Abstract

This study investigates the influence of Qowa'id Nahwu mastery on the insha' (composition) ability of second-level students at Ma'had Umar bin Al-Khattab, Sidoarjo. Employing a quantitative non-experimental correlation approach, data analysis involved correlation tests between the mastery of qowa'id nahwu as the independent variable and the insha' ability as the dependent variable. The findings underscore a significant positive correlation (r = 0.685, p < 0.001) between qowa'id nahwu mastery and insha' ability, indicating a pronounced influence of grammatical competence on composition skills. The implications of these findings resonate across educational settings, emphasizing the importance of strengthening qowa'id nahwu understanding to enhance students' written expression proficiency.

Highlights:

  • The study examines the relationship between Qowa'id Nahwu mastery and insha' ability among second-level students.
  • A significant positive correlation (r = 0.685, p < 0.001) highlights the impact of grammatical competence on composition skills.
  • Strengthening qowa'id nahwu understanding is crucial for enhancing students' written expression proficiency.

Keywords: Qowa'id Nahwu, Insha' Ability, Correlation Study, Second-Level Students, Educational Implications

PENDAHULUAN

Dalam menguasai bahasa Arab, terdapat unsur penting kebahasaan yang harus dimiliki oleh setiap pelajar. Diantaranya unsur bunyi (fonetik), unsur kata (mufrodat) dan unsur tata bahasa (qowa’id) [1]. Hal ini berguna bagi pelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka, serta menerapkan dan mengembangkan keterampilan mereka dalam pembelajaran bahasa Arab baik secara aktif maupun pasif. Adapun tata bahasa (qowa’id) yaitu aturan-aturan yang menjelaskan tentang keadaan suatu kata baik ketika berdiri sendiri atau ketika berbentuk kalimat [2].Pendapat lain menyatakan bahwa Qowa’id adalah aturan atau kaidah yang terdapat dalam menyusun kalimat dalam bahasa Arab [3]. Qowa’id sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu kaidah gramatikal (qowa’idu an-nahwu) dan kaidah morfologi (qowa’idu as-sharf) [4]. Tujuan dari mempelajari qowaid nahwu yaitu, 1) Untuk menjaga lisan dari kesalahan dan tulisan dari kekeliruan serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang benar, 2) Membantu mahasiswa mengerti makna kata dengan tepat dan memahami posisi kata dengan baik, 3) Mengarahkan mahasiswa untuk dapat berpikir dan memahami perbedaan secara mendetail antara paragraf, struktur kalimat dan ekspresi, 4) Membiasakan mahasiswa teliti dalam melakukan pengamatan, keseimbangan dan penilaian pada tulisan, dan 5) Mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat, dengan merujuk pada standar kaidah yang dipelajari [5]. Menurut ‘Abdillah ibn ‘Abdil Muhsini at-Turkiy dalam kitab Silsilah Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah pada qowa’id nahwu, mahasiswa mempelajari tentang dua kalimat sederhana yaitu kalaimat isim dan kalimat fi’il serta ingin menunjukkan kepada mahasiswa bahwa mempelajari qowa’id nahwu bukan hanya tentang teori saja, melainkan dapa mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dalam teori tersebut [6].

Para pakar pembelajar bahasa telah menyepakati bahwa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, yakni keterampilan menyimak (maharah al-istima’), keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), dan keterampilan menulis (maharah al-kitabah) [7]. Salah satu keterampilan yang memiliki tingkatan paling rumit di antara keterampilan berbahasa lainnya yaitu keterampilan menulis (maharah al-kitabah) [8]. Ada tiga cara untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menulis (maharah al-kitabah), yaitu imla’, khat dan insya’ [9].

Insya’ merupakan kategori menulis yang tidak hanya fokus pada pembentukan huruf, kata, maupun kalimat, tetapi juga pada pengungkapan ide pokok secara tertulis dalam bentuk ide, gagasan, dan perasaan [10]. Insya’ terbagi menjadi tiga macam, yaitu mengarang terkontrol (al insya’ al muqayyad), mengarang terbimbing (al insya’ al muwajjah) dan mengarang bebas (al insya’ al hurr) [11]. Tujuan mempelajari insya’ yaitu, 1) Mahasiswa berpengalaman dalam mengutarakan buah pikirannya, dengan karya tulis atau sebagian karangan lisan 2), Mahasiswa bisa menguraikan kalimat-kalimat yang mudah dalam bahasa Arab, 3) Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan koresponden dalam bahasa Arab, 4) Mahasiswa mampu mempertunjukkan berita atau peristiwa didalam lingkungan masyarakat maupun dunia Islam melalui karya berupa cerita pendek, tajuk karangan, artikel dan karya ilmiah lainnya 5) Mahasiswa mampu mengarang buku cerita yang menarik [12].

Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo adalah salah satu lembaga pendidikan tingkat tinggi di Indonesia yang berfokus untuk mempelajari ilmu bahasa Arab dan Studi Islam, diantaranya ilmu qowa’id nahwu dan ilmu insya’. Kedua pelajaran ini diajarkan pada tingkat yang berbeda. Pelajaran insya’ diajarkan pada level satu (mustawa awal), sedangkan pelajaran qowa’id nahwu diajarkan pada level dua (mustawa tsani). Di level satu mahasiswi diajarkan materi bahasa Arab salah satunya pelajaran insya’ dimulai dari yang paling dasar seperti menyusun kalimat sederhana dalam bentuk mengganti atau merubah salah satu unsur kalimat (at-tabdil), mengisi bagian yang kosong dengan kata-kata yang telah disediakan (imla’ al-firagh), menyusun kata menjadi sebuah kalimat (tartib al-jumlah), serta membuat karangan cerita sederhana sesuai dengan gambar yang telah disediakan.

Untuk materi qowa’id nahwu, mahasisiwi hanya diajarkan sebatas pengenalan dasar tentang kata benda (isim), huruf dan kata kerja (fi’il). Sedangkan di level dua, materi yang dipelajari makin beragam dan mendalam. Mahasiswi sudah mulai diajarkan tentang bagaimana cara menempatkan kata demi kata dalam sebuah kalimat sesuai dengan aturan kaidah yang baik dan benar. Peneliti mengambil mahasiswi di level dua sebagai subjek pada penelitian ini, karena pada level ini pelajaran qowa’id nahwu mulai diajarkan di Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo dan materi yang dipelajari pun masih pada tahap materi dasar bagi pemula yang sebelumnya belum pernah mempelajarinya.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Haerul Ahyar yang berjudul “Penguasaan Mufradat dan Qawa’id sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab.” tujuan penelitian ini untuk membuktikan teori tentang pentingnya unsur atau tata berbahasa dalam keahlian bahasa Arab dengan korelasinya antara kefasihan mufrodat dan qowa’id dengan kemampuan menulis bahasa Arab pada siswa kelas X Agama MAN 1 Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Adapun hasil penelitian yang didapat yaitu penguasaan mufradat dan qowa’id mempunyai korelasi positif dan signifikan dengan kemampuan atau kecakapan dalam menulis bahasa Arab pada siswa kelas X Agama MAN 1 Sleman Yogyakarta [1].

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Maila Dasri dengan judul “Studi Korelasi Antara Penguasaan Qowa’id Nahwu dan Kemampuan Insya’ Bahasa Arab Siswa di Pondok Pesantren Anshar As-Sunnah.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’ bahasa Arab siswa di Pondok Pesantren Anshar As Sunnah. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu adanya hubungan yang rendah antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’ bahasa Arab siswa di Pondok Pesantren Anshar An-Sunnah [13].

Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Midyan Surya Ishak dengan judul “Hubungan Antar Penguasaan Sintaksis dan Penguasaan Nahwu Terhadap Kemampuan Menulis Teks Bahasa Arab”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab rendahnya pemahaman tentang aturan tata bahasa Arab dan bahasa indonesia. Adapun hasil analisis pada penelitian ini yaitu, 1) Pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, tidak ada hubungan antara penguasaan sintaksis dan penguasaan nahwu secara signifikan., 2) Pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara penguasaan sintaksis dengan kemampuan menulis bahasa Arab, 3) Pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, tidak ada korelasi antara penguasaan nahwu dengan kemampuan menulis bahasa Arab, 4) Secara signifikan ada hubungan antara penguasaan sintaksis dengan penguasaan nahwu terhadap kemampuan menulis pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab [14].

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu adakah pengaruh penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo dan seberapa besar pengaruhnya.

METODE

Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional non-eksperimental. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, menggunakan instrumen penelitian dalam pengumpulan datanya, analisis bersifat kuantitatif/statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [15].

Populasi adalah wilayah yang ditetapkan untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya yang terdiri dari obyek maupun subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu [16]. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi level dua di Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo periode akademik tahun 2021-2022 yang berjumlah 20 orang. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu[16]. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling. Total sampling adalah metode pengambilan sampel di mana ukuran sampel sama dengan ukuran populasi [17]. Sugiyono mengatakan bahwa seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian jika populasinya kurang dari 100 [17]. Maka, peneliti mengambil seluruh populasi yang ada sebagai sampel dalam penelitian ini.

Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yang mana pengukuran dan perhitungannya dilakukan secara langsung dengan menggunakan informasi dan penjelasan dalam bentuk bilangan atau angka [18].

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan tes. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam bentuk rangkaian pertanyaan atau latihan-latihan [19]. Teknik tes pada penelitian ini digunakan untuk mencari data pokok yaitu mengukur penguasaan qowa’id nahwu serta hubungannya terhadap kemampuan insya’. Peneliti menggunakan soal tes dengan dua jenis soal yaitu soal tes tentang qowa’id nahwu dan soal tes tentang insya’.

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan analisa data kuantitatif. Dimana teknik analisis data yang digunakan diarahkan sebagai jawaban rumusan masalah atau uji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji korelasi dengan bantuan aplikasi SPSS 25 (Statistic Product and Service Solution)[20].

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Pada penelitian ini, peneliti mengambil mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo sebagai subyek penelitian dengan jumlah 20 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Level

No. Level Jumlah Presentase
1. Dua 20 100
Jumlah 20 100
Table 1.Data Karakteristik Responden Berdasarkan Level

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dalam satu kelas mahasiswi leve dua terdapat 20 orang.

2. Data hasil penguasaan qowa’id nahwu mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Untuk memahami penguasaan qowa’id nahwu mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, dilakukan tes dengan menyebarkan soal tes qowa’id nahwu. Adapun hasil yang didapatkan sebagai berikut.

No. Nama Level Nilai Penguasaan Qowa’id
1. ADEN IMASITHA ZAMARUL KHULUQ 2 85
2. ADENIA RIFLAH RABBANY'DIYAH 2 86
3. AINUN KUMAIROH 2 86
4. ANDINY SHOFIAH IZZATY'DIYAH 2 65
5. AZZAHRO NURANI MA'RIFATILLAH 2 78
6. DIVINE JULIA ARDHANI 2 73
7. ELA MASLUKQA 2 86
8. HALIMATUS SA'DIYAH 2 70
9. HILDA IKE JENUARISTA 2 62
10. HULLATUL JANNAH 2 79
11. HUSWATUN HASANAH 2 73
12. LINTANG JAHWANI MASDAWATI 2 75
13. MEININGSIH 2 94
14. NABIILAH GHAISANI NUR SABRINA 2 72
15. NISWATIN KHOIRIYAH 2 80
16. NURUL MASRURA YOSTIKA 2 67
17. SALSABIL WAHIBATUL HIDAYAH ISNAINI 2 75
18. SALSABILA DANIA RAMADHANTI 2 85
19. SITI FATIMATUZZUHRO 2 73
20. YULI ZIAMIKA DEWI ARISTA SARI 2 65
Table 2.Data Hasil Penguasaan Qowa’id Nahwu Mahasiswi Level Dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Berdasarkan hasil nilai tes pada penguasaan qowa’id nahwu yang telah dilakukan oleh 20 responden, dinyatakan bahwa hasil nilai tertinggi yaitu 94 dan hasil nilai terendah yaitu 62.

3. Data hasil kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Untuk melihat kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, dilakukan tes melalui menyebarkan soal tes insya’. Adapun hasil yang didapatkan sebagai berikut.

No. Nama Level Nilai Kemampuan Insya’
1. ADEN IMASITHA ZAMARUL KHULUQ 2 91
2. ADENIA RIFLAH RABBANY'DIYAH 2 88
3. AINUN KUMAIROH 2 85
4. ANDINY SHOFIAH IZZATY'DIYAH 2 74
5. AZZAHRO NURANI MA'RIFATILLAH 2 73
6. DIVINE JULIA ARDHANI 2 83
7. ELA MASLUKQA 2 92
8. HALIMATUS SA'DIYAH 2 89
9. HILDA IKE JENUARISTA 2 60
10. HULLATUL JANNAH 2 89
11. HUSWATUN HASANAH 2 65
12. LINTANG JAHWANI MASDAWATI 2 82
13. MEININGSIH 2 89
14. NABIILAH GHAISANI NUR SABRINA 2 83
15. NISWATIN KHOIRIYAH 2 79
16. NURUL MASRURA YOSTIKA 2 71
17. SALSABIL WAHIBATUL HIDAYAH ISNAINI 2 71
18. SALSABILA DANIA RAMADHANTI 2 79
19. SITI FATIMATUZZUHRO 2 85
20. YULI ZIAMIKA DEWI ARISTA SARI 2 60
Table 3. Data Kemampuan Insya’ Mahasiswi Level Dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Berikut hasil nilai tes kemampuan insya’ yang dilakukan oleh 20 responden, dinyatakan bahwa hasil nilai tertinggi yaitu 92 dan hasil nilai terendah yaitu 60.

4. Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap ustadzah yang mengajarkan ilmu qowa’id nahwu dan ilmu insya’ di level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, berikut hasil wawancara dengan Ustadzah Diyah Ekowati, Lc. sebagai pengajar ilmu qowa’id nahwu mahasiswi level dua di Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, pada tanggal 08 September 2022 :

“Penyampaian materi dalam pembelajaran qowa’id nahwu di kelas level dua (mustawa tsani) yaitu dengan menggunakan bahasa Arab. Bagi anak-anak yang memang belum pernah belajar bahasa arab sebelumnya, maka mereka punyak dua pekerjaan rumah, yaitu memahami kosakata yang disampaikan serta memahami esensi dari bahasa Arab itu sendiri. Di level dua mahasiswi menggunakan kitab silsilah dan kitab baina yadaik sebagai pedoman pembelajarannya. Mereka mulai mempelajari dari materi dasar. Adapun tujuan dari materi qowa’id nahwu di level dua ini yaitu mahasiswi bisa paham tentang bagaimana menyusun kalimat dalam bahasa Arab dengan baik dan benar. Jika mereka sudah paham tentang menyusun kalimat dasar saja, maka mereka akan bisa mengikuti materi yang lainnya. Selain itu, kunci menjadikan mereka paham akan materi yang diberikan yaitu dengan hadir setiap hari, terutama di awal pertemuan sampai UTS berlangsung. Karena materi yang dijelaskan saling berkesinambungan satu sama lainnya dan merupakan materi dasar dalam pembelajaran qowa’id nahwu. Jika mahasiswi tidak mengikutinya satu atau dua kali maka mereka akan tertinggal.”

Adapun hasil wawancara dengan Ustadzah A’yunina Mahanani, Lc. M.H sebagai pengajar ilmu insya’ mahasiswi level dua di Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, pada tanggal 08 September 2022 sebagai berikut :

“Pembelajaran insya’ di level dua atau mustawa tsani ini termasuk dalam pembelajaran kitabah. Dimana pelajaran kitabah ini satu pengampu dengan pelajaran maharah istima’ dan maharah kalam. Adapun materi maharah istima’ dan maharah kalam yang diajarkan, yaitu seputar takallum, mufradat, dan istima’. Pada maharah kitabah prakteknya ada di bagian tadribat. Untuk materi insya’ sendiri, di level dua ini masih belum kepada materi insya’ hurr yaitu mengarang secara bebas. Namun, Ustadzah Nina sudah melatih mereka untuk membuat insya’ atau karangan tulisan dari simpulan nash yang mereka baca. Tujuannya dalam belajar insya’ ini sendiri yaitu mahasiswi level dua ini bisa menuliskan dari apa yang mereka baca dan mereka dengar dengan tulisan yang baik dan benar. Prakteknya, apa yang mereka pelajari di maharah istima’ dan maharah kalam ini, mahasiswi ini diminta untuk menuliskannya kembali dengan bahasa mereka sendiri. Menurut saya ada pengaruh qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ ini, karena qowa’id sendiri artinya kaidah bahasa. Yang mana yang akan mereka praktekkan dan mereka tulis itu harus sesuai kaidah. Jika mahasiswi belum mengerti kaidah qowa’id dengan baik dan benar, maka mereka akan menulis sesuka hatinya tanpa memperhatikan kaidah bahasa itu sendiri yang baik dan benar.”

B. Analisis Data

Untuk mengetahui hasil dari korelasi antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo, maka perlu dilakukan uji hipotesis sementara untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo. Analisis ini didasarkan pada data khusus variabel bebas (penguasaan qowa’id nahwu) dan data khusus variabel terikat (kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo) sebelum data dihitung. Perlu diajukan hipotesis sementara untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan atau permasalahan penelitian, sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Ho: Tidak ada hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo

Setelah itu, dilakukan uji Korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

rxy = (n (∑xy)-(∑x)(∑y)/√([n(∑X^2-(∑x)^2][n(∑y^2)-(∑y)^2])

Keterangan:

rxy: koefisien korelasi

Σx: jumlah data variabel x

Σy: jumlah data variabel y

Σxy: jumlah data perkalian variabel x dan variabel y

n: jumlah sampel

Dan hasil perhitungan uji korelasi product moment ditunjukkan dibawah ini:

Correlations
Penguasaan Qowa’id Kemampuan Insya’
Penguasaan Qowa’id Pearson Correlation 1 ,685**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20 20
Kemampuan Insya’ Pearson Correlation ,685** 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 20 20
Table 4.Hasil Korelasi Koefisien Produk Moment

Dari tabel Correlation diatas, diketahui bahwa nilai korelasi antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ sebesar 0,685 dengan signifikansi 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima. Maka, terdapat hubungan atau korelasi antara penguasan qowa’id nahwu (X) terhadap kemampuan insya’ (Y).

Berdasarkan hasil output tabel korelasi nilai signifikansi 0,001 < 0,05 maka Ho “Ditolak”, artinya Ha “Diterima” sehingga diperoleh kesimpulan “Ada hubungan atau korelasi antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo”. Sedangkan nilai pearson korelasi didapat sebesar 0,685 artinya menunjukkan hubungan yang positif bahwa semakin tinggi penguasaan qowa’id nahwu semakin tinggi kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’ha Umar bin Al-Khattab Sidoarjo.

C. Pembahasan

Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’. Sebelum dilakukan perhitungan, peneliti melakukan uji hipotesis sementara, adakah hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’. Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswi level dua Ma’ha Umar bin Al-Khattab Sidoarjo.

Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan, didapatkan dua data yakni data penguasaan qowa’id nahwu dan data kemampuan insya’. Data diperoleh dari hasil tes yang dilakukan oleh mahasiswi level dua Ma’had umar bin Al-Khattab Sidoarjo yang berjumlah 20 orang.

Data ini dilakukan untuk mengetahui tentang penguasaan qowa’id nahwu mahsiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo dan kemampuan insya’ yang ada. Pada penelitian ini, peneliti menyebarkan dua tipe soal tes yang akan diambil sebagai data penelitian, yaitu soal tes tentang penguasaan qowa’id nahwu dan soal tes tentang kemampuan insya’. Untuk tes pada penguasaan qowa’id nahwu, peneliti memberikan soal sebanyak 25 soal dengan tipe soal isian. Dan untuk tes pada kemampuan insya’ peneliti memberikan soal tes sebanyak 21 soal dengan tipe soal 20 soal isian dan 1 soal essay.

Berdasarkan analisis data yang menunjukkan hasil bahwa diperoleh korelasi positif dalam penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ pada mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo. Hal ini berdasarkan hasil product moment ini menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 dengan nilai signifikansi 0,001<0,05. Maka Ha diterima, yang berarti adanya korelasi antara variabel X terhadap variabel Y. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan berupa “ada hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo”, diterima.

Penelitian ini membuktikan bahwa ada korelasi antara penguasaan qowa’id nahwu dengan kemampuan insya’. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil analisis menggunakan korelasi product moment dan didapatkan hasil nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,685 dengan taraf signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ pada mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo. Hal ini berdasarkan hasil uji korelasi product moment yang menyatakan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 dengan nilai signifikansi 0,001<0,05. Maka Ha diterima, yang artinya adanya korelasi antara variabel X terhadap variabel Y. Dengan demikian maka hipotesis yang dinyatakan diterima yaitu ada hubungan antara penguasaan qowa’id nahwu terhadap kemampuan insya’ mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu para ustadzah Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian kepada mahasiswi level dua juga kepada mahasiswi level dua Ma’had Umar bin Al-Khattab Sidoarjo yang telah berpartisipasi meluangkan waktunya untuk melakukan penelitian ini.

Referensi

[1]Haerul Ahyar, “Penguasaan Mufradat dan Qawa’id sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa Kelas X IIK MAN 1 Sleman Yogyakarta,” al Mahira J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 4, 2018.

[2]Devy Aisyah, “Analisis Tekhnik Pengajaran Qawa’id,” Ta’dib, vol. 16, no. 1, pp. 189–190, 1997.

[3]Edi Kurniawal, “Korelasi Antara Penguasaan Qawaid Dengan Kemampuan Maharatul Qiraah Siswa Kelas Xii Di Pondokpesantren Syiar Islam Sinjai Timur,” 2021.

[4]M. L. Iskandar, “Strategi Pembelajaran Menulis (Kitabah) Bahasa Arab,” J. Ilm. Mhs. Raushan Fikr, 2017.

[5]Ali Ahmad Madzkur, Tadris Funun al-Lughah al-’Arabiyyah. Kairo: Dar as-Syawaf, 1991.

[6]Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turkiy dkk, Silsilah Ta’lim al-Lughah al-’Arabiyyah Kitab an Nahwu Lil Mustawa ats-Tsani. al Mamlakah al-’Arabiyyah as-Su’udiyyah: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyyah, 2004.

[7]Abdurrahman bin Ibrahim al-Fauzan, Idhoat li Mu’alimiy al-Lughah al-’Arabiyah lighairi an-Nathiqin biha. Jakarta: Syirkah Bawabah al-Mustaqbal al-I’lamiyah.

[8]S. Kuraedah, “Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” J. Al-Ta’dib, 2015.

[9]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

[10]Syukran, “Etimologi Dan Terminologi Al-Insya’ Dalam Kitabah,” J. Stud. Bhs. Arab, vol. 7, p. 113, 2018.

[11]Syukur Prihantoro, “Analisis Kesalahan Bahasa pada Taksonomi Linguistik dalam Penulisan Insya’,” vol. 5, no. 1, pp. 41–62, 2019, doi: 10.14421/almahara.2019.051-03.

[12]A. M. Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya. Yogyakarta: Teras, 2009.

[13]Maila Dasri, “Studi Korelasi Antara Penguasaan Qowa’id Nahwu dan Kemampuan Insya’ Bahasa Arab Siswa di Pondok Pesantren Anshar As Sunnah,” UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2021.

[14]Midyan Surya Ishak, “Hubungan Antara Penguasaan Sintaksis dan Penguasaan Nahwu Terhadap Kemampuan Menulis Teks Bahasa Arab,” alfazuna J. Pembelajaran Bhs. Arab dan Kebahasaaraban, vol. 3, 2018.

[15]Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

[16]Sugiyono, . Bandung: Alfabeta, 2019.

[17]P. D. Sugiyono, . 2016.

[18]M. Nurman, Penelitian Kuantitatif di Bidang Pendidikan Bahasa Arab, Edisi 1. Mataram: Sanabil, 2021.

[19]Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

[20]Sugiyono, . Bandung: Alfabeta, 2017.

References

  1. H. Ahyar, “Penguasaan Mufradat dan Qawa’id sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa Kelas X IIK MAN 1 Sleman Yogyakarta,” al Mahira J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 4, 2018.
  2. D. Aisyah, “Analisis Tekhnik Pengajaran Qawa’id,” Ta’dib, vol. 16, no. 1, pp. 189–190, 1997.
  3. E. Kurniawal, “Korelasi Antara Penguasaan Qawaid Dengan Kemampuan Maharatul Qiraah Siswa Kelas Xii Di Pondokpesantren Syiar Islam Sinjai Timur,” 2021.
  4. M. L. Iskandar, “Strategi Pembelajaran Menulis (Kitabah) Bahasa Arab,” J. Ilm. Mhs. Raushan Fikr, 2017.
  5. A. A. Madzkur, Tadris Funun al-Lughah al-’Arabiyyah. Kairo: Dar as-Syawaf, 1991.
  6. A. b. A. M. at-Turkiy et al., Silsilah Ta’lim al-Lughah al-’Arabiyyah Kitab an Nahwu Lil Mustawa ats-Tsani. al Mamlakah al-’Arabiyyah as-Su’udiyyah: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyyah, 2004.
  7. A. b. I. al-Fauzan, Idhoat li Mu’alimiy al-Lughah al-’Arabiyah lighairi an-Nathiqin biha. Jakarta: Syirkah Bawabah al-Mustaqbal al-I’lamiyah.
  8. S. Kuraedah, “Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” J. Al-Ta’dib, 2015.
  9. A. Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
  10. Syukran, “Etimologi Dan Terminologi Al-Insya’ Dalam Kitabah,” J. Stud. Bhs. Arab, vol. 7, p. 113, 2018.
  11. S. Prihantoro, “Analisis Kesalahan Bahasa pada Taksonomi Linguistik dalam Penulisan Insya’,” vol. 5, no. 1, pp. 41–62, 2019, doi: 10.14421/almahara.2019.051-03.
  12. A. M. Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya. Yogyakarta: Teras, 2009.
  13. M. Dasri, “Studi Korelasi Antara Penguasaan Qowa’id Nahwu dan Kemampuan Insya’ Bahasa Arab Siswa di Pondok Pesantren Anshar As Sunnah,” UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2021.
  14. M. S. Ishak, “Hubungan Antara Penguasaan Sintaksis dan Penguasaan Nahwu Terhadap Kemampuan Menulis Teks Bahasa Arab,” alfazuna J. Pembelajaran Bhs. Arab dan Kebahasaaraban, vol. 3, 2018.
  15. N. S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
  16. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2019.
  17. P. D. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D. 2016.
  18. M. Nurman, Penelitian Kuantitatif di Bidang Pendidikan Bahasa Arab, Edisi 1. Mataram: Sanabil, 2021.
  19. Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
  20. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.