Abstract
This correlational quantitative study investigates the impact of TikTok social media usage intensity on academic learning motivation among elementary school students. Using a sample of 80 students from grades 4, 5, and 6, selected through accidental sampling, the research employed TikTok usage intensity scales and an academic learning motivation scale based on self-determination theory. Data analysis with Pearson correlation in JASP software revealed a significant negative relationship between TikTok usage intensity and students' learning motivation, supporting the hypothesis. Recommendations include implementing social media regulations in educational settings and promoting awareness among students, parents, and educators about the potential adverse effects of excessive TikTok use. Future research could explore this topic further with more sophisticated methodologies to enhance understanding.
Highlight:
- Quantitative approach reveals significant negative correlation.
- Accidental sampling used for diverse grade representation.
- Recommendations advocate media regulation for academic focus.
Keywoard: TikTok, Elementary students, Learning motivation, Social media impact, Correlational study
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu hal yang penting dan sangat bermanfaat bagi kehidupan individu. Tujuan utama dari pendidikan sendiri adalah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu ataupun secara berkelompok [1]. Pendidikan akan mencapai titik keberhasilan ketika siswa memiliki kemauan dan motivasi sebagai pendorong siswa untuk belajar dengan tekun dan giat [2]. Motivasi untuk belajar juga dapat menjadi pendorong untuk siswa merasakan semangat dalam belajar dan menjalani kehidupan sekolah [3].
Chasanah [4] menjelaskan bahwa motivasi belajar akan banyak membawa dampak positif kepada siswa diantaranya adalah sebagai pendorong perilaku belajar, mengarahkan siswa untuk mencapai target, dan juga penggerak siswa untuk terus belajar. Tanpa adanya motivasi maka siswa tidak dapat melakukan aktifitas belajar dengan maksimal [5]. Adanya motivasi belajar juga akan menunjang siswa untuk meraih prestasi akademik, meskipun dengan kemampuan biasa namun adanya motivasi dapat membantu siswa untuk pantang menyerah meraih prestasi dan tujuan yang dia inginkan [6].
Meskipun motivasi membawa dampak positif kepada proses belajar siswa, saat ini masih sering ditemukan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kurang dan cenderung tidak peduli pada proses belajar di sekolah, tidak hormat kepada guru, dan tidak mengerjakan tugas sekolah yang diterima [7]. Salah satu contoh fenomena ini dapat ditemukan dalam tulisan ilmiah dari Rismana et al [8] pada siswa di Banjarmasin dimana ditemukan rata-rata nilai ujian akhir kelulusan mendapat rata rata nilai yang cukup rendah sekitar 26,62 hingga 29,24. Hal ini membuktikan bahwa selama proses belajar siswa, ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dimana salah satunya adalah indikasi permasalahan motivasi belajar, dimana hal tersebut terbukti melalui rata-rata nilai kelulusan yang kurang memuaskan.
Motivasi belajar adalah dorongan mendasar yang dimiliki individu yang digunakan oleh individu tersebut untuk bertingkah laku, sesuai dengan dorongan yang ada didalam diri [9].Selanjutnya motivasi belajar dikatakan sebagai bentuk perubahan energi dari seorang individu yang dikarakteristikan dengan meningkatnya perasaan afektif dan reaksi sebagi bentuk untuk mengapai tujuan [10]. Motivasi didalam konteks belajar adalah perasaan persuasif yang selanjutnya memberikan perasaan positif kepada siswa untuk menyelesaikan aktivitas dan tugas hingga selesai terlepas dari seberapa sulit tugas dan aktivitas sekolah tersebut [11]. Hafsah [12] menjelaskan bahwa motivasi belajar memiliki 3 indikator utama yang bisa dipakai untuk mengukur motivasi belajar dari siswa contohnya adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Berkaitan dengan fenomena motivasi belajar yang rendah pada siswa, maka peneliti melakukan survei awal kepada pihak Sekolah Dasar dengan beberapa pertanyaan yang didasarkan pada 3 indikator motivasi belajar menurut Hafsah [12]. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru menunjukkan bahwa beberapa ada beberapa siswa yang terkadang telat dalam mengumpulkan tugas sekolah yang diberikan, masih suka bermain dengan teman mereka saat didalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, dan tidak memiliki semangat yang nampak ketika proses pembelajaran dilakukan. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa terdapat motivasi belajar yang rendah pada siswa yang ditunjukkan dengan adanya 2 indikator dari motivasi belajar yaitu dorongan dan juga tujuan. Siswa yang suka ngobrol dengan teman didalam kelas dan juga sering telat atau tidak mengerjakan tugas bisa menjadi acuan bahwa siswa tidak memiliki dorongan yang berarti ketika bersekolah. Adapun penilaian dari pihak guru menunukkan bahwa siswa tidak menampakkan tujuan yang berarti yang tercerminkan dengan tidak adanya semangat yang ditampakkan ketika belajar disekolah. Bedasarkan penjelasan tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat fenomena motivasi belajar yang rendah pada beberapa siswa SD
Borah [13] dalam artikel penelitiannya menjelaskan bahwa motivasi bisa disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor yang muncul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan faktor yang muncul dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik). Faktor internal atau yang berada dari dalam diri individu umumnya berkaitan dengan keadaan dalam diri individu seperti keadaan biologis, emosi, spiritual, ataupun sosial. Adapun faktor eksternal atau faktor yang muncul dari luar diri individu umumnya berkaitan dengan beberapa reward yang akan didapatkan ketika seseorang berhasil menyelesaikan sebuah tugas seperti apresiasi dan pengakuan sosial dari lingkungannya.
beberapa ahli memberikan pendapat bahwa salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh signifikan kepada motivasi belajar dari siswa diantaranya adalah intensitas bermain media sosial dimana media sosial seperti Facebook, Instragram, dan Tiktok telah banyak memberikan peran kepada dunia pendidikan [14]. Adapun penggunaan sosial media tersebut apabila belerbihan dan telah memenuhi batas waktu 6 jam dapat mengarah pada beberapa permasalahan seperti ketertutupan kepada lingkngan sekitar, dan dapat secara negatif berpengaruh kepada proses belajar seseorang [15]. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Rahmawati [16] bahwa salah satu alasan yang meyebabkan motivasi belajar rendah adalah kemajuan teknologi dimana anak menjadi tidak fokus belajar dan teralihkan dengan smartphone yang mudah diakses oleh hampir setiap siswa.
Intensistas didefinisikan sebagai seberapa lama seseorang mengerjakan sesuatu yang memiliki makna [17], sehingga didalam konteks penggunaan media sosial maka intensitas penggunaan media sosial didefinisikan berupa seberapa lama individu megakses media sosial didalam kesehariannya. Intensitas penggunaan media sosial mengacu pada penggunaan media sosial oleh siswa yang didasarkan oleh 3 hal yaitu berapa lama waktu yang digunakan individu untuk menggunakan media sosial, seberapa signifikan sosial media berpengaruh kepada aktivitas sehari-hari siswa, dan seberapa banyak teman yang siswa miliki didalam media sosial tersebut [18]. Lafifah [19] dalam tulisan ilmiahnya menjelaskan bahwa intensitas penggunaan media sosial terbagi atas 4 aspek yaitu perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi.
Salah satu dampak baik dari adanya sosial media adalah siswa dapat berkolaborasi dan berinteraksi secara aktif dengan siswa-siswa lainnya diluar sekolah, namun salah satu dampak buruk yang juga ada ketika siswa bermain sosial media adalah banyak waktu dari siswa yang habis terbuang untuk bermain sosial media [20]. Adapun salah satu penggunaan media sosial yang saat ini sangat sering digandrungi para siswa adalah Tiktok dimana sebagai aplikasi sosial media, Tiktok menawarkan konten berupa rekaman video dan juga beberapa penggunaan melodi yang diartikulasikan sesuai dengan pembuat dari konten videonya [21].
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hasil yang berbeda terkait hubungan antara penggunaan media sosial dan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini dengan sampel siswa menunjukkan terdapat hubungan negatif (r=-0,631) dari penggunaan media sosial tiktok dengan motivasi belajar dari siswa [22]. Hasil yang serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, ia menemukan bahwa terdapat hubungan negatif (t=-4,605) antara penggunaan media sosial tiktok dengan motivasi belajar untuk mata pelajaran Pancasila dan pendidikan dan kewarganegaraan [23]. Namun beberapa penelitian juga menemukan bahwa ada hubungan positif antara penggunaan media sosial tiktok dan motivasi belajar seperti penelitian yang dilakukan oleh Bujuri menjelaskan bahwa penggunaan media sosial tiktok dapat menambah motivasi belajar dari siswa dengan adanya dorongan untuk berhasil didalam sekolah, meningkatkan pengetahuan, dan menstimulus kreatifitas dari siswa [24]. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya kajian yang lebih jauh terkait hubungan antara intensitas penggunaan media sosial Tiktok terhadap motivasi belajar dari murid sekolah dasar.
Bedasarkan pemaparan fenomena masalah dan juga perbandingan beberapa hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara intensitas penggunaan aplikasi media sosial Tiktok dengan motivasi belajar akademik dari Siswa SD. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara intensitas penggunaan media sosial Tiktok dengan motivasi belajar dari siswa SD
METODE
Penelitian ini memakai pendekatan metode kuantitatif korelasional untuk mengukur kekuatan hubungan antara intensitas penggunaan media sosial Tik Tok dengan motivasi belajar akademik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD dengan jumlah 100 siswa. Selanjutnya digunakan tabel Krejcie Morgan dengan taraf kesalahan 5% sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 80 Siswa. Tehnik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah accidental sampling.
Instrumen dalam penelitian ini mengadopsi alat ukur yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu skala intensitas penggunaan media sosial Tik Tok dan skala Motivasi belajar akademik yang selanjutnya diuji kenbali nilai validitas dan reliabilitasnya. Adapun skala intensitas penggunaan media sosial tiktok diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Latifah [19]. Alat ukur ini mengacu pada teori intensitas pengunan media social dengan aspek-aspeknya yaitu: perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi Alat ukur ini memiliki nilai reliabilitas 0,941 atau bisa dibilang alat ukur ini mempunyai nilai reliabilitas yang cukup baik. sementara untuk skala motivasi akademik mengadaptasi dari skala yang disusun oleh Marvianto dan Widhiarso [25]. alat ukur ini mengacu pada self determination theory dengan aspek aspeknya yaitu 7 jenis motivasi antara lain motivasi intrinsic yang dibagi menjadi 3: intrinsic motivation to know, intrinsic motivation toward accomplishment, dan intrinsic motivation to experience stimulation, motivasi ekstrinsik yang juga dibagi menjadi 3 yang diantaranya adalah external regulation, introjected regulation dan identified regulation dan satu aspek terakhir yaitu amotivasi. Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan kembali menunjukkan nilai reliabilitas alpha cronbach alat ukur sebesar 0,776. Analisa data pada penelitian ini akan memakai analisa korelasi pearson product moment. Adapun proses analisa data dalam penelitian ini akan memakai software JASP versi 0.14
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach alpha dan validitas pada variabel intensitas penggunaan media sosial Tiktok dan motivasi belajar akademik diperoleh hasil sebagai berikut. Pada variabel x (intensitas penggunaan media sosial Tiktok) diperoleh hasil reliabiltas Cronbach alpha sebesar 0,941 yang dimana nilai 0,941 > 0,5 sehingga bisa dikatakan variabel x mempunyai nilai reliabilitas yang bagus sementara pada uji validitas diperoleh hasil terdapat 13 aitem yang valid serta 10 aitem yang tidak valid. Sedangkan Pada variabel y (motivasi belajar akademik) diperoleh hasil reliabiltas Cronbach alpha sebesar 0,776, yang dimana nilai 0,776 > 0,5 sehingga bisa dikatakan variabel x memiliki reliabilitas yang bagus sementara pada uji validitas diperoleh 16 aitem yang valid serta 12 aitem yang tidak valid
Motivasi Akademik | Intensitas Pengunaan Tik Tok | |
Valid | 80 | 80 |
Missing | 0 | 0 |
Mean | 47.700 | 30.238 |
Std. Deviation | 3.231 | 4.442 |
Minimum | 41.000 | 17.000 |
Maximum | 55.000 | 41.000 |
Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor intensitas tiktok minimum 17 dan skor maksimum 41 (mean sebesar = 30,2 38 dan standard deviasi sebesar = 4,442). Sementara pada skala motivasi akademik diperoleh skor minimum 41 dan skor maksimum 55 (mean = 47,7 dan standard deviasi = 3,231).
Kategori | Frekuensi | Persen | Valid Persen | Cumaltive persen | |
Valid | Rendah (17-25) | 13 | 16,25 | 16,25 | 16.25 |
Sedang ( 26- 35) | 57 | 71,25 | 71,25 | 87,5 | |
Tinggi (36-41) | 10 | 12,5 | 12,5 | 100 | |
Total | 80 | 100 | 100 |
Kategori | Frekuensi | Persen | Valid Persen | Cumulative persen | |
Valid | Rendah (41-44) | 13 | 16,25 | 16,25 | 7,5 |
Sedang (45-50) | 54 | 67,5 | 67,5 | 83,75 | |
tinggi (51-55) | 13 | 16,25 | 16,25 | 100.0 | |
Total | 80 | 100 | 100 |
Dan setelah dilakukan kategorisasi pada setiap variable diperoleh penjelasan yaitu, pada variabel intensitas intensitas penggunaan tik tok: yang termasuk ke kategori rendah ada 13 murid (16,25%), yang masuk ke kategori sedang ada 57 murid ( 71,25%) serta yang masuk ke kategori tinggi ada 10 murid (12,5%). Sementara pada variabel motivasi akademik: yang masuk ke kategori rendah sebanyak 13 murid (16,2), yang masuk ke kategori sedang sebanyak 54 murid (67,5%) dan yang masuk ke ketegori tinggi sebanyak 13 murid (16,25%).
intensitas pengunaan tik tok | motivasi akademik | ||||
Shapiro-Wilk | 0.983 | 0.976 | |||
P-value of Shapiro-Wilk | 0.373 | 0.132 |
Dari uji normalitas dengan mengguna ketetapan nilai signifikan 0,05 diperoleh nilai p value pada variabel intensitas penggunaan tik tok sebesar 0,373 yang dimana nilai 0,375 > 0,05 sehingga bisa dikatakan skala intensitas tik tok bersifat normal. begitu juga pada variabel motivasi akademik setelah dilakukan uji normalitas diperoleh nilai p value Shapiro wilk sebesar 0,132 yan diamana nilai 0,132 > 0,05 sehingga bisa skala motivasi akademik bersifat normal.
Selanjutnya yaitu uji lineritas dengan metode grafis diperoleh hasil terdapat titik garis yang membentuk oval disekitar garis linear yang menurun. Hasil tersebut menandakan bahwa terdapat hubungan linear antara intensitas penggunaan tiktok dengan motivasi belajar
Pearson's Correlations | ||||||||||
Pearson's r | P | |||||||||
motivasi akademik | - | intensitas pengunaan tik tok | -0.452 | < .001 |
Berdasarkan uji korelasi yang menggunakan pearson corellation diperoleh nilai pearson r – 0,452, P= < 0,001 sehingga didapatkan hubungan negative yang signifikan antara intensitas penggunaan tik tok dengan motivasi akademik . Arah korelasi yang negative menunjukan semakin tinggi intensitas penggunaan tik tok maka semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki murid dan juga sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan tik tok maka semain tinggi motivasi belajar yang dimiliki murid .
Model | R | R² | Adjusted R² | RMSE | |||||
H₀ | 0.000 | 0.000 | 0.000 | 4.442 | |||||
H₁ | 0.452 | 0.204 | 0.194 | 3.988 |
Adapun Nilai Sumbangan efektif yang diberikan intensitas penggunaan tiktok dengan motivasi belajar sebanyak 20,4%, sehingga sebanyak 79,6% fenomena motivasi belajar pada siswa Sekolah Dasar dipengaruhi oleh variabel yang berada diluar intensitas penggunaan tiktok.
PEMBAHASAN
Hasil uji korelasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat hubungan negative antara intensitas penggunaan tik tok dan motivasi belajar yang signifikan (r= -452, p value <0,001). Hasil ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat intensitas pengunaan tik tok yang dimiliki siswa SD, Maka akan semakin rendah motivasi belajar yang ia miliki begitu juga sebaliknya. Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian yaitu terdapat hubungan antara intensitas penggunaan tiktok dengan motivasi belajar terbukti benar sehingga hipotesis dapat diterima
Hasil hubungan negatif antara variable intensitas penggunaan tiktok dengan variable motivasi belajar dapat ditemukan pada beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Chasanah [4] menunjukan bahwa intensitas penggunaan tiktok dapat mempengaruhi motivasi belajar pada siswa SMA (p-value=0,035). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mansyah [27] menentukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan intensitas penggunaan tiktok dengan motivasi belajar siswa MTS (p-value=0,02). Penelitian yang dilakukan Pratiwi [23] menunjukan pula bahwa terdapat korelasi antara dan dampak negatif yang signifikam (t=-4,605 p-value<0,001) antara intensitas penggunaan tik tok dengan motivasi belajar siswa SMA pada sebuah mata pelajaran tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ini dan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan terdapat hasil yang sama yaitu intensitas penggunaan media sosial tik tok memiliki hubungan dan memberikan dampak kepada motivasi belajar dari siswa.
Yuliana et al [33] menjelaskan bahwa intensitas penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak pada terganggunya disiplin belajar dari siswa itu sendiri, insomnia dan selanjutnya menyebabkan siswa mengalami kurangnya konsentrasi dalam belajar, kurangnya minat , dan kehilangan. Lebih lanjut Jaelani menjelaskan bahwa penggunaan media sosial dapat menimbulkan distraksi pada proses belajar dimana siswa akan secara berkala selalu mengecek akun media sosialnya meskipun dalam proses pembelajarn dan beberapa kasus yang parah bisa dilalukan pada saat ujian berlansung [28].
Pendapat yang mirip juga dijelaskan oleh Ajzen terdapat 4 aspek yang bisa mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial yaitu : perhatian : ketertarikan individu pada objek tertentu yang akan menjadi target perilaku yang dimana pada kasus ini objeknya berupa tiktok. Adanya tiktok dikhawatirkan akan memecah focus pada anak anak sehingga bisa saja tidak bisa focus pada saat belajar karena perhatiannya teratrik pada hal lain sehingga membuat ia tidak bisa serius belajar pengahyatan; merupakan pemahaman dan penyerapan informasi yang kemudian akan disimpan oleh individu sebagai ilmu baru. Anak anak yang mengakses sosial media secara berlebihan bisa membuat motivasi belajar mereka berkurang dan lebih banyak mencari info dari media sosial daripada buku pelajaran. Frekuensi dan durasi; frekuensi adalah seberapa sering ia melakukan sebuah kegiatan sementara durasi adalah berapa lama ia melakukan kegiatan tersebut. Sejalan dengan penjelasan Jaelani apabila penggunaan media social yang berlebihan hingga lupa waktu akan mempengaruhi proses belajar siswa sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengakses media sosial daripada belajar Latifa [19]
Maryadi [32] mengatakan bahwa didalam dunia akademik, masih banyak ditemukan pengunaan media sosial tik tok untuk keperluan yang berada diluar bidang akademik, melainkan untuk kebutuhan hiburan semata, dan penggunaan tersebut menyebabkan siswa untuk rawan mengerjakan tugas dan lebih suka meniru pekerjaan dari orang lain dan tidak membuat hasil tulisan mereka sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ye et al [31] memperlihatkan konten video pendek yang merupakan konten utama dari aplikasi tik tok dapat menurunkan motivasi intrinsik atau ekstrinsik untuk belajar, dan lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa perilaku tersebut dapat berpotensi menjadi kecanduan dan dapat berdampak negatif pada reaksi emotional, mood, dan juga dapat mengarah kepada bebarapa masalah psikologis. Beberapa penjelasan tersebut menhindikasikan bahwa penggunaan media sosial tik tok yang tidak diregulasikan dengan baik dapat mengarah pada hilanhnya motivasi belajar dari siswa, dan juga munculnya beberapa masalah psikologis yang berpotensi berdampak pada kehidupan dari siswa tersebut.
Sumbangan efektif yang diberikan oleh intensitas penggunaan media sosial sebanyak 20,4% dan sebanyak 79,9% fenomena motivasi belajar pada siswa SD dipengaruhi oleh variebel lain yang berada di luar variabel intensitas pengguna media sosial tik tok, Hanesty et al [29] menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dari siswa diantaranya adalah konsep diri, dukungan orang tua, dukungan guru dan juga fasilitas yang dimiliki. Adapun Littlejhon [30] dalam tulisanya ilmiahnya menjelaskan bahwa faktor yang bisaa mempengaruhi motivasi belajar antara kain adalah locus of control, sense of value and purpose, self esteem, dan feeling of Success.
Selanjutnya Fauziyatun [26] dalam skripsinya ia menyimpulkan dari beberapa ahli terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi motivasi belajar antara lain: faktor internal yang bisa berupa kesehatan fisik dan mental, bakat, minat, motivasi, konsentrasi, kepercayaan diri , komitmen pada tugas , dan dipengaruhi oleh faktor eskternal seperti stimulasi lingkungan keluarga atau sekolah sekolah, bisa juga berupa penguatan berupa pemberian hadiah ataupun hukuman, hubungan pertemanan, kondisi masyarakat, fasilitas belajar dan suasana belajar di sekolah ,waktu belajar
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial Tiktok dengan motivasi belajar pada siswa SD. Hasil ini menandakan bahwa hipotesis penelitian terbukti benar dan dapat diterima. Adapun ditemukan bahwa penggunaan media sosial tiktok yang terlalu berlebihan dapat memberikan dampak negatif kepada motivasi belajar dari siswa.
Rekomendasi yang dapat diberikan peneliti bedasarkan hasil penelitian ini adalah diadakannya regulasi terkait penggunaan media sosial Tiktok dan media sosial lain baik saat murid berada di sekolah ataupun ketika murid berada pada di rumah. Guru dan orang tua akan diharapkan dapat membuat sebuah peraturan untuk dapat meregulasi fenomena ini tanpa harus mengurangi atau memberatkan siswa yang sudah terbiasa untuk menggunakan sosial media dalam kehidupan sehari-hari. Adapun sekolah dan orang tua juga dapat bekerja sama untuk memberikan edukasi kepada siswa terkait dampak buruk yang akan terjadi apabila siswa sampai pada tahap kecanduan dalam menggunakan media sosial.
Penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi untuk di masa yang akan datang dan dengan topik yang sama. Adapun diharapkan penelitian di masa yang akan dating dapat menjelaskan fenomena penelitian dengan metode penelitian yang lebih kompleks sehingga fenomena dapat dipahami dengan lebih dalam.
terdapat keterbatasan dalam penelitian adalah penggunaan metode penelitian yang tidak terlalu kompleks karena hanya menjelaskan 1 variabel yaitu menjelaskan fenomena motivasi belajar akademik pada siswa sekolah dasar sehingga menyebabkan pemahaman permasalahan menjadi kurang jelas dan komprehensif
References
- H. Hero and M. E. Sni, "Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Inpres Iligetang," JRPD (Jurnal Ris. Pendidik. Dasar), vol. 1, no. 2, pp. 129-139, 2018, doi: 10.26618/jrpd.v1i2.1568.
- A. Emda, "Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran," Lantanida J., vol. 5, no. 2, pp. 193-196, 2017. [Online]. Available: https://doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838
- F. Pratama, Firman, and Neviyarni, "Pengaruh Motivasi Belajar IPA Siswa Terhadap Hasil Belajar," EDUKATIF J. Ilmu Pendidik., vol. 1, no. 3, pp. 280-286, 2019, doi: 10.31004/edukatif.v1i3.63.
- Y. M. Chasanah, "Pengaruh intensitas penggunaan aplikasi tik tok terhadap motivasi belajar kelas xi sma n 1 candiroto tahun ajaran 2020/2021," Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021. [Online]. Available: http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/11813/
- R. Rahyuni, M. Yunus, and S. Hamid, "Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo," Bosowa J. Educ., vol. 1, no. 2, pp. 65-70, 2021, doi: 10.35965/bje.v1i2.657.
- E. Warti, "Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur," J. Pendidik. Mat. STKIP Garut, vol. 5, pp. 177-185, 2016.
- J. Jainiyah, F. Fahrudin, I. Ismiasih, and M. Ulfah, "Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa," J. Multidisiplin Indones., vol. 2, no. 6, pp. 1304-1309, 2023, doi: 10.58344/jmi.v2i6.284.
- A. Rismana, E. Normelani, and S. Adyatma, "Pengaruh jejaring sosial terhadap motivasi belajar siswa-siswi sekolah menengah pertama (smp) di kecamatan banjarmasin barat," Pendidik. Geogr., vol. 3, no. 5, pp. 38-50, 2016, doi: 10.20527/jpg.v3i5.2299.
- A. P. Pratama, "Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD," Mahaguru J. Pendidik. guru Sekol. dasar, vol. 2, no. 1, pp. 88-95, 2021.
- Y. J. Saptono, "Motivasi Belajar dan Keberhasilan Peserta Didik," J. Pendidik. Agama Kristen Fidei, vol. I, pp. 189-212, 2016.
- V. Gopalan, J. A. A. Bakar, A. N. Zulkifli, A. Alwi, and R. C. Mat, "A review of the motivation theories in learning," AIP Conf. Proc., vol. 1891, no. December, 2017, doi: 10.1063/1.5005376.
- S. Hafsah, "Pengaruh Media Sosial terhadap Motivasi Belajar Siswa," Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018.
- M. Borah, "Journal of Critical Reviews Motivation in Learning," J. Crit. Rev., vol. 8, no. 02, pp. 550-552, 2021. [Online]. Available: https://www.jcreview.com/admin/Uploads/Files/61c1acf9cfb5a1.40236533.pd
- S. Vikram and V. Malik, "Impact of Social Media on Learning Motivation," STM Journals, vol. 2, no. 4, pp. 636-640, 2021.
- M. Sosiady, N. Djamil, and E. Ermansyah, "The Effects of Internet Addiction Disorder on Students’ Learning Motivation," AL-ISHLAH J. Pendidik., vol. 14, no. 3, pp. 3449-3460, 2022, doi: 10.35445/alishlah.v14i3.1712.
- H. N. Rahmawati, M. K. B. Iqomh, and H. Hermanto, "Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Dengan Motivasi Belajar Remaja," J. Keperawatan Jiwa, vol. 5, no. 2, pp. 77-81, 2019, doi: 10.26714/jkj.5.2.2017.77-81.
- A. Alimni, A. Amin, and M. Lestari, "Intensitas Media Sosial Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Agama Islam Siswa Sekolah Menegah Pertama Kota Bengkulu," J. El-Ta’dib, vol. 1, no. 2, pp. 145-156, 2021.
- J. McNallie, E. Timmermans, E. Dorrance Hall, J. Van den Bulck, and S. R. Wilson, "Social media intensity and first-year college students’ academic self-efficacy in Flanders and the United States," Commun. Q., vol. 68, no. 2, pp. 115-137, 2020, doi: 10.1080/01463373.2019.1703774.
- M. Lafifah, "Pengaruh intensitas penggunaan tiktok terhadap prokrastinasi akademik remaja kelas vii di smpn 1 babadan ponorogo," Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2023. [Online]. Available: http://etheses.iainponorogo.ac.id/24399/1/skripsi watermark w.pdf
- A. S. Alshalawi, "Social Media Usage Intensity and Academic Performance among Undergraduate Students in Saudi Arabia," Contemp. Educ. Technol., vol. 14, no. 2, pp. 1-13, 2022, doi: 10.30935/cedtech/11711.
- E. N. Nur Asidiniah and T. Lestari Amanah, "Pengaruh Media Sosial Tiktok terhadap Perkembangan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar," J. Pendidik. Tambusai, vol. 5, no. 1, pp. 1675-1682, 2021. [Online]. Available: https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1156/1036
- D. Anggraini, M. Nurmayasari, and Saripah, "Penggunaan Media Sosial Tik Tok dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Berprestasi Siswa SMK Al Khairiyah Bahari Jakarta," J. Pendidik. Tambusai, vol. 7, no. 1, pp. 2239-2244, 2023, doi: https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.5549.
- E. Pratiwi, I. Anderson, and T. P. Simaremare, "Media Sosial Tiktok dan Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan," J. Civ. Educ., vol. 5, no. 4, pp. 548-556, 2023, doi: 10.24036/jce.v5i4.831.
- D. A. Bujuri, M. Sari, T. Handayani, and A. D. Saputra, "Penggunaan Media Sosial dalam Pembelajaran: Analisis Dampak Penggunaan Media Tiktok terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar," J. Ilm. Pendidik. Dasar, vol. 10, no. 2, pp. 112-127, 2023.
- R. D. Marvianto and W. Widhiarso, "Adaptasi Academic Motivation Scale (AMS) versi Bahasa Indonesia," Gadjah Mada J. Psychol., vol. 4, no. 1, pp. 87, 2019, doi: 10.22146/gamajop.45785.
- N. Fauziyatun N, "Faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya motivasi belajar siswa kelas ix smp negeri 22 semarang tahun ajaran 2013/2014," Universitas Negeri Malang, 2014. [Online]. Available: http://lib.unnes.ac.id/20086/
- I. U. Mansyah, "Korelasi Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok terhadap Motivasi Belajar Siswa di MTS Daarul Hikmah Pamulang," Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2023.
- A. Jeilani, "Students' Dependence on TikTok and Associated Factors for their Academic Performance in Primary and Secondary Schools," Mogadishu Univ. J., no. 8, pp. 51-80, 2023. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/publication/368298535_Students'_Dependence_on_TikTok_and_Associated_Factors_for_their_Academic_Performance_in_Primary_and_Secondary_Schools
- E. Hanesty, N. Neviyarni, and Y. Karneli, "Factors Affecting Student Learning Motivation During the Covid-19 Pandemic," Int. J. Appl. Couns. Soc. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 100-107, 2021, doi: 10.24036/005404ijaccs.
- A. Littlejohn, "The tip of the iceberg: Factors affecting learner motivation," RELC J., vol. 39, no. 2, pp. 214-225, 2008, doi: 10.1177/0033688208092185.
- J. H. Ye, Y. T. Wu, Y. F. Wu, M. Y. Chen, and J. N. Ye, "Effects of Short Video Addiction on the Motivation and Well-Being of Chinese Vocational College Students," Front. Public Heal., vol. 10, no. May, pp. 1-11, 2022, doi: 10.3389/fpubh.2022.847672.
- S. Maryadi, M. R. Al-fiqri, O. D. Repino Putra, P. Halilintar, R. R. Kurniawan, and R. Ramadana, "Analysis of The Views of Students At MAN 2 Jambi City on Social Media In Influencing the Learning Process in Schools," Int. J. Educ. Teach. Zo., vol. 2, no. 2, pp. 275-285, 2023, doi: 10.57092/ijetz.v2i2.66.
- L. Yuliana, M. Hutagaol, N. Hutabarat, R. Rahmawati, and I. Daulay, "The Impact of Tiktok's Online App Used on Learning Interest among High School Students," Interact. J. Pendidik. Bhs., vol. 10, no. 1 SE-Articles, May 2023, doi: 10.36232/jurnalpendidikanbahasa.v10i1.3950.