Abstract
This research examines the disparity in students' comprehension of social studies materials during online and offline learning for Class IV SDN Pagerwojo. Employing a non-experimental quantitative ex post facto method, documentation of value data collection was employed as the instrument. The results indicate that online learning yields a mean understanding score of 70 (medium category) with a standard deviation of 10, while offline learning achieves a mean score of 73 (moderate category) with a standard deviation of 13. The findings suggest a discernible variance in students' understanding between the two modes of learning, albeit not significantly pronounced. The implications of this study contribute to the ongoing discourse on optimizing learning environments to better support students' comprehension in social studies subjects.
Highlights:
- Insightful Comparison: This research delves into a comparative analysis of students' understanding of social studies materials in both online and offline learning environments, shedding light on the nuanced differences between the two.
- Moderate Disparity: The study reveals a moderate variance in students' comprehension levels between online and offline learning, emphasizing the need for further exploration to optimize educational approaches.
- Implications for Education: The findings have significant implications for educators, highlighting the importance of tailoring teaching strategies to maximize students' understanding of social studies subjects across different learning platforms.
Keywords: Students' Understanding, Social Studies, Online Learning, Offline Learning, Comparative Analysis
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan telah berubah dengan adanya virus covid-19 yang awalnya sistem tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring, pembelajaran daring itu sendiri dilaksanakan sesuai dengan edaran kebijakan pemerintah Kemendikbud RI No. 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19 dan juga mengikuti serta mematuhi himbauan dari daerah setempat, proses pembelajaran daring ini dilakukan dirumah masing-masing dengan menggunakan media online seperti gadget, classroom, zoom, dan jaringan internet, seluruh sekolahan dituntut untuk melakukan pembelajaran secara daring [1].
Pembelajaran daring sangat dikenal didunia pendidikan dan juga dikalangan masyarat dengan istilah pembelajaran online (online learning)[2]. Saat pembelajaran daring tenaga pendidikan dituntut untuk berfikir lebih kreatif dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan high technology seperti google meet, zoom, whatsApp, classroom, google form, dengan adanya tuntutan ini maka banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh tenaga pendidik dalam mengoperasikan maupun meningkatkan pembelajaran jarak jauh atau daring. Dalam pembelajaran daring ini dapat meningkatkan tanggung jawab dan kemandirian pada siswa, pembelajaran jarak jauh atau daring ini lebih berpusat kepada siswa sehingga dapat memunculkan tanggung jawab dan otonomi dalam belajar pada siswa,namun dari sebagian siswa juga memiliki banyak kendala dan permasalahan mulai dari ketidakstabilan internet, kerbatasan dalam menggunakan dan mengelola alat elektronik,dll [3].
Efek dari beberapa masalah yang timbul akibat dari kurangnya kontrol orang tua dapat menurunkan motivasi dalam belajar siswa, berbeda dengan pembelajaran luring, saat pembelajaran luring pada mata pelajaran IPS. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu, Ilmu Sosial dan Humaniora, yatu Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan Budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang cabang Ilmu Sosial di atas [4]. Dalam kondisi seperti ini peranan orang tua dalam mendampingi belajar dirumah menjadi sangat sentral, orang tua yang pada awalnya berperan mendidik keterampilan mendasar seperti pendidikan agama, sopan santun, kejujuran dan berahlak baik namun karna adanya pandemi maka peranan orang tua menjadi meluas yaitu sebagai pendidik akademik, pelaksanaan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolahan saja, melainkan tanggung jawab orang tua dan lingkungan masyarakat [5]. Akan tetapi Guru memiliki cara yang menarik siswanya, sehingga siswa lebih mandiri dalam mengerjakan soal, mereka lebih semangat dalam mencari solusi dari soal yang diterima dari guru selain itu mereka juga lebih menguasai materi yang di berikan, akan tetapi mengalami penurunan nilai pada mata pelajaran IPS yang disebabkan siswa murni mengerjakan soal mata pelajaran IPS tanpa bantuan dari orang tua.Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi IPS pada saat pembelajaran daring dan luring [6].
METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif non-eksperimen. Metode ex post facto Jenis causal comperative (causal cooperative research). Metode expost facto yang artinya sesudah fakta dengan pengambilan data secara survey. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang berjutuan untuk menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan sesuatu gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa prilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruan sudah terjadi [7].
Jenis penelitian causal comperative merupakan salah satu metode penelitian yang erat dengan metode penelitian korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melalui pengamatan terhadap akibat yang ada kemudian menelusuri kembali faktor yang mungkin menjadi penyebabnya dengan melalui sebuah data tertentu. Penelitian causal comperative merupakan kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat, dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan tersebut [8]. Dalam Pendekatan dasar causal comperative ini melibatkan kegiatan peneliti yang mengidentifikasi apakah adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya terlebih dahulu, kemudian peneliti berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, [9]. sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI di sekolah SDN Pagerwojo dengan jumlah sebanyak 31 siswa[10]. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dokumentasi, metode domumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data. Data atau keterangan-keterangan tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu pengambilan gambar saat sedang melakukan penelitian Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa dokumentasi yang berisi nilai PAS yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran luring dan daring selama kurang lebih satu tahun [11]. Teknik analisis data atau instrument penelitian menggunakan SPSS dengan uji validitas dan reliablitas. Uji validitas yaitu uji dengan melakukan penilaian kepada ahli, sedangkan uji reliabilitas merupakan suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama [12].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil perhitungan untuk mencari nilai rata-rata dan standar deviasi pada pemahaman siswa terhadap materi IPS pada pembelajaran daring diperoleh nilai rata-rata 70 dengan standar deviasi 10 Dari deskripsi data pada 6 tabel menunjukkan bahwa frekuensi terbesar dalam kategori sedang terletak pada interval 65-79, dalam kategori tinggi yaitu 17 siswa, dan sebanyak 10 siswa berada pada kategori rendah dengan interval l0-64. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi IPS pada pembelajaran daring di SDN Pagerwojo termasuk kategori sedang. Sedangkan hasil perhitungan untuk mencari nilai rata-rata dan standar deviasi pada pemahaman siswa terhadap materi IPS pada pembelajaran luring diperoleh nilai rata-rata73 dengan standar deviasi 13, dari deskripsi data pada 3 tabel menunjukkan bahwa frekuensi terbesar terletak pada interval 65-79 yaitu 12 orang dan sebanyak 10 siswa berada pada kategori rendah dengan interval 0–64. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi IPS pada pembelajaran daring di SDN Pagerwojo termasuk kategori sedang,lebih jelasnya berbedaan nilai Rata-rata dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar tabel diatas menunjukkan rata-rata nilai PAS pada saat mempelajaran daring memperoleh nilai 70 sedangkan pada pembelajaran luring memperoleh nilai 73 dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa pada saat pembelajaran daring dengan luring tidak signifikan.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan untuk mengukur pemahaman siswa melalui nilai PAS selama kurang lebih setahun pada tahun ajaran 2021-2022 di SDN Pagerwojo terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut tidak signifikan antara pembelajaran daring dan luring. Pada umumnya ditemukan nilai rata-rata lebih besar pada saat dilakukan pembelajaran luring dari pada pembelajaran daring, bisa dilihat dari besaran rata-rata pada saat pembelajaran luring dan daring.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran luring ini masih menjadi pembelajaran terbaik jika dibandingkan dengan sistem pembelajaran lainnya, selain itu dengan dilakukan pembelajaran luring pemahaman siswa pada pembelajaran IPS bisa dikatakan lebih baik karena siswa dapat berinteraksi secara luas tanpa adanya batasan sehingga tidak memperlambat proses belajar mengajar. Namun jika keadaannya darurat seperti yang terjadi sebelum ini karena adanya COVID-19 maka pembelajaran daring menjadi pilihan yang terbaik karena perbedaan pemahaman siswa antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Hasil Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dikaji oleh Dira Aulia Putri yang menyatakan bahwa adanya perbedaan rata-rata hasil belajar matematika lebih besar ketika siswa belajar dengan pembelajaran Luar Jaringan (Luring) jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika saat menggunakan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) [13].
Selaian itu penelitian yang dilakukan oleh Syalisah Putri Istiqomah Addina yang menyatakan hipotesis pada data hasil belajar peserta didik dengan mengutamakan uji Pairet Sample Test diperoleh dengan sig. 0,000 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan antara pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negri Berbah 2 [14]. Dari berbagai gambaran mengenai kendala yang dihadapi oleh guru maupun peserta didik dalam pembelajaran secara daring menunjukkan bahwa proses pembelajaran dalam kelas lebih efektif dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung [15].
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait Pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran daring berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 70 dalam hal ini pembelajaran daring cukup efektif digunakan pada proses pembelajaran pada peserta didik diera pandemi.sedangkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran luring berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 73 dalam hal ini pembelajaran luring lebih efektif digunakan pada proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran daring. Jadi kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat perbedaan pemahaman pada pembelajaran daring dan luring namun tidak signifikan.
References
- Y. Wulandari and M. Kristiawan, "Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua," JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), vol. 2, no. 2, pp. 290-303, 2017, doi: 10.31851/jmksp.v2i2.1477.
- W. A. F. Dewi, "Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar," Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no. 1, pp. 55-61, 2020, doi: 10.31004/edukatif.v2i1.89.
- A. Lilawati, "Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi," J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 5, no. 1, p. 549, 2020, doi: 10.31004/obsesi.v5i1.630.
- M. P. R. H. Abdul Karim, "Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial," Pati, 2015.
- E. Kurniati, D. K. Nur Alfaeni, and F. Andriani, "Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19," J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 5, no. 1, p. 241, 2020, doi: 10.31004/obsesi.v5i1.541.
- U.Hamidatus Shofiah, "Penerapan Metode Pembelajaran Daring Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di MI Miftakhul Huda," Metod. Pembelajaran Daring, vol. 7, pp. 11-16, 2020.
- B. Intang Sappaile, "Konsep Penelitian ex-post facto," J. Pendidik. Mat., vol. 1, no. 2, pp. 1-15, 2020.
- M. S. Sugiyati, "Prestasi Belajar pada Siswa SD Kelas I Ditinjau Dari Pengalaman Pendidikan Prasekolah (Penelitian Expost Facto pada Gugus V Mekar Sari Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat)," Prndidikan Guru PAUD, vol. 2, 2010.
- B. A. B. Iii, "Metodologi Penelitian," pp. 50-61, 2002.
- D. Tsabit, A. Rizqia Amalia, and L. Hamdani Maula, "Analisis Pemahaman Konsep Ips Materi Kegiatan Ekonomi Menggunakan Video Pembelajaran Ips Sistem Daring Di Kelas Iv.3 Sdn Pakujajar Cbm," Pendas J. Ilm. Pendidik. Dasar, vol. V, no. 1, pp. 76-89, 2020, doi: 10.23969/jp.v5i1.2917.
- M. Marlena, "Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu," pp. 1-95, 2021.
- P. Dr. Sugiono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2021.
- D. Aulia Putri, "Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Pembelajaran Luar Jaringan (luring) dengan Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) pada Siswa SD Negeri 266 Gona Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone," vol. 1, pp. 1-9, 2021, [Online]. Available: file:///C:/Users/User/Downloads/Artikel Skripsi Dira aulia putri.pdf.
- S. P. I. Addina, "Pembelajaran Luring dan Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Berbah 2 di Masa pandemi Covid-19," pp. i-73, 2020, [Online]. Available: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42963/.
- P. Soraya, C. E. Putri, P. A. Lestari, and A. Walid, "Profil Penilaian Hasil Belajar IPA Melalui Media Daring dan Luring pada Mid Semester Di MTS Negeri 4 Mukomuko Provinsi Bengkulu," J. Sikola J. Kaji. Pendidik. dan Pembelajaran, vol. 2, no. 2, pp. 107-115, 2020, doi: 10.24036/sikola.v2i2.88.