Abstract

Penelitian kualitatif ini menyelidiki peranan media PowerPoint dalam pembelajaran Nahwu di Mts Al-Abror, dengan menggunakan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Dengan menggunakan kerangka analisis data Miles dan Huberman, penelitian ini mengungkapkan bahwa proses pembelajaran Nahwu terdiri dari tiga tahap: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dengan metode qiyasiyah, dan evaluasi yang beragam. Temuan ini menggarisbawahi peran penting media PowerPoint dalam menjelaskan materi, memperdalam pemahaman, dan menarik perhatian siswa. Dampak PowerPoint yang beragam ini menggarisbawahi potensinya dalam memperkaya pendidikan Nahwu, membawa implikasi bagi praktik pedagogi dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam dalam skala yang lebih luas.

Highlight:

  • Pedagogi yang Efektif: Penelitian ini menggarisbawahi peran beragam media PowerPoint dalam meningkatkan pembelajaran Nahwu, memperjelas konsep linguistik yang kompleks, dan mendorong keterlibatan siswa.

  • Integrasi Metode Qiyasiyah: Penelitian ini menyoroti pemanfaatan metode qiyasiyah dalam pengajaran Nahwu, yang menunjukkan kemanjurannya dalam menjelaskan konstruksi tata bahasa yang rumit.

  • Evaluasi Holistik: Studi ini mengidentifikasi tiga jenis evaluasi yang berbeda—harian, tengah semester, dan akhir semester—yang menyoroti pendekatan penilaian komprehensif yang membantu mengukur kemajuan siswa dan menyempurnakan strategi pengajaran.

Kata Kunci: Pembelajaran Nahwu, media PowerPoint, pendidikan Islam, pembelajaran kualitatif, peningkatan pedagogi.

PENDAHULUAN

Pembelajaran berkaitan erat dengan kegiatan belajar dan mengajar. Belajar dapat terjadi tanpa pengajar atau pendidik. Sedangkan mengajar meliputi seluruh kegiatan yang pendidik lakukan didalam kelas baik formal maupun non formal[1]. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, proses pembelajaran melibatkan beberapa faktor yang antara lain terdiri atas faktor kurikulum, bahan ajar, metode atau strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi. Media pembelajaran dapat berupa banyak hal, mulai dari yang sederhana misalnya guru itu sendiri, buku ajar, papan tulis, alat peraga, sampai dalam hal perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ada saat ini sangat membantu para pendidik untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran berbasis software ataupun hardware misalnya seperti powerpoint, powtoon, quiziz dan masih banyak lagi[2].

Salah satu media pembelajaran yang saat ini sering digunakan adalah PowerPoint (PPT). Program PowerPoint itu sendiri pertama kali dikembangkan oleh Bob Gaskin dan Dennis Austin pada tahun 1987 [3]. PowerPoint dapat digunakan pendidik dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran, sehingga pikiran, pengamatan, pendengaran, dan perasaan peserta didik dapataterangsang dalam mengikuti proses pembelajaran. PowerPoint dapat dimodifikasi oleh pendidik agar lebih menarik bagi peserta didik baik dari segi tampilan, warna maupun suara [4].

Peranan media powerpoint dalam pembelajaran Bahasa Arab khususnya nahwu sangat dibutuhkan, karena didalam pembelajaran nahwu sangat banyak membahas tentang kaidah-kaidah penyusunan kalimat dalam Bahasa Arab yang baik dan benar beserta contoh-contohnya. Keduanya akan sulit disampaikan jika pendidik hanya menyampaikan materi dengan tanpa menggunakan bantuan media, karena akan menyebabkan peserta menjadi bosan dan mengantuk.

Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu pokok dalam Bahasa Arab, sehingga pembelajaran nahwu dalam Bahasa Arab tidak dapat diabaikan karena tanpa adanya nahwu pembelajaran Bahasa Arab akan menjadi kacau dan susunan katanya akan tidak teratur. Untuk itu dalam mempelajari Bahasa Arab, ilmu nahwu penting untuk diketahui juga [5]. Tujuan dari pembelajaran Bahasa Arab khususnya nahwu menurut (Tu’aimah dan Manna’) adalah agar peserta didik mampu memahami kaidah-kaidah kebahasaan yang baik dan benar[6].

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pra-penelitian di Madrasah Tsanawiyah Al-Abror dengan guru madrasah mata pelajaran Bahasa Arab bahwa sebagaian siswa di sekolah ini mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Hanya beberapa siswa yang pernah mempelajari Bahasa Arab di jenjang SD/MI. Sehingga pemahaman yang didapat kurang dalam pembelajaran Bahasa Arab khususnya nahwu untuk memahami kaidah-kaidah kebahasaan.

Berikut penulis paparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini . Hasil penelitian Evi Susanti, Mahyudin ritonga, dan Bambang (2020). Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap Minat Belajar Siswa” penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Fokus pembahasan dari penelitian tersebut adalah penggunaan powerpoint dan pengaruhnya terhadap peningkatan minat belajar Bahasa Arab, kedua aspek ini akan menggambarkan tingkat keterpengaruhan penggunaan media powerpoint terhadap minat mempelajari Bahasa Arab. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media powerpoint memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap minat belajar Bahasa Arab siswa.[7]. Hasil Penelitian Nur Rahmadani, Bachtiar Syamsuddin, dan Amri Rahman. Penelitian tersebut berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Microsoft Powerpoint Dalam Pembelajaran Kosakata (Mufrodat) Bahasa Arab Kelas X SMA Negri 5 Barru”. Penelitian tersebut merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif Quasi-eksperimen. Fokus pembahasan dari penelitian ini berkaitan dengan keefektifan penggunaan media pembelajaran microsoft powerpoint dengan tujuan pembelajaran kosakata pada pelajaran Bahasa Arab. Dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya keefektifan penggunaan meedia powerpoint dalam pembelajaran mufrodat, media powerpoint dinilai memberikan kontribusi yang cukup besar dalam proses pembelajaran kosakata Bahasa Arab.[8]. Hasil penelitian Laras Ayu, dan Ibni Trisal Adam. Penelitian tersebut berjudul “Peran Media Powerpoint Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas X di Madrasah Aliyah Nurul Huda Mereng Pemalang Tahun 2019” . prnrlitian tersebut mengggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Fokus pembahasan dari penelitian ini berkaitan dengan analisis peran penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran Bahasa Arab.[9]

Adapun penelitian yang penulis teliti berjudul “Peran Media PowerPoint Dalam Pembelajaran Nahwu di Madrasah Tsanawiyah Al-Abror Sidoarjo”. Penelitian ini berfokus pada pembelajaran nahwu saja sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada keseluruhan pembelajaran Bahasa Arab.

Berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini: 1) bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran nahwu di Mts Al-Abror Sidoarjo?, 2) Apa saja peran media powerpoint dalam pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo? Sesuai dengan permasalahan tersebut maka secara khusus penelitian ini berujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran nahwu dan peran media powerpoint dalam proses pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu sebuah penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme di mana peneliti sebagai instrumen kunci [10]. Subjek penelitian adalah orang yang terlibat didalam penelitian dan keberadaannya menjadi sumber informasi penelitian [11]. Adapun subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Arab dan pesera didik di MTs Al- Abror Sidoarjo.

Untuk memperoleh data yang valid dan sesuai dengan apa yang diharapkan maka, teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentsi. Wawancara merupakan bagian terpenting dari setiap survei, tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informasi yang hanya didapat dengan jalan bertanya langsung pada responden [12]. Dalam penelitan ini yang menjadi narasumber atau responden yaitu guru pelajaran Bahasa Arab, dan peserta didik di sekolah tersebut. Observasi dilakukan guna mendapatkan fakta dan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Sedangkan dokumentasi dilakukan guna memperkuat data-data yang telah didapat. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan mengikuti model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yan utama, dan mencari pola temanya, selanjutnya display data yang mana peneliti menghbungkan data-data yang valid sehingga data-data tersebut dapat menjadi suatu informasi yang disimpulkan, dan terakhir penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dari beberapa informan yang dilakukan oleh peneliti bahwasannya proses pelaksanaan pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo dan terdapat beberapa peran media Powerpoint dalam pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo yaitu sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Pembelajaran Nahwu

1) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dalam pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror di desain hanya berupa pembagian atau batasan materi yang digunakan dalam masing-masing buku. Pendidik yang mengajarkan nahwu di MTs Al-Abror telah memiliki perencanaan yang tersusun dalam bentuk silabus atau RPP yang digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dikelas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh guru pengajar Bahasa Arab (nahwu) MTs Al-Abror Sidoarjo yang mengatakan bahwa “ RPP secara tertulis sudah ada, dan RPP tersebut digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran” dan RPP tersebut menjadi bahan dokumentasi bagi penulis.

Berdasarkan observasi buku yang digunkan di madrasah ini adalah buku LKS dan buku paket dari kementrian agama. Tidak menggunakan kitab khusus Nahwu seperti Kitab Jurumiyah, Alfiyah dan lain sebagainya. Sehingga materi yang disampaikan runtut berdasarkan buku mulai dari dasar kelas VII yakni tentang dhomir sampai fi’ilmudhari, kelas VIII mulai dari ‘adad tartibi sampai dengan fi’ilmadhi dan jumlahfi’liyah, kelas IX mulai dari pengulangan tentang fi’il sampai dengan isimtafdhil. LKS diperuntukkan untuk mengasah kemampuan peserta didik atas materi yang telah disampaikan.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa perencanaan pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror telah dilaksanakan dalam bentuk : 1) penggunaan kurikulum berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, 2) memberi Batasan-batasan materi yang akan diajarkan dalam satu tahun yang dibagi 2 semester dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, kemudian dikembangkan dalam bentuk RPP, 3) memahami materi yang akan diajarkan, 4) menyediakan bahan ajar atau buku pedomoan untuk peserta didik.

2) Pelaksanaan Pembelajaran Nahwu

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dipaparkan diatas sesuai dengan pendapat “Harjanto” Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika guru melakukan persiapan-persiapan sebelum memulai proses pembelajaran. Perencanaan atau rencana (planning) adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan [13]. Demikian juga untuk pembelajaran nahwu seorang guru perlu menyusun perencanaan sebelum memulai pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pelaksanan pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo ditunjukkan untuk seluruh kelas mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Lengkah pertama yang dilakukan pengajar ketika proses pembelajaran adalah pembukaan, pada tahap ini pengajar mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik. Kemudian dilanjutkan pada tahap kegiatan inti. Untuk metode yang digunakan pada pembelajaran nahwu dikelas dengan metode pada umumnya yaitu guru hanya menyampaikan materi sesuai yang ada dibuku secara klasikal. Metode yang digunakan dalam menjelaskan materi yakni metode qiyasiyah yang mana guru menekankan pada kaidah, dan pembebanan hafalan kaidah kepada peserta didik. Kemudian pemberian contoh untuk memperjelas maksud dari kaidah tersebut, untuk media menggunakan buku, papan tulis dan terkadang menggunakan media powerpoint.

Seperti cotoh materi pada kelas 8 tentang amil nashab, pertama guru membuka kelas dengan mengucap salam dan menanyakan kabar kepada peserta didik. Kemudian setelah itu guru menjelaskan tentang amil nashab atau huruf-huruf yang digunakan untuk menashabkan fiil mudhari, kemudian para siswa diminta untuk menghafal huruf-huruf tersebut, setelah itu guru memberikan contoh-contoh kepada siswa supaya siswa menjadi lebih paham atas materi yang telah disampaikan.

Jadwal pembelajaran Bahasa Arab di sekolah ini satu pekan terdapat 3 jam pelajaran tetapi guru tidak selalu menyampaikan materi nahwu, guru menyampaikan materi sesuai dengan urutan buku. Karena jam pembelajaran yang sangat terbatas guru diharapkan untuk bisa memanfaatkannya baik dalam penyampaian materi atau pemilihan media yang digunakan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh pengajar nahwu “ metode yang digunakan dalam pembelajaran nahwu itu seperti pada umumnya. Yaitu dengan saya menjelaskan materi kepada peserta didik kemudian saya buka sesi tanya jawab terkait materi jika tidak ada yang bertanya saya beri mereka pertanyaan, selain itu terkadang saya menyampaikan materi dengan menggunakan bantuan media seperti powerpoint”.

Berkaitan dengan metode yang digunakan, menurut peneliti sudah baik dan hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ahmad[14] adalah penggunaan metode qiyasiyah dalam pembelajaran nahwu merupakan salah satu metode yang telah di gunakan dalam proses pembelajaran nahwu di negara-negara Arab ataupun beberapa pesantren di Indonesia . Dengan demikian bahwa metode belajar adalah cara yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pemaparan diatas terkait media sesuai dengan pendapat Sukiman[15] terkait media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim (pendidik) kepada penerima (peserta didik) sehingga memotivasi pikiran, perhatian, perasaan, minat, dan kemauan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

Arti evaluasi adalah suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil pekerjaan tertentu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan [16].

3) Evaluasi Pembelajaran Nahwu

Evalusi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisah dari proses pembelajaran. Berdasarkan observasi kegiatan evaluasi pembelajaran di MTs Al-Abror dilaksanakan setidaknya memlaui 3 tahap evaluasi yaitu :

1. Evaluasi selama proses pembelajaran (harian)

Untuk melihat perkembangan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, pendidik pengampu pembelajaran nahwu melakukan evaluasi selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya pendidik meminta siswa untuk menyebutkan dhomir-dhomir yang telah dipelajari. Disamping itu pendidik terkadang meminta siswa untuk maju kedepan untuk mempresentasikan pembelajaran nahwu yang telah dipelajari dan dipahami.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh pengajar “saya meminta anak-anak untuk menjawab pertanyaan dari saya tentang materi yang telah dipelajarinya selain itu terdapat ujian dipertengahan semester dan di akhir semester”.

2. Evaluasi tengah semester dan akhir semester

Selain evaluasi yang dilakukan pendidik didalam kelas, kegiatan evaluasi dilakukan juga ketika telah memasuki tengah semester dan satu semester. Kegiatan evaluasi tengah semester atau UTS Ganjil dilaksanakan pada sekitar bulan September. Sementara akhir semester UAS ganjil dilaksanakan pada sekitar bulan Desember. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Tujuan tersebut sesuai dengan tujuan evaluasi secara umum yaitu untuk memperoleh informasi terkait kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, baik dilakukan ketika proses pembelajaran ataupun terhadap hasil belajar [17].

B. Peran media Powerpoint dalam pembelajaran nahwu adalah sebagai berikut

1. Memperjelas materi

Nahwu merupakan materi yang membahas tentang dasar hukum, dasar hukum yang digunakan untuk memberi harakat akhir kata sesuai dengan kedudukannya masing-masing agar terhindar dari kekeliruan dan kesalahan, baik dalam bacaan maupun pemahaman [18].

Dengan menggunakan powerpoint guru akan menyajikan point-point penting saja dalam pembelajaran nahwu sehingga penjelasan tidak terlalu bertele-tele dan terarah sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan peserta didik, mereka lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jika guru menyampaikan materi dengan jelas dan menggunakan bantuan media seperti media powerpoint. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu peserta didik “ kalau kami lebih senang jika dijelaskan dengan menggunakan media powerpoint karena materi yang disampaikan lebih jelas dan tidak membingungkan”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Levie dan Lentz dalam Hujair A.H Sanaky [19] yang menyatakan bahwaalambang atau gambar yang ada didalam media bertujuan untuk memperlancar proses pembelajaran serta memudahkan dalam memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar tersebut.

2. Meningkatkan pemahaman peserta didik

Proses belajar mengajar dengan menerapkan penggunaan media microsoft power point merupakan suatu pembelajaran yang mengarahkan pada strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan membuat kondisi kelas menyenangkan tetapi pembelajaran masih bersifat aktif [20].

Menurut guru Bahasa Arab di MTs Al-Abror Sidoarjo dan berdasarkan observasi menggunakan bantuan media powerpoint dalam pembelajaran nahwu dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan terutama materi yang sulit.

Dengan demikian pembelajaran nahwu dengan menggunakan media powerpoint dapat dijadikan alternatif sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran nahwu bisa didapatkan secara optimal. Hal tersebut juga disampaikan oleh peserta didik “bahwa dengan menggunakan powerpoint kami lebih bisa memahami materi yang diajarkan.”

3. Menarik perhatian peserta didik

Dalam menyampaikan materi nahwu guru menggunakan metode secara klasikal yakni dengan metode ceramah, dan menggunakan media pembelajaran seperti media powerpoint. Pada saat guru menggunakan metode caeramah hal ini cenderung membuat peserta didik jenuh sehingga siswa lebih suka berbicara dengan temannya daripada mendengarkan penjelasan guru. Sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif yang pada akhirnya menjadi pasif dalam menerima materi nahwu.

Pada saat guru menggunakan media pembelajaran seperti powerpoint dalam proses belajar mengajar mampu meningkatkan proses belajar yang efektifadan menyenangkan, serta dapat mempermudah peserta didik dalam menerimanya dan mengolah materi yang diterimanya. Disamping itu dapat memberikan kesan kepada peserta didik. Peserta didik akan berupaya untuk merespon dengan berbagai indranya sehingga peserta didik merasa ada ketertarikan pada saat pembelajaran nahwu. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh pendidik “ bahwa jika pembelajaran nahwu menggunakan media seperti powerpoint anak-anak lebih memperhatikan jika dibanding hanya menggunakan papan tulis atau buku saja”.

Pemaparan diatas sejalan dengan pernyataan Suwardi[21] bahwa Dengan adanya media pembelajaran pendidik dapat menyampaikan materi pelajaran lebih menarik. Dan dengan adanya media pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran media power point dalam pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1)Proses pelaksanaan pembelajaran nahwu di MTs Al-Abror Sidoarjo terdiri dari 3 tahap, yakni tahap perencanaan, pada tahap ini guru telah menyiapkan RPP secara tertulis guna dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diiinginkan. Kedua tahap pelaksanaan, pada tahap ini diawali dengan pembukaan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada siswa, kemudia berlanjut pada kegiatan inti yaitu penyampaian materi yang dilakukan dengan menggunakan metode qiyasiyah, selain itu media yang digunakan adalah buku, papan tulis, dan terkadang menggunakan media powerpoint. Selanjutnya tahap terakhir yaitu tahap evaluasi, evaluasi diukur dari evaluasi harian, pertengahan semester (UTS) dan akhir semester (UAS). 2)Peran media powerpoint dalam pembelajaran nahwu yaitu untuk memperjelas materi pembelajaran, meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran nahwu, dan menarik perhatian peserta didik.

References

  1. Dimyanti and Mudjiono, "Belajar dan Pembelajaran." Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
  2. T. Talizaro Tofano, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa,” Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 2, p. 104, Jul. 2018.
  3. A. Arsyad, "Media Pembelajaran." Jakarta: Rajawali Press, 2019.
  4. S. Mahmuda, “Media Pembelajaran Bahasa Arab,” An-Nabighoh, vol. 20, 2018.
  5. A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu Dalam Pendidikan Bahasa Arab,” Jurnal Al-Hikmah, vol. 1, 2019.
  6. R. A. Tu’aimah and M. A.-S. Manna’, "Tadriis Al-‘Arabiyah Fii Ta’limi Al ‘AmKairo: Al-Fikr Al-Araby," 2000.
  7. E. Susanti, M. Ritonga, and Bambang, “Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap Minat Belajar Bahasa Arab Siswa,” Arabiyatuna, vol. 4, May 2020.
  8. N. Rahmadani, B. Syamsuddin, and D. A. Rahman, “Keefektifan Penggunaan Media Microsoft Power Point dalam Pembelajaran Kosakata (Mufradat) Bahasa Arab Kelas X SMA Negeri 5 Barru.”
  9. L. Ayu and I. T. Adam, “Peran Media PowerPoint Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas X di Madrasah Aliyah Nurul Huda Mereng Pemalang Tahun 2019,” Basrah, vol. 1, Apr. 2021.
  10. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D." Bandung: Alfabeta, 2019.
  11. M. Musfiqon, "Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan." Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
  12. M. Fitrah and Luthfiyah, "Metodologi Penelitian." Sukabumi: CV Jejak, 2017.
  13. Harjanto, "Perencanaan Pengajaran." Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
  14. M. Ahmad ‘Abd al-Qadir, "Turuq al-Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah." Cairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1984.
  15. M. S. Sukiman, "Pengembangan Media Pembelajaran." Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2012.
  16. S. Arikunto, "Evaluasi Program Pendidikan." Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
  17. S. Nurhasanah and A. Jayadi, "Strategi Pembelajaran." Jakarta Timur: Edu Pustaka, 2019.
  18. S. Nasution, "Pemikiran Nahwu Syauqi Dhayf." Malang: Misykat, 2015.
  19. H. A. Sanaky, "Media Pembelajaran Interaktif-Inofatif." Yogyakarta: Kukaba, 2013.
  20. R. B. Ruma, Algiranto, and U. Yampap, “Penggunaan media Microsoft PowerPoint untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Elementary, vol. 4, Jun. 2021.
  21. Suwardi, "Manajemen Pembelajaran," Stain Salatiga Press, Salatiga, 2007.