Abstract
This study explores how self-efficacy and learning motivation impact science cognitive learning outcomes among eighth-grade students. Using a correlational quantitative approach, the research identifies self-efficacy (X1) and learning motivation (X2) as independent variables and cognitive learning outcomes (Y) as the dependent variable. Sampling involves simple random sampling, with data collected through questionnaires and documentation. Analysis stages include normality and linearity tests, followed by correlation tests using SPSS Version 26. Results show a positive and significant influence of self-efficacy and learning motivation on cognitive learning outcomes, highlighting the importance of these factors in shaping science education outcomes for eighth-grade students.
Highlight:
- Performance Dynamics: Self-efficacy and motivation influence science learning outcomes.
- Quantitative Rigor: Correlational research with SPSS ensures data validity.
- Educational Enhancement: Insights guide curriculum adjustments for improved science education outcomes.
Keyword: Self-Efficacy, Learning Motivation, Science Education, Eighth Grade Students, Correlational Research
Pendahuluan
Belajar merupakan sebuah proses yang dilalui oleh setiap manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Kegiatan belajar yang dilalui oleh siswa di sekolah merupakan sebuah kegiatan utama yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam mendapatkan hasil belajar yang diinginkan [1]. Melalui belajar seseorang akan mendapatkan banyak ilmu yang nantinya dapat digunakan untuk menunjang kehidupan selanjutnya. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa adanya aturan tertentu [2]. Pada proses pembelajaran di sekolah terdapat berbagai mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang berbagai fenomena alam pada makhluk hidup maupun benda mati yang mencakup tiga ilmu dasar IPA yaitu fisika, kimia dan biologi. Ilmu pengetahuan alam terdiri dari kumpulan ilmu yang serumpun dengan menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di alam [3]. Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan memperoleh hasil akhir selama proses belajar yang bisa disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan sebuah pencapaian yang dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran dimana biasanya diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang berkaitan dengan sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan selama di sekolah [4]. Salah satu yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah efikasi diri (self efficacy).
Menurut Sihaloho [5] efikasi diri adalah keyakinan yang ada pada diri seseorang dalam kemampuan dirinya sendiri untuk mengatur dan menerapkan suatu tindakan yang dapat mencapai suatu pencapaian dengan hasil yang diinginkan. Efikasi diri merupakan keyakinan pada diri seseorang bahwa dirinya bisa atau mampu melakukannya. Menurut Agus dan Quraisy [6] efikasi diri adalah pandangan seseorang dalam mempertimbangkan suatu hal apakah baik atau buruk, tepat atau salah, mampu atau tidak mampu. Sedangkan menurut Rober & Kinicki dalam Saputra [7] menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap peluang berhasil tidaknya dalam mencapai tugas tertentu. Widya [8] juga mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen utama yaitu (1) Magnitude/level (tingkat kesulitas tugas) yaitu berkaitan dengan seberapa sulit tugas yang dihadapi individu, (2) Strength (Kekuatan keyakinan) Yaitu berkaitan dengan tingkat kekuatan dan kemantapan setiap individu atas keyakinan pada kemampuannya, (3) Generality (Luas bidang tugas dan perilaku) Yaitu berkaitan dengan sejauh mana tugas dan perilaku individu yang diyakini untuk berhasil. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki maka rasa percaya diri yang dimiliki juga semakin tinggi sehingga yakin pada kemampuan berhasilnya. Seseorang yang yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung malas untuk berusaha karena tidak yakin dengan dirinya, sedangkan seseorang dengan efikasi diri yang tinggi cenderung lebih semangat dan berusaha lebih keras dalam melewati segala tantangan dan yakin pada dirinya [9]. Tingkat efikasi diri yang rendah tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah motivasi untuk mendorong dirinya dalam berkeinginan melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar merupakan sebuah poin penting dalam proses pembelajaran karena adanya motivasi belajar dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik dan memuaskan [10]. Menurut Yolandita [11] Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, yang akan menjamin keberlangsungan proses pembelajaran. Motivasi diartikan berdasarkan aspek dinamis yang penting dimana dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu hal dalam mendapai tujuan [12]. Motivasi bukan hanya sekedar penggerak tetapi menciptakan suatu perubahan dalam diri melalui sebuah aksi [13]. Terdapat dua jenis motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik dimana sebuah motivasi yang berasal dari diri kita sendiri tanpa ada dorongan atau bantuan dari orang lain. Motivasi ekstrinsik yaitu sebuah motivasi yang timbul dari luar diri individu yang berasal dari dorongan orang lain [14] dalam hal ini dapat diperoleh siswa dari orang tua, teman, maupun guru di sekolah. Cara guru dalam memotivasi siswa biasa dilakukan dalam proses pembelajaran dengan mengkaitkan pada materi yang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik dan dapat memotivasi dirinya dalam berkeinginan belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran serta sikap positif yang akan timbul dalam diri siswa. Menurut Uno [15] ada beberapa indikator dalam motivas belajar yaitu (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik.
Beberapa penelitian sebelumnya diantaranya Monika & Adman [16] dimana pada penelitian tersebut meunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi belajar siswa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar baik secara parsial maupun simultan dengan pengaruhnya sebanyak 57,1% oleh variabel efikasi belajar dan motivasi belajar dan sisanya sebesar 42,9% diperoleh dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larasati [17] mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan motivasi belajar siswa. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Apriliani, dkk [18] mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi efikasi diri dengan hasil belajar dengan hasil uji koefisien determinasi yang menunjukkan bahwa efikasi diri memberikan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 84.09% dan sisanya 15.91% dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan variabel terletak pada variabel bebas yaitu sama-sama meneliti tentang efikasi diri tetapi pada penelitian ini terdapat 2 variabel bebas yaitu efikasi diri dan motivasi. Kemudian variabel terikat pada penelitian sebelumnya yaitu motivasi belajar, sedangkan pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa. Selain itu perbedaan terletak pada metode penelitian yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu menggunakan metode survey dan subjek penelitian sebelumnya yaitu Siswa Sekolah dasar, Menengah Atas dan Kejuruan sedangkan pada penelitian ini adalah siswa menengah pertama.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru IPA serta observasi secara langsung ketika pembelajaran di SMPN 2 Krembung terdapat permasalahan terkait rendahnya rasa percaya diri yang dimiliki siswa dibuktikan pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung kurang aktif dan hanya ada 1 hingga 3 siswa saja yang aktif bertanya serta dalam mengerjakan tugas kelompok hanya beberapa anggota kelompok saja yang aktif. Cara guru untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dengan memberikan pendapatnya melalui sebuah presentasi. Dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Constantia [19], pada indikator efikasi diri yaitu generality dimana pada indikator ini berhubungan dengan luas bidang dan perilaku yang dimiliki siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas yang dimiliki sehingga diharapkan siswa lebih percaya diri bahwa dapat menyeleselaikan pekerjaannya. Berdasarkan teori Uno [15], dengan indikator motivasi belajar yaitu (1) adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dan (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar berhubungan dengan bagaimana usaha siswa untuk berhasil dalam belajar dengan dibantu oleh dorongan dalam diri siswa itu sendiri maupun dorongan dari guru sehingga diharapkan siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa cenderung memiliki rasa percaya diri dan motivasi belajar yang rendah dikarenakan efek atau dampak dari pandemi covid-19 yang terjadi kurang lebih selama dua tahun lamanya yaitu pada tahun 2020-2021 dimana mengharuskan siswa untuk belajar secara mandiri dirumah. Kebiasaan belajar secara online yang membuat siswa malas untuk belajar karena kurangnya motivasi belajar yang biasanya diberikan oleh guru secara langsung di sekolah. Rasa percaya diri yang rendah dibutuhkan motivasi yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan yakin dengan kemampuan dirinya. Sesekali guru juga memberikan motivasi kepada siswa selama proses pembelajaran IPA dengan mengkaitkan pada materi yang sedang diajarkan. Motivasi seperti ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa untuk mempelajari IPA lebih dalam. Berdasarkan pemaparan diatas, maka muncul sebuah permasalahan yaitu : a. Ada hubungan antara efikasi diri terhadap hasil belajar kognitif siswa, b. Ada hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa, c. Ada hubungan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa SMP Kelas VIII”. Ditinjau dari penelitian yang relevan dimana hanya meneliti pada sekolah tingkat menengah atas bukan pada tingkat sekolah menengah pertama. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada tingkat SMP karena pada masa ini siswa berada pada fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah a. untuk mendeskripsikan hubungan antara efikasi diri terhadap hasil belajar kognitif, b. untuk mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif, c. untuk mendeskripsikan hubungan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif IPA Siswa Kelas VIII.
Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasi dengan tipe penelitian ex-post facto. Penelitian korelasi merupakan penelitian dengan melibatkan suatu tindakan pengumpulan data guna menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih [20]. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasi satu arah (one tail) dengan variabel penelitian yang meliputi dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu efikasi diri (X1) dan motivasi belajar (X2) serta variabel terikat yaitu hasil belajar kognitif (Y). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Krembung Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan jumlah populasi sebanyak 301 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik Simple Random Sampling yang termasuk dalam Probability Sampling. Menurut Arikunto, peneliti dapat menentukan sampel kurang lebih 25%-30% dari jumlah populasi sehingga dalam penelitian ini sampel berjumlah 76 siswa [21].
Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuisioner dan dokumentasi hasil belajar kognitif siswa. Angket yang dimaksud berupa angket efikasi diri, angket motivasi belajar serta dokumentasi hasil belajar kognitif siswa. Penyebaran angket dilakukan satu kali ketika siswa telah melaksanakan UTS. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket efikasi diri dan motivasi belajar serta dokumentasi hasil belajar kognitif siswa berupa nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Genap Tahun Pelajaran 2022/2023 siswa kelas VIII. Sebelum instrumen penelitian digunakan terlebih dahulu instrumen tersebut diperiksa oleh 2 validator ahli dalam bidangnya dengan perolehan validitas rata-rata sebesar 3,7 pada angket efikasi diri dan sebesar 3,8 pada angket motivasi belajar. Sebelum dilakukan pengambilan data, instrumen penelitian yang berupa angket terlebih dahulu dilakukan uji angket ke sekolah yang berbeda. Angket yang digunakan merupakan angket adopsi yang awal digunakan sebagai uji angket berjumlah 30 butir pernyataan pada angket efikasi diri dan 60 butir pernyataan pada angket motivasi belajar. Adapun hasil dari uji validitas angket yaitu pada angket efikasi diri dengan skala likert dari 30 butir pernyataan terdapat 9 pernyataan yang gugur sehingga terdapat 21 pernyataan yang valid, kemudian pada angket motivasi belajar dengan skala likert dari 60 pernyataan terdapat 21 butir pernyataan yang gugur sehingga terdapat 39 pernyataan yang valid. Pernyataan yang valid inilah yang digunakan dalam pengambilan data. Hasil dari uji relibialitas angket dengan skala likert pada angket efikasi diri memperoleh 0,779 dan pada angket motivasi belajar memperoleh 0,815, karena kedua nilai tersebut >α 0,70 maka kedua angket penelitian tersebut dinyatakan reliable [22]. Pada penelitian ini menggunakan 2 skala penelitian yaitu skala efikasi diri dan skala motivasi belajar dalam bentuk skala Likert. Dalam skala penelitian ini terdiri dari 2 pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable) dengan 5 pilihan jawaban terdiri dari sangat setuju (SS) dengan kategori nilai 5, setuju (S) dengan kategori nilai 4, Ragu-ragu (RR) dengan kategori nilai 3, tidak setuju (TS) dengan kategori nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) dengan kategori nilai 1. Angket efikasi diri yang digunakan bersadarkan teori bandura (widya) dengan indikator sebagai berikut : (1) Magnitude/level, (2) Strength, dan (3) Generality. Jumlah item pernyataan pada angket efikasi diri ini berjumlah 30 item pernyataan. Angket motivasi belajar digunakan berdasarkan teori uno dengan indikator sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik. Jumlah item pernyataan pada angket motivasi belajar ini berjumlah 60 item, serta dokumentasi hasil belajar kognitif siswa yaitu berupa nilai ujian tengah semester (UTS) Genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua tahapan yaitu 1) Tahap uji prasyaratan analisis, dan 2) Tahap uji hipotesis. Tahapan uji prasyaratan analisis dilakukan dengan melakukan uji normalitas dan uji linearitas menggunakan SPSS Versi 26, sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Korelasi Person Product Moment menggunakan SPSS Versi 26.
Ketika nilai rxy ( kefisien kolerasi product moment) sudah diperoleh maka, dapat diiterpretasikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa apabila hasil yang diperoleh menunjukkan angka negatif, maka hal tersebut menunjukkan korelasinya negatif. Hal ini menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00 [23]
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil penyebaran angket efikasi diri dan motivasi belajar serta hasil belajar kognitif siswa berupa nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Genap Tahun Pelajaran 2022/2023 akan dijabarkan sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel efikasi diri memiliki nilai rata-rata sebesar 74,22 dengan nilai minimum sebesar 49 dan nilai maksimum sebesar 98. Variabel motivasi belajar memiliki nilai rata-rata sebesar 74,43 dengan nilai minimum sebesar 47 dan nilai maksimum sebesar 99. Pada Hasil belajar memiliki nilai rata-rata sebesar 80,83 dengan nilai minimum sebesar 60 dan nilai maksimum sebesar 100.
Uji prasyarat analisis ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan Tabel 2 Hasil Uji Normalitas menggunakan One-Sample kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai signifikasi dari variabel yakni efikasi diri sebesar 0,200 > α 0,05 , Motivasi belajar sebesar 0,200 > α 0,05 dan Hasil belajar siswa sebesar 0,077 > α 0,05 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji normalitas yang telah dilakukan dengan menggunakan spss versi 26 menunjukkan bahwa nilai signifikasi pada data tersebut lebih besar dari 0,05 yang artinya semua data baik dari variabel efikasi, motivasi belajar hingga hasil belajar berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,59 dengan kategori bahwa berkorelasi agak rendah. Artinya semakin tinggi efikasi diri maka akan semakin tinggi pula hasil belajar kognitif siswa. Salah satu yang menyebabkan efikasi diri cenderung berkorelasi agak rendah dikarenakan beberapa siswa belum tekun dalam belajar dan kurangnya mencari informasi terkait pembelajaran dari berbagai sumber dengan didukung oleh rasa percaya diri siswa tersebut. Hal ini didukung oleh salah satu indikator dari efikasi diri yaitu Strength (Kekuatan keyakinan) yang berkaitan dengan tingkat kekuatan dan kemantapan setiap individu atas keyakinan pada kemampuannya dan pada indikator pernyataan (Yakin dengan kemampuan yang dimiliki) yang berarti bahwa dengan keyakinan atau rasa percaya diri yang dimiliki siswa akan mendorong dirinya untuk tekun dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sihaloho [5] dengan hasil peneltian yang menunjukkan bahwa efikasi diri berpangaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 60,5%. Penemuan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suryani [9] yang mengemukakan efikasi diri memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar atau dengan kata lain semakin baiknya efikasi diri maka akan semakin baik pula hasil belajarnya.
Selanjutnya adalah dengan melakukan Uji linearitas data dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan Tabel 3 Hasil Uji Linearitas menggunakan SPSS Versi 26 yang dilakukan terhadap variabel bebas dengan variabel terikat yaitu variabel efikasi diri terhadap hasil belajar kognitif siswa diperoleh nilai signifikasi Deviation from Linearity sebesar 0,888 > α 0,05, dan variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa diperoleh nilai signifikasi Deviation from Linearity sebesar 0,238 > α 0,05 dimana kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai keduanya lebih besar daripada α > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi kesimpulan dari uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,75 dengan kategori bahwa berkorelasi cukup. Artinya semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif siswa. Salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa itu sendiri adalah adanya dukungan atau dorongan dari lingkungan sekitar sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini didukung oleh salah satu indikator dari motivasi belajar yaitu (Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar) yang berkaitan dengan bagaimana usaha siswa untuk berhasil dalam belajar dengan dibantu oleh dorongan dalam diri siswa itu sendiri maupun dorongan dari luar yaitu orang tua dan guru sehingga diharapkan siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh wijayanti [14] dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 14,5%.
Selanjutnya karena data berdistrubusi normal dan linear maka dilanjutkan dengan melakukan Uji hipotesis melalui uji korelasi untuk mengetahui seberapa besar atau kuat hubungan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif. Hasil analisis korelasi product moment yang dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 26 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan hasil belajar kognitif siswa dengan koefisien nilai korelasi 0,588. Nilai sig. 0,000 yang mana kurang dari 0,05 dengan kriteria bahwa berkorelasi agak rendah. Artinya semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi hasil belajar kognitif siswa.
Hasil analisis korelasi product moment terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan koefisien nilai korelasi 0,753. Nilai sig. 0,000 yang mana kurang dari 0,05 dengan kriteria bahwa berkorelasi cukup. Artinya semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi hasil belajar kognitif siswa.
Kemudian pada hasil analisis korelasi product moment terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif dengan koefisien nilai korelasi 0,753. Nilai sig. 0,000 yang mana kurang dari 0,05 dengan kriteria bahwa berkorelasi cukup . Dari nilai tersebut dilanjutkan dengan Uji F untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel. Pada Uji F diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 47,79 > 3,122 yang menunjukkan variabel saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa, dimana semakin tinggi efikasi diri dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif IPA siswa kelas VIII.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi belajar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa dimana dengan kata lain semakin meningkatnya atau semakin tinggi efikasi diri dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif siswa. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Monika & Adman [16] yang mengemukakan bahwa efikasi diri dan motivasi belajar siswa menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar baik secara parsial maupun simultan. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larasati [17] mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan motivasi belajar siswa.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara efikasi diri dengan hasil belajar kognitif siswa berada pada kategori hubungan agak rendah, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi hasil belajar kognitif siswa. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar kognitif siswa berada pada kategoti hubungan cukup, hal ini menunjukkan bahawa semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi hasil belajar kognitif siswa. Kemudian Hubungan antara efikasi diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa secara bersama-sama berada pada kategori hubungan yang cukup. Hasil nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa adanya hubungan yang linear dan searah yaitu semakin tinggi efikasi diri dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif IPA siswaSMP kelas VIII.
References
- S. Ningsih, U. Haryaka, and J. R. Watulingas, "Pengaruh Motivasi, Lingkungan Belajar, Dan Sikap Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Samarinda," Primatika J. Pendidik. Mat., vol. 8, no. 1, pp. 43–54, 2019, doi: 10.30872/primatika.v8i1.140.
- I. D. Palittin, W. Wolo, and R. Purwanty, "Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Fisika," MAGISTRA J. Kegur. dan Ilmu Pendidik., vol. 6, no. 2, pp. 101–109, 2019, doi: 10.35724/magistra.v6i2.1801.
- W. Putri, "Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Ipa Di Sman 6 Muaro Jambi," J. SAP (Susunan Artik. Pendidikan), vol. 5, no. 1, pp. 7–11, 2021, doi: 10.36987/jpms.v7i1.1942.
- R. Purbiyanto and A. Rustiana, "Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa," Econ. Educ. J., vol. 7, no. 1, pp. 341–361, 2018, doi: 10.15294/eeaj.
- L. Sihaloho, "Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri Se-Kota Bandung," JINoP (Jurnal Inov. Pembelajaran), vol. 4, no. 1, p. 62, 2018, doi: 10.22219/jinop.v4i1.5671.
- A. Quraisy and Agus, "Hubungan Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP," Pendidik. Mat., vol. 13, pp. 85–91, 2021, doi: https://doi.org/10.26618/sigma.v13i2.5325.
- Y. D. Saputra, "Hubungan Efikasi Diri Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani," Bravo's J. Progr. Stud. Pendidik. Jasm. dan Kesehat. STKIP PGRI Jombang, vol. 5, no. 5, 2017, doi: 10.32682.
- K. S. Widya, "Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Smp Negeri 1 Waru Di Masa Pandemi Covid-19," PD ABKIN JATIM Open J. Syst., vol. 2, no. 2, pp. 68–76, 2021, doi: 10.1234/pdabkin.v2i2.122.
- L. Suryani, S. B. Seto, and M. G. D. Bantas, "Hubungan Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Berbasis E-Learning pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Flores," J. Kependidikan J. Has. Penelit. dan Kaji. Kepustakaan di Bid. Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, vol. 6, no. 2, p. 275, 2020, doi: 10.33394/jk.v6i2.2609.
- A. N. Wigati, "Korelasi Motivasi dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin," 2019, doi: .1037//0033-2909.I26.1.78.
- S. D. Yolandita and N. Fauziah, "Hubungan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Daring," J. Bioterdidik Wahana Ekspresi Ilm., vol. 9, no. 3, pp. 234–241, 2021, doi: 10.23960/jbt.v9i3.23078.
- A. Emda, "Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran," Lantanida J., vol. 5, no. 2, pp. 93–196, 2017, doi: 10.22373/lj.v5i2.2838.
- L. Huriyanti and H. Rosiyanti, "Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick On The Draw," FIBONACCI J. Pendidik. Mat. Mat., vol. 3, no. 1, pp. 65–76, 2017, doi: 10.24853/fbc.3.1.65-76.
- N. Wijayanti and S. A. Widodo, "Studi Korelasi Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Selama Daring," J. Instr. Math., vol. 2, no. 1, pp. 1–9, 2021, doi: 10.37640/jim.v2i1.849.
- B. Uno, Hamzah. (2021). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis di Bidang Pendidikan. Edisi ke-1, Cetakan ke-17. Jakarta ; Bumi Aksara.
- M. Monika and A. Adman, "Peran Efikasi Diri Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan," J. Pendidik. Manaj. Perkantoran, vol. 2, no. 2, p. 109, 2017, doi: 10.17509/jpm.v2i2.8111.
- L. S. Rahayu, "Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas," vol. 7, pp. 1–15, 2022, doi: 10.21070/acopen.7.2022.4547.
- J. J. Pemikiran, D. A. N. Pengembangan, S. Dasar, M. Alda, N. Nurhasanah, and A. Maksum, "Hubungan Efikasi Diri Dengan Hasil Belajar PPKn Kelas IV SDN Kecamatan Bekasi Timur," vol. 10, no. 2, pp. 214–227, 2022, doi: 10.22219/jp2sd.v10i2.21831.
- N. Constantia. (2019). Hubungan Antara Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK Taruna Satria Pekanbaru. Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
- S. M. A. P. Fitri Oviyanti. Pedamaran, "Hubungan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Sma Persatuan Pedamaran," vol. 3, no. 3, pp. 275–287, 2021, doi: 10.19109/pairf.v3i3.6361.
- S. Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.2013
- I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
- S. Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.2020