Strategic Planning Model for Islamic-Based Elementary School Development
Model Perencanaan Strategis Pengembangan Sekolah Dasar Berbasis Islam
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijemd.v20i1.881Keywords:
Strategic Planning, Islamic Education, Elementary School, SWOT Analysis, School DevelopmentAbstract
General background: The transformation of primary education institutions in Indonesia is crucial to improving educational quality and competitiveness. Specific background: SD Muhammadiyah 10 Balongbendo seeks to enhance its institutional performance through long-term strategic planning aligned with Islamic values and national education standards. Knowledge gap: However, there is a lack of structured and measurable development frameworks that integrate religious, academic, and technological domains in Islamic elementary schools. Aims: This study aims to formulate a comprehensive Master Plan for the Development of SD Muhammadiyah 10 Balongbendo for the period 2024–2036, grounded in SWOT analysis and participatory planning. Results: The findings include a structured four-phase development roadmap targeting improved governance, educational excellence, and national recognition. The formulation process involved stakeholders such as school leaders, teachers, the foundation, and the school committee. Novelty: The proposed model uniquely integrates Islamic education (ISMUBA), environmental awareness, digital literacy, and character building within a holistic development framework. Implications: This master plan offers a replicable model for strategic development in Islamic primary schools, supporting national efforts to achieve educational equity and quality.
Highlights :
- Integrates Islamic values with academic and technological goals.
- Uses participatory SWOT-based strategic planning.
- Provides a replicable model for Islamic school development.
Keywords: Strategic Planning, Islamic Education, Elementary School, SWOT Analysis, School Development
PENDAHULUAN
Perubahan pola Pendidikan dua tahun terakhir ini menarik menjadi bahan evaluasi untuk menganalisis berbagai persoalan yang muncul akibat dampak dari pembelajaran daring [1]. Dari sini kemudian dapat dipetakan permasalahan dan akar masalahnya baik dari sisi perubahan perilaku, gaya belajar belajar sampai pada sisi spiritualitasnya sehingga bisa disimpulkan alternatif-alternatif solusi untuk menjawab problematika sesuai kebutuhan [2].
METODE
Rumusan Rencana Induk Pengembangan Sekolah SD Muhammadiyah 10 Balongbendo ini diperoleh dari hasi diskusi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru, Komite dan Yayasan dengan metode analisis SWOT.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Merancang Visi Misi
Memulihkan kembali pendidikan dan pembelajaran after pandemi, maka ada empat hal yang bisa disimpulkan dan dikuatkan menjadi visi misi sekolah [3]. Pertama, kurikulum keimanan harus menjadi pilar utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Tidak cukup dengan materi ajar, tetapi sampai pada mengintegrasikan nilai keimanan dan keislaman pada aplikasi nyata sehingga bisa tertanam dalam diri seluruh warga sekolah [4]. Ini bisa dilihat dari cara penyikapan terhadap ujian pandemi covid-19 yang lemah secara spiritual, antara ketakutan berlebihan dan meremehkan wabah pandemi [5].
Kedua, Fenomena Learning Loss berdampak pada menurunnya budaya belajar sebagai dampak dari terbiasanya belajar instan, melalui pembelajaran berbasis internet semua problem pembelajaran mudan diselesaikan tanpa harus bersusah payah membaca buku dan diskusi [6]. Pembelajaran berbasis IT menjadi sebuah keniscayaan di era saat ini, tetapi yang paling utama adalah memadukan ilmu pengetahuan dan tehnologi melalui literasi digital dapat menjadi jembatan keberhasilan murid untuk survive di zamannya [7]. Sehingga penting kiranya melalui perpaduan tersebut sebagai solusi untuk menghidupkan kembali budaya semangat belajar yang menyenangkan serta berfastabikul khairat dalam ilmu pengetahuan, akhlakul karimah dan prestasi [8].
Ketiga, pandemi covid-19 telah mengajarkan kepada kita tentang banyak hal, terutama dalam sikap dan budaya filantropi [9]. Menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama harus menjadi identitas dan kepribadian seluruh warga sekolah yang harus ditanamkan dalam bentuk program sekolah dan pembiasaan.
Keempat, perubahan iklim yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari kerusakan lingkungan yang harus dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan generasi yang cinta lingkungan [10]. Dari empat hal di atas kemudian dapat dirumuskan menjadi visi misi sekolah dengan jargon “Beriman, Berilmu dan Bermanfaat”
B . ISMUBA Harus Menjadi Pilar Utama
Selain itu, persoalan lain yang muncul adalah tantangan eksistensi sekolah Muhammadiyah dalam menjawab kepercayaan masyarakat yang mampu menjadi oase ditengah dahaga akan pendidikan agama untuk anak-anak mereka, ditengah bermunculannya sekolah swasta islam yang semakin berkembang pesat. Jika dulu banyak orang hendak mencarikan pendidikan anaknya supaya ilmu umum dan agama berimbang, maka alternatifnya adalah sekolah Muhammadiyah, karena punya materi ISMUBA. Hari ini banyak sekolah islam yang menawarkan berbagai alternatif dan keunggulan baik dalam bidang karakter, tahfidzul qur’an yang lebih dilirik oleh masyarakat. Why ?
Pembelajaran Ismuba sebagai keunggulan sekolah Muhammadiyah harus benar-benar menjadi pembeda, harus ada diferensiasi yang menjadi ciri khas sekolah Muhammadiyah dalam menyajikan materi Agama dan Umum yang dalam cakupannya terdapat muatan pendidikan karakter, ibadah amaliah, sains dan teknologi yang berbasis riset dari Al-Qur’an dan Hadist. Perlu ada rancangan baru pada kurikulum sekolah dan kurikulum ISMUBA sehingga bukan sekedar menjadi materi pelajaran saja, tapi lebih pada menanamkan nilai-nilai keislaman dan ideologi islam wasatiyah yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari [11]. Konsep pembelajaran integral yang mengintegrasikan pembelajaran Umum dengan nilai-nilai agama. Sehingga Iman dan Ilmu menjadi selaras dalam setiap nafas pembelajaran dan pendidikan di sekolah Muhammadiyah [12] .
Dari sini kemudian dapat diambil benang merah, bahwa kurikulum Pendidikan di SD Muhammadiyah 10 Balongbendo harus sejalan dengan perubahan dan pembaharuan yang semua itu didasarkan pada kebutuhan Pendidikan hari ini, sehingga apa yang menjadi gagasan di dalam rumusan kurikulum harus benar-benar mencerminkan mutu lulusan sekolah, hadirnya sekolah kita harus bisa menjadi pilihan alternatif sebagai solusi problematika lembaga pendidikan bagi Masyarakat sekitar [13].
C. Konsep Sekolah Dakwah
Seperti tujuan awalnya, kyai Dahlan membuat sekolah formal dalam rangka menyelamatkan generasi marjinal dari pembodohan, maka sekolah Muhammadiyah hari ini sudah seharusnya kembali ke khittah gagasan awal. Sekolah- sekolah muhammadiyah harus besar dan berkualitas, dan besarnya harus diiringi dengan semangat dakwah untuk membebaskan generasi dari kebodohan [14]. Siapapun bisa sekolah di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah tanpa harus canggung soal biaya. Ini yang kemudian disebut sebagai sekolah dakwah, semua ini bisa terwujud jika sekolah bisa mandiri dengan banyaknya Badan Usaha Milik Sekolah yang dikembangkan [15].
Berdasarkan latar belakang diatas, sudah saatnya SD Muhammadiyah 10 Balongbendo melangkah jauh ke depan dengan Menyusun Visi Misi sekolah yang terukur dengan target capaian sesuai dengan Rencana Pengembangan Sekolah.
D. Landasan Hukum
1.Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendikbudristek No. 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
4. Permendikbudristek No. 7 tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
5. Permendikbudristek No 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, Projek Penguatan Profil Pelajar Peancasila, serta beban kerja guru.
6. KeputusanKepalaBSKAP No.008/H/KR/2022Tahun2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.
7. SuratEdaranNo. 0574/H.H3/SK.02.01/2023 : Menindaklanjuti Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
8. PP No. 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 Tentang Standart Nasional Pendidikan
9. Permen LHK No. 52 Tahun 2019 Tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS)
10. Permendiknas nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan / bakat istimewa
11. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 46 ayat (1) menjelaskan, pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab Bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
E . Tujuan Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan sekolah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman pengembangan pada semua potensi sekolah baik dari aspek SDM, kurikulum dan sarana prasarananya agar dapat dilakukan pemetaan sebagai dasar pengelolaan dan pengembangan.
2. Sebagai pedoman yang harus di taati dalam pelaksanaan program pengembangan sekolah setiap tahunnya sampai dengan waktu yang sudah ditentukan sesuai target pengembangan.
3. Sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan program pengembangan sekolah, jika tidak sesuai dengan rencana pengembangan maka perlu dicari sebab dan faktor apa yang menghambat dalam penerapan sehingga bisa dicari solusi dan alternatifnya.
F. Analisis Kondisi Objektif Dan Rencana Pengembangan Sekolah
F.1. Tantangan Internal
Untuk menganalisa tantangan internal dalam pengembangan sekolah, maka perlu diulas tentang Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) yang ada di sekolah.
a, Kekuatan (Strengths)
1. SD Muhammaiyah 10 Balongbendo adalah satu-satunya SD Swasta yang ada di Balongbendo
2. Memiliki program unggulan yang sudah berjalan diantaranya adalah :
3. Program karakter building yang di kontrol setiap hari baik di sekolah atau di rumah
4. Dauroh tahfidzul quran
5. Ada 12 ektra kurikuler sebagai wadah untuk minat bakat siswa (Public speaking, tapak suci, hizbul wathan, koki, catur, melukis, Handycraft, jurnalis, panahan, renang, futsal, Qiro’ah)
6. Pembiasaan pagi (murojaah, apel pagi, dan sholat dhuha)
7. Program inklusi dengan guru shadow
8. Program pembelajaran yang keatif dan inovatif (Java day, Bussines day, Family day, Belajar Luar Sekolah, Assemble, pengajian anjangsana siswa)
9. Kantin sehat
10. Sekolah Sehat
11. Pendidik yang kompeten di bidang pengajaran umum dan Agama
12. Sebutan “bengkel akhlak” dari wali murid untuk SD Muhammadiyah 10 Balongbendo
13. Kurikulum dengan muatan yang seimbang antara umum dan agama
14. Jaminan hafal al qur’an minimal 2 juz
15. Dukungan jamaah muhammadiyah dan warga sekitar sekolah yang positif serta tingkat kepercayaan Masyarakat yang sudah baik, sehingga berdampak pada kenaikan jumlah murid setiap tahunnya.
16. Peran serta Masyarakat dan pemerintah desa dalam keterlibatan aktif mendukung program kegiatan sekolah
17. Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS)
18. Sebaran siswa yang tidak hanya berasal dari Kecamatan Balongbendo tetapi juga sudah ada dari kecamatan lain bahkan dari daerah Mojokerto.
b. Kelemahan ( Weaknesses )
Pada poin kelemahan ini, akan diurai beberapa bidang yang masih perlu penyempurnaan, diantaranya sebagai berikut :
1. KURIKULUM
SD Muhammadiyah 10 Balongbendo sudah menerapkan kurikulum merdeka, meski masih ada dua jenjang kelas yang masih menggunakan kurikulum 13, materi pembelajarannya juga sudah seimbang antara materi Umun dan ISMUBA. Tetapi masih banyak yang harus di tambah dan disempurnakan seperti :
A. Program literasi digital
B. Program kepanduan yang masuk dalam materi pembelajaran intrakurikuler
C. Program peduli lingkungan
D. Menambah ekstrakurikuler untuk mewadahi minat bakat yang lebih banyak
2. ISMUBA
ISMUBA menjadi bidang penting dalam mengawal praktik baik di sekolah, termasuk pembiasaan ibadah dan akhlak karimah, tetapi masih perlu penyempurnaan untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist dengan materi pembelajaran umum di kelas, sehingga ilmu agama dan umum bisa menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran sehari-hari.
3.SARANA PRASARANA
Gedung dan fasilitas yang dimiliki SD Muhammadiyah 10 Balongbendo saat ini masih jauh dari kata sempurna, ini menjadi PR Sekolah dalam memberikan fasilitas Gedung yang representative dan nyaman untuk belajar siswa. Dari lokasi sekolah yang sangat mepet dengan jalan raya provinsi yang memberi rasa kurang aman dan bising, juga ruang kelas yang terbatas dan beberapa ruang yang masih kurang menunjang dari sisi luas dan fasilitas seperti Lab. Komputer, Perpustakaan, UKS dan Ruang guru serta belum adanya musholla / masjid sekolah.
4. PRESTASI
Prestasi sekolah bidang akademik dan non akademik yang masih belum menembus Tingkat provisi dan nasional.
5.MENEJEMEN
Yang dimaksud menejemen dalam arti yang lebih luas disini adalah tentang kelengkapan SOP yang mengatur tentang sistem kepegawaian, reward dan punishment serta sistem menejemen sekolah berbasis IT yang terintegrasi dengan segala program sekolah,
F.1. Tantangan Eksterna l
Untuk mengetahui tantangan eksternal sekolah, maka perlu dianalisa tentang Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) sehingga bisa diatur strategi pengembangan dan Tindakan preventif.
Peluang ( Opportunities )
Pada analisa peluang ini, perlu kiranya beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantanya adalah tentang sumber daya yang dimiliki sekolah untuk memperbaiki kelemahan :
A. Dari sisi kurikulum, sekolah masih bisa mengembangan kurikulum yang holistik dan teritegrasi, kurikuilum Merdeka menjadi momentum sekolah untuk merancang dan mendesain kurikulum nya sendiri sesuai kebutuhan. Maka peluang ini harus dimanfaatkan untuk mengembangkan kurikulum yang terintegrasi pembelajaran umum dan agama sehingga tidak terpisah satu sama lain, termasuk memformulasikan pembelajaran berbasis riset. Selain itu sekolah berpeluang untuk memaksimalkan pengembangan pembelajaran holistik dengan menambah banyak ekstra kurikuler untuk memberi wadah minat bakat siswa.
B. Dari sisi SARPRAS, sekolah suah memiliki lahan baru seluas 2000 M2 yang menjadi projek Gedung SD Muhammadiyah 10 Balongbendo dengan desain yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Terletak tidak jauh dari lokasi Gedung sekolah saat ini dan jauh dari kebisingan jalan raya, di rancang menjadi Gedung empat lantai dengan 32 ruang kelas untuk menampung 900 siswa dan ruang lain sebagai fasilitas penunjang pembelajaran seperti Perpustakaan, Kantin, Labolatorium komputer, UKS, Aula pertemuan dan tempat Ibadah.
C. Dari sisi peningkatan prestasi, sekolah sudah bisa mencapai level kabupaten di bidang sains dan matematika. Modal yang bagus untuk meningkatkan prestasi di level lebih atas. Sekolah sudah menerapkan kelas Klub olimpiade sains, Matematika dan ISMUBA, selanjutnya perlu pengembangan di bidang Bahasa asing dan IT.
D. Dari sisi menejemen, sekolah telah merancang Rencana Induk Pengembangan SD Muhammadiyah 10 balongebendo tahun 2024-2036 yang mana target pengembangannya disusun menjadi empat tahap yaitu, (1) Good Government (tata Kelola Lembaga Pendidikan unggul), (2) menjadi Kiblat Pendidikan Sidoarjo, (3) menjadi kiblat Pendidikan Jawa Timur dan (4) Mendapat pengakuan Nasional. Semua tahapan di atas dirancang dengan indikator dan target capaian yang jelas sesuai dengan gol visi misi sekolah.
Ancaman ( Threats )
Sekolah perlu mengetahui ancaman atau hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan, diantaranya adalah :
1. Banyak bermunculan sekolah swasta islam baru dengan diferensiasi masing-masing.
2. Sekolah-sekolah Madrasah Ibtidaiyah di balongbendo yang mulai menawarkan biaya murah bahkan gratis.
3. Beberapa TK ‘Aisyiyah di Balongbendo yang belum bisa memberikan sumbangsih calon siswa yang banyak untuk masuk di SD Muhammdiyah 10 Balongbendo.
4. Dari sisi latar belakang ekonomi masyarakat sekitar yang rata-rata masih menengah ke bawah dengan mindset masih banyak yang memilih sekolah “gratis”.
Strategi Pengembangan Sekolah
Dari uraian Analisa diatas dapat ditarik benang merah untuk merancang strategi pengembangan sekolah, yaitu :
A. Sekolah swasta dengan biaya yang tidak sedikit menjadi sebuah keniscayaan, tetapi dengan biaya tersebut sekolah harus mendesain program-program unggulan dan berkualitas sesuai kebutuhan Masyarakat sehingga ada keseimbangan antara biaya yang di keluarkan wali murid dengan mutu lulusan siswa yang baik.
B. Sekolah harus segera melakukan lompatan-lompatan untuk menjawab tantangan dan melengkapi kelemahannya, dengan terus berinovasi dalam program sekolah serta mewujudkan Gedung baru.
C. Mengembangkan Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS) Sebagai sumber dana alternatif sekolah. Jika sumber dana sekolah bisa besar dari aset usaha, maka sekolah bisa mensejahterakan guru dan karyawan serta bisa menekan angka kenaikan biaya Pendidikan sehingga biaya Pendidikan tetap terjangkau bagi Masyarakat menengah ke bawah.
D. Menguatkan tim yang ada di dalam yakni Yayasan, Kepala sekolah, Guru, Karyawan untuk bisa berjalan bersama membesarkan sekolah dan memahamkan visi misi sekolah sehingga semua bisa berjalan dengan satu tujuan.
E. Perubahan kondisi Pendidikan after pandemi harus dibaca sebagai peluang dan tantangan untuk merancang Pendidikan yang berkemajuan berbasis mini riset dan tehnologi dengan mengedepankan nilai-nilai utama yaitu keimanan dan akhlak karimah.
G. Visi, Misi Dan Tujuan
Visi :
Mewujudkan Generasi Islam Berkemajuan yang Berprestasi, Berkarakter dan Peduli Lingkungan.
Misi :
1. Mewujudkan lingkungan pembelajaran Islami berbasis riset dan teknologi.
2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
3. Mewujudkan Pendidikan berkarakter profil pelajar Pancasila.
4. Mewujudkan lingkungan sehat, bersih dan asri.
Tujuan :
1. Terwujudnya lingkungan pembelajaran Islami berbasis riset dan tehnologi
2. Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik
3. Terwujudnya Pendidikan karakter profil pelajar Pancasila
4. Terwujudnya lingkungan sekolah sehat, bersih dan asri
Indikator Visi :
1. Sekolah Islam Berkemajuan
a. Kurikulum Pendidikan integralistik dengan memadukan pembelajaran Umum dan Agama dalam satu .bingkai pembelajaran.
b. Pembelajaran berbasis riset dan teknologi
c. Pembelajaran aplikatif dengan praktik yang terkoneksi dengan kehidupan sehari-hari
2.Berprestasi
b. Prestasi akademik dan non akademik tingkat Provinsi
c. Prestasi akademik dan non akademik tingkat Nasional
d. Prestasi akademik dan non akademik tingkat International
3. Berkarakter
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
1. Akhlak Beragama
2. Akhlak Pribadi
3. Akhlak Kepada Sesama Manusia
4. Akhlak Kepada Alam
5. Akhlak Bernegara
b. Berkebhinekaan Global
c. Gotong Royong
d. Mandiri
e. Bernalar Kritis
f. Kreatif
4. Peduli lingkungan
a. Lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan asri
b. Sekolah adiwiyata
c. Program sekolah berbasis lingkungan
Figure 1. Rencana Pengembangan Sekolah SD Muhammadiyah 10 Balongebendo
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH
A. SISTEM MANAJEMEN DAN TATA KELOLA
1. Memiliki dokumen peraturan kepegawaian sebagai pedoman pelaksana kerja yang mengatur tugas pokok dan fungsi serta reward and punishment
2. Memiliki dokumen Standart Operasioanl (SOP) dan TUPOKSI pada setiap Program dan Jabatan
3. Standarisasi tata Kelola keuangan
B. MENJADI KIBLAT PENDIDIKAN SIDOARJO
1. Prestasi akademik dan non akademik tingkat kabupaten
2. Gedung dan sarana yang di rancang sesuai dengan kebutuhan dan visi sekolah
3. Diferensiasi program unggulan sekolah
C. MENJADI KIBLAT PENDIDIKAN JAWA TIMUR
1. Prestasi akademik dan non akademik tingkat Jawa Timur
2. Gedung dan sarana yang di rancang sesuai dengan kebutuhan dan visi sekolah
3. Diferensiasi program unggulan sekolah
D. P ENGAKUAN NASIONAL
1. Menjadi sekolah rujukan Nasional
2. Diferensiasi program unggulan Nasional
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas, bisa diambil Kesimpulan bahwa Rencana Induk Pengembangan SD Muhammadiyah 10 Balongbendo dimulai dari tahun 2024 - 2036 dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.Tahun 2024 – 2026, meningkatkan sistem menejemen dan tata Kelola sekolah
2. Tahun 2026 – 2029 menjadi kiblat Pendidikan Sidoarjo
3. Tahun 2029 – 2032 menjadi kiblat Pendidikan Jawa Timur
4. Tahun 20232 – 2036 menjadi Sekolah rujukan Nasional
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terimakasih kepada Istri tercinta, keluarga, seluruh rekan guru SD Muhammadiyah 10 Balongbendo dan seluruh pihak yang mendukung dan terus memberi semangat pada Penulis atas capaian kesuksesan ini mulai dari proses Pendidikan sampai pada selesainya tugas akhir ini. Semoga capaian ini menjadi manfaat untuk penulis dan untuk SD Muhammadiyah 10 Balongbendo.
References
[1] N. Fadhilah, W. Wahab, and R. Rudiansyah, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19,” Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, vol. 6, no. 2, p. 236, 2023, doi: 10.32529/al-ilmi.v6i2.2523.
[2] D. Z. Puspitasari, E. U. Choiriyah, and M. Kamal, “Pentingnya Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Nilai Karakter dan Moral Anak di Masa Pandemi,” Journal of Islamic Education, vol. 9, no. 1, pp. 43–63, 2023, doi: 10.18860/jie.v9i1.22808.
[3] I. Patmawati, M. N. Ma’arif, E. H. Toyibah, and C. Rasmanah, “Pentingnya Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah,” Jurnal Pelita Nusantara, vol. 1, no. 2, pp. 182–187, 2023, doi: 10.59996/jurnalpelitanusantara.v1i2.189.
[4] I. F. Zahroh, “Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPS di MI,” Al-Munqidz: Jurnal Kajian Keislaman, vol. 8, no. 1, pp. 90–103, 2020, doi: 10.52802/amk.v8i1.189.
[5] A. Roziika, M. B. Santoso, and M. Zainudiin, “Penanganan Stres di Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Emotional Freedom Technique (EFT),” Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, vol. 3, no. 2, p. 121, 2021, doi: 10.24198/focus.v3i2.28454.
[6] A. Widyasari, M. R. Widiastono, D. Sandika, and Y. Tanjung, “Fenomena Learning Loss Sebagai Dampak Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19,” BEST Journal (Biology Education Science and Technology), vol. 5, no. 1, pp. 297–302, 2022.
[7] D. Effendi and D. A. Wahidy, “Pemanfaatan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, pp. 125–129, 2019.
[8] E. Farida, “Media Pembelajaran Teknologi Digital Untuk Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa Pada Abad-21,” Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar, vol. 3, no. 2, pp. 457–476, 2019.
[9] M. Arif, J. D. Rahmayanti, and F. D. Rahmawati, “Penanaman Karakter Peduli Sosial Pada Siswa Sekolah Dasar,” Qalamuna: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Agama, vol. 13, no. 2, pp. 289–308, 2021, doi: 10.37680/qalamuna.v13i2.802.
[10] S. E. Putri, S. S. Zenien, and Amirullah, “Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Mata Pelajaran IPA Materi Keseimbangan Ekosistem Kelas 6 Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, vol. 12, no. 2, pp. 81–87, 2022, doi: 10.23887/jppii.v12i2.56560.
[11] F. E. Widayanti, “Implementasi Kurikulum ISMUBA di MI Unggulan Muhammadiyah Lemahdadi,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 10, no. 1, pp. 69–82, 2019, doi: 10.24042/atjpi.v10i1.3572.
[12] A. A. Zamista, M. Sari, P. Deswita, and A. Asrar, “Integrasi Al-Qur’an dan Sains Sebagai Ciri Khas Madrasah: Sebuah Persepsi Guru IPA Madrasah Tsanawiyah,” Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 22, no. 2, pp. 80–91, 2022, doi: 10.24036/pedagogi.v22i2.1417.
[13] D. Ginanjar, F. Fuad, M. Abduh, and B. B. Mulyana, “Perkembangan Kurikulum di Indonesia: Adaptasi Terhadap Perubahan Zaman dan Kebutuhan Masyarakat,” Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 2, no. 3, pp. 296–306, 2024.
[14] B. Perspektif and K. H. A. Dahlan, “Gagasan Pembaharuan Pendidikan Islam,” Jurnal Perspektif Pendidikan Islam, vol. 12, no. 1, pp. 1–19, 2024.
[15] Wakhudin, B. Wijarnako, and C. Purbomartono, “Mencari Pembiayaan Pendidikan dengan Mengaplikasikan SD-Preneur,” Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari, vol. 1, no. 2, pp. 55–66, 2022, doi: 10.55927/jpmb.v1i2.651
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 M. Natsar haqiqi, Hana Catur Wahyuni

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.