Abstract

This study examines the impact of education level, accounting knowledge, and business experience on the utilization of accounting information among MSME owners in Gempol, Pasuruan. Using a quantitative approach with 30 MSME owners as respondents selected through purposive sampling, data were collected via Likert scale questionnaires and analyzed using SPSS. Results indicate that education level and business experience significantly affect accounting information utilization, while accounting knowledge does not. These findings underscore the importance of considering education and experience in designing interventions to improve MSMEs' financial management practices, offering insights for policymakers and business support organizations aiming to enhance MSME growth and development in the region.

Highlight:

  • Education and experience influence accounting information utilization among MSME owners.
  • Accounting knowledge has limited impact on information utilization.
  • Findings inform policy for enhancing MSME financial management practices.

Keyword: MSMEs, Accounting Information Utilization, Education Level, Business Experience, Gempol Pasuruan

Pendahuluan

Perekonomian di Indonesia umumnya berbasis kepada ekonomi kerakyatan dimana kegiatan ekonomi berbasis pada dunia usaha, yaitu Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar yang kegiatan dan domisili kegiatan berada di Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang dikelola oleh individu maupun badan usaha dengan jumlah modal tertentu dan beroperasi dalam lingkup perdagangan dengan karakteristik yang berbeda serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan melalui kemampuan untuk mengembangkan proses bisnis. (Astiani, 2017). Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 6, pembagian usaha yang masuk dalam kategori UMKM didasarkan pada kepemilikan aset dan omset usaha yang ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1Kriteria UMKM

No. Jenis Usaha Kriteria
Aset Omset
1 Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2 Usaha Kecil 50 juta – 500 juta 300 juta – 2,5 milyar
3 Usaha Menengah 500 juta – 10 milyar 2,5 milyar – 50 milyar
Table 1.kriteria UMKM

Sumber: https://dkupp.semarangkab.go.id/2021/01/07/klasifikasi-umkm-menurutuu-nomor-20-tahun-2008

Perkembangan ekonomi sejak era reformasi, terutama setelah terpuruk saat wabah pandemik korona di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangatlah pesat. Hal ini dikarenakan pemerintah memberi peluang dan dukungan yang sebesar-besarnya bagi pelaku UMKM untuk berkembang. UMKM membuktikan peranan pentingnya dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia. Salah satu peran penting UMKM adalah mampu membuka lapangan kerja, menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran. Dengan adanya jumlah pengangguran yang berkurang, diharapkan tingkat kemiskinan juga berkurang. Berdasarkan informasi dari Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) saat ini mencapai 64,2 juta, berkontribusi sebesar 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan 8.573,89 triliun rupiah. Pada tahun 2020, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai angka terendah sejak tahun 2010, yakni 37,3%. Terjadi penurunan sebesar 38,14% dalam kontribusi tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Beberapa upaya Pemerintah untuk meningkatkan UMKM salah satunya adalah memberikan kelonggaran dalam memperoleh ijin usaha dengan tidak menarik biaya agar tumbuh banyak UMKM baru dan dapat mengurangi jumlah pengangguran lagi yang semakin bertambah akibat pandemik. Pemerintah terus melakukan upaya untuk mengkaji kebijakan dan strategi pemasaran guna meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satu langkah yang diambil adalah melalui kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi serta UMKM dengan menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perlindungan Usaha, Perusahaan, Badan Usaha, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Cipta Kerja. Peraturan tersebut merupakan inovasi kebijakan yang bertujuan untuk mengembangkan UMKM. Peraturan ini diharapkan memberikan kepastian dan perlindungan kepada para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya di lokasi yang telah ditentukan. Selain itu, mereka juga diharapkan mendapatkan pendampingan dalam pengembangan usaha mereka. Peraturan ini juga bertujuan untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan melalui lembaga keuangan baik bank maupun non-bank. Selain itu, pelaku UMKM diharapkan mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan melalui dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau lembaga lainnya.

Untuk menambah jumlah pelaku serta kualitas UMKM, banyak diadakan pelatihan baik yang berupa ketrampilan maupun kegiatan yang bersifat pengenalan produk, baik secara umum ataupun secara on line. Bagi UMKM yang sudah ada, pelatihan tersebut memberi pengetahuan untuk membuat modifikasi produk yang baru dengan harapan dapat menambah jumlah penjualan. Bahkan beberapa perusahaan pemberi pinjaman lunak memberikan pula pendampingan agar usaha dapat berjalan dengan baik.

Untuk membantu pergerakan UMKM supaya bisa bertahan, pemerintah banyak melakukan usaha dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Apalagi bangsa Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Dengan adanya MEA memberi peluang besar bagi dunia usaha nasional untuk dapat mengakses pasar menjadi lebih luas dan memasuki pasar internasional. Dulu, masalah modal seringkali menjadi faktor utama yang menyulitkan pengembangan usaha. Namun, saat ini situasinya telah berubah, dan akses terhadap modal menjadi lebih mudah dan jumlahnya juga semakin besar.. Apalagi saat ini banyak dikucurkan dana pinjaman dengan bunga dan persyaratan yang sangat lunak.

Usaha mikro maupun usaha kecil mempunyai masalah yang sama sehingga tidak dapat berkembang menjadi lebih besar, yaitu karena tidak memiliki informasi internal mupun informasi eksternal. Salah satu sistem informasi yang penting dalam pengelolaan usaha adalah sistem informasi akuntansi. Informasi akuntansi diperoleh melalui laporan keuangan dan memiliki peran krusial dalam pengambilan keputusan serta evaluasi kinerja usaha. Informasi akuntansi keuangan sangat berharga dalam memberikan evaluasi terhadap perkembangan usaha serta memperoleh pemahaman tentang struktur modal dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Keterbatasan informasi akuntansi menjadi salah satu faktor kegagalan bisnis UMKM karena tidak adanya pelaporan status keuangan secara berkala dan hanya sesuai permintaan. Kurangnya informasi akuntansi yang dimiliki oleh sebagian besar UMKM terutama Pelaku UMKM baru ini menyebabkan mereka sulit mendapatkan pinjaman ataupun investasi yang dapat membantu usaha mereka semakin berkembang. Terdapat banyak aspek yang menghambat UMKM dalam memanfaatkan informasi akuntansi secara tepat, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1.Tingkat pendidikan pelaku UMKM yang rata-rata rendah

2.Pengetahuan akuntansi yang kurang

3.Pengalaman usaha

Tingkat pendidikan yang dimiliki para pelaku UMKM sangat berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Tingkat pendidikan yang tinggi membuat pelaku usaha lebih mampu memahami bagaimana cara mengolah informasi akuntansi agar dapat memberikan keterangan kemajuan usaha sehingga dapat digunakan untuk menentukan kemajuan usaha. Di samping itu informasi akuntansi usaha tersebut juga akan dapat digunakan untuk menambah investasi atau modal usaha dan usaha mereka juga akan dapat lebih berkembang.

Pengalaman usaha menunjukkan bahwa pelaku usaha dapat mengetahui kendala apa saja yang akan dihadapi dalam menggeluti usaha mereka. Selain kendala, mereka juga lebih mengetahui keuntungan dalam usaha tersebut. Untuk itu mereka juga akan lebih dapat mengantisipasi kendala mereka dan dapat digunakan untuk memajukan usaha. Pengalaman usaha dapat memberi pengaruh yang besar pada penggunaan informasi akuntansi. Semakin banyak pengalaman usaha mereka, semakin mudah untuk mengolah pemberian informasi akuntansi demi keberlangsungan usaha.

Pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pelaku UMKM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Jika pemilik UMKM memiliki pengetahuan yang tinggi dalam akuntansi, ia akan lebih mampu melakukan pencatatan akuntansi dengan baik. Hal ini akan menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan dapat digunakan untuk mengelola usaha dengan lebih efektif. Pengetahuan akuntansi yang memadai memungkinkan pemilik UMKM untuk memahami laporan keuangan, menganalisis kinerja usaha, mengidentifikasi tren, dan membuat keputusan berdasarkan informasi keuangan yang tersedia. Oleh karena itu, penting bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan pengetahuan akuntansi mereka guna mengoptimalkan penggunaan informasi akuntansi dalam mengelola usaha mereka.

Penelitian dilakukan pada UMKM karena peran pentingnya dalam perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia, serta upaya pemerataan ekonomi. UMKM memiliki keberagaman lokasi usaha yang berbeda-beda, berbeda dengan perusahaan besar yang umumnya terpusat di satu lokasi. Selain itu, UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar di Indonesia, dan telah terbukti menjadi penopang penting dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional selama masa krisis ekonom.

Untuk penelitian ini penulis memilih judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Akuntansi, Dan Pengalaman Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi UMKM Di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan” dan akan menggunakan Sampel penelitian pelaku UMKM di Kecamatan Gempol sebanyak 100 pelaku UMKM. Metode pengambilan sampel adalah Proportional Random Sampling dengan teknik penelitian yang digunakan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, uji prasyarat analisis, dan analisis regresi linier berganda. Dengan variabel bebas (X) yaitu pengetahuan akuntansi (X1), tingkat pendidikan (X2), dan pengalaman usaha (X3). Sedangkan varianel terikat (Y) adalah penggunaan informasi akuntansi.

UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dipilih karena kecamatan Gempol mempunyai sedikitnya 100 pelaku UMKM dengan sektor ekonomi kreatif, bahkan beberapa diantaranya telah go internasional dengan mengekspor produknya. Akan tetapi beberapa diantaranya mengalami kebangkrutan selama masa pandemik. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan serta persepsi para pelaku UMKM di kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. Para pelaku UMKM di kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan hanya mempunyai unsur tekad yang keras serta kreativitas dalam mengembangkan usaha mereka. Tentu saja hal ini kurang mampu mendukung kemajuan usaha. Untuk itu peneliti memiliki tujuan untuk meneliti pengaruh tingkat pendidikan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan akuntansi dan akuntansi di kalangan UMKM agar mereka dapat memanfaatkan informasi akuntansi sebaik mungkin dalam batas yang ditentukan.

Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan pelaku UMKM dilakukan oleh Putu Meliani, Desak Nyoman Sri Werastuti (2022) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pemahaman Akuntasi, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Koperasi di Kabupaten Buleleng”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan, pemahaman akuntansi, dan pemanfaatan teknologi informasi dengan kualitas laporan keuangan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan, pemahaman akuntansi, dan pemanfaatan teknologi informasi, maka laporan keuangan yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep akuntansi dan standar pelaporan keuangan. Selain itu, pemahaman akuntansi yang baik juga membantu dalam penggunaan metode pencatatan dan pelaporan yang benar. Kemudian, pemanfaatan teknologi informasi yang efektif dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi proses akuntansi serta pengolahan data keuangan.

Dengan demikian, pemilik UMKM yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, pemahaman akuntansi yang baik, dan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik cenderung menghasilkan laporan keuangan yang lebih berkualitas. Hal ini berpotensi memberikan manfaat yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan usaha secara efektif.

Pengalaman usaha merupakan faktor kedua yang memiliki pengaruh pada penggunaan informasi akuntansi. Pengalaman usaha yang luas dapat membantu pelaku UMKM dalam memahami dan menerapkan informasi akuntansi dengan lebih baik. Melalui pengalaman, mereka dapat mengembangkan pemahaman praktis tentang bagaimana menggunakan informasi akuntansi untuk mengelola keuangan dan membuat keputusan yang lebih baik.. Pengalaman usaha pelaku UMKM menentukan bagaimana cara pelaku UMKM bersikap dan menggunakan informasi akuntansi. Penelitian yang dilakukan Neni Marlina Br Purba dan Khadijah (2020) yang berjudul “Analisis Skala Usaha, Pendapatan Usaha dan Pengalaman Usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada Pelaku UMKM di Kota Batam”. Hasil penelitian menyatakan bahwa ecara simultan skala usaha, pendapatan usaha dan pengalaman usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada pelaku UMKM di kota Batam.

Faktor ketiga yang mempengaruhi informasi akuntansi adalah pengetahuan akuntansi. Pemilik usaha harus memiliki pemahaman yang memadai dalam bidang akuntansi. Hal ini dikarenakan akuntansi merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara rutin pada setiap periode dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk kepentingan usaha tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulia Astiani (2017) tentang persepsi pelaku UMKM terhadap akuntansi menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara persepsi pelaku usaha mikro kecil dan menengah terhadap akuntansi, pengetahuan akuntansi, dan skala usaha dalam pemanfaatan informasi akuntansi. Hasil penelitian pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dilakukan oleh Erick Aderson Pasaribu (2018) yang berjudul ”Pengaruh Pendidikan, Skala Usaha, Pelatihan Akuntansi dan Umur Usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi (study empiris pada UMKM di kota Pekanbaru)”. Dalam penelitian ini, digunakan metode purposive sampling dengan melibatkan 91 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan pemilik dan umur usaha tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Namun, pelatihan akuntansi dan skala usaha memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan ?

2. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan ?

3. Apakah ada pengaruh pengalaman usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan ?

Metode

PENDEKATAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sesuai dengan istilahnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisis data numerical (angka) kemudian diolah dengan menggunakan metode statistika menurut Azwar (2013). Menurut Sugiyono (2014), metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang didasarkan pada filsafat positivisme. Metode ini digunakan untuk menyelidiki populasi atau sampel tertentu, dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yang telah ditetapkan. Analisis data dalam metode ini bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional. Metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara variasi pada suatu variabel dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, dengan menggunakan koefisien korelasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Azwar (2013). Variabel pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan, pengetahuan akuntansi, serta pengalaman usaha sebagai variabel independen dan informasi akuntansi sebagai variabel dependen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan akuntansi dan pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.

RANCANGAN PENELITIAN

Perumusan rancangan penelitian dilakukan dengan tujuan agar penelitian memiliki arah dan target hasil penelitian yang ingin dicapai secara jelas. perancangan. Tujuan penelitian yang dirancang dengan baik dan jelas dapat membuat penelitian yang akan dilakukan dan pemecahani masalah dapat berjalan dengan lancar.

Langkahi pertama dalam penelitiani adalah penentuan identifikasii masalah, guna menentukan batas-batasi permasalahani penelitian secara jelas, agar pembahasan dan cakupan penelitiani tidak keluar dari tujuan awal yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selanjutnya adalah penguraian latar belakang permasalahan penelitian yang telah dipilih, dengan maksud memberikan pengantar dan penjelasan mengenai latar belakang permasalahan dengan fenomena yang terjadi di lapangan.

Selanjutnya peneliti merumuskan hipotesis dari penelitiannya serta menentukani variabeli dari penelitiani kemuadian setiap variabel yang digunakan akan di operasionalisasikan. Selanjutnyai adalah penentuan instrument penelitianagar dapat memperoleh informasii yangi akurati dani terpercaya.

Langkahi berikutnya yaitu menentukani tekniki samplingi yang digunakani dalami penelitiani dani pengumpulani datai darii lapangan. Data yang akan digunakan dalam penelitian dikumpulkan melalui berbagai metode baik melalui instrument pengumpulani data, observasii maupuni melalui data yang melalui dokumentasi. Selanjutnya, datai yang telah diperolehi akan diolah dan dianalisis. Prosesi pengolahani data diawalii dari tabulasii data dalami suatu tabel induk, klasifikasi data, analisis-analisisi deskriptif, pengujiani hipotesis dan penyimpulani hasil analisis.

Langkahi terakhiri dalami prosesi penelitiani adalah penulisani laporani hasili penelitian. Laporan hasil penelitian perlu dilakukan dan dipublikasikan dan diebarluaskan agar dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pngetahuan..

DEFINISI OPERASIONAL, IDENTIFIKASI VARIABEL DAN INDIKATOR VARIABEL

Variabel independen adalah variabel yang memepengaruhi atau sebab berubahnya variabel teikat, hal ini dilambangkan dengan Vx. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengetahuan akuntansi (Vx1), Pengetahuan akuntansi adalah keaslian informasi yang berkaitan dengan penyusunan dan identifikasi peristiwa ekonomi dalam penentuan hasil pertimbangan

2. Tingkat pendidikan (Vx2), Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan (Nirwana, 2019).

3. Pengalaman usaha (Vx3), diartikan sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi.

Variabel dependen (y) atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh oleh variabel bebas informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan-keputusan perusahaan. Informasi akuntansi dituntut untuk berisi identifikasi aktivitas ekonomi suatu perusahaan, kemudian terdapat catatan yang sistematis sehingga dapat diklasifikasikan dan diringkas..

Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2018), indikator yang digunakan adalah Identifikasi, pencatatan dan komunikasi.

Indikator yang digunakan dalam variabel tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terkahir yang ditempuh dan pelatihan yang pernah diikuti.

1. Pengetahuan Akuntansi.

2. Tingkat Pendidikan

3. Pengalaman Usaha

Indikator yang digunakan dalam pengalaman usaha (Megantoro,2015)adalah latar belakang pribadi,

bakat dan minat, sikap dan kebutuhan, kemampuan analitis dan manipulatf untuk mampu manila dan menganalisa serta ketrampilan dan kemampuan teknik

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penggunaan informasi akuntansi. Indikator yang diguakan dalam variabel ini adalah membuat laporan eksternal, mendukung aktivitas rutin, mendukung pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian, dan menerapkan pengendalian internal.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 113 UMKM di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki usaha Mikro dan kecil.

2. Usaha Produksi masih aktif

Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi yang dipilih untuk mewakili keseluruhan populasi (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mempertimbangkan kriteria tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk menentukan jumlah sampel yang diinginkan. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah 30 orang pelaku UMKM dan memiliki kriteria UMKM yang berlokasi di wilayah kecamatan Gempol dan masih aktif hingga saat ini.

JENIS DAN SUMBER DATA

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain [15]. Dan di dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari laporan keuangan perusahaan industri penghasil bahan baku sub sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2019.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada penelitian ini menggunakan metode survei langsung pada UMKM Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan untuk diteliti dengan cara mengisi kuesioner yang telah peneliti siapkan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner merupakan cara di mana peneliti menyusun serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden menggunakan panduan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung membagikan kuesioner kepada UMKM yang berlokasi di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

.

TEKNIK ANALISIS

Teknik Analisis data digunakan sebagai berikut :

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana kebenaran dan keakuratan suatu alat ukur dalam melakukan suatu fungsi ukurnya yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Uji validitas adalah uji yang menggunakan analisis item dalam penelitiannya dengan menghubungkan nilai setiap butir serta total nilai dari jumlah yang diambil tiap nilai butir. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa tolak ukur diperlukan untuk peninjauan yang memiliki syarat, sebagai berikut:

1. Apabila koefisien menunjukkan r ≥ 0,30 maka unit tersebut dinyatakan valid.

2. Apabila koefisien korelasi menunjukkan r ≤ 0,30 maka unit tersebut dinyatakan tidak valid.

Selain itu dengan melihat nilai signifikansi. Data dinyatakan valid jika nilai signifikansi < 0,05.

Uji reabilitas merupakan suatu teknik yang digunakan untuk melihat seberapa jauh skala ini dapat memberikan hasil yang ajeg (konsisten) dalam suatu pengukuran (Azwar, 2013). Reliabilitas merupakan suatu karakteristik yang mengacu pada keakuratan, ketelitian serta konsistensi atau kepercayaan hasil pengukuran suatu alat ukur.

Menurut Azwar (2013) suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila nilai minimal yang diperoleh adalah 0,6 dan nilai maksimum yang diperoleh mendekati satu. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan Cronbach’s Alpha denganRumus perhitungan sebagai berikut:

Figure 1.Rumus Alpha Cronbach

UJI HIPOTESIS

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan alat analisis SPSS versi 25. Karena uji hipotesis yang digunakan adalah regresi linier berganda maka diperlukan uji asumsi klasik. Peneliti hanya menggunakan uji normalitas karena dalam melakukan uji regresi linier , harus dilakukan minimal uji normalitasUntuk itu uji yang dilakukan dalam uji hipotesis ini adalah :

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi kedua variabel yang ada yaitu variabel bebas dan terikat mempunya distribusi data yang normal atau mendekati normal [16]. Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah histogram dan metode normal probabitility plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

1. Uji Normalitas

2. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah secara terpisah variabel independen (bebas) mampu menjelaskan variabel dependen (terikat) secara baik. Uji t ini menggunakan tingkat signifikasi 0,05 (α = 5%). Pengambilan keputusan penggunaan angka profitabilitas signifikasi adalah sebagai berikut :

1. Signifikasi t < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Signifikasi t > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Tabel 1

Hasil Uji Validasi

Variabel Signifikansi Valid
VX1 0,00 Valid
VX2 0,00 Valid
VX3 0,00 Valid
Y 0,00 Valid
Table 2.Hasil Uji Validasi

Dari data tabel diatas diperoleh hasil bahwa uji validitas menunjukkan semua data valid.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu construct atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, yang menghasilkan data sebagai berikut:

Tabel 2.

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach alpha Reliabel
VX1 0,654 Reliabel
VX2 0,680 Reliabel
VX3 0,350 Tidak reliabel
Y 0,783 Reliabel
Table 3.Hasil Uji Reliabilitas

Uji normalitas merupakan syarat dilakukannya uji regresi agar dapat diketahui penyebaran data sesungguhnya sebelum menarik kesimpulan adanya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Untuk menguji niali residual telah distribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov-smirnov. Syarat data terdistribusi normal adalah nilai signifikansi hail uji > 005.

Tabel 3

Tabel Uji Normalitas

Variabel Nilai signifikansi Distribusi data
VX1 0,140 Normal
VX2 0,068 Normal
VX3 0,024 Tidak Normal
Table 4.Uji Normalitas

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,266 4,638 ,704 ,488
Pengetahuan_Akuntansi ,192 ,347 ,066 ,553 ,585
Tingkat_Pendidikan ,671 ,226 ,475 2,976 ,006
Pengalaman_Usaha ,523 ,208 ,407 2,522 ,018
a. Dependent Variable: Penggunaan_Informasi_Akuntansi
Table 5.

Dari hasil uji t pada SPSS di tabel 4.15 diperoleh signifikansi sebesar 0,585 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak.

Berdasarkan nilai thitung 0,553 < ttabel 2,048 dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak sehingga pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Dari hasil uji SPSS 25 pada tabel 4.15 diperoleh hasil signifikansi antara tingkat pendidikan dan penggunaan informasi akuntansi sebesar 0,006 < 0,05 sehingga hipotesis 2 diterima.

Berdasarkan nilai thitung 2,976 > ttabel 2,048 maka hipotesis 2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan membawa pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Dari hasil uji SPSS 25 pada tabel 4.15 diperoleh hasil signifikansi antara pengalaman usaha dan penggunaan informasi akuntansi sebesar 0,018 < 0,05 maka hipotesis 3 diterima.

Berdasarkan nilai thitung 2,522 > ttabel 2,048 maka hipotesis 3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman usaha membawa pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Pembahasan

Pada uji Reliabilitas pada variabel bebas pengalaman usaha indikator keempat diperoleh data yang tidak reliabel. Pernyataan dalam mengambil keputusan saya berdasarkan pengalaman mendapat skor yang rendah. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua orang hanya mengandalkan pengalaman dalam melakukan usahanya. Beberapa orang mampu mengambil keputusan berdasarkan naluri bisnis dan hanya mengandalkan keberuntungannya saja

Pada uji normalitas untuk pengalaman usaha diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi tidak secara normal. Hal ini dapat terjadi karena responden tidak mampu memahami maksud pernyataan dan bingung untuk menjawab apa.

Hipotesa 1 (H1) pada uji regresi linier menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Semakin banyak pengetahuan akuntansi yang diperoleh pelaku UMKM maka akan semakin besar pula penggunaan informasi akuntansi. Indformasi akuntansi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kerja mereka selama ini dan juga untuk menentukan keberlangsungan bisnis para pelaku UMKM.

Hipotesa 2 (H2) pada uji regresi linier menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat pendidikan pelaku UMKM, semakin besar pula penggunaan informasi akuntansi untuk menjalankan bisnis mereka. Tingkat pendidikan yang tinggi membuat pelaku UMKM sadar dan disiplin untuk membuat pelaporan keuangan untuk menghindari tetrjadinya kesalahan. Akan tetapi bagi yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dapat pula membuat pelaporan keuangan dengan adanya pelatihan-pelatihan baik yang berkaitan dengan bisnis mereka maupun yang berkaitan dengan kemampuan membuat pelaporan keuangan.

Hipotesa 3 (H3) pada uji regresi linier menunjukkan bahwa pengalaman usaha berpengaruh secara vterhadap penggunaan informasi akuntansi. Semakin lama pengalaman usaha pelaku UMKM maka semakin tinggi pula kebutuhan dalam penggunaan informasi akuntansi. Dengan pengalaman yhang lama membuat pelaku UMKM mampu menghadapi setiap permasalahan dan juga semakin mahir membuat pelaporan keuangan serta mampu pula mngetahui kegunaan pelaporan keuangan sebagai informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk membuat transaksi-transaksi baru yang dapat semakin menguntungkan bisnis mereka.

Hipotesis 4 (H4) pada uji regresi linier menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi, tingkat pendidikan serta pengalaman usaha berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi secara bersama-sama. Pelaku UMKM dalam membesarkan usaha mereka menjadi lebih besar lagi memerlukan ketiga variabel ini secara bersama-sama. Dengan pengetahuan akuntansi yang tinggi, tingkat pendidikan yang disertai pelatihan-pelatihan yang meningkatkan kemampuan serta pengalaman usaha dapat membuat kebutuhan informasi akuntansi menjadi semakin besar sehingga dapat memperoleh baik itu investasi maupun usaha baru yang berkaitan dengan usaha yang lama menjadi semakin besar dan semakin menambah keuntungan usaha.

Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengembangkan usaha UMKM menjadi skala yang lebih besar diperlukan pengetahuan akuntansi yang besar, pendidikan tinggi yang dapat dikejar dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta pengalaman usaha yang cukup lama agar dapat menghindari kesalahan dalam menjalankan usaha serta mengembangkan usaha menjadi usaha dengan skala yang lebih tinggi.

.

References

  1. Y. Astiani, "Pengaruh Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, Dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," J. Profita Kaji. Ilmu Akunt., vol. 6, no. 2, pp. 201-218, 2018.
  2. M. Maryanto, M. A. Chalim, and L. Hanim, "Upaya Pemerintah Dalam Membantu Pelaku Usaha Umkm Yang Terdampak Pandemi Covid-19," Audi AP J. Penelit. Huk., vol. 1, no. 01, pp. 1–11, 2022. doi: 10.24967/jaeap.v1i01.1484.
  3. D. H. Sukardi, D. Nurahman, S. F. Lestari H, and M. Muhadi, "Optimalisasi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 Dalam Peningkatan Perekonomian Daerah Melalui Umkm," J. Pengabdi. UMKM, vol. 1, no. 1, pp. 52–56, 2022. doi: 10.36448/jpu.v1i1.11.
  4. S. Kasnelly and H. A. Luthfi, "Peranan Pemberdayaan UMKM dalam Pemulihan Sosial Ekonomi Nasional," Semin. Nas. Has. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 02, pp. 351–355, 2021.
  5. E. Saraswati, "Peranan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ‘Rumah Kreatif BUMN’ Purbalingga," Empower. J. Pengabdi. Masy., vol. 4, no. 01, pp. 26–33, 2021. doi: 10.25134/empowerment.v4i01.4044.
  6. N. Nurwani and A. Safitri, "Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Menengah (Studi pada Sentra Dodol di Kec. Tanjung Pura)," Liabilities (Jurnal Pendidik. Akuntansi), vol. 2, no. 1, pp. 37–52, 2019. doi: 10.30596/liabilities.v2i1.3332.
  7. E. A. Pasaribu, "pengaruh pendidikan, skala usaha, pelatihan akuntansi dan umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi (Studi Empiris Pada UMKM Kota Pekanbaru)," Jom Feb, vol. 1, pp. 1–14, 2018.
  8. I. H. Mubarokah and C. Srimindarti, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Skala Usaha dan Pengalaman Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," J. Akunt. PROFESI, vol. 13, no. 1, pp. 1–23, 2022.
  9. Y. Astiani, "PENGARUH PERSEPSI PELAKU USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TENTANG AKUNTANSI, PENGETAHUAN AKUNTANSI, DAN SKALA USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI," UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, 2017.
  10. S. Sofyan, "PERAN UMKM (USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH) DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA," J. Bilancia, vol. 11, no. 1, pp. 33–59, 2017. [Online]. Available: https://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/blc/article/view/298/216.
  11. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PASURUAN, "KECAMATAN GEMPOL DALAM ANGKA 2022 Gempol Subdistrict in Figures 2022." pasuruan: BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PASURUAN, 2022.
  12. P. Meliani and D. N. S. Werastuti, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pemhaman Akuntansi, Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan …," J. Ilm. Akunt. dan Humanika, vol. 12, no. 1, pp. 33–43, 2021. [Online]. Available: https://repo.undiksha.ac.id/7500/%0Ahttps://repo.undiksha.ac.id/7500/9/1717051363-LAMPIRAN.pdf.
  13. N. M. B. Purba and K. Khadijah, "Analisis Tingkat Pendidikan, Skala Usaha, Pendapatan Usaha Dan Pengalaman Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Pelaku Umkm Di Kota Batam," Pros. Semin. Nas. Ilmu Sos. Dan Teknol., vol. 3, no. September, pp. 114–119, 2021.
  14. S. Azwar, "Metode Penelitian," Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
  15. Sugiyono, "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D," bandung: Alfabeta, 2014.
  16. S. Azwar, "Reliabilitas dan Validitas," Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
  17. J. J. Weygandt, P. D. Kimel, and D. E. Kieso, "Accounting Principles," 13th ed. USA: Jhon Wiley and Sons. Inc, 2018.
  18. S. Hermawan and Amirullah, "Metode Penelitian Bisnis," Malang: Media Nusa Indah, 2016.