Abstract
This study examines the learning motivation levels among high-grade students at SD Islam Sabilillah Sidoarjo, utilizing a descriptive quantitative research approach with a sample size of 217 out of a total population of 506 students. Data analysis via descriptive statistical tests revealed that 68% of students demonstrated a moderate level of learning motivation, while 19% exhibited a high level and 13% had a low level. These findings highlight the students' ability to sustain learning motivation during academic activities at school and offer insights for enhancing motivation strategies in full-day school settings, with implications for educational institutions and policymakers.
Highlight:
- Quantitative assessment of learning motivation in full-day school students.
- Representative sample selection via proportionate stratified random sampling.
- Insights for educational strategies and improved student engagement outcomes.
Keyword: Learning Motivation, Full-Day School, Student Engagement, Descriptive Quantitative Research, Educational Strategies
Pendahuluan
Sekolah merupakan suatu institusi yang memiliki struktur organisasi yang teratur dan segala kegiatan di dalamnya direncanakan secara sengaja melalui kurikulum [1]. Sekolah atau lembaga pendidikan formal merupakan ikatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, di mana kegiatan-kegiatan diselenggarakan secara terencana dan sistematis. Ikatan ini juga berperan penting dalam membantu individu-individu yang menghadapi tantangan dalam mengembangkan kemandirian anak-anak agar mereka mampu berfungsi dengan baik dalam masyarakat [2].
Pada pertengahan tahun 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 yang mengatur pengurangan hari sekolah menjadi lima hari [3]. Kebijakan ini mengenai pengurangan hari sekolah menuai kontroversi yang berdampak pada kegiatan madrasah atau pesantren di berbagai daerah [4]. Hingga saat ini, sekitar 8.000 sekolah telah secara sukarela menerapkan konsep full day school [5]. Full day school merupakan program pendidikan yang melibatkan seluruh aktivitas di sekolah sepanjang hari [6]. Dalam kebijakan ini, kegiatan belajar-mengajar di sekolah dilakukan selama 8 jam per hari, dengan 2 hari libur setiap minggu pada hari Sabtu dan Minggu baik dalam jenjang pendidikan Sekolah Dasar [7].
Sekolah Dasar full day memiliki beberapa kelemahan karena mengharuskan siswa belajar selama sekitar 9 jam sehari, mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 16.00. Hal ini berarti siswa menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah dan mengurangi waktu mereka untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-teman atau orang-orang di sekitar rumah. Keadaan seperti ini seringkali menyebabkan siswa kurang terlatih dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar rumah mereka, karena teman-teman yang mereka miliki hanyalah teman di sekolah. Selain itu, mereka menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitar [8]. Sekolah Dasar terbagi dari kelas bawah/rendah dan kelas atas/tinggi yang dimana kelas bawah meliputi siswa kelas I, II, dan III, sedangkan kelas atas meliputi kelas IV, V, dan VI [9].
Motivasi belajar merupakan perilaku yang mendorong siswa untuk menyelesaikan kegiatan akademik dengan hasil yang baik [10]. Selain itu Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai [11]. Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek sebagai berikut: dorongan mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif, optimistekun dalam menghadapi tugas, ulet ketika mengalami kesulitan, lebih senang bekerja secara mandiri, mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal [12].
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh So’ifidah berkaitan dengan motivasi belajar di SDN Lambangan ada beberapa hal yang menunjukkan rendahnya motivasi belajar. Sebesar 26 % siswa SDN Lambangan memiliki motivasi belajar rendah. Hal tersebut dapat mengaikibatkan siswa enggan mengerjakan tugas sekolah dengan baik [12].
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahyuni, Yunus, & Hamid pada tahun 2021dengan judul “Pengaruh game online terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo” menunjukkan bahwa terdapat 139 siswa memiliki motivasi belajar rendah dengan nilai presentase sebesar 66% [13].
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Falah pada tahun 2018, ditemukan bahwa siswa full day school memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa half day school [14]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chintami juga menunjukkan adanya perbedaan motivasi belajar antara siswa full day school dan siswa half day school. Persentase siswa full day school yang tergolong sedang sebesar 32,93%, sedangkan siswa half day school memiliki persentase motivasi belajar yang tergolong tinggi sebesar 37,80% [15].
Permasalahan mengenai motivasi belajar pada siswa full day school memiliki variasi yang cukup beragam. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Safarina ditemukan bahwa 15 dari 36 siswa mengalami kelelahan saat pelajaran di siang hari, bahkan sampai tertidur di kelas. Aktivitas ekstrakurikuler juga dapat mengganggu konsentrasi belajar, dan siswa mungkin kurang fokus saat jam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menjadi lebih kreatif dalam menyusun materi pembelajaran agar siswa tetap tertarik dan tidak merasa bosan di kelas, seperti memberikan kuis atau kegiatan interaktif agar siswa tetap aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran [16]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudyani, Astuti, dan Susanto pada tahun 2018 ditemukan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa pada sekolah full day school disebabkan oleh perubahan psikososial yang terjadi dalam lingkup sekolah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Siswa cenderung menjadi malas belajar karena mereka menyadari adanya kelelahan yang terjadi pada hari-hari tertentu, yang kemudian menyebabkan penurunan motivasi belajar [17].
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nopianda, ditemukan beberapa masalah motivasi belajar pada siswa full day school. Masalah tersebut antara lain meliputi kesulitan siswa dalam menyesuaikan diri dengan penambahan jam pembelajaran hingga sore hari, siswa merasa lelah dan bosan karena durasi pembelajaran yang terlalu panjang, serta adanya siswa yang merengek ingin pulang karena mereka sudah merasa jenuh di sekolah [18]. Penelitian Pratiwi juga menunjukkan bahwa full day school berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa, dimana siswa merasa jenuh dan malas. Kejenuhan ini menyebabkan penurunan prestasi siswa, kelelahan fisik, dan penurunan motivasi yang paling sering terjadi saat memasuki jam pelajaran siang [19].
Hasil survey awal yang dilakukan pada 40 siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo menunjukkan bahwa 30 siswa memiliki motivasi belajar rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak nya mahasisaw yang tidak mengerjakan tugas rumah, masih banyak siswa yang tidak masuk dalam pembelajaran tanpa alasan yang jelas dan banyak siswa yang tertidur dikelas pada saat siang hari karena sudah kelelahan.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Motivasi Belajar pada Siswa Kelas Tinggi SD Islam Sabilillah Sidoarjo”. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana gambaran motivasi belajar pada siswa SD Islam Sabilillah Sidoarjo. Penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SD Islam Sabilillah Sidoarjo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Peneliti menggunakan data berbentuk angka pada analisis statistika variabel tunggal yaitu motivasi belajar. Penelitian ini diukur menggunakan skala motivasi belajar dalam bentuk skala Likert [20]. Skala likert dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan.
Penyusunan skala dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi belajar dalam bentuk skala likert. Dalam skala ini terdapat 2 kategori yakni favorable dan unfavorable yang memiliki 4 jawaban alternatif dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Alternatif jawaban pada item Favorable untuk sangat setuju memiliki nilai 4, setuju memiliki nilai 3, tidak setuju memiliki nilai 2 dan sangat tidak setuju memiliki nilai 1. Sedangkan dalam aitem unfavorable jawaban sangat setuju memiliki nilai 1, setuju memiliki nilai 2, tidak setuju memiliki nilai 3 dan sangat tidak setuju memiliki nilai 4.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 506 siswa kelas IV, V dan VI SD Islam Sabilillah Sidoarjo. Peneliti menggunakan proportionate statified random sampling untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas karena populasi dalam penelitian ini tidak homogen dan berstrata secara proporsional [21]. Populasi 506 berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kesalahan 5% maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 217 siswa.
Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi belajar yang diadopsi dari penelitian So’ifidah dengan menggunakan aspek-aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh So’ifidah. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek dorongan mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif, optimistekun dalam menghadapi tugas, ulet ketika mengalami kesulitan, lebih senang bekerja secara mandiri, mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal [12]. Skala motivasi belajar terdiri dari 17 butir aitem yakni 10 aitem favorable dan 7 item unfavorable dengan hasil nilai validitas sebesar 0,284 – 0,677 serta memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,860. Data hasil penelitian dianalisa menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan bantuan microsoft excel.
Hasil
Jenis Kelamin | Jumlah | Persentase |
Laki-Laki | 76 | 35% |
Perempuan | 141 | 65% |
Total | 217 | 100% |
Berdasarkan Tabel 1. tersebut, distribusi subjek penelitian menurut jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 76 siswa dengan persentase sebesar 35% dan perempuan berjumlah 141 siswa dengan persentase sebesar 65%.
Kelas | Jumlah | Persentase |
IV | 70 | 32% |
V | 78 | 36% |
VI | 69 | 32% |
Total | 217 | 100% |
Berdasarkan Tabel 2. distribusi subjek penelitian mnurut kelas yaitu pada kelas IV berjumlah 70 siswa dengan persentase sebesar 32%, kelas V (Lima) berjumlah 78 siswa dengan persentase sebesar 36% dan pada kelas VI (Enam) berjumlah 69 siswa dengan persentase sebesar 32%.
Kategorisasi | Total | % |
Rendah | 25 | 12% |
Sedang | 155 | 71% |
Tinggi | 37 | 17% |
TOTAL | 217 | 100% |
Tabel 3. Merupakan gambaran dari tingkatan kategori motivasi belajar siswa full day school di SD Islam Sabilillah Sidoarjo berdasarkan total nilai aitem. Diketahui tingkatan kategori motivasi belajar pada siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berada di kategori sedang dengan nilai presentase sebesar 71% dengan jumlah 155 siswa. Sebanyak 17% siswa berada dalam kategori tinggi dengan jumlah 37 siswa dan 12% siswa berada dalam kategori rendah dengan jumlah 25 siswa.
Jenis Kelamin | Rata-Rata | ∑ Rendah | ∑ Sedang | ∑ Tinggi | Total | % Rendah | % Sedang | % Tinggi | Total |
Laki-Laki | 69.18 | 10 | 52 | 14 | 76 | 13% | 68% | 19% | 100% |
Perempuan | 69.55 | 17 | 103 | 21 | 141 | 12% | 73% | 15% | 100% |
Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa tingkat kategori motivasi belajar siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan dengan nilai rata-rata 69.18 hasil yang diperoleh oleh siswa laki-laki dan 69.55 hasil yang diperoleh siswa perempuan. Artinya siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo baik laki-laki maupun perempuan memiliki perbedaan tidak terlalu tinggi dalam hal motivasi belajar.
Rata-Rata Perkelas | Rata-Rata | ∑ Rendah | ∑ Sedang | ∑ Tinggi | Total | % Rendah | % Sedang | % Tinggi | Total |
IV | 70.99 | 7 | 58 | 5 | 70 | 10% | 83% | 7% | 100% |
V | 71.81 | 11 | 55 | 12 | 78 | 14% | 71% | 15% | 100% |
VI | 65.14 | 10 | 47 | 12 | 69 | 14% | 68% | 18% | 100% |
Berdasarkan Tabel 5. Diketahui bahwa tingkat kategori motivasi belajar siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berdasarkan kelas diperoleh hasil bahwa kelas IV memiliki rata-rata sebesar 70.99, kelas V memiliki nilai rata-rata sebesar 71.81 dan kelas VI memiliki nilai rata-rata sebesar 65.14. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siswa kelas VI memiliki motivasi belajar paling rendah dan memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelas IV dan V.
Kelas | Laki-Laki | Perempuan |
IV | 71.79 | 70.57 |
V | 72.10 | 71.70 |
VI | 65.19 | 65.11 |
Tabel 6. merupakan gambaran dari tingkat kategori motivasi belajar pada tiap kelas siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berdasarkan jenis kelamin. Diketahui pada kelas IV siswa perempuan memiliki nilai perilaku prososial lebih kecil (70.57) dibandingkan dengan siswa laki-laki (71.79). Kelas V siswa laki-laki lebih tinggi (72.10) dibandingkan dengan siswa perempuan (71.70) dan pada siswa kelas VI terdapat perbedaan yang sangat kecil antara siswa laki-laki dan perempuan dimana siswa laki-laki memiliki nilai 65.19 dan siswa perempuan memiliki nilai 65.11.
No | Rata-Rata Aspek | Nilai |
1 | Aspek tekun dalam menghadapi tugas | 12.62 |
2 | Aspek ulet ketika mengalami kesulitan | 17.13 |
3 | Aspek lebih senang bekerja secara mandiri | 16.21 |
4 | Aspek mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin | 13.45 |
5 | Aspek dapat mempertahankan pendapatnya | 13.51 |
6 | Aspek senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal | 16.04 |
Berdasarkan Tabel 7. diketahui tingkatan kategori motivasi belajar berdasarkan aspek-aspek dimana dalam aspek ulet ketika mengalami kesulitan mempunyai nilai paling tinggi jika dibandingkan dengan aspek lainnya dengan nilai rata-rata sebesar 17.13. Aspek lebih senang bekerja secara mandiri mempunyai rata-rata sebesar 16.21. Aspek senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal memiliki nilai rata-rata sebesar 16.04. Aspek dapat mempertahankan pendapatnya memiliki nilai rata-rata sebesar 13.51. Aspek mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin memiliki nilai rata-rata sebesar 13.45. dan yang terakhir yaitu aspek tekun dalam menghapadi tugas memiliki nilai terendah dengan nilai rata-rata sebesar 12.62.
Pembahasan
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar kategori motivasi belajar siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berada pada tingkat kategori sedang yakni 71% dengan jumlah 155 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memunculkan motivasi belajar dalam melakukan setiap kegiatan akademik didalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa yang memiliki motivasi belajar tekun dalam menghadapi tugas, ulet ketika mengalami kesulitan, lebih senang bekerja secara mandiri, mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal yang ada [10].
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti & Zakariya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara motivasi belajar dan prestasi akademik [22]. Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi cenderung mencapai pencapaian akademik yang lebih unggul. Oleh karena itu, menjaga dan meningkatkan motivasi belajar menjadi hal yang penting bagi siswa agar dapat meraih hasil akademik yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniyawati juga mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki tingkat efikasi diri yang baik (r = 0,612, p <0,01) [23]. Siswa ini memiliki kemampuan untuk mengatur aktivitas akademik mereka dengan efektif sehingga mampu mengorganisir diri untuk menyelesaikan tugas akademik dan mencapai tujuan dalam proses pembelajaran [24].
Motivasi belajar memiliki dampak yang signifikan bagi siswa dalam semua aspek aktivitas akademik mereka. Dengan adanya motivasi belajar, siswa menjadi lebih yakin akan kemampuan mereka, mampu memusatkan perhatian, meningkatkan fokus, serta melahirkan kreativitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu, motivasi belajar juga memudahkan proses penyerapan informasi saat mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya dapat menghasilkan pencapaian tugas yang optimal [25]. Penelitian lain juga mencatat bahwa tingkat stres akademik dapat menjadi pemicu rendahnya motivasi belajar siswa [26]. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan empiris yang menunjukkan adanya korelasi negatif antara tingkat stres akademik dan motivasi belajar (r = -0,520, p < 0,000). Ini berarti bahwa ketika siswa mengalami tingkat stres akademik yang tinggi, maka mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menjaga tingkat motivasi belajar yang optimal.
Hasil analisa data diketahui bahwa tingkat kategori motivasi belajar siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan dengan nilai rata-rata 69.18 hasil yang diperoleh oleh siswa laki-laki dan 69.55 hasil yang diperoleh siswa perempuan. Artinya siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo baik laki-laki maupun perempuan memiliki perbedaan tidak terlalu tinggi dalam hal motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Anita juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki maupun perempuan dalam hal motivasi belajar (r = 0.047, p = 0.218 (p > 0.05)) [27].
Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkatan kategori motivasi belajar berdasarkan aspek-aspek dimana dalam aspek ulet ketika mengalami kesulitan mempunyai nilai paling tinggi jika dibandingkan dengan aspek lainnya dengan nilai rata-rata sebesar 17.13. Aspek lebih senang bekerja secara mandiri mempunyai rata-rata sebesar 16.21. Aspek senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal memiliki nilai rata-rata sebesar 16.04. Aspek dapat mempertahankan pendapatnya memiliki nilai rata-rata sebesar 13.51. Aspek mudah bosan pada tugas-tugas yang rutin memiliki nilai rata-rata sebesar 13.45. dan yang terakhir yaitu aspek tekun dalam menghapadi tugas memiliki nilai terendah dengan nilai rata-rata sebesar 12.62. Penelitian yang dilakukan oleh Julyanti, Rahma, Chanda & Nisah menunjukkan bahwa siswa yang ulet ketika menghadapi kesulitan lebih mampu memunculkan motivasi belajar, karena permasalahan yang muncul dapat terselesaikan dengan baik [28]. Penelitian yang dilakukan oleh Basri juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keuletean dalam menghadapi kesulitan mempengaruhi motivasi belajar yang muncul pada siswa [29].
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa full day school SD Islam Sabilillah Sidoarjo memiliki motivasi belajar dengan kategori sedang 68% dengan jumlah 239 siswa, sebagian kecil 19% siswa berada dalam kategori tinggi dengan jumlah 68 siswa dan sebagian kecil juga dalam presentase 13% siswa berada dalam kategori rendah dengan jumlah 47 siswa.
Limitasi dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu dalam penggunaan populasi peneliti masih di wilayah siswa Sekolah Dasar dimana masih banyak populasi yang lebih luas lagi seperti SMP, SMA, Pondok pesantren dan tingkat Universitas. Saran untuk peneliti selanjutnya agar menambahkan aspek psikologi lain yang penting untuk diteliti.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak SD Islam Sabilillah Sidoarjo karena telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada responden siswa dan siswi kelas tinggi karena telah bersedia memberi data sesuai kuesioner yang peneliti buat.
References
- Erwinsyah, A. (2017). "Classroom Management to Enhance the Effectiveness of Teaching and Learning Processes." TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 87–105.
- Ahmadi, R. (2015). "Integrating Non-Formal Education Services and Formal Education to Improve Education Quality in Schools." Dedikasi: Jurnal Ilmiah Sosial, Hukum, Budaya, 32(1), 22–29.
- Ihsanuddin. (2017). "Mendikbud Establishes Ministerial Regulation Number 23 of 2017 Regarding School Days." [Online Article]. Retrieved from http://disdik.jabarprov.go.id/news/237/mendikbud-tetapkan-peraturan-menteri-nomor-23-tahun-2017-tentang-hari-sekolah (accessed Jul. 05, 2023).
- Budiman. (2017). "Jokowi: Schools Not Obligated to Implement Full-Day School." [Online Article]. Retrieved from https://nasional.tempo.co/read/898846/jokowi-sekolah-tidak-wajib-terapkan-full-day-school/full&view=ok (accessed Jul. 05, 2023).
- Noorratri, E. D., Faizah, I., & Purwaningsih, W. (2020). "Reducing Stress Levels in Students Applying Full-Day School with Ice Breaking Therapy in the Form of Movement and Songs." In Proceedings of University Research Colloquium, 93–99.
- Hawi, H. A. (2015). "Full-Day School System in Integrated Islamic Elementary Schools (SDIT): A Case Study at Izzuddin Palembang." Jurnal Istinbath, 15(2), 71–87.
- Alanshori, M. Z. (2016). "Effectiveness of Full-Day School Learning on Student Academic Achievement." Akademika, 10(1).
- Rahmayani, F., Bahrani, B., & Hadi, S. (2020). "Challenges of Full-Day School Learning System at the Islamic Center Elementary School Samarinda." Tarbiyatuna Wa Ta'lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 49–68.
- Subakti, H., & Prasetya, K. H. (2020). "The Influence of Reward and Punishment on Indonesian Language Learning Motivation in Upper Elementary School Students." Jurnal Basataka, 3(2), 106–117.
- Nitami, M., Daharnis, D., & Yusri, Y. (2015). "Relationship between Learning Motivation and Academic Procrastination in Students." Konselor, 4(1), 1–12.
- Syardiansah. (2016). "Relationship between Learning Motivation and Interest in Student Achievement in Management Regulation Courses." Manajemen dan Keuangan, 5(1), 243.
- So’ifidah, A. R. (2021). "Relationship between School Well-Being and Learning Motivation in High-Level Students at SDN Lambangan." Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
- Rahyuni, R., Yunus, M., & Hamid, S. (2021). "The Influence of Online Games on Learning Motivation and Academic Achievement of Elementary School Students in Pammana District, Wajo Regency." Bosowa Journal of Education, 1(2), 65–70.
- Sari, A. K. P., & Falah, I. F. (2018). "Differences in Stress Levels of Elementary School Students between Full-Day and Half-Day Schools in Kuningan Regency." EDUCATOR, 4(2), 142–148.
- Chintami, I. (2007). "Differences in Learning Motivation Levels of Students in Full-Day and Half-Day Schools at MTS Surya Buana Malang and Mts Nadhatul Ulama Kepuharjo Karangploso Malang." Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
- Safarina, F. (2008). "Differences in Learning Saturation Levels Between Students in Full Day School at SD Muhammadiyah GKB and Non Full Day School at SDN Sidokumpul I Gresik Grade IV Based on Learning Time Duration." Universitas Muhammadiyah Gresik.
- Rudyani, M. A., Astuti, I. T., & Susanto, H. (2018). "Differences between Full-Day School and Regular Programs in the Psychosocial Development of Public Junior High School Students in Ngaliyan District." Unissula Nursing Conference Call for Paper & National Conference, 1(1), 45–52.
- Nopianda, I. (2019). "Implementation of the Full-Day School System and Challenges in PAI Learning at SMPN 24 Bandar Lampung." UIN Raden Intan Lampung.
- Pratiwi, N. A. (2013). "The Influence of Intracurricular Activities of Full-Day School on Learning Motivation of 7th Grade Students at SMP IT Abu Bakar Yogyakarta." UIN SUNAN KALIJAGA.
- Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
- Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Astuti, E. R., & Zakaria, R. (2021). "Relationship between Learning Motivation and Academic Achievement." Jurnal Ilmiah Kesehatan: Gorontalo Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 5(1), 222–228.
- Kurniyawati, R. (2012). "Relationship between Self-Efficacy and Student Learning Motivation." Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Rais, M., & Lamada, M. S. (2010). "Development of Project-Based Learning Model (MPBL): An Effort to Improve Academic Achievement of Mechanical Engineering Students."
- Sujadi, E. (2021). "Academic Stress and Learning Motivation of Students Participating in Online Learning during the COVID-19 Pandemic." Jurnal Pendidikan Bimbingan Konseling, 4(1), 29–41.
- Lubis, H., Ramadhani, A., & Rasyid, M. (2021). "Academic Stress of Students in Implementing Online Lectures during the Covid 19 Pandemic." Psikostudia: Jurnal Psikologi, 10(1), 31.
- Anita, I. W. (2015). "Influence of Learning Motivation on Mathematical Critical Thinking Ability based on Gender." Jurnal Ilmiah Penelitian Pembelajaran Matematika STKIP Siliwangi, 2(2), 246–251.
- Julyanti, E., Rahma, I. F., Chanda, O. D., & Nisah, H. (2021). "Influence of Motivation on Student Learning Outcomes in Junior High School." Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Matematika Sigma, 7(1), 7–11.
- Basri, B. (2018). "Relationship between Emotional Intelligence and Learning Motivation in Students." Jurnal Sosial dan Humaniora Sigli, 1(2), 89–94.