Abstract

This study investigates the impact of learning behavior, interest in learning, emotional intelligence, and culture on the understanding of financial accounting. Despite extensive research on factors influencing academic performance, there remains a gap in understanding how these specific variables affect accounting students' comprehension. The research employs a quantitative approach, analyzing data from 77 accounting students from the 2018 and 2019 cohorts at Muhammadiyah University of Sidoarjo. Data were collected via questionnaires distributed through Google Forms and analyzed using multiple regression analysis with SPSS. Results indicate that while learning behavior and interest in learning do not significantly influence financial accounting understanding, emotional intelligence and culture do. These findings suggest that emotional intelligence and cultural context play crucial roles in academic performance, highlighting the need for educational strategies that enhance these aspects to improve accounting education. Future research should explore the mechanisms through which emotional intelligence and culture affect learning outcomes in different educational settings.

Highlight:

  1. Emotional intelligence and culture significantly influence accounting understanding.
  2. Learning behavior and interest do not affect financial accounting comprehension.
  3. Enhancing emotional intelligence and cultural awareness can improve academic performance.

Keywoard: Learning Behavior, Interest in Learning, Emotional Intelligence, Culture, Financial Accounting Understanding

Pendahuluan

Ilmu merupakan sesuatu yang dimilki seseorang melalui pendidikan, pendidikan adalah kegiatan seseorang untuk menaikkan taraf hidupnya juga untuk memperluas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Pendidikan ada yang formal maupun tidak formal. Indonesia memiliki pendidikan formal yaitu bernama sekolah, sekolah bagaikan hal yang wajib ditempuh oleh seseorang jika ingin mengeyam pendidikan dalam bidang akademik.

Pendidikan sebagai kekuatan yang dinamis dapat mengintegritasikan kekuatan yang saling berimplikasi (berpengaruh) dalam beberapa aspek, mulai dari perkembangan fisik, etika/perilaku, mental, emosi, hingga fisik, kepercayaan mengenai kemampuan personal dalam semua aspek perkembangan manusia lain salah satu faktor yang berperan besar untuk kehidupan bangsa karena mampu bekerja sebagai pendorong dan penentu arah maju mundurnya bangsa di seluruh bidang

Pendidikan akuntansi pada perguruan tinggi diharapkan memiliki kemampuan yang bersifat teknis analisis di bidang humanistic skill dan profesional skill selain itu diharapkan pula dapat dibentuk oleh pendidikan akuntasi sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dalam dunia kerja. Lulusan yang dihasilkan nantinya dapat menguasai kemampuan pada bidang akademis maupun teknis. Lulusan yang berkualitas dari perguruan tinggi perlu menjadi perhatian, maka perguruan tinggi harus kualitas pada sistem pendidikan harus selalu ditingkatkan. Akuntan membutuhkan pendidikan yang terdiri dari pengetahuan umum organisasi, bisnis, dan akuntansi menurut hasil evolusi. Untuk menjadi lulusan yang berkualitas tentunya bukan hanya pihak perguruan tinggi saja yang harus berusaha, namun juga dengan diri sendiri seseorang untuk bisa mencapai cita-cita harus bisa diidentifikasi dari cara bagaimana seseorang belajar, atau juga disebut perilaku belajar.

Perilaku belajar seorang mahasiswa juga mendukung minat belajar, kita bisa melihat bagaimana kebiasaan seorang mahasiswa belajar apakah sebenarnya ia berminat dalam pelajaran akuntansi atau tidak. Minat belajar seseorang juga mnejadi salah satu faktor dalam seseorang untuk memahami materi yang diberikan, jika seseorang acuh dan tidak minat mau sebanyak apapun materi yang diberikan agar tetap tidak bisa dicerna karena dalam diri mahasiswa tersebut menolak untuk mengetahui dan mancari pengetahuan.[2]

Budaya juga menentukan bagaimana seseorang dapat memahami sesuatu, karena budaya belajar mengajar biasanya berbeda-beda jangankan antarnegara karena antarkelas saja bisa beda. Budaya ini biasanya dilihat dari bagaimana cara mengajar seorang pengajar sehingga apakah materi dapat tersampaikan dengan baik. Biasanya pengajar juga menentukan budaya dari bagaimana ketentuan di perguruan tinggi, bagaimana materi yang disampaikan juga dari siapa yang akan diajar.

Sikap dan mental serta kemampuan untuk membaca diri sendiri dalam bidang psikologi personal mahasiswa dalam mengembangkan pribadinya dapat diistilahkan dengan Emotional Quotient (EQ) merupakan satu faktor yang mampu mendorong keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi. Kecerdasan emosional adalah kemampuan memahami dan merasakan yang dilakukan secara efektif dalam penerapan kepekaan dan daya emosi yang digunakan sebagai sumber energi, koneksi, informasi dan pengaruh yang sifatnya manusiawi.

Emotional Quotient (EQ) merupakan istilah dari sikap dan mental serta kemampuan dalam mengetahui diri sendiri pada aspek psikologi personal mahasiswa dalam mengembangkan pribadinya dan pengertian menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya suatu keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk membaca atau merasakan sekaligus mengerti dalam implementasi daya dan kepekaan emosi yang berasal dari sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi yang dilakukan secara efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryam ditahun 2020 dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Peirilaku Belajar, Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi STIE Sutaatmadja Subang)”. Pada peneilitian ini menggunakan metode regresi linier dengan SPSS yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasarn spiritual, kecerdasan emosional, perilaku dan minat belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dari hasil peneilitian diketahui bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, minat belajar dan perilaku belajar secara signifikan berpengaruh positif pada tingkat pemahaman akutansi. Pada peneilitian ini dibahas tentang pengaruh keceirdasan emosional dan perilaku belajar yang sama pada peneilitian yang akan dilakukan.

Kresnandra pada tahun 2019 juga melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkap Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Pemoderasi” pada penelitiannya yang menggunakan metode analisis deskriptif yang tertujuan untuk mengetahui masing-masing variabel seperti peirilaku beilajar dan keiceirdasan eimosional pada tingkat peimahaman akuntansi. Dari hasil peineilitian dikeitahui bahwa peirilaku beilajar dan keiceirdasan eimosional meimiliki peingaruh yang positif dan signifikan teirhadap peimahaman akutansi. Eimosional, dan peirilaku beilajar beirpeingaruh positif teirhadap peimahaman akuntansi. Hasil peineilitian meinunjukkan peirilaku beilajar dan keiceirdasan eimosional meimiliki peingaruh positif pada tingkat peimahaman akuntansi. Pada peineilitian ini dibahas teintang peingaruh keiceirdasan eimosional dan peirilaku beilajar yang sama pada peineilitian yang akan dilakukan.[3]

Teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) yaitu Theory of Reasoned Action (Teori Niat untuk Berperilaku) dijelaskan terkait perilaku yang dilakukan akibat individu tersebut memiliki niat untuk melakukannya dan merujuk pada kegiatan yang dilakukan atas dasar kemauan individu itu sendiri (volitional). Perilaku tersebut bersumber dari asumsi, pertama, manusia melakukan sebuah kegiatan melalui cara yang masuk akal. Kedua, manusia akan memikirkan seluruh informasi yang diterima. ketiga, manusia memperhitungkan pengaruh dari tindakan mereka secara implisit maupun eksplisit. Terdapat dua basis atau konsep utama dalam TRA : “prinsip-prinsip kompatibilitas” dan konsep “niat perilaku”

Prestasi akademik seorang mahasiswa juga dipengaruhi oleh perilaku belajar selama di perguruan tinggi. Pemanfaatan waktu yang baik untuk belajar atau kegiatan lainnya erat dengan kebiasaan atau perilaku belajar mahasiswa. mengutarakan pendapatnya efisiensi belajar dapat tercapai ketika strategi yang tepat digunakan, yaitu pengaturan waktu yang baik dalam mengikuti kegiatan perkuliahan, belajar di mandiri rumah, belajar secara berkelompok maupun saat mengikuti ujian. Motiivasii dan diisiipliin diirii sangat peintiing dalam hal iinii kareina motiivasii meirupakan arah bagii peincapaiian yang iingiin diipeiroleih dan diisiipliin meirupakan peirasaan taat dan patuh pada niilaii-niilaii yang diiyakiinii dan meilakukan peikeirjaan deingan teipat jiika diirasa iitu adalah seibuah tanggung jawab. Peiriilaku beilajar mahasiiswa saat dii peirguruan tiinggii meimpeingaruhii tiingkat peimahaman akuntansii. Namun, dii Iindoneisiia proseis beilajar yang seidang beirjalan pada umumnya beilum biisa diipandang seibagaii proseis beilajar mandiirii. [5]

minat adalah sebuah kecenderungan yang mengakibatkan seseorang berusaha untuk mencari aktivitas dalam bidang tertentu. Lulusan akutansi biasanya ingin berkarir sebagai seorang akuntan disuatu Perusahaan, berprofesi sebagai akuntan public atau seorang PNS. Sebagai Mahasiswa tingkat akhir jurusn Akuntansi Program S1 sudah tentu mahasiswa telah mempertimbangkan dan menyiapkan karir apa yang akan ditempuh kedepannya. Hal ini menjadi krusial dan penting dilkukan agar mahasiswa tidak salah jalan saat memilih karir.

Seseorang dengan kecerdasan akademis yang tinggi, cenderung merasa tidak tenang tanpa alasan, rewel, terlalu berfikir kritis, tidak memiliki rasa percaya diri, bersikap dingin dan sedikit kesulitan dalm mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya dengan benar. Dasar dari kecerdasaan emosinal atau pengenalan diri adalah kemampuan yang berguna untuk memantau perasaan dari kurun waktu tertentu. [7]

Budaya dapat diartikan sebagai “pemrograman kolektif yang bersumber dari pikiran serta berfungsi sebagai pembeda antara anggota satu kelompok manusia dengan manusia lainnya (Hofstede,1980). Budaya memiliki pengertian yaitu pengertahuan yang diperoleh dan dipergunakan mahasiswa guna mengintreprestasikan pengalaman untuk selanjutnya menghasilkan perilaku sosial.[8]

Seorang mahasiswa yang memahami akuntasi ditandai dengan konsep-konsep terkait yang dikuasai serta ditunjang dengan nilai yang diperoleh dalam mata kuliah. Pendidikan akuntasi paling tidak mampu menyiapkan peserta didik dalam memperluas keanekanragaman karir professional dalam bidang akuntansi.

Faktor-faktor diatas adalah merupakan urgenti penelitian ini karena ingin mengetahui bagaimana dan seberapa pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor tersebut terhadap tingkat pemahaman akuntansi keuangan. Karena urgensi penelitian tersebut peneliti membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Perilaku Belajar, Minat Belajar, Kecerdasan Emosioal, dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akutansi Keuangan (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh berbagai faktor terhadap tingkat pemahaman akuntansi keuangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini mencakup apakah perilaku belajar, minat belajar, kecerdasan emosional, dan budaya dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi keuangan. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis apakah kombinasi perilaku belajar, kecerdasan emosional, dan budaya bersama-sama mempunyai dampak yang signifikan pada pemahaman akuntansi keuangan. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman akuntansi keuangan dan potensialnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di bidang ini.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni kuantitatif dengan mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisa data ke dalam angka yang pada implementasinya diberikan tindakan tertentu, penelitian yang berlandasakan filsafat positivism yang bertujuan untuk menguji hipotesisi yang ditetapkan oleh peneliti dimana penelitian dilakukan pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, serta analisis data bersifat statistik [9]. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan objek penelitiannya adalah Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis, Hukum serta Ilmu Sosial.

Populasi adalah seluruh objek maupun subjek penelitian yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu sesuai dengan penetapan yang dilakukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya dan sampel adalah perwakilan dari subjek penelitian yang diambil secara representative untuk mewakili populasi [10]. Berdasarkan hal tersebut populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa aktif S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sejumlah 338 mahasiswa dan sampel penelitian ini adalah 77 mahasiswa aktif Angkatan tahun 2018 dan 2019 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, variabel bebas dan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah Perilaku Belajar (X1), Minat Belajar (X2), Kecerdasan Emosional(X3) dan Budaya (X4), sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah tingkat pemahaman akuntansi keuangan (Y)[7]

Hasil dan Pembahasan

Hasil

A. Uji Validitas

Nomor r- hitung Signifikan Alpha Keterangan
X1.1 0,708 0,001 < 0,05 Meimeinuhii
X1.2 0,622 0,001 Meimeinuhii
X1.3 0,790 0,001 Meimeinuhii
X1.4 0,827 0,001 Meimeinuhii
X1.5 0,757 0,001 Meimeinuhii
Table 1. Hasil Uji Validitas X1

Pada tabeil 1 dii atas dapat kiita liihat seibagaii alat peingukuran peineiliitiian yang eifeiktiif. Hasiil ujii valiidiitas yang teilah diiujii iinii meinunjukkan bahwa darii 5 peirtanyaan yang teilah diiseibarkan pada variiabeil X1 yaiitu peiriilaku beilajar, seimua peirtanyaan yang diiseibarkan dapat diinyatakan seicara valiid atau meimeinuhii, kareina teilah diipeiroleih niilaii siigniifiikansii kurang darii alpha 0,05 [11].

Nomor r- hitung Signifikan Alpha Keterangan
X2.1 0,781 0,001 < 0,05 Meimeinuhii
X2.2 0,878 0,001 Meimeinuhii
X2.3 0,666 0,001 Meimeinuhii
X2.4 0,813 0,001 Meimeinuhii
X2.5 0,725 0,001 Meimeinuhii
Table 2. Hasil Uji Validitas X2

Pada tabel 2 di atas dapat kita liihat sebagai alat peingukuran peineiliitiian yang eifeiktiif. Hasil uji validitas yang teilah diiujii iinii meinunjukkan bahwa darii 5 peirtanyaan yang teilah diiseibarkan pada variiabeil X2 yaiitu Miinat Beilajar, seimua peirtanyaan yang diiseibarkan dapat diinyatakan seicara valiid atau meimeinuhii, kareina teilah diipeiroleih niilaii siigniifiikansii kurang darii alpha 0,05.

Nomor r hitung Signifikan Alpha Keterangan
X3.1 0,737 0,001 < 0,05 Meimeinuhii
X3.2 0,833 0,001 Meimeinuhii
X3.3 0,912 0,001 Meimeinuhii
X3.4 0,824 0,001 Meimeinuhii
X3.5 0,797 0,001 Meimeinuhii
Table 3. Hasil Uji Validitas X3

Pada tabeil 3 dii atas dapat kiita liihat seibagaii alat peingukuran peineiliitiian yang eifeiktiif. Hasiil ujii valiidiitas yang teilah diiujii iinii meinunjukkan bahwa darii 5 peirtanyaan yang teilah diiseibarkan pada variiabeil X3 yaiitu Keiceirdasan Eimosiional, seimua peirtanyaan yang diiseibarkan dapat diinyatakan seicara valiid atau meimeinuhii, kareina teilah diipeiroleih niilaii siigniifiikansii kurang darii alpha 0,05.

Nomor r hitung Signifikan Alpha Keterangan
X4.1 0,794 0,001 < 0,05 Meimeinuhii
X4.2 0,773 0,001 Meimeinuhii
X4.3 0,840 0,001 Meimeinuhii
X4.4 0,805 0,001 Meimeinuhii
X4.5 0,756 0,001 Meimeinuhii
Table 4. Hasil Uji Validitas X4

Pada tabeil 4 dii atas dapat kiita liihat seibagaii alat peingukuran peineiliitiian yang eifeiktiif. Hasiil ujii valiidiitas yang teilah diiujii iinii meinunjukkan bahwa darii 5 peirtanyaan yang teilah diiseibarkan pada variiabeil X4 yaiitu Budaya, seimua peirtanyaan yang diiseibarkan dapat diinyatakan seicara valiid atau meimeinuhii, kareina teilah diipeiroleih niilaii siigniifiikansii kurang darii alpha 0,05.

Nomor r hitung Signifikan Alpha Keterangan
Y1 0,681 0,001 < 0,05 Meimeinuhii
Y2 0,823 0,001 Meimeinuhii
Y3 0,867 0,001 Meimeinuhii
Y4 0,767 0,001 Meimeinuhii
Y5 0,824 0,001 Meimeinuhii
Y6 0,623 0,001 Meimeinuhii
Y7 0,665 0,001 Meimeinuhii
Y8 0,786 0,001 Meimeinuhii
Y9 0,708 0,001 Meimeinuhii
Y10 0,734 0,001 Meimeinuhii
Table 5. Hasil Uji Validitas Y

Pada tabeil 5 dii atas dapat kiita liihat seibagaii alat peingukuran peineiliitiian yang eifeiktiif. Hasiil ujii valiidiitas yang teilah diiujii iinii meinunjukkan bahwa darii 5 peirtanyaan yang teilah diiseibarkan pada variiabeil Y yaiitu Peimahaman teirhadap Akuntansii Keiuangan seimua peirtanyaan yang diiseibarkan dapat diinyatakan seicara valiid atau meimeinuhii, kareina teilah diipeiroleih niilaii siigniifiikansii kurang darii siig 0,05.

B. Uji Reabilitas

NO Komponen Alpha Keterangan
1 Peiriilaku Beilajar 0,795 > 0,7 Faktual
2 Miinat Beilajar 0,828 > 0,7 Faktual
3 Keiceirdasan Eimosiional 0,877 > 0,7 Faktual
4 Budaya 0,853 > 0,7 Faktual
5 Peimahaman Akuntansii Keiuangan 0,908 > 0,7 Faktual
Table 6. Hasil Uji Re abilitas

Rangkuman pada Tabeil 4.10 meinunjukkan bahwa suatu sarana yang teilah diiteirapkan seibagaii suatu alat ukur peineiliitiian adalah eifeiktiif. Ujii reiliiabiiliitas iinii meinyiiratkan seisungguhnya masiing-masiing komponein meimiiliikii niilaii alpha leibiih beisar darii 0,7 yang meinunjukkan bahwa komponein peiriilaku beilajar, miinat beilajar, keiceirdasan eimosiional, dan peimahaman akuntansii keiuangan seibagaii alat peingumpulan surveiii dapat diiandalkan dan dapat diiandalkan dan teilah teirbuktii kei reiliiabeilannya dalam hal peingumpulan data [12].

C Regresi Linier Berganda

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVA a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2025.852 4 506.463 30.465 <.001b
Residual 1196.953 72 16.624
Total 3222.805 76
a. Dependent Variable: Total_Y
b. Predictors: (Constant), Total_X4, Total_X1, Total_X2, Total_X3
Table 7. Hasil Uji Simultan

Dalam tabeil 7 yang teilah diijabarkan, dapat diikeitahuii bahwa niilaii siigniifiikan seijumlah 0,001<0,05 yang beirartii hal teirseibut meinyatakan bahwa suatu komponein Peiriilaku beilajar, Miinat Beilajar, Keiceirdasan Eimosiional, dan Budaya seicara beirsamaan meimiiliikii peingaruh pada peimahaman akuntansii keiuangan [13].

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .793a .629 .608 4.077 1.638
a. Predictors: (Constant), Total_X4, Total_X1, Total_X2, Total_X3
b. Dependent Variable: Total_Y
Table 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Seiteilah diikeitahuiinya bahwa ada suatu peingaruh antar variiabeil iindeipeindein teirhadap variiabeil deipeindeind seicara yang beirsamaan, seilanjutnya yaiitu meilakukan ujii siigniifiikan parleimeinteir iindiiviidual (Ujii statiistiik t) turut meiliihat apakah suatu komponein iindeipeindein beirpeingaruh seicara siigniifiikan pada suatu komponein deipeindein. Ujii statiistiik t iinii teilah diilakukan deingan meingkompeirasiikan angka siigniifiikan 5% deingan siigniifiikan antar komponein [14].

Variabel t- hitung t- tabel Sig Alpha Keterangan Hipotesa
Peiriilaku Beilajar (X1) 1.942 1.665 0.56 > 0.05 Siig Ha diitolak H0 diitolak
Miinat Beilajar (X2) -1.567 1.665 1.22 > 0.05 Siig Ha diitolak H0 diiteiriima
Keiceirdasan Eimosiional (X3) -2.886 1.665 0.049 < 0.05 Siig Ha diiteiriima H0 diiteiriima
Budaya (X4) 9.440 1.665 0.001 < 0.05 Siig Ha diiteiriimaHo diitolak
Table 9. Hasil Uji Signifikan Parlementer Individual

Darii tabeil 9 diiatas, maka teilah diisiimpulkan seibagaii beiriikut :

1. Pada komponein Peiriilaku beilajar (X1) seicara siigniifiikan tiidak meimiiliikii peingaruh pada Peimahaman Akuntansii Keiuangan

2. Pada komponein Miinat Beilajar (X2) seicara siigniifiikan tiidak meimiiliikii peingaruh pada Peimahaman Akuntansii Keiuangan

3. Pada komponein Keiceirdasan Eimosiional (X3) seicara siigniifiikan meimiiliikii peingaruh pada Peimahaman Akuntansii Keiuangan

4. Pada komponein Budaya (X4) seicara siigniifiikan meimiiliikii peingaruh pada suatu Peimahaman Akuntansii Keiuangan

Pembahasan

Darii peingolahan data pada peineiliitiian iinii teilah diitunjukkan t-hiitung (1.942) > t-tabeil (1.665) deingan angka siigniifiikan seijumlah 0,56 > alpha 0,05, kareina seicara parsiial t-hiitung < t-tabeil, maka H0 diitolak dan Ha diitolak yang beirartii Peiriilaku Beilajar (X1) tiidak meimiiliikii peingaruh yang siigniifiikan teirhadap tiingkat peimahaman akuntansii keiuangan. Beirdasarkan hasiil peineiliitiian yang teilah diiujii, sudah teirliihat bahwa mahasiiswii jurusan akuntansii dii Uniiveirsiitas Muhammadiiyah Siidoarjo yang meinjadii seibuah objeik peineiliitiian meinunjukan tiidak teirdapatnya peingaruh yang siigniifiikan antar Peiriilaku Beilajar (X1) deingan Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan. Peiriilaku beilajar seiseiorang meimiiliikii peingaruh yang beirbeida teintunya pada mahasiiswa dii Uniiveitrsiitas Muhammadiiyah Siidoarjo, Kareina seitiiap mahasiiswa pastii meimiiliikii priibadii yang juga beireibda-beida dalam meingolah eimosiionalnya untuk meimotiivasii diiriinya dalam meimahamii akuntansii keiuangan. Nuryatiin, (2021) meingatakan bahwa mahasiiswa peirlu meingatasii peiriilaku deingan baiik Beilajarlah deingan giiat seihiingga dapat meilakukan aktiiviitas uniiveirsiitas yang iinteins dan beikeirja keiseiiimbangan beirjalan. Peimbagiian waktu iinii beirgantung pada bagaiimana orang teirseibut dapat meingatur diiriinya agar dapat meincapaii tujuannya diicapaii.

Darii peingolahan data pada peineiliitiian iinii meinunjukan bahwa t-hiitung (-1.567) < t-tabeil (1.665) deingan angka siigniifiikan seijmlah 1,22 > alpha 0,05, kareina seicara parsiial t-hiitung < t-tabeil, maka H0 diiteiriima dan Ha diitolak yang beirartii Miinat Beilajar (X2) tiidak meimiiliikii peingaruh yang siigniifiikan teirhadap Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan (Y). Beirlandaskan darii hasiil peineiliitiian yang teilah diiujii, teilah teirliihat bahwa mahasiiswa jurusan akuntansii dii Uniiveirsiitas Muhammadiiyah Siidoarjo yang meinjadii seibuah objeik peineiliitiian meinunjukan tiidak teirdapatnya peingaruh yang siigniifiikan antar Miinat Beilajar (X2) deingan Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan. Meinurut Handayanii (2019) diinyatakan bahwa miinat beilajar dapat diiartiikan seibagaiimana seibuah keibutuhan yang tiidak biisa teikankan oleih siiapapun untuk meilaksanakan suatu hal yang diisukaii, kareina pada dasarnya miinat beilajar meirupakan keimauan para mahasiiswa yang sungguh-sungguh datang darii dalam lubuk hatiinya. Slameito (2001) meingungkapkan bahwa miinat beilajar meirupakan beintuk seibuah peirasaan dan keigeimaran pada seibuah hal atau keigiiatan, tanpa adanya seisuatu yang diipaksakan dan tumbuh seicara spontaniitas, meilaiinkan tiimbul kareina adanya partiisiipasii, peingeitahuan, dan keibiiasaan.

Darii peingolahan data peineiliitiian iinii meinunjukan bahwa t-hiitung (-2.286) < t-tabeil (1,665) deingan angka siigniifiikan seijumlah 0,0.49 > alpha 0,05 kareina seicara parsiial t-hiitung < t-tabeil, maka H0 diiteiriima dan Ha diiteiriima yang meinandakan kalau Keiceirdasan Eimosiional (X3) tiidak meimiiliikii peingaruh pada Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan. Beirdasarkan hasiil peineiliitiian yang teilah diiujii, teilah teirliihat bahwa mahasiiswii jurusan akuntansii dii Uniiveirsiitas Muhammadiiyah Siidoarjo yang meinjadii seibuah objeik peineiliitiian meinunjukan tiidak meimiiliikii peingaruh yang siigniifiikan antar Keiceirdasan Eimosiional (X3) deingan Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan. Pada hasiil peineiliitiian, mahasiiswa leibiih banyak meingeitahuii meingeinaii keileibiihan dan keikurangannya, meireika meimpunyaii motiivasii yang baiik untuk diirii seindiirii jiika teirjadii keigagalan dii masa yang akan datang, meincoba seisuatu hal yang baru lagii dan pantang meinyeirah deingan keigagalannya teirseibut. Keiceirdasan eimosiional tiidak meimiiliikii peingaruh pada tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan, dan keiceirdasan eimosiional hanyalah untuk meindukung seiseiorang untuk beirpeiriilaku baiik dii masa deipan [15].

1. Pengaruh Perilaku Belajar pada Pemahaman Akuntansi Keuangan

2. Pengaruh Minat Belajar pada Pemahaman Akuntansi Keuangan

3. Pengaruh Kecerdasan Emosional pada Pemahaman Akuntansi Keuangan

4. Pengaruh Budaya pada Pemahaman Akuntansi Keuangan

Beirlandaskan hasiil peineiliitiian yang teilah diiujii, teilah teirliihat bahwa mahasiiswii jurusan akuntansii dii Uniiveirsiitas Muhammadiiyah Siidoarjo yang meinjadii seibuah objeik peineiliitiian meinunjukan tiidak teirdapatnya peingaruh yang siigniifiikan antar Budaya (X4) deingan Tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan. Pada hasiil peineiliitiian yang teilah diiujii, Peingaruh budaya teirnyata tiidak juga beirpeingaruh pada tiingkat Peimahaman Akuntansii Keiuangan, yang beirartii keibudayaan seiseiorang tiidak akan meimpeingaruhii bagaiimana peimahaman meireika dalam beilajar, atau bagaiimana mahasiiswa iitu dalam beilajar[16].

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pengolahan data terkait yang telah dianalisis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perilaku Belajar memiliki pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa kebiasaan setiap mahasiswa berbeda dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menunjukkan sikap antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang diberikan kepadanya.

2. Minat Belajar menunjukkan pengaruh positif pada tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa minat belajar mahasiswa yang semakin tinggi, maka tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa tersebut semakin baik.

3. Kecerdasan Emosional berpengaruh positif pada tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional mahasiswa, maka semakin baik tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa tersebut. Kecerdasan emosional sebagai salah satu faktor krusial dalam implementasi pembelajaran yang berguna untuk mendorong motivasi individu dalam meraih tujuan yang telah dipilih.

4. Budaya berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan bahwa semakin baik budaya dalam diri mahasiswa, maka tingkat pemahaman akuntansinya semakin baik.

References

  1. H. Hanifah and S. Abdullah, “Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi,” Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, vol. 1, no. 3, pp. 63–86, 2001.
  2. S. Maryam, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Perilaku Belajar, Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi STIE Sutaatmadja Subang),” Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi), vol. 1, no. 2, pp. 143–151, 2020.
  3. U. Nurhayani, “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Swasta Medan),” 2012.
  4. D. Goleman, Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
  5. S. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet, 2019.
  6. Suwardjono, “Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi,” Jurnal Akuntansi & Manajemen, vol. 1, pp. 1–14, 2004. Available: www.Suwardjono.com
  7. A. M. Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. 2017.
  8. H. Nugraha and Ambiyar, “Pengaruh Budaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Padang,” Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi, vol. 18, no. 2, pp. 49–54, 2018.
  9. A. A. N. Agung Kresnandra, “Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Pemoderasi,” E-Jurnal Akuntansi, vol. 28, no. 3, pp. 2065–2086, Sep. 2019, doi: 10.24843/eja.2019.v28.i03.p27.
  10. I. Nugroho and M. Cahyaningtyas, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Sosial dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi,” vol. 10, no. 1, pp. 81–90, 2022. [Online]. Available: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/EKU
  11. Suwardjono, “Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi,” Jurnal Akuntansi & Manajemen, vol. 1, pp. 1–14, 2004. Available: www.Suwardjono.com
  12. S. Hidi, “Interest, Reading, and Learning: Theoretical and Practical Considerations A Historical Overview of Some of the Critical Issues,” 2001.
  13. U. Nurhayani, “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Swasta Medan),” 2012.
  14. IBM Corp, “IBM SPSS Statistics for Windows, Version 26.0,” Armonk, NY: IBM Corp., 2019.
  15. S. A. Ross, “The Determination of Financial Structure: The Incentive-Signalling Approach,” The Bell Journal of Economics, vol. 8, no. 1, pp. 23–40, 1977.
  16. P. R. Syarifuddin and M. Eny, “Pengaruh Overvalued Equity, Earning Management, Volatilitas Arus Kas Operasional Terhadap Kualitas Laba dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi,” Academia Open Umsida, 2023.