Abstract
This qualitative research with a descriptive approach investigates the application of the Insya' Muwajjah approach to writing learning at Mi As-Syafi’iyah Tanggul, focusing on fourth-grade students. Employing interviews, observations, and documentation, the study reveals a structured process encompassing preparation, implementation, and evaluation stages. The study's outcomes highlight supportive factors, such as teacher facilitation and educator competence, while inhibiting factors include motivation, educational background, and vocabulary limitations. By enhancing writing skills through the Insya' Muwajjah approach, this research offers insights into optimizing Arabic language education.
Highlights:
-
Effective Pedagogical Approach: The study explores the implementation of the Insya' Muwajjah approach, shedding light on its effectiveness in enhancing Arabic writing skills among elementary school students.
-
Supportive and Inhibiting Factors: The research identifies key factors facilitating the successful integration of the Insya' Muwajjah approach, such as teacher facilitation and educator competence, while also highlighting challenges like motivation, educational background, and vocabulary limitations.
-
Optimizing Language Education: By analyzing the application of the Insya' Muwajjah approach, the study provides valuable insights for educators and curriculum developers aiming to optimize language education strategies, particularly in teaching Arabic writing, at the elementary level.
Keywords: Insya' Muwajjah approach, Arabic writing learning, elementary school, qualitative research, language education.
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi yang dipergunakan sehari hari ketika manusia berinteraksi sosial. Bahasa memiliki tiga fungsi yaitu ideational, interpersonal,social, dan textual. Kehidupan manusia tak bisa terlepas dengan Bahasa dengan berbahasa manusia mempunyai peradaban yang meningkat, dapat berkreasi dan berbudaya lain halnya dengan makhluk lain. Itulah mengapa bahasa begitu penting dalam kehidupan [1]
Bahasa Arab merupakan bidang studi sudah dikenal kalangan murid maupun santri yang beragama Islam termasuk pada masyarakat Indonesia telah memiliki banyak perkembangan baik dari metode, starategi, materi, dll. Pengajaran Bahasa Arab dimulai dari Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, Aliyah/sederajat hingga Perguruan Tinggi Baik Islam maupun Umum. Oleh karena itu disebut bahasa persatuan kaum muslimin, sehingga sebagai syarat mendalami ilmu agama islam yang tak lain disusun menggunakan kalimat berbahasa arab.[2]
Dalam pembelajaran bahasa arab, ada beberapa aspek guna mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik antara lain mendengarkan, menulis, membaca dan berbicara dalam bahasa yang lebih luas serta mendalam.[3] Sedangkan pada aspek pembelajaran menulis bahasa arab antara lain menggunakan huruf Arab, huruf hija’iyyah yang sempurna, menyusun kalimat yang pembaca mengerti, menggunakan susunan kalimat dalam jumlah bahasa arab dari setiap paragraf dengan ungkapan tulisan yang jelas.[4]
Pada keterampilan menulis atau Maharah al-kitabah terbagi menjadi tiga sub keterampilan meliputi al-khat, al-imla’ serta al-Insya’. Insya’ merupakan keterampilan yang dipelajari menulis ataupun mengarang berbentuk tulisan bahasa Arab, meliputi menulis alpahabet, mengeja, artikel, karya ilmiah serta karangan tercurahkan hati, pikiran, serta pengalaman.[5]
Insya dibagi menjadi beberapa macam yaitu insya’ muqayyad yang berarti mengarang terbatas/ tertutup yang terdapat aturan berarti peserta didik dibatasi tidak dapat mengembangkan. Kemudian insya’ al muwajjah sebagai mengarang terpimpin yang berarti membuat kalimat maupun paragraf sesuai arahan tertentu dari pendidik, serta Insya’ hurr yang disebut mengarang bebas tanpa adanya batasan, agar peserta didik menuangkan ide yang terdapat di pikiran/ pengalaman.[6] Insya’ al hurr dianggap lebih sulit karena ia terdiri dari semua keahlian bahasa sebelumnya, adapun tanda baca, struktur dari kalimat (tata bahasa), aspek morfologi dan sharf dan nahwu. Di sinilah peran dan fungsi guru supaya siswa merasa termotivasi dan tidak menjadi beban dalam belajar bahasa Arab.[7]
Pada pembelajaran kitabah Insya’ Al-Muwajjah merupakan peranan yang penting sebagai peralihan mulai dari dasar peserta didik memahami keterampilan menulis kemudian peserta didik menuju tahapan selanjutnya yang lebih kompleks untuk mengembangkan keterampilan menulisnya secara individu tanpa arahan dari pengajar lagi yang disebut Insya’ al hurr. jadi dalam insya’ al-muwajjah dikatakan sebagai tahapan awal yang topik dari kegiatannya meliputi rangkaian huruf, kata dan kalimat maupun sejenis lainnya.[8]
Adapun beberapa penelitiaan yang membahas mengenai pembelajaran insya’ muwajjah yaitu pertama penelitian oleh Dhimas (2019) yang berjudul penerapan insya’ muwajjah dalam pembelajaran bahasa arab bagi siswa kelas VII Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Kebasen Banyumas Tahun Pelajaran 2018/2019. Dalam pembahasannya yakni penerapan insya’ muwajjah pada proses pembelajaran bahasa arab pada kelas VII pondok pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Kebasen Banyumas sebagai metode yang diterapkan oleh guru pengajar untuk menyampaikan tema pembelajaran bahasa arab.[9] Kedua, Penelitian oleh Safriana (2019) yang berjudul papan kantong dan efektifitas penggunaannya dalam pembelajaran insya’ Pada Pondok Pesantren Modern Babun Najah Ulee Kareng Banda Aceh. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan dalam penggunaan papan kantong meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Insya’.[10]
Berdasarkan pra-observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa pada saat pembelajaran kurangnya pemahaman peserta didik terkait dengan pembelajaran kitabah, yang tidak tercapainya tujuan pembelajaran, oleh karena itu guru menerapkan insya’ muwajjah pada Pembelajaran kitabah yang berisi praktek maupun latihan menulis dan cocok diterapkan untuk pemula.
Fokus penelitian ini terdapat pada rumusan masalah yaitu penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah kelas IV Mi As-Syafi’iyah Tanggul dan faktor pendukung dan penghambat Penerapan insya’muwajjah pada pembelajaran kitabah di Mi As-Syafi’iyah Tanggul Wonoayu, dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah serta untuk mengetahui faktor pendukung maupun penghambat dari pembelajaran kitabah.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan Pendekatan yang digunakan pada penelitian yaitu deskriptif berupa menggambarkan, melukiskan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. subjek dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa arab untuk mendapatkan keterangan terkait proses pembelajaran serta faktor pendukung dan faktor penghambat. kemudian peserta didik kelas IV Mi As-Syafi’iyah.
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berasal dari wawancara, catatan dari observasi maupun dari analisis dokumen dan k uantitatif yang diperoleh dari jumlah siswa maupun guru, dan sebagainya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui Observasi (Pengamatan), Interview (Wawancara), serta Studi Dokumentasi.[9] adapun teknik wawancara dalam penelitian ini dengan wawancara terstruktur kepada guru dan peserta didik kelas IV, untuk observasi dengan partisipan untuk mengamati keadaan bagaimana proses pembelajaran kitabah. Sedangkan dokumentasi dengan mendapatkan data maupun informasi yang ada disekolah terkait insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah secara tertulis ataupun visual.
Pada penelitian ini menggunakan analisis data menurut model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.[11] pada tahap reduksi adalah tahapan memilih, memfokuskan data yang penting. Penyajian data adalah memaparkan dari hasil penelitian yang terkait dengan Penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah dikelas IV Mi As-Syafi’iyah tanggul sedangkan tahap verifikasi adalah meninjau ulang dari informasi yang dapat menarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terkait dengan penerapan Insya’ Muwajjah pada pembelajaran kitabah di kelas IV terdapat beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan guru dalam mengajar bahasa arab dalam pembelajaran Kitabah kelas IV Mi As-Syafi’iyah Tanggul
Berdasarkan wawancara Yang perlu disiapkan sebelum mengajar adalah menyiapkan Rpp. mengatakan persiapan sebelum pembelajaran adalah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan adalah silabus dengan menyiapkan materi dan Ppt sesuai dengan bab. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru :
“ Guru bahasa arab itu harus punya kompetensi akademik dan keterampilan. nah sebelum siap mengajarkan materi ke siswa, saya siapkan terlebih dahulu perencanaan terstruktur agar tujuan keberhasilan pembelajaran tercapai Diantaranya membuat silabus, Rpp, dan lainnya.” (Hasil Wawancara, Bu isti’adah 28 September).
Selain persiapan oleh guru, adapun persiapan yang dilakukan murid adalah mempelajari atau mereview kembali materi sebelumnya, sehingga guru memantapkan materi sebelumnya, sebelum menginjak materi selanjutnya setelah itu guru memberikan pertanyaan singkat. Pada saat pembelajaran kitabah menunjukkan bahwa guru mengajar sesuai dengan Rpp yang dibuat dengan cukup baik dan sesuai materi. (hasil observasi, 28 september)
Sesuai dengan uraian tersebut bahwa perencanaan pembelajaran pada insya muwajjah pembelajaran kitabah sependapat dengan farida dikatakan bahwa rancangan dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai, perencanaan terlaksana dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP. [12]
2. Pelaksanaaan penerapan insya’ muwajjah dalam pembelajaran kitabah di kelas IV Mi As-Syafi’iyah Tanggul
Adapun pelaksanaan penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah, berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu bahasa arab, beliau lebih memfokuskan keterampilan menulis pada pembelajaran.buku pegangan bahasa arab yang digunakan sebagai acuan pembelajaran. dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik, sudah mempersiapkan perencanaan yang terdapat pelaksanaan yang terdiri dari tiga tahapan antara lain :
a. kegiatan Awal
Berdasar hasil penelitian, guru membuka pembelajaran dengan baik, terlihat adanya persiapan guru sebelum proses pembelajaran pada hari itu dimulai dilakukan pembiasaan terlebih dahulu membaca surat pendek serta do’a sehari hari, kemudian dilanjutkan doa sebelum belajar. (hasil observasi, 5 oktober)
Sebelum menginjak proses pembelajaran, guru melakukan pengecekan terhadap kehadiran siswa dan kebersihan kelas. Setelah itu, menginjak pada pertanyaan sederhana terkait pembelajaran sebelumnya dan selanjutnya menggali informasi kepada siswa terkait tema yang akan dipelajari. Sebelum menuju pada materi pembelajaran guru memaparkan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan hasil dari wawancara sebagai berikut : “ pada awal pelaksanaan dibuka dengan pembukaan, berdoa, setelah itu lanjut mengecek siswa kemudian pembelajaran dimulai dari review materi sebelumnnya” (hasil wawancara dengan bu isti’adah)
b. kegiatan inti
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru menyajikan materi dengan jelas dan mudah dipahami. guru terlihat berperan aktif dan komunikatif terhadap siswa maupun sebaliknya. adapun hasil wawancara sebagai berikut :
“pada kegiatan inti pada tahapan pelaksanaan insya’ muwajjah ini siswa langsung berperan serta dengan saya, saya yang mengarahkan dari awal hingga akhir” (hasil wawancara dengan bu isti’adah, 28 September)
Adapun tahapan pada kegiatan inti yang dilaksanakan saat pembelajaran kitabah sebagai berikut :
1. Tahapan pengamatan
Pada tahapan ini, siswa mengamati bacaan tentang materi (profesi) مهنة kemudian memahami isi teks bacaan dan hiwar tersebut. guru mengenalkan beberapa mufrodat agar siswa menggali tentang informasi berbagai macam dari profesi melalui sebuah gambar. Kemudian guru memberikan contoh cara menyusun kata dari mufrodat menjadi kalimat agar dipahami oleh siswa. Contoh yang diberikan bervariasi agar menarik siswa supaya lebih memahami. Dalam contoh tersebut guru menunjukkan satu gambar profesi kemudian guru mengembangkan dari satu mufrodatمدرس (guru) hingga menjadi sebuah kalimat.
2. Tahapan menanya
Setelah tahap pengamatan oleh siswa kemudian berlanjut ke arah bertanya terlihat guru memberikan arahan supaya siswa menanyakan terkait beberapa mufrodat tentang profesi yang baru mereka ketahui. jika siswa masih belum memahaminya. tentunya guru akan membantu dan memperbolehkan teman yang lain membantu dalam tahap ini. Agar peserta didik terlihat lebih aktif dan tidak monoton. Guru menyediakan gambar terkait dengan مهنة pada gambar disediakan bergambar dokter kemudian guru menunjuk seorang siswi untuk mengungkapkan apa yang ada digambar tersebut. Kemudian melempar pertanyaan kepada yang lain apakah jawaban benar, kemudian guru mengulanginya. (hasil observasi, 5 oktober)
3. Tahapan mengeksplorasikan
Pada tahapan ini guru menyediakan beberapa kata acak kemudian siswa merangkai menjadi kalimat yang sempurna kemudian siswa menyebutkan kedudukan kalimatnya. Terdiri dari adanya mubtada’ dan khabar.
4. Tahapan mengkomunikasikan
kegiatan selanjutnya , peserta didik diberikan satu mufrodat yang sesuai dengan tema مهنة kemudian siswa berkreasi yaitu mengarang menjadi kalimat. guru memberikan waktu untuk siswa menampilkan didepan teman temannya satu persatu menuliskan di papan tulis kemudian guru mengulang dengan memberikan koreksi terhadap pengerjaannya baik penulisan ataupun tata bahasa apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan sehingga adanya perbaikan. Setelah itu guru memberikan feedback bahkan motivasi begitu juga siswa yang lain ikut turut serta memberikan tepukan ataupun kalimat pujian.
Jadi sesuai uraian diatas adalah pada kegiatan inti selaras dengan langkah langkah dalam kegiatan inti pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 meliputi kegiatan Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi dan Mengomunikasi.[13]
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, guru mengadakan sesi tanya jawab terkait tema hari ini yaitu مهنة. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan apa pembahasan materi yang sudah disampaikan setelah itu memberikan umpan balik. “Pada Akhir dari pembelajaran, saya membuka sesi tanya jawab singkat kemudian menyimpulkan materi hari itu, lalu ketua kelas memimpin doa pertanda selesainya belajar dimulai dengan hamdalah dilanjutkan doa setelah belajar. pembelajaran berlangsung 2X35 menit, Bel berbunyi meningglkan ruangan kelas” hasil wawancara bu Isti’adah.
Sesuai dengan paparan diatas pada kurikulum bahwa kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutupan pembelajaran, sehingga harus sistematis. Guru dapat mengembangkan sendiri dalam tiap kegiatannya.[14]
3. Evaluasi penerapan Insya muwajjah dalam pembelajaran kitabah di kelas IV Mi As-Syafi’iyah Tanggul
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Guru menggunakan test lisan dan tulisan. Evaluasi yang digunakan Test tulis meliputi penugasan berupa mengisi kata yang kosong dalam sebuah kalimat, menterjemahkan soal ke dalam bahasa arab, maupun menjawab soal sesuai dengan teks bacaan, adapun penilian harian maupun sumatif pada mata pelajaran bahasa arab. Sesuai hal itu wawancara dengan guru “ biasanya setelah pelajaran saya memberi latihan seperti menerjemahkan ataupun menghafal kosa kata per minggu nya untuk menilai kemampuan siswa”(hasil wawancara, 28 September).
Sesuai dengan pendapat Sax bahwa kegiatan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses yang berlanjut dan sistematis guna dinilai kualitas berdasarkan keputusan. jadi yang menentukan keberhasilan belajar selain itu menjadikan pengembangan kedepannya.[15] adapun pendapat qanita bahwa dikatakan evaluasi bahwa evaluasi digunakan sebagai umpan balik terhadap akhir proses belajar yang dapat berupa pre test maupun test lisan maupun tulisan[16].
Dalam penelitian ini terkait dengan Faktor pendukung penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah tersebut antara lain :
1. Adanya guru sebagai fasilitator
Dengan adanya guru sebagai fasilitator yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran kitabah. Jadi gurulah yang memfasilitasi pembelajaran insya’ muwajjah. Dapat diketahui dari hasil observasi pada saat pembelajaran Insya guru sebagai pembimbing siswa dari awal hingga akhir yang dapat mempermudah siswa untuk pelaksanaan insya muwajjah pada kitabah saat dikelas. bahwa beliau mengajarkan anak dimulai dari yang paling mudah dari kosakata sehari hari, dimulai saya yang memfasilitasi mereka, membantu mereka untuk memahami serta mencapai hasil. (hasil wawancara dengan bu is 28 september).
2. Kemampuan pendidik
Pada kemampuan pendidik meliputi kompetensi akademik maupun kompetensi keterampilan. Adapun selain itu sikap guru juga menentukan pembelajaran. Antara lain komunikatif dan menjadi figure untuk peserta didiknya, kemahiran dalam mengkondisikan kelas, Pengalaman mengajar guru dalam mengajar bahasa arab tahun dari 2009 sampai sekarang terhitung cukup lama, dan juga lulusan dari fakultas Tarbiyah. Hal itu terkait dengan pernyataan bu isti’adah “saya sudah mengajar dari 13 tahun yang lalu, setelah saya lulus kuliah dari Universitas Islam Negeri Surabaya hingga sekarang berlangsung 13 tahun menjadi guru bahasa arab” (hasil wawancara dengan bu is 28 september).
Sesuai dengan apa yang dipaparkan, bahwa faktor pendukung pada penerapan insya muwajjah pada pembelajaran kitabah, Disamping guru bahasa arab berlatih dalam mempersiapkan dirinya supaya mampu memberikan ilmunya dimanapun berada. adapun peserta didik mempunyai kompetensi dalam kemahiran linguistik, komunikatif maupun kultur budaya. Jadi perlulah guru mengajarkan sesuai teknik pengajaran bahasa yang terbaru.[17]
Adapun faktor penghambat dari penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah di mi as-syafi’iyah tanggul antara lain :
1. Minat dan motivasi siswa
minat dan motivasi dari siswa berpengaruh terhadap pembelajaran. Karena kecenderungan terhadap sesuatu untuk memperhatikan ataupun mencoba hal yang disukai. Tetapi disini kurangnya minat sehingga menyebabkan tidak fokus dalam menerima pembelajaran. Hal itu sesuai dengan wawancara yang dilakukan salah seorang siswa “ saya kurang suka pada pelajaran bahasa arab, yang memang terlihat sulit akhirnya saya tidak fokus dalam mempelajarinya” (hasil wawancara, 28 September).
Sesuai dengan pendapat rusydi bahwa pembelajaran diperlukan minat yang menjadikan sebuah perhatian siswa. Jadi sesuatu yang menarik minat mereka pasti akan menarik perhatiannya yang akhirnya mereka bersungguh sungguh saat belajar.[18]
2. Latar belakang pendidikan
Latar belakang dari siswa yang sangat mempengaruhi apabila belum paham tentang menulis al quran atau hijaiyah dengan benar. Jadi latar belakang pun mempengaruhi pemahaman menulis siswa. Sesuai dengan pernyataan siswa “saya berasal dari pindahan, belum mengenal bahasa arab baik kosa kata atau bacaan terkadang sulit untuk memahami”.
3. Minimnya mufrodat
dalam pembelajaran insya ini sangat penting karena penguasaan kosakata itu dapat membantu siswa dalam menulis kata kata yang baru dipelajari. Jadi sesuai uraian tersebut, mufradat terdiri dari beberapa kata-kata yang membentuk kalimat agar dapat dipahami oleh seseorang. Beberapa kata tersebut akan digunakan dalam penyusunan kalimat atau menjalin komunikasi dengan orang lain. Orang yang mempelajari bahasa arab, didorong untuk mengenal maupun memahami mufradât, mustahil apabila tidak memahaminya sebagai penguasan maharah kitabah. Maka sudah seharusnya pembelajaran mufradât menjadi tahapan dasar untuk penguasaan oleh peserta didik.[19]
Sesuai apa yang dipaparkan bahwa faktor penghambat pada penerapan Insya’ muwajjah. Hal ini sependapat dengan salsabila bahwa pada pembelajaran bahasa Arab yang mendasar adalah kemampuan dalam hal menguasai mufrodat. Penguasaan mufrodat yang sangat mempengaruhi dalam keterampilan berbahasa termasuk juga maharah kitabah. [20]
KESIMPULAN
Pada penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah kelas IV ada beberapa tahapan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor pendukung dari penerapan insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah di Mi As-Syafi’iyah Tanggul Wonoayu antara lain 1) adanya guru sebagai fasilitator 2) kemampuan pendidik. Faktor penghambat dari penerapan Insya’ muwajjah pada pembelajaran kitabah yaitu 1) minat dan motivasi kurang 2) latar belakang pendidikan siswa 3) kurangnya mufrodat.
References
- N. Khasanah, "Pembelajaran Bahasa Arab sebagai Bahasa Kedua (Urgensi Bahasa Arab dan Pembelajarannya di Indonesia)," J. An-Nidzam J. Manaj. Pendidik. dan Stud. Islam, vol. 3, no. 2, pp. 39–54, 2016. doi: 10.33507/an-nidzam.v3i2.16.
- M. Ahmad, "Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) di Indonesia," J. Al-Maqayis, vol. 1, no. 1, pp. 128–137, 2014.
- Waqf, Silsilah Ta’lim Lughata Arabiya. Uni Emirat Arab: Universitas Imam Muhammad bin Saud Ma’had Pendidikan Bahasa Arab, 2012.
- Munawarah and Zulkiflih, "Loghat Arabi: Jurnal Bahasa Arab & Pendidikan Bahasa Arab Pembelajaran Keterampilan Menulis (Maharah al-Kitabah) dalam Bahasa Arab," vol. 1, no. 2, 2020.
- A. Hanun and A. Mukminin, "Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Insya’," Stud. Arab J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 10, no. 1, pp. 83–100. [Online]. Available: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/studi-arab.
- S. Prihantoro, "Analisis Kesalahan Bahasa Pada Taksonomi Linguistik Dalam Penulisan Insya’," al Mahāra J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 5, no. 1, pp. 41–62, 2019. doi: 10.14421/almahara.2019.051-03.
- M. Ahmad, Bahasa Arab dan Pembelajarannya dari Berbagai Aspek. Yogyakarta, 2011.
- E. Susanti, "Efektivitas Pembelajaran Insya’Muwajjah Untuk Meningkatkan Maharotul Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri 8 Muaro," J. Pendidik. Bhs. Arab dan Budaya, vol. 3, no. 1, 2022. [Online]. Available: https://online-journal.unja.ac.id/Ad-Dhuha.
- D. Sena and E. K. A. Saputra, "Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas Vii Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Kebasen Banyumas Tahun Pelajaran 2018 / 2019," pp. 1–82, 2019.
- Safriana, "Papan Kantong Dan Efektifitas Penggunaannya Dalam Pembelajaran Insya’ Pada Pondok Pesantren Modern Babun Najah Ulee Kareng Banda Aceh," Lisanuna, vol. 9, no. 1, pp. 52–59, 2019. [Online]. Available: maimunah.mnur@ar-raniry.ac.id%0A.
- H. Hardani et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, vol. 1, no. March, 2022.
- M. P. Dr. Farida Jaya, Buku Perencanaan Pembelajaran-full.pdf. Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SUMATERA UTARA, 2019.
- M. Jundi and N. P. Solong, "Analisis Kesesuaian Indikator dan Kompetensi Dasar Bahasa Arab KMA 183," Tatsqifiy J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 2, no. 1, p. 61, 2021. doi: 10.30997/tjpba.v2i1.3642.
- K. P. dan K. R. Menteri, "Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah," 2013.
- Z. Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Cetakan ke. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012.
- H. Qonita, "Strategi Pembelajaran Bahasa Arab," Pros. Konf. Nas. Bhs. Arab II, pp. 53–62, Oct. 2016.
- Fauzan, al arabiya bayna yadaik. Riyadh, Kingdom of Saudi Arabia: Arabiyah lil jami’ arabic for all, 2003.
- R. Ananda, Perencanaan Pembelajaran, Cetakan Pe. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019.
- Ahmadi and Aulia, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab konvensional hingga era digital. Yogyakarta: Ruas Media, 2020.
- L. N. Salsabila, L. F. Balqis, and F. M. Rachma, "Pengaruh Penggunaan Metode Thariqah Mubasyarah Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas V Sekolah Dasar," Tatsqifiy J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 2, no. 2, pp. 159–168, 2021. doi: 10.30997/tjpba.v2i2.4345.