Early Childhood Reading Skills through BACERYAH Media at Anak Sholeh Kindergarten
Kemampuan Mengaji Anak Usia Dini melalui Media BACERYAH di TK Anak Sholeh
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i1.893Keywords:
Baceryah, Hijaiyyah Letters, Early Childhood Education, Quranic Literacy, Classroom Action ResearchAbstract
General Background: Religious education plays a crucial role in early childhood development, fostering foundational skills in Islamic learning. Specific Background: One essential skill is the ability to recite and recognize hijaiyyah letters, including their pronunciation, symbols, and harakat, which for children aged 5–6 years remains at the introductory stage. Knowledge Gap: Conventional methods for teaching hijaiyyah often lack engaging and interactive elements, and limited studies have explored the structured use of tactile media for this age group in a formal early childhood setting. Aims: This study aims to improve the recitation skills of children aged 5–6 years through the use of smart hijaiyyah block media (BACERYAH) at TK Anak Sholeh, Magersari. Results: Using a classroom action research design based on the Kemmis and McTaggart model, involving 12 children, the study recorded an increase in average achievement from 49% (pre-cycle) to 71% (Cycle I) and 83% (Cycle II). Novelty: This research introduces BACERYAH as a structured, multisensory learning tool that integrates visual, tactile, and repetitive practice in early Islamic literacy. Implications: Findings highlight BACERYAH’s potential as an effective medium for supporting early Quranic literacy, offering educators an engaging approach to strengthen foundational religious education in early childhood settings.
Highlights:
-
Integration of religious education in early childhood learning
-
Use of BACERYAH as an interactive hijaiyyah learning tool
-
Significant improvement in children’s recitation skills
Keywords: Baceryah, Hijaiyyah Letters, Early Childhood Education, Quranic Literacy, Classroom Action Research
Pendahuluan
Pendidikan agama merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak usia dini.[1] Salah satu keterampilan yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam adalah kemampuan mengaji dan memahami huruf -huruf hijaiyyah mulai dari pengucapan, lambang, dan harokatnya.[2] Namun, pengajaran tradisional seperti mengaji iqro’ dengan pengulangan di halaman yang sama sampai lancar baru boleh melanjutkan ke halaman selanjutnya, cara seperti itu seringkali kurang menarik dan tidak efektif bagi anak-anak usia 5 – 6 tahun.[3] Sedangkan di era perkembangan teknologi informasi saat ini, pendidikan agama menjadi hal yang semakin penting untuk ditanamkan sejak dini kepada anak - anak.[4] Salah satu aspek penting dalam pendidikan agama Islam kemampuan mengaji Al - Quran. Namun, seringkali anak usia 5 – 6 tahun masih menghadapi kesulitan dalam mempelajari pra mengaji huruf hijaiyyah pada tahap mengaji iqro’, seperti masih belum bisa membedakan bunyi antara lambang satu dengan yang lainnya, dan pengucapan setiap harokat yang berbeda.[5]
Anak usia dini merupakan periode kritis dalam pengembangan anak, termasuk dalam pembentukan kemampuan mengaji.[6] Pada usia 5 - 6 tahun, anak-anak mulai menunjukkan minat dan ketertarikan terhadap pembelajaran agama islam, khususnya dalam mempelajari huruf hijaiyyah sejak dini. Sedangkan, metode pengajaran yang konvensional juga sering kali kurang menarik bagi anak-anak pada usia ini.[7] Dalam observasi awal, terlihat adanya beberapa masalah terkait minat anak dalam mengaji huruf hijaiyyah pada anak usia 5 - 6 tahun di TK Anak Sholeh. Beberapa indikator seperti memahami bentuk setiap mengaji huruf hijaiyyah, kesulitan membedakan bunyi huruf, serta sulitnya pengucapan dalam beberapa tanda harokat pada huruf hijaiyyah.[8]
Dalam upaya meningkatkan kemampuan mengaji anak usia dini, maka peneliti ingin tahu bagaimana informasi dari guru inti dan guru pendamping di kelas anak usia 5 - 6 tahun saat proses pengenalan huruf hijaiyah dan mengaji iqra’.[9] Iqra’ berasal dari bahasa arab yang berarti “bacalah”. Kalau kata iqra’ di gabungkan dengan mengaji maka memiliki arti “suatu cara yang tersusun rapi (sistematis) untuk mencapai tujuan dalam hal mampu mengaji Al-Qur’an secara fasih dan benar.[10] Dalam mengaji Al-Qur’an yang dimaksud disini adalah membaca huruf arab dan tidak membaca abjad bahasa Indonesia, artinya mengaji Al-Qur’an dengan memakai tatanan harokat panjang pendeknya supaya dalam mengaji tidak asal membaca namun memakai aturan kosa kata huruf hijaiyyah yang tepat.[11]
Pada capaian kemampuan mengaji anak melalui permainan Balok Cerdas Huruf Hijaiyyah atau bisa disingkat menjadi permainan BACERYAH, anak akan di tes secara langsung melalui membaca iqra’ dan tingkatan mengaji anak usia 5 - 6 tahun pada iqra’ jilid satu, jilid dua, dan jilid tiga, di jilid satu berisi pengenalan dari huruf bacaan huruf hijaiyyah dengan harokat fathah “a”.[12] Jika sudah benar cara membaca dan lulus di jilid 1, bisa melanjutkannya ke jilid yang selanjutnya yaitu pada jilid dua berisi pengenalan harokat fathah “a” serta adanya huruf hijaiyyah yang di tulis secara tersambung. Pada jilid dua ini, juga akan diajarkan mengenai bacaan panjang pendek pada harokat huruf hijaiyyah. kemudiam ketika sudah lulus jilid kedua bisa lanjut ke jilid ketiga, di jilid ketiga ini sudah bisa mulai membaca huruf hijaiyah dengan harokat fathah “a”, kasroh “i” serta dhammah “u”.[13]
Dengan menggunakan permainan BACERYAH peningkatan kemampuan mengaji ini melibatkan pemakaian balok-balok cerdas berisi huruf-huruf hijaiyyah sebagai media pembelajaran interaktif untuk membantu anak mempelajari dan mengenal huruf - huruf tersebut dengan cara yang lebih menarik. Oleh karena itu, penting untuk mencari metode atau strategi yang efektif dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengaji dan pelafalan huruf hijaiyyah dengan benar.[14] Salah satu pendekatan yang bisa di gunakan dengan mudah dan cepat di pahami oleh anak adalah menggunakan media permainan BACERYAH dengan melibatkan interaksi dan stimulus rutin untuk mengembangkan daya ingat anak dalam mengenal dan melafalkan huruf hijaiyyah.[15]
Dengan menggunakan permainana BACERYAH anak - anak nantinya akan mudah memahami saat mengaji huruf hijaiyyah dan lancar dalam mengaji Alqur’an. Selain itu dengan belajar membaca huruf hijaiyah anak mampu membaca atau menulis tulisan arab seperti menulis nama nya sendiri.[16] Dalam hal ini, permainan BACERYAH muncul juga sebagai inovasi untuk meningkatkan kemampuan mengaji anak usia dini melalui pendekatan bermain sambil belajar dengan memadukan elemen permainan dan pembelajaran huruf hijaiyyah secara interaktif sehingga dengan cara tersebut diharapkan anak-anak akan lebih tertarik dan antusias dalam belajar mengaji.
Penelitian ini bertujuan untuk Peningkatan Kemampuan Mengaji Anak Usia 5 - 6 Tahun Melalui Permainan BACERYAH selain itu metode BACERYAH juga didesain khusus untuk memfasilitasi pembelajaran huruf hijaiyyah secara interaktif dan menyenangkan bagi anak -anak usia dini. Dalam metode ini, setiap huruf hijaiyyah dirpresentasikan dalam bentuk dan warna yang berbeda, pada balok-balok kayu yang dapat disusun seperti puzzel atau balok bangunan yang terdapat gambar huruf hijaiyyah yang dilengkapi dengan harokat yang berbeda setiap sisi baloknya, mulai dari huruf alif sampai huruf ya’.
Melalui penggunaan BACERYAH, diharapkan bahwa proses belajar mengajar menjadi lebih menarik bagi anak-anak sehingga mereka termotivasi untuk aktif terlibat dalam pembelajaran mengaji. Selain itu, dengan pendekatan visual dan taktil yang digunakan oleh permainan BACERYAH, diharapkan pula bahwa pemahaman konsep huruf hijaiyyah akan lebih mudah dan efektif bagi anak-anak usia dini. Pengguna metode BACERYAH dalam meingkatkan kemampuan mengaji pada anak usia 5 - 6 tahun di TK Anak Sholeh belum banyak diteliti secara mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini melihat sejauh mana peningkatan pengenalan huruf hijaiyyah melalui permainan BACERYAH di TK Anak Sholeh Magersari.
Dengan menerapkan metode pengembangan permainan BACERYAH pada anak usia 5 - 6 tahun di TK Anak Sholeh, diharapkan dapat memberikan perubahan perkembangan anak dalam hal mengaji. Dengan pembelajaran mengaji sambil bermain akan memberikan ketertarikan dalam mengaji dan mengenal huruf hijaiyyah sehingga anak merasa senang tanpa ada tekanan saat belajar mengaji.[17]
Metode
Desain dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Tanggrat, dimana terdapat empat tahapan yang harus dilalui, mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (refleksi).[18] Hasil dari siklus I akan dijadikan untuk pedoman dalam melaksanakan siklus II. Untuk hasil siklus II akan dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan siklus selanjutnya. Apabila pada siklus I peneliti belum melihat keberhasilan dan letak hambatan maka peneliti akan melanjutkan untuk menentukan rancangan tindakan berikutnya pada siklus II. Di mana perencanaan dan kegiatan siklus II ini sama dengan kegiatan yang pada siklus I hanya saja terdapat perbaikan – perbaikan yang harus ditambahkan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal.[19]
Subjek pada penelitian tindakan kelas pada saat ini adalah anak kelompok B dengan jumlah siswa 12 anak yang memiliki karakter yang berbeda beda pula. 12 anak tersebut terdiri dari 8 anak laki – laki dan 4 anak perempuan. Lokasi penelitian tindakan kelas dilakukan di TK Anak Sholeh Magersari, Sidoarjo. Indikator pada penelitian ini berpacu pada standart tingkat pencapaian peningkatan kemampuan mengaji anak. Peneliti mengambil pencapaian sesuai dengan usia anak yang akan diteliti. Indikator pada penelitian ini adalah anak mampu meningkatkan kemampuan mengaji, mengenal huruf hijaiyyah, anak mampu membedakan bunyi huruf hijaiyyah sesuai simbolnya, dan anak mampu membaca huruf hijaiyyah beserta harokat dan panjang pendeknya. Indikator tersebut tentunya melalui bantuan media BACERYAH. Instrumen penelitian pada penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi dan dokumentasi. Lembar observasi digunakan untuk mencatat nilai yang anak peroleh dalam kegiatan pembiasaan mengaji setiap paginya selama penelitian berlangsung. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi.
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat ukur untuk mengumpulkan data supaya mengetahui tingkat pencapaian peningkatan kemampuan mengaji anak usia 5 - 6 tahun melalui permainan BACERYAH di TK Anak Sholeh Magersari yang dilakukan peneliti. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian: Lembar Modul Ajar, Lembar penelitian kemampuan mengaji belajar melalui, observasi atau pengamatan saat mengaji sedang berlangsung untuk mengetahui apakah anak mampu memahami dalam peningkatan kemampuan mengaji (mengenal huruf hijaiyyah, mampu membedakan antara bunyi huruf hijaiyyah satu dengan lainnya) dengan baik dan benar, dan tes secara lisan yang di berikan kepada guru kelas ketika mengaji setelah kegiatan rutin pembukaan belajar dengan membaca iqra’.
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses tindakan berlangsung saat pembelajaran mengaji berlangsung di sekolah TK Anak Sholeh, Magersari. Adapun beberapa teknik pengumpulan data penelitian ini melalui observasi, dokumentasi, tes lisan dan wawancara. Analisis data saat peneliti telah memperoleh data selama penelitian berlangsung,[20] rumus peneliti yang digunakan yaitu rumus presentase sebagai berikut:
Figure 1.
Keterangan :
P : Persentase
f : Nilai yang diperoleh siswa
N : Score maksimal yang dikalikan jumlah seluruh anak
Kemudian untuk mengetahui berhasil atau tidaknya diukur dengan indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Peningkatan kemampuan mengaji anak pada akhir siklus dikatakan meningkat apabila dalam proses mengaji terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang kemampuan mengajinya baik dari pra siklus, siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria 76% dari total anak dalam kelas, jika target tercapai berarti siklus dihentikan
Apabila dari presentase nilai ketuntasan individu dan nilai ketuntasan keseluruhan menunjukkan 76% - 100% maka dalam peningkatan kemampuan mengaji melalui metode permainan BACERYAH anak dapat dikatakan berhasil. Sedangkan apabila dari persentase nilai ketuntasan individu dan nilai ketuntasan keseluruhan menunjukkan 0% - 75% maka dalam peningkatan kemampuan mengaji melalui permainan BACERYAH anak dapat dikatakan belum berhasil.
Hasil dan Pembahasan
Pada observasi awal dilakukan kegiatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengaji anak usia 5 – 6 tahun melalui permainan BACERYAH di TK Anak Sholeh. Pengamatan awal dilakukan dengan cara tanya jawab peserta didik melalui sela - sela kegiatan mengaji huruf hijaiyyah menggunakan media BACERYAH, keaktifan peserta didik, dan hasil ditulis dalam instrumen penelitian observasi awal dengan 3 indikator. Melalui hasil kegiatan tanya jawab pada kemampuan mengaji permulaan diperoleh gambaran tentang bagaimana kegiatan menggunakan metode Baceryah berdampak pada kemampuan mengaji pada anak usia 5 - 6 tahun. Dengan hasil observasi awal sebagai berikut:
Figure 2. Hasil Penilaian Pra Siklus
Berdasarkan tabel di atas rata – rata keberhasilan peningkatan kemampuan mengaji dengan 3 aspek diperoleh sebesar 49 %. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan mengaji masih tergolong mulai tercapai dengan persentase siswa 16% dalam kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori berhasil, dengan kriteria 76 % - 100% dan sedangkan 84% dalam kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori belum berhasil dengan kriteria 0% - 75%.
Kriteria | Kategori | Jumlah Anak | Persentase Siswa |
---|---|---|---|
76% - 100% | Berhasil | 2 | 16% |
0% - 75% | Belum berhasil | 10 | 84% |
Hasil persentase tersebut menjadi dasar bahwa anak usia 5 – 6 tahun di TK Anak Sholeh, Magersari Sidoarjo memerlukan tindakan untuk peningkatan kemampuan mengaji yaitu dengan melalui media BACERYAH. Dengan melaksanakan rencana pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus 1 untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anak dalam mengaji huruf hijaiyyah di TK Anak Sholeh.
Pada tahap siklus 1, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning) yang diawali dengan persiapan media yang akan digunakan, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (Modul Ajar), menentulan tema, instrumen penilainan dengan aspek – aspek peningkatan kemampuan mengaji, selanjutnya tahap tindakan dan pengamatan dilakukan dalam pembelajaran selama dua minggu dengan lima kali pertemuan, dan tahap refleksi (reflecting) dilakukan setelah proses kegiatan pembelajran dengan menuliskan hasil penilaian anak sesuai dengan instrumen observasi.
Pada tahap pertama siklus, diadakan lima kali pertemuan yang berbeda, pertama, pada pertemuan 1 kegiatan pembelajaran dilakukan secara indoor, kegiatan awal difokuskan pengenalan media BACERYAH pada anak dan dilanjutkan dengan kegiatan aktivitas anak menyebutkan secara bergiliran sesuai dengan yang di tunjukkan oleh guru. Pada pertemuan 2 dan 3 pembelajaran dengan pembiasaan mengaji sebelum pembelajaran dimulai secara bergiliran dan sesuai jilid dengan menyebutkan huruf hijaiyyah dengan harokatnya yang telah dipelajarai pada kegiatan awal. Setelah belajar mengenal dan mengucapkan perbedaan dari setiap simbol huruf hijaiyyah. Pertemuan 4 dan 5 kegiatan pembelajaran difokuskan pada pengucapan pada bunyi panjang pendek huruf hijaiyyah dengan mempelajari ulang perbedaan simbol dan harokat pada huruf hijaiyyah yang ada pada jilid setiap anak tersebut dan melakukan penilaian melalui tanya jawab dan post – test sesuai dengan indikator pada aspek instrumen penelitian yang telah dibuat.
Pada proses pembelajaran siklus I selama lima pertemuan mulai dari kegiatan awal sampai akhir kegiatan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Berikut hasil penilaian setelah dilakukannya tindakan siklus I:
Figure 3. Hasil Penilaian Siklus I
Kriteria | Kategori | Jumlah Anak | Persentase Siswa |
---|---|---|---|
76% - 100% | Berhasil | 6 | 50% |
0% - 75% | Belum berhasil | 6 | 50% |
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak mengalami peningkatan setelah dilakukannya pembelajaran peningkatan kemapuan mengaji melalui permainan BACERYAH dengan rata-rata keberhasilan 71% dari 12 anak yang diberi tindakan siklus I terdapat enam anak yang tertinggi dengan kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori berhasil, enam anak dengan kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori belum berhasil. Tahap penelitian berikutnya adalah refleksi yaitu : kegiatan kurang efektif dan efisien karena kurangnya waktu yang digunakan dan beberapa anak amsih membutuhkan bantuan peneliti karena kesulitan mengaji dengan memperhatikan harokat dan membedakan perbedaan bunyi setiap lambang. Menindak lanjuti kendala pada siklus I yang masih perlu pengoptimalan tindakan yang lebih baik, peneliti melakukan pembagian waktu yang semula dalam satu hari hanya 30 menit untuk 12 anak menjadi 30 menit untuk 6 anak agar pada saat proses pembelajaran berikutnya lebih efektif dan efisien. Dengan adanya pembagian waktu untuk peserta didik menjadi dua kelompok, satu kelompok terdiri 6 anak. Pembagian peserta didik ke dalam dua kelompok tersebut memberikan kemudahan pada pendidik dalam menyampaikan
pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk lebih fokus dalam memperhatikan media yang didemonttrasikan oleh pendidik, serta dalam upaya penambahan media tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai aspek pada setiap indikator yang telah ditentukan dalam peningkatan kemampuan mengaji. Selanjutnya, peneliti juga melakukan pendekatan dengan peserta didik yang belum membedakan bunyi simbol dan harokat pada huruf hijaiyyah. Pendekatan berupa motivasi dukungan pada peserta didik dengan upaya mengajak anak memahami perbedaan bunyi antara simbol hijaiyyah satu dengan yang lainnya dengan mengaji jilid sesuai tingkatannya secara rutin sebelum pembelaran dimulai sertta melibatkan anak untuk mengetahui perbedaan perbedaan bentuk simbol dengan tanya jawab sehingga peserta didik menjadi lebih fokus dan kosentrasi.
Setelah siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sesuai harapan yang diinginkan maka analisis dengn refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan perencanaan pada siklus II. Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan media yang akan digunakan, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (Modul Ajar), menentukan materi, dan instrumen penilaian dengan aspek-aspek peningkatan kemampuan mengaji. Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II menajdi lebih interaktifsetelah ditambahkannya media BACERYAH. Dengan cara ini kegiatan mengaji menjadikan anak lebih fokus belajar mengaji dan memahami perbedaan bunyi atau simbol huruf hijaiyyah. Tindakan dan pengamatan dilakukan dalam pembelajaran selama satu dua minggu dengan 5 kali pertemuan perminggu. Pada pertemuan 1 kegiatan pembelajaran dilakukan secara indoor, dengan kegiatan awal difokuskan pembelajaran menggunakan media BACERYAH pada anak. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan aktivitas anak menyebutkan satu persatu secara bergantian sesuai yang pendidik tunjukkan. Balok yang berisi huruf hijaiyyah yang ditunjukkan merupakan simbol huruf hijaiyyah yang terdiri dari tiga harokat dalam satu huruf hijaiyyah. Pada pertemuan 2 dan 3 kegiatan awal dilakukan pembelajaran dengan demonstrasi media BACERYAH pada anak. Kemudian, dilanjutkan dengan aktivitas mengaji jilid sesuai tingkatan dan kemampuan yang telah dipelajari pada kegiatan awal secara bergantian. Kegiatan selanjutnya anak menyebutkan setiap lambang dengan harokat yang berbeda. Huruf hijaiyyah yang ada pada jilid dan media sama tapi berbeda, bedanya antara huruf yang didalam jilid itu disambung dan pada media balok tidak tetapi pelafalannya tetap sama. Selanjutnya, anak menyusun secara urut balok huruf hijaiyyah sesuai yang telah dipelajari pada kegiatan awal. Pertemuan ke 4 dan 5 kegiatan pembelajaran difokuskan pada penekanan bunyi panjang pendek huruf hijaiyyah sesuai dengan jilid, mempelajari ulang perbedaan setiap lambang dan bunyi harokat pada penempatan huruf hijaiyyah yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan melakukan penilaian mengunakan tanya jawab dan post tes sesuai dengan indikator pada aspek instrumen penelitian yang dibuat.
Figure 4. Hasil Penilaian Siklus II
Kriteria | Kategori | Jumlah Anak | Persentase Siswa |
---|---|---|---|
76% - 100% | Berhasil | 8 | 67% |
0% - 75% | Belum berhasil | 4 | 33% |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan mengaji pada anak mengalami peningkatan lebih baik lagi dari siklus I setelah dilakukannyatindak lanjut siklus II. Terdapat 8 anak yang telah mencapai kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori berhasil, empat alinnya mencapai kriteria peningkatan kemampuan mengaji kategori belum berhasil. Rata – rata keberhasilan juga menunjukkan peningkatan sebesar 83% yang menandakan peningkatan kemampuan mengaji anak usia 5 – 6 tahun di TK Anak Sholeh Magersari telah mencapai target keberhasilan. Dibawah ini adalah grafik peningkatan kemampuan mengaji anak 5 - 6 tahun
Figure 5. Grafik Peningkatan Kemampuan Mengaji Anak Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada grafik diatas, menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan mengaji anak usia 5 – 6 Tahun melalui permainan BACERYAH di TK Anak Sholeh, Magersari mengalami peningkatan yang signifikan. Dari sebelum tindakan pra siklus sebesar 49% menjadi 71% pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 83% setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelum siklus pertama, peneliti melakukan pendekatan berupa motivasi dukungan pada peserta didik dengan upaya mengajak anak memahami huruf hijaiyyah menggunakan balok cerdas huruf hijaiyyah saat proses pembelajaran serta melibatkan anak untuk mengetahui perbedaan dalam pelafalan membedakan simbol huruf hijaiyah dan penempatan harokat melalui mengaji menggunakan iqro’ atau jilid yang sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik sehingga suasana belajar menjadi lebih efektif. Selain itu pemahaman huruf hijaiyyah juga melalui dengan tanya jawab yang menjadi bentuk komunikasi yang digunakan supaya peserta didik menjadi lebih aktif dan memiliki motivasi peningkatan kemampuan mengaji yang stabil serta terus meningkat sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan peserta didik dapat menguasai keterampilan yang di transfer oleh pendidik. Sebagaimana penelitian bahwasannya keefektifan komunikasi guru sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak usia dini, semakin efektif komunikasi guru semakin semangat anak usia dini dalam mengikuti pembelajaran. Bila komunikasi pendidik kepada peserta didik baik, maka akan menghasilkan pemahaman yang baik pula pada peserta didik. Menyambung komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam pendekatan motivasi, maka digunakanlah media pembelajaran yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau menstranfer pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Penambahan media BACERYAH pada refleksi I bertujuan untuk memudahkan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh pendidik.
Simpulan
Penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yang dilakukan dalam enam kali pertemuan selama dua minggu. Penerapan BACERYAH pada peningkatan kemampuan mengaji dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan kegiatan indoor. Pada kegiatan indoor pembelajaran menggunakan media BACERYAH dengan simbol perbalok terdiri dari 6 sisi dengan lambang yang sama tetapi berbeda harokat, dan menambahkan jilid sesuai tingakatan anak post sebagai test yang konkret.
Penggunaan media balok cerdas huruf hijaiyyah pada penelitian ini dapat peningkatkan kemampuan mengaji pada anak usia 5 - 6 tahun di Tk Anak Sholeh, Magersari. Terbukti dari rata-rata keberhasilan peningkatan kemampuan mengaji yang meningkat secara signifikan. Pada siklus I rata-rata keberhasilan diperoleh sebesar 71% dari semula pada pra siklus rata-rata keberhasilan 49%. Kemudian, setelah dilakukan refleksi pada siklus I dan tindak lanjut pada penelitian siklus II rat-rata keberhasilan peningkatan kemampuan mengaji pada peserta didik meningkat menjadi 83%.
Ucapan Terima Kasih
Segala Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan dan kasih karunia-NYA yang di limpahkan kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel ini yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengaji Anak Usia 5 - 6 Tahun Melalui Permainan Balok Cerdas Huruf Hijaiyyah (BACERYAH) di TK Anak Sholeh” tepat pada waktunya.
Dalam menyusun artikel ini, penulis tidak luput dari berbagai kesulitan dan hambatan, namun atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan artikel ini dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Ibu Dr. Septi Budi Sartika, M.Pd selaku Dekan fakultas Psikologi Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2. Ibu. Dr. Luluk Iffatur Rochmah, SS., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
3. Bpk Agus Salim, S.Pd., M.Psi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan artikel ini.
4. Terimakasih kepada orang tua, kakak dan mertua saya yang banyak memberikan dukungan baik secara moril, materiil, spiritual kepada penulis selama kuliah hingga menyelesaikan artikel ini.
5. Terimakasih kepada suami saya Moch Darwisul Ulil A. yang telah bersedia membantu penulis, meluangkan waktunya di sela - sela kesibukan beliau dan menjadi penyemangat penulis saat penulis tenggelam dalam kemalasannya. Tanpa bantuan beliau makanya artikel ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.
6. Terimakasih kepada teman teman seangkatan saya yang membantu penulis dan memberi semangat dalam penulisan artikel ini.
References
[1] M. D. H. Rahiem, “Pemahaman Guru tentang Makna Pendidikan Agama bagi Anak Usia Dini,” J. Obs. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 7, no. 2, pp. 1533–1544, Mar. 2023, doi: 10.31004/obsesi.v7i2.4211.
[2] A. P. Kusuma and M. Abdullah, “Implementasi Metode Al-Husna Sebagai Alternatif Pengenalan Huruf Hijaiyyah,” Asma, vol. 2, no. 2, p. 296, Nov. 2020, doi: 10.24252/asma.v2i2.17580.
[3] F. Fahrudin, A. Ansari, and A. S. Ichsan, “Pembelajaran Konvensional dan Kritis Kreatif dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Hikmah, vol. 18, no. 1, pp. 64–80, Sep. 2021, doi: 10.53802/hikmah.v18i1.101.
[4] Y. Rasyid, M. A. Anshory, F. Alkautsar, and N. L. Amin, “Mengajar Mengaji dan Mempelajari Tentang Agama Islam,” 2023.
[5] D. A. L. E. Al Azhim and L. N. Kholidah, “Problematika Pelafalan Huruf Hijaiyah pada Anak Usia Dini di Rhoudhotu Tarbiyatil Qur’an (RTQ) Al-Ghozali Tlogomas Malang,” JoLLA, vol. 1, no. 1, pp. 62–75, Jan. 2021, doi: 10.17977/um064v1i12021p62-75.
[6] A. N. Rachma and A. E. Sasanti, “Implementasi Pembelajaran BTA Melalui Metode Iqro’ pada Anak SD Dukuh Tebon Gede,” JIKM, pp. 31–40, Apr. 2021, doi: 10.56972/jikm.v1i1.4.
[7] M. M. Rena and M. Hayati, “Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Huda Pagiri Pondok Aren Tangerang Selatan Dalam Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an,” J. Alasma: Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, vol. 3, no. 2, pp. 187–194, Oct. 2023.
[8] S. Maharani, “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini,” vol. 4, 2020.
[9] A. Afrianingsih, A. R. Putri, and M. M. Munir, “Karakteristik Huruf Hijaiyah Sebagai Sarana Pembelajaran Baca Tulis Awal Anak Usia Dini,” vol. 5, no. 2, 2019.
[10] M. H. Mansyur, “Iqra’ Sebagai Bentuk Literasi Dalam Islam,” HW, vol. 2, no. 1, Aug. 2023, doi: 10.35706/hw.v2i1.5304.
[11] S. H. Khalifaturohma, “Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,” 2022.
[12] M. M. Rena and M. Hayati, “Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Huda Pagiri Pondok Aren Tangerang Selatan Dalam Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an,” Jurnal Alasma: Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, vol. 3, no. 2, pp. 187–194, Oct. 2023.
[13] Y. A. Suryabudi, H. Hendrian, H. K. Pratama, M. R. Abdullah, and U. H. Sabila, “Pentingnya Pendidikan Al-Qur’an pada Anak Usia Dini di PPPA Raudhatul Jannah,” Tsaqofah, vol. 2, no. 1, pp. 113–125, Jan. 2022, doi: 10.58578/tsaqofah.v2i1.268.
[14] I. Rihhadatul Aisy, S. Asmahasanah, and Kamalludin, “Peran Guru Mengaji Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Iqro di TPA Mina Sawangan Depok,” Rais, vol. 6, no. 2, pp. 155–162, Oct. 2022, doi: 10.37274/rais.v6i2.606.
[15] T. Nurhayati dan E. C. Nurunnisa, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini Melalui Metode Iqra’,” Tarbiyat Al-Aulad, vol. 3, no. 1, pp. 1–6, 2018.
[16] R. Nurhayati et al., “Pendampingan BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) dan Pembagian Mufrodat (Kosa Kata Bahasa Arab Pada Santri TK/TPA di Desa Ancu,” JCS, vol. 1, no. 2, pp. 6–12, May 2023, doi: 10.47435/jcs.v1i2.1696.
[17] S. Sundari and F. Damayanti, “Sosialisasi Game Edukasi Untuk Belajar Mengaji di Desa Sidodadi,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 2, no. 1, 2022.
[18] A. Prihantoro and F. Hidayat, “Melakukan Penelitian Tindakan Kelas,” UJII, vol. 9, no. 1, pp. 49–60, Nov. 2019, doi: 10.47200/ulumuddin.v9i1.283.
[19] B. S. Huda, N. Patmalia, R. Juliany, and V. M. Agustin, “Sejarah dan Perkembangan Penelitian Tindakan di Indonesia,”vol. 1, no. 3, 2023.
[20] D. Firmansyah and Dede, “Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review,” JIPH, vol. 1, no. 2, pp. 85–114, Aug. 2022, doi: 10.55927/jiph.v1i2.937.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Chofsoh Lailin Zughfalia, Agus Salim

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.