Survey Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kecamatan Telagasari – Karawang),” Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, vol. 14, no. 1, pp. 29–39, 2019, doi: 10.30870/biodidaktika.v14i1.4841.
[12] P. Membiela et al., “Motivation for Science Learning as an Antecedent of Emotions and Engagement in Preservice Elementary Teachers,” Science Education, pp. 119–141, 2023, doi: 10.1002/sce.21686.
[13] A. Riadin and E. S. Estimurti, “Pengaruh Motivasi Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Pada Era Merdeka Belajar,” Jurnal Holistika, vol. 6, no. 2, p. 108, 2022, doi: 10.24853/holistika.6.2.108-114.
[14] A. R. Mutiara and S. Mayasari, “Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar,” Jurnal Bimbingan dan Konseling, vol. 6, no. 1, pp. 3–4, 2018.
[15] N. Fadhilah and A. M. A. Mukhlis, “Hubungan Lingkungan Keluarga, Interaksi Teman Sebaya Dan Kecerdasan Emosional Dengan Hasil Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan, vol. 22, no. 1, pp. 16–34, 2021, doi: 10.33830/jp.v22i1.940.2021.
[16] L. R. Sholihah, “Analysis of Peer Friendship, Learning Interests, and Biology Learning Results of Class X Students at Plus Bustanul Ulum Puger Jember Senior High School,” Journal of Science and Technological Education, vol. 3, no. 1, 2024.
[17] F. Saguni, “Hubungan Lingkungan Pergaulan Teman Sebaya Dengan Akhlak Siswa Kelas V di MIN 5 Sragen Tahun 2018/2019,” ISTIQRA, vol. 2, no. 1, 2019.
[18] Aminatun, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Regulasi Diri Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Singaraja,” 2019.
[19] L. Lestari and E. Rahmi, “Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Hubungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Basung Tahun Ajaran 2018/2019,” Jurnal Ecogen, vol. 3, no. 1, p. 185, 2020, doi: 10.24036/jmpe.v3i1.8537.
[20] R. Hamdiyah, M. Y. M. El-Yunusi, and D. Darmawan, “Pengaruh Kebiasaan Belajar, Regulasi Diri dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs Al-Ikhwan Gresik,” Journal on Education, vol. 6, no. 4, pp. 21190–21210, 2024.
[21] D. Simamora and S. Sihombing, “Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2023,” Jurnal Sains, Sosial dan Riset, vol. 1, no. 2, pp. 556–570, 2023.
[22] A. Sayekti, D. Darmawati, and S. Sulistyandari, “Pengaruh Pendidikan Karakter, Pola Asuh Orang Tua dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Baturaden,” Soedirman Economic Education Journal, vol. 2, no. 1, p. 21, 2020, doi: 10.32424/seej.v2i1.2150.
[23] F. Y. K. M. Nensi and Aminuyati, “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 19 Pontianak,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, vol. 9, no. 10, pp. 1–8, 2020.
[24] K. C. Oktavia and D. K. Dewi, “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Motivasi Belajar Siswa SMA X Selama Pembelajaran Daring,” Character: Jurnal Penelitian Psikologi, vol. 8, no. 7, pp. 70–80, 2021.
[25] I. P. Budiariawan, “Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Kimia,” Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, vol. 3, no. 2, p. 103, 2019, doi: 10.23887/jpk.v3i2.21242.
[26] W. A. Putri, “Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa IPA di SMAN 6 Muaro Jambi,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, vol. 7, no. 1, pp. 162–171, 2021, doi: 10.36987/jpms.v7i1.1942.
[27] B. C. Putri, F. T. Aldila, and M. M. Matondang, “Hubungan Antara Karakter Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa,” Integrated Science Education Journal, vol. 3, no. 2, pp. 45–49, 2022, doi: 10.37251/isej.v3i2.252.
[28] D. N. Syah, A. Amin, and O. P. U. Gumay, “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Terpadu,” Science and Physics Education Journal, vol. 2, no. 2, pp. 66–71, 2019, doi: 10.31539/spej.v2i2.724.
[29] Z. N. Maulidah, N. Efendi, and S. B. Sartika, “Hubungan Persepsi Siswa tentang Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA SMP,” Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains, vol. 4, no. 2, pp. 43–48, 2022, doi: 10.37304/bpjps.v4i2.5573.
[30] M. Meri, E. Enawaty, M. Masriani, R. Muharini, and M. Ulfah, “Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar IPA Siswa Selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas,” Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, vol. 10, no. 1, pp. 21–26, 2022, doi: 10.33394/hjkk.v10i1.5176.
[31] H. L. Sitiman, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa,” Kamboti: Journal of Education Research and Development, vol. 1, no. 1, pp. 01–13, 2021, doi: 10.30598/kambotiv1i1p01-13.
[32] M. Murni and F. Fachrurrozie, “Motivasi Belajar dalam Memediasi Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya, Kondisi Ekonomi Orangtua terhadap Prestasi Belajar,” Business and Accounting Education Journal, vol. 3, no. 1, pp. 9–19, 2022, doi: 10.15294/baej.v3i1.59274.
[33] A. Yuliandra, I. M. Pratama, and G. Harini, “Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Sekolah dan Teman Sebaya Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Akuntansi pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar di SMK Negeri 1 Kota Solok,” Journal of Economic Education, Business and Accountancy, vol. 2, no. 2, pp. 169–177, 2023, doi: 10.35508/jeeba.v2i2.12447.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Qiroatul Fadilah, Nur Efendi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.