Video-Based Learning Strengthens Critical Thinking in Elementary Science Classes

Media Video Pembelajaran Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa IPA SD

Authors

  • Dianita Agil Insani Insani ) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Tri Linggo Wati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Keywords:

Video-Based Learning, Critical Thinking, Elementary Education, Science Instruction, Instructional Media

Abstract

Background: The integration of media in elementary education remains underutilized, limiting opportunities for students to develop essential cognitive skills. Specific Background: Particularly in science education, conventional teaching methods often fail to foster critical thinking among primary school students. Knowledge Gap: Limited empirical studies have examined the role of video-based instructional media in enhancing critical thinking within the context of Indonesian elementary classrooms. Aims: This study investigates the use of video-based learning media in improving fifth-grade students’ critical thinking skills during science lessons on puberty. Results: Utilizing a quasi-experimental design with pre-test and post-test on two groups (n=60), the study found a statistically significant improvement in the experimental group using video media (t=12.331, p<0.001) compared to the control group. The experimental group demonstrated higher gain scores, attributed to engaging delivery, clear visualization, and flexible access to materials. Novelty: This study contributes novel insights into the effectiveness of video-based learning specifically within the Indonesian elementary science education context. Implications: The findings suggest that implementing video media as a teaching tool offers a pedagogical innovation that can support the development of critical thinking skills in young learners and provide practical strategies for educators seeking to enrich science instruction.

Highlights : 

  • Use of video media significantly improves students' critical thinking in science learning.

  • Research applies a quasi-experimental design with valid statistical analysis (t=12.331, p<0.001).

  • Study offers practical implications for integrating engaging media in elementary classrooms.

Keywords: Video-Based Learning, Critical Thinking, Elementary Education, Science Instruction, Instructional Media

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang dicirikan dengan kegiatan yang menyenangkan, memotivasi, dan juga mendorong adanya partipasi dari peserta didik utama untuk membangun pemahaman secara utuh dengan pembelajaran yang inspiratif, interaktif, kolaboratif, kontekstual, serta meningkatkan rasa mandiri dan juga daya kretaif dari peserta didik [1]. Pembelajaran yang efektif diharapkan bisa memberikan perubahan signifikan bagi peserta didik antara lain menciptakan kreatifitas, kapabilitas berpikir kritis, analisis, mengaplikasikan serta mengidentifikasi materi, serta membangun pemahaman baru terhadap materi [2]

Menurut Permendikbud No. 56 Tahun 2022, Standar Pendidikan Guru mengatur persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Standar ini mencakup penyediaan materi pembelajaran yang ilmiah, holistik, interaktif, integratif, kontekstual, efektif, tematik, kolaboratif, serta berpusat pada siswa. Hal ini menekankan pentingnya bagi pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang memfokuskan pada siswa, merangsang kreativitas, dan menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan [3].

Media video pembelajaran merupakan alat yang potensial untuk mengubah cara siswa memahami dan mengaplikasikan materi pembelajaran [4]. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang sering kali mengandalkan buku teks sebagai sumber utama, media video mampu menawarkan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan menarik, yang dapat merangsang keterlibatan siswa serta memperluas perspektif mereka terhadap materi pelajaran.

Penggunaan media video sebagai alat bantu pembelajaran semakin banyak dipertimbangkan dalam konteks pendidikan modern. Media ini menawarkan pendekatan yang dinamis dan interaktif yang mampu memperkaya pengalaman belajar siswa melalui visualisasi konten pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami. Lebih dari sekadar menggantikan pendekatan konvensional dengan buku teks, media video memberikan alternatif yang lebih menggugah minat siswa dan merangsang keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran [5].

Berbagai macam media video pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran diantaranya [6].

1. Video Instruksional: Menyediakan penjelasan terperinci tentang konsep atau prosedur tertentu.

2. Video Demonstrasi: Menunjukkan praktik langsung dari keterampilan atau eksperimen.

3. Video Simulasi: Menciptakan skenario virtual untuk latihan atau pemahaman konsep.

4. Video Animasi: Menggunakan grafik animasi untuk menjelaskan ide kompleks dengan cara yang lebih menarik.

5. Video Pembelajaran Interaktif: Melibatkan elemen interaktif seperti kuis atau aktivitas yang dapat dilakukan siswa selama menonton.

6. Video Cerita: Menceritakan narasi atau kasus studi yang relevan dengan materi pelajaran untuk meningkatkan pemahaman kontekstual.

7. Video Tanya Jawab: Menyediakan sesi tanya jawab atau diskusi yang membahas pertanyaan umum dan masalah terkait materi pelajaran.

Pada penerapan pembelajaran, siswa diharapkan mampu menerima pelajaran secara utuh untuk dapat menyegarkan dan menggali materi lebih menyeluruh melalui pengalaman belajar yang unik dan asik. Beberapa pembelajaran juga membutuhkan alat bantu atau media sebagai sarana penunjang pembelajaran seperti video, alat peraga, big book, dan lainnya [7]. Dengan adanya media pembelajaran yang selaras dengan materi pelajaran akan menjadikan pelajaran menarik serta mengesankan, karna peserta didik akan diajak untuk lebih memahami materi dengan lebih mendalam. Pada pembelajaran yang berlangsung tidak jarang media yang digunakan hanya seadanya dan kurang menunjang untuk digunakan pada penerapan materi pembelajaran[8].

Pembelajaran tanpa penggunaan media pembelajaran yang diperlukan mengakibatkan siswa memiliki rasa sulit guna berpikir kritis serta menjadi kurang termotivasi belajar. Siswa akan kesulitan untuk berpikir secara kritis pada materi pembelajaran yang diselenggarakan guru, dan selanjutnya siswa akan memahami materi yang diajarkan namun tidak terdapat rasa ingin tahu lebih jauh untuk mempelajari materi terkait. Kurangnya pemahaman siswa akan mempengaruhi nilai KKM pada mata pembelajaran kelas V yang telah ditetapkan oleh sekolah [9].

Pentingnya media pembelajaran untuk memberikan materi secara nyata dalam proses belajar mengajar akan lebih baik. Peneliti juga menemukan fenomena kurangnya penggunaan media belajar dalam proses belajar siswa di SDN Sugihwaras. Bedasarkan hasil observasi serta wawancara yang diselenggarakan oleh peneliti pada guru di sekolah, Guru menjelaskan yakni penggunaan media belajar di SDN Sugihwaras masih belum maksimal dilakukan dikarenaan kurangnya waktu untuk guru meluangkan membuat media belajar dan juga kurangnya kemampuan untuk menyusun media belajar yang menarik. Hal ini menyebabkan proses belajar di SDN Kelas V Sugihwaras tidak maksimal dikarenakan penggunaan metode belajar konvensional dengan buku sehingga siswa kurang dapat memahami materi secara praktik nyata.

Aktivitas pembelajran dengan metode yang tepat dan pemanfaatan media secara utuh dapat memberikan pemahaman lebih pada materi sehingga siswa akan dapat memiliki dorongan untuk mencari tahu lebih dalam terhadap materi yang disampaikan. Pembelajaran dengan melibatkan siswa agar diharap akan memiliki dampak terhadap kemampuan berfikir kritis siswa [10] . Sehingga diharapkan siswa akan mampu memahami materi secara menyeluruh dari pembelajran dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis sehingga tidak hanya teori namun juga dapat menerapkan secara mandiri hasil pembelajra n dalam kehidupan sehari – hari.

Selain itu, penelitian di SDN Wiyung 1 Surabaya juga menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran video secara signifikan mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa di kelas V [11]. Hasil penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa integrasi media video pembelajaran dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan siswa dalam berpikir kritis.

[12] menegaskan yakni memasukkan media pembelajaran dalam proses belajar siswa menghasilkan banyak manfaat, seperti meningkatkan dampak pembelajaran dan mendorong peningkatan pemahaman dan penguasaan tujuan pembelajaran. Misalnya saja di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta, pemanfaatan media pembelajaran berbasis video memberikan pengaruh signifikan pada keahlian tahapan sains serta capaian belajar siswa kelas V. Selain itu, terdapat korelasi positif yang kuat diantara keahlian serta tahapan belajar sains siswa. Perihal ini ditunjukkan dengan pengambilan data dengan memakai penilaian keahlian proses, serta evaluasi hasil pembelajaran IPA serta observasi keahlian proses sains. Kelas eksperimen memperoleh nilai post-test keahlian proses sains sebesar 62,14, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 53,86. Dari segi hasil belajar post-test IPA, kelas eksperimen mendapatkan nilai yakni 80,00, sementara itu kelas kontrol mendapatkan nilai yakni 71,86 [13].

Siswa kesulitan untuk berpikir kritis mengenai instruksi guru, yang menyebabkan terbatasnya pemahaman materi dan kurangnya rasa ingin tahu. Hal ini mengakibatkan pengalaman belajar yang monoton dan ketidakmampuan menghasilkan pemikiran kritis yang mandiri. untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Cheppy Riyana [14] mengartikan media video belajar mengajar sebagai media yang memadukan unsur pendengaran serta visual untuk menyampaikan pesan pendidikan yang meliputi konsep, prinsip, metode, teori, dan penerapan informasi, sehingga membantu pemahaman materi pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan di SDN Wiyung 1 Surabaya menemukan yakni penggunaan media pembelajaran video pada sampel V-A selaku kelompok kontrol serta V-B selaku kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kapabilitas berpikir kritis siswa[15].

Pembelajaran menyenangkan akan memotivasi siswa memahami materi yang diberikan dengan oleh guru dengan lebih baik. Di era kemajuan teknologi saat ini, banyak pilihan media pembelajaran yang dapat dikembangkan salah satunya media video pembelajaran. Penerapan media pembelajaran pada kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia memberikan kualifikasi sangat baik, hasil uji ahli media pembelajaran diperoleh 91,66 kemajuan siswa dalam penerapan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan untuk membantu proses pembelajaran..

Berdasarkan uraian diatas peneliti sangat tertarik melakukan pada kelas V untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis berbantu media video pembelajaran dibandingkan menggunakan media buku pelajaran. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Hipotesis yang diajukan peneliti adalah penggunaan media vedia pembelajaran dapat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dari peserta didik kelas V SD.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model quasi eksperimental yang dibagi dalam 2 kelompok, kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan [16].

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN Sugihwaras, yang berjumlah 89 siswa. Sedangkan sampel penelitian ini dipilih secara acak dari populasi tersebut. Sampel terdiri dari dua kelompok yakni kelompok kontrol yang terdiri dari 30 siswa dari kelas V-A dan kelompok eksperimen yang terdiri dari 30 siswa dari kelas V-B. Penelitian ini menggunakan pendekatan sampling acak sederhana untuk memilih sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan dengan memastikan representasi yang lebih baik dari populasi [17]. Meskipun populasi terbatas (n=89), pendekatan sampling acak tetap menjadi pilihan yang valid untuk penelitian dengan skala seperti ini [18].

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi masa pubertas. Selama penelitian sampel akan dibagi dalam 2 kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang akan diberikan pretest dan posttest untuk melihat sampai sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen dan kotrol sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran materi masa pubertas.

Instrumen penilaian yang digunakan adalah: Lembar tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan mengukur sejauh mana kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi masa pubertas. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan hasil data yang didapatkan dari nilai pretest dan posttest yang telah diujikan kepada peserta. Selanjutnya dilakukan uji independentsample t-test untuk menentukan ada tidaknya dampak yang diberikan media pembelajaran video kepada kemampuan berpikir kritis dari sampel penelitian. Adapun sebelum melakukan uji independentsample t-test maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat melakukan uji paramatric independen sample t-test. Software yang digunakan untuk membantu proses analisa data dalam penelitian ini adalah software JASP versi 18.0.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil pelaksanaan penelitian

Data yang terkumpulkan menunjukkan bahwa pada kelas kontrol mendapatkan rata-rata nilai pre-test sebesar 53,23 dan nilai posttestsebesar 51,8. Selanjutnya pada kelas eksperimen nilai rata-rata pre-test yang didapatkan sebesar 56,13 dan selanjutnya nilai post-test yang didapatkan sebesar 79,93. Selanjutnya nilai rata-rata atau gain yang didapatkan pada kelas kelompok kontrol sebesar 1,43 sedangkan rata-rata gain yang didapatkan pada kelompok eksperimen sebesar 23,8.

w p
Gain Kelompok Eksperimen 0.935 0.068
Kelompok Kontrol 0.980 0.826
Table 1. Uji Normalitas
F df1 df2 P
Gain 1.137 1 58 0.291
Table 2. Uji Homogenitas

Hasil uji Normalitas menunjukkan bahwa baik data kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol terdistribusi dengan normal (p-value>0,05). Selanjutnya bedasarkan uji Homogenitas didapatkan bahwa data memenuji kriteria Homogen (p>291). Bedasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dan homogenitas telah terpenuhi sehingga uji independentsample T-test dapat dilakukan

uji Independent Sample T-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pre-testdan post-test uji kemampuan berfikir kritis yang signifikan antara kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan video media pembelajaran dan kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan media video pembelajaran (t=12.331, p-value<0,001). Hasil nilai thitung yang didapatkan juga telah melebihi nilai ttable (t=2,000).

T df p
Gain kelompok kontrol* Gain kelompok ekperimen 12.331 58 < .001
Table 3. Uji Independent Sample T Test

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian media pembelajaran video materi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dari siswa tersebut. Hasil kelompok eksperimen yang mendapatkan nilai gain lebih tinggi jika dibandingkan dengan gain kelompok kontrol juga didukung oleh grafik nilai mean selisih pre-test dan post-test berikut:

Figure 1.

Media video pembelajaran yang diterapkan dan dipadukan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan berkesan pada siswa. Pada tahap diskusi dan tanya jawab ada beberapa kegiatan yang peserta didik lakukan, antara lain mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan. Pada tahap mengamati peserta didik mendapatkan permasalahan yang pada lembar kerja peserta didik yang berisi materi pembelajaran dan membutuhkan pemecahan masalah. Pada tahap menanya peserta didik membuat berbagai pertanyaan yang ditujukan berdasarkan hasil pengamatan pada penjabaran permasalahan di kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Setelah pertanyaan diperoleh guru memberikan kesempatan siswa untuk menjawab soal dan berbagai masalah yang terdapat dalam objek pengamatan dan menentukan masalah apa yang menjadi permasalahan utama serta mencari solusi dalam masalah tersebut secara tepat.

B. Pembahasan

Bedasasarkan hasil perolehan nilai pre-testdan post-test pada kelompok kontrol dan eksperimen yang tersaji pada tabel 1 menunjukkan bahwa nilai perolehan gain kelompok eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok eksperimen[19]. Hal ini dapat dijelaskan karena dengan menggunakan media video pembelajaran dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya adalah gaya penyampaian materi yang menarik, memungkinkan visualisasi dan penjelasan materi yang lebih jelas dan mendalam, dan tentunya dapat diaksesnya materi pembelajaran diluar jam pelajaran sehingga siswa dapat mengulang” kembali materi yang dipelajari. Fakta lapangan juga menunjukkan bahwa siswa menunjukkan minat yang lebih besar terhadap materi yang disampaikan melalui video, yang secara positif mempengaruhi tingkat keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

Penerapan media video pembelajaran dalam penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan berbeda antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol menerima pembelajaran konvensional menggunakan buku teks dan lembar kerja, sedangkan kelompok eksperimen melibatkan siswa dalam menyelesaikan soal pre-test sebelum memanfaatkan video pembelajaran. Setelah itu, peneliti mengelaborasi materi melalui video, menjelaskan secara lebih mendalam, dan menguji pemahaman siswa melalui post-test yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan[20].

Media pembelajaran video juga dapat memungkinkan penyampaian secara simulasi dan juga prosedural dengan penyampaian yang cepat dan efektif sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang sudah diberikan dimana ditemukan bahwa penggunaan media video pembelajaran ditemukan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran IPA dimana didalam penelitian tersebut video pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dikarenakan pemilihan konten yang disesuaikan agar menarik bagi siswa. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sihombing menunjukkan pula bahwa penggunaan media pembelajaran dapat secara signifikan memberikan dampak kepada hasil belajar IPA dari siswa kelas V, dimana penggunaan media pembelajaran video dapat menjadi alternatif media bagi guru dan menghindari metode pembelajaran yang monoton [21]. Wulandari et al dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dan memaksimalkan proses belajar dari siswa, sehingga dampak yang dihasilkan adalah peningkatan nilai hasil belajar dari siswa [22].

Indikator kemampuan berpikir kritis, seperti kemampuan siswa untuk menganalisis informasi, menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari, dan mengevaluasi argumen yang disampaikan, semakin terlihat meningkat dalam kelompok eksperimen yang menerima media video pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan temuan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa metode ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir kritis mereka dalam memahami materi IPA.

Proses pelaksanaan penelitian dimulai dari peneliti yang mempersiapkan bahan ajar diantaranya silabus, RPP, lembar kerja peserta didik dan video pembelajaran yang akan digunakan selama uji coba. Siswa pada kelas kelompok kontrol akan diberikan penjelasan dan meteri melalui buku dan mengerjakkan lembar kerja peserta didik sebagai pretest lalu guru memberikan penguatan melalui pertanyaan dan penjelasan acak. Kemudian guru akan memberikan lembar kerja peserta didik sebagai pertanyaan posttest dan yang terakhir guru akan meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan mengenai materi masa pubertas.

Pada kelompok eksperimen akan diberikan meteri lalu siswa akan diminta menyelesaikan soal pretest sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. Setelah itu siswa diarahkan untuk menyimak video pembelajaran yang sudah dibuat dan selanjutnya peneliti menngelaborasikan materi sesuai dengan pemahaman anak-anak dengan menjelaskan melalui video. Selanjutnya peneliti membagikan lembar kerja peserta didik sesuai dengan materi yang ada di video pembelajaran yang telah ditampilkan. Setelah itu siswa dipersilahkan untuk mengerjakan soal yang diujikan serta intstruksi yang ada didalam soal posttest. Setelah itu, guru akan meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan mengenai materi masa pubertas. Adanya penggunaan video pembelajaran membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan kondusif dikarenakan anak antusias dengan materi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penggunaan video pembelajaran sendiri yaitu tujuan afektif dimana video dapat menjadi media yang sangat baik untuk mempengaruhi sikap dan emosi dari siswa [23]. Video pembelajaran yang menarik juga dapat menarik perhatian siswa dan juga menumbuhkan semangat siswa untuk tetap belajar dan bersemangat [24].

Bedasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti juga menunjukkan bahwa siswa tampak sangat tertarik dengan materi pembelajaran yang telah diberikan dan menumbuhkan minat untuk mempelajari materi secara lebih jauh. Peneliti juga menemukan perbedaan dimana siswa dikelas eksperimen menjadi lebih kondusif dan aktif mengikuti arahan dari peneliti jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak diberikan video dalam proses pembelajarannya. Hasil perolehan di kelas kontrol nilai juga menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memenuhi standar KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70 baik sebelum pre-test ataupun setelah post-test sedangkan pada kelas eksperimen meskipun di nilai pre-test masih belum menyenangkan, namun setelah diberikan video pembelajaran sebagai media menyampaikan materi yang diujikan, nilai post-test dari kelas eksperimen dapat meningkat secara signifikan dan memenuhi standar KKM yang telah ditentukan. Hal ini menandakan bahwa video pembelajaran dapat berdampak secara signifikan kepada kemampuan berpikir kritis siswa dalam menjawab beberapa soal IPA yang diujikan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi et al (2022) yang menunjukkan bahwa penggunaan video pembelajaran juga dapat membantu konsep dan daya berpikir kritis siswa kepada pembelajaran IPA[25].

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media video pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V Sekolah Dasar. Oleh sebab itu, penggunaan video media pembelajaran sebagai media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mendukung guru dalam melakukan proses belajar mengajar dikelas dengan membutuhkan visual secara langsung agar siswa mendapat pengalaman belajar dengan lebih menyenangkan dan berkesan.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran berupa video dapat terbukti memberikan dampak peningkatan pada kemampuan berpikir kritis dari siswa SDN Sugihwaras. Kesimpulan ini didasarkan pada perhitungan statistic yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dimana kelompok eksperimen mendapat total perolehan skor yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Rekomendasi yang dapat diberikan peneliti bedasarkan hasil penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran video dalam pemberian materi yang membutuhkan visual secara tidak langsung untuk meningkatkan kemampuan berrpikir kritis dari siswa SDN Sugihwaras sehingga didapatkan hasil nilai belajar yang maksimal dan optimal.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SD dan semua guru SDN Sugihwaras yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lingkungan sekolah. Selanjutnya peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian artikel penelitian ini, yakni dosen pembimbing Ibu Dr.Tri Linggo Wati,M.pd., dan semua yang mungkin belum saya sebutkan dalam penelitian ini. Teruntuk orang tua dan suami serta semua keluarga yang mendukung saya untuk menyelesaikan tugas ini dengan sangat banyak halangan, terimakasih atas doa dan dukungan yang percaya bahwa saya mampu menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik. Untuk kampus saya tercinta Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terima kasih atas kenangan dan proses pendewasaan saya yang lebih baik lagi.

References

[1] I. Muyassaroh and D. Nurpadilah, "Implementasi Problem Based Learning dengan Pendekatan Saintifik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD," *Dikoda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar*, vol. 2, no. 2, pp. 23–31, 2021. [Online]. Available: [https://jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/JPGSD/article/view/994](https://jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/JPGSD/article/view/994)

[2] A. H. Fitriya, E. Sumbulatim, M. Habbah, D. D. Dinata, and E. Audianti, "Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 SDN 14/I Sungai Baung Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning," *Jurnal Pendidikan*, vol. 3, pp. 12961–12974, 2023.

[3] E. Yuliana, "AFoSJ-LAS (All Fields of Science Journal–LAS)," *AFoSJ-LAS*, vol. 1, no. 1, pp. 44–53, 2021.

[4] N. Ketut and Y. Parwati, "Instrumen Tryout Literasi Baca Tulis PISA Like untuk Sekolah Dasar," *Mimbar PGSD Undiksha*, vol. 11, no. 1, pp. 121–129, 2023. [Online]. Available: [https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/55237/26223](https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/55237/26223)

[5] U. B. Harsiwi and L. D. D. Arini, "Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar," *Jurnal Basicedu*, vol. 4, no. 4, pp. 1104–1113, 2020, doi: 10.31004/basicedu.v4i4.505.

[6] A. Mawanto, "Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Kelas V SD Negeri Lontar II Surabaya," *Jurnal Educatio*, vol. 4, no. 4, pp. 1264–1271, 2022, doi: 10.31004/joe.v4i4.542.

[7] D. A. Purbarani, N. Dantes, and P. B. Adnyana, "Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar," *PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia*, vol. 2, no. 1, pp. 24–34, 2018, doi: 10.23887/jpdi.v2i1.2689.

[8] A. L. Rahmayani, "Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Menggunakan Media Video terhadap Hasil Belajar Siswa," *Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik)*, vol. 4, no. 1, p. 59, 2019, doi: 10.26740/jp.v4n1.p59-62.

[9] M. Wabula, P. M. Papilaya, and D. Rumahlatu, "Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Video dan Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa," *Edubiotik: Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan*, vol. 5, no. 1, pp. 29–41, 2020, doi: 10.33503/ebio.v5i01.657.

[10] A. Busyaeri, T. Udin, and A. Zaenudin, "Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mapel IPA di MIN Kroya Cirebon," *Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI*, vol. 3, no. 1, pp. 116–137, 2016, doi: 10.24235/al.ibtida.snj.v3i1.584.

[11] K. H. Dewandaru, "Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada Pembelajaran IPS Kelas di Sekolah Dasar," *Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar*, vol. 3, no. 2, 2015.

[12] I. Sari, "Pengembangan Media Jeopardy Game Berbasis PowerPoint untuk Muatan Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar," *Jurnal Pendidikan*, vol. 11, no. 1, pp. 148–156, 2023. [Online]. Available: [https://repo.undiksha.ac.id/13840](https://repo.undiksha.ac.id/13840)

[13] T. A. T. Nugroho, "Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA di Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta," *BASIC Education*, vol. 4, no. 6, 2015.

[14] S. Nurfadhillah, F. C. T. Ramadani, N. A. Afianti, A. E. Erdian, and U. Muhammadiyah Tangerang, "Pengembangan Media Video pada Pelajaran Matematika di SD Negeri Poris Pelawad 3," *Jurnal Pendidikan dan Dakwah*, vol. 3, no. 2, pp. 333–343, 2021. [Online]. Available: [https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa](https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa)

[15] K. H. Dewandaru, "Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada Pembelajaran IPS Kelas di Sekolah Dasar," *Jurnal Penelitian PGSD*, vol. 3, no. 2, pp. 2243–2252, 2015. [Online]. Available: [https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/15727](https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/15727)

[16] S. Siyoto, *Dasar Metodologi Penelitian*, 1st ed., Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.

[17] Mohanis, "Analisis Indikator Kesehatan Lansia Berdasarkan Model Kovarians," *Block Caving – A Viable Alternative*, vol. 21, no. 1, pp. 1–9, 2015.

[18] N. Nurvitasari, F. Jaya, and S. Seituni, "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa," *EDUSAINTEK: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi*, vol. 8, no. 2, pp. 257–267, 2022, doi: 10.47668/edusaintek.v8i2.344.

[19] A. Purwanti, N. Hujjatusnaini, N. Septiana, A. M. Amin, and J. Jasiah, "Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Model Blended-Project Based Learning Terintegrasi Keterampilan Abad 21 Berdasarkan Students Skill Level," *Jurnal IPA Pembelajaran IPA*, vol. 6, no. 3, pp. 235–245, 2022, doi: 10.24815/jipi.v6i3.25705.

[20] J. Sari, F. Feniareny, B. Hermansah, and M. Prasrihamni, "Pengaruh Media Konkret terhadap Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar," *Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar*, vol. 7, no. 1, p. 15, 2023, doi: 10.24036/jippsd.v7i1.120317.

[21] C. Sihombing, "Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V," *Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan*, vol. 2, no. 2, pp. 289–294, 2022, doi: 10.47709/educendikia.v2i02.1644.

[22] Y. T. Wulandari, K. Hadiprasetyo, and T. Harsan, "Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA melalui Media Video Pembelajaran," *Educatif: Jurnal Pendidikan dan Penelitian*, vol. 4, no. 2, pp. 48–56, 2021, doi: 10.36654/educatif.v4i2.104.

[23] F. Yuanta, "Pengembangan Media Video Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Sekolah Dasar," *Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar*, vol. 1, no. 2, p. 91, 2020, doi: 10.30742/tpd.v1i02.816.

[24] W. A. D. Pamungkas and H. D. Koeswanti, "Penggunaan Media Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar," *Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru*, vol. 4, no. 3, pp. 346–354, 2022, doi: 10.23887/jippg.v4i3.41223.

[25] E. M. Pratiwi, G. Gunawan, and I. Ermiana, "Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa," *Jurnal Ilmiah Profesi Pendidik*, vol. 7, no. 2, pp. 381–386, 2022, doi: 10.29303/jipp.v7i2.466.

Published

2025-08-11

How to Cite

Insani, D. A. I., & Wati, T. L. (2025). Video-Based Learning Strengthens Critical Thinking in Elementary Science Classes: Media Video Pembelajaran Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa IPA SD. Indonesian Journal of Education Methods Development, 19(4), 10.21070/ijemd.v19i4.889. Retrieved from https://ijemd.umsida.ac.id/index.php/ijemd/article/view/889

Issue

Section

Elementary Education Method