Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v21i3.755

Fostering Reading Interest in Grade 3: Indonesian Elementary School Insights


Meningkatkan Minat Baca di Kelas 3: Temuan Sekolah Dasar di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Reading interest Grade 3 students Library initiatives Barriers Indonesian elementary school

Abstract

This qualitative study with a phenomenological approach investigates the efforts of a school library in increasing reading interest among grade 3 students at Banjartanggul Elementary School in Indonesia. The research aims to identify effective strategies employed by the library and analyze the factors that hinder students' reading interest. Data was collected through observation, interviews, and documentation. The findings reveal that the school library has optimally fulfilled its role in fostering reading interest, employing strategies such as incentivizing library visits, engaging parents, motivating students, scheduling visits, and expanding book collections. The results offer valuable insights for educators, librarians, and policymakers seeking to enhance reading engagement among young learners.

Highlights:

  • Efforts to foster reading interest: The study explores the initiatives taken by the school library to enhance reading interest among grade 3 students.
  • Identification of barriers: The research identifies the factors that hinder reading interest among grade 3 students in the Indonesian elementary school context.
  • Insights for educators and policymakers: The findings offer valuable insights for educators, librarians, and policymakers seeking to promote reading engagement among young learners.

Keywords: Reading interest, Grade 3 students, Library initiatives, Barriers, Indonesian elementary school.

PENDAHULUAN

Salah satu usaha yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan menjalankan kegiatan membaca. Membaca merupakan salah satu kegiatan yang berperan penting dalam proses belajar mengajar, dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang luas. Menurut data UNESCO pada tahun 2013, perkembangan minat baca dan kemampuan membaca pada saat ini cukup memprihatinkan [1]. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang pentingnya membaca yang diberikan kepada siswa. Rendahnya kegiatan membaca yang sangat minim ini dapat menjadikan siswa tidak berkembang, hal tersebut juga akan berpengaruh pada prestasi siswa.

Dalam lingkungan sekolah, fasilitas pustaka menjadi penunjang minat baca siswa-siswi yaitu ketersediaan bahan bacaan yang mencukupi bagi siswa, hal ini tentunya menjadikan perpustakaan sekolah untuk menyediakannya. Menurut Mardiyanto, perpustakaan merupakan alternatif sebagai sumber belajar selain melalui media, baik untuk yang berpendidikan formal maupun nonformal [2]. Signifikansi menjaga keberadaan perpustakaan di sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam komponen pendidikan, keberadaannya tidak dipandang dari lingkungan sekolah [3]. Selain itu, perpustakaan sekolah menjalankan peran penting dalam membantu menjunjung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah juga berperan sebagai salah satu pendukung dalam kegiatan belajar siswa maupun guru agar target pada kurikulum pendidikan tercapai.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan tentang peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa kelas 3 di SDN Bunggalrejo Kec. Pungging, Kab. Mojokerto. Menurut informasi yang peneliti dapatkan dari wawancara dengan guru kelas 3, faktor dari siswa yang belum lancar membaca yaitu dikarenakan kurangnya perhatian guru terhadap minat baca di Kelas 3 SDN Bunggalrejo dan kurangnya sarana pendukung perpustakaan di SDN Bunggalrejo.

Hal tersebut sekaligus tidak langsung akan membantu siswa mau membaca, dan menggali hal-hal yang membosankan. Makalah dari itu sekaligus perpustakaan di sekolah harus lengkap dan menarik minat baca siswa, karena perpustakaan di sekolah dapat memicu perkembangan minat baca siswa untuk belajar lebih banyak lagi. Selain itu, meningkatnya minat baca juga disebabkan oleh faktor berupa dukungan keluarga yaitu dukungan kedua orang tua, guru, lingkungan, perpustakaan, dan lain-lain [4]. Oleh karena itu, orang tua dan guru yang seharusnya menjadi teladan dan teladan bagi anak-anak yang berperan memicu dalam semangat bacaan baik-baik anak-anak yang berminat membaca dan cinta terhadap buku. Selain itu lembaga sekolah, perpustakaan, dan pemerintah juga harus menjadi pendukung yang memotivasi minat baca dan kecintaan terhadap buku perpustakaan.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif adalah penelitian yang jenis datanya bersifat kualitatif, yaitu berupa non angka. Artinya data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berbentuk seperti kata, dokumen, arsip, skema [5]. Lokasi penelitian yang menjadi fokus dalam mengumpulkan data adalah perpustakaan di SDN Bunggalrejo yang terletak di kecamatan Pungging, kabupaten Mojokerto. Subjek dalam penelitian ini adalah petugas perpustakaan, wali kelas/guru kelas III, dan Kepala sekolah di SDN Bunggalrejo Mojokerto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya perpustakaan n dalam meningkatkan minat baca siswa kelas 3 Di SDN Banjartanggul dan menganalisis faktor penghambat minat baca siswa. Adapun upaya yang dilakukan oleh perpustakaan SDN Banjar Tanggul dalam mengingkatkan minat baca siswa antara lain:

a. Memberikan Penghargaan Kepada Siswa

Siswa yang rajin berkunjung ke perpustakaan diberi penghargaan oleh pihak perpustakaan yang bekerjasama dengan kepala sekolah. Hal tersebut merupakan salah satu cara yang efektif untuk menimbulkan minat baca atau minat kunjungan siswa untuk datang ke perpustakaan [6]. Seperti yang dikemukakan oleh Heny Dwi Sudarti, S.Pd. selaku petugas perpustakaan dan wali kelas 3 bahwa: “Biasanya kami memberikan hadiah sama siswa yang rajin ke perpustakaan, jadi kalau ada siswa ke perpustkaan langsung saya beritahu kalau yang paling rajin masuk ke perpustkaan nanti dapat hadiah. Lalu siswa tersebut memberitahu teman-temannya yang lainnya.

b. Memberikan Suasana Yang Nyaman Saat Berkunjung Ke Perpustakaan

Ketika siswa sedang membaca alangkah baik memberikan suasana yang mendukung tenang dan nyaman. Dengan adanya suasana yang nyaman maka siswa akan merasa senang saat berada di perpustakaan. Selain itu, petugas perpustakaan juga menyampaikan kepada penulis bahwa sekolah sudah berusaha memberikan fasilitas penunjang untuk membuat suasana nyaman saat siswa berkunjung ke perpustakaan [7].

Berikut penuturan lengkapya. “Di perpustakaan menyediakan kipas angin agar siswa tidak merasa gerah saat di perpustakaan dan kami sudah berusaha membuat para siswa merasa nyaman meskipun perpustakaan kami tidak besar, dan fasilitasnya yang masih kurang akan tetapi saya melayani dengan senang hati dan ramah saat siswa mengunjungi perpustakaan.

Untuk menunjang hal tersebut harus adanya perpustakaan yang efektif yaitu perpustakaan yang mempunyai koleksi bahan pustaka yang memadai bagi siswa untuk mencari informasi, yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan bacaan yang sesuai dengan selera para pembaca yaitu para siswa yang ada di sekolah tersebut.

c. Melibatkan Orang Tua Siswa

Dorongan orang tua dirumah juga sangat penting dalam membantu guru setelah mengajar di sekolah agar mendapatkan hasil yang maksimal. Orang tua merupakan orang terdekat dengan anak atau siswa ketika dirumah, maka dorongan orang tua sangat penting dalam membantu meningkatkan minat baca siswa dan memberikan contoh bahwa membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan dan bisa menjadikannya kegiatan sehari-hari [8]. Orang tua disarankan memilih bahan bacaan yang benar-benar mereka inginkan dan sesuai dengan umumnya. Misalnya anak-anak mulai mengenal lingkungan sekitar maka berikan buku-buku yang berisi tentang tumbuh-tumbuhan, hewan, disertai dengan gambar dan buku tersebut berwarna-warni supaya si anak tidak merasa bosan apa bila sedang membuka-buka buku tersebut. Selaras dengan hasil wawancara dari guru wali kelas sebagai berikut: “Saya sudah menginformasikan kalau siswa perlu mengurangi penggunaan media elektorik biar siswa belajar di rumah dan saya juga memberitahu kepada setiap orang tua siswa yang sulit untuk belajar maupun mudah belajar biar semuanya bisa suka membaca, kan jadi bisa menyerap ilmu lebih gampang kalau membaca saja sudah pandai”.

Setelah anak sudah mulai masuk dunia sekolah, maka perlu semakin dirangsang kepakaan anak-anak tersebut. Bersedia meluangkan waktu untuk anak-anak untuk menceritakan sebuah cerita sebelum mereka tidur, anak-anak sangat agresif, ingin tahu banyak hal yang berkaitan dengan kehidpuan sehari hari. Selain itu, anak-anak harus terbiasa di perkenalkan dengan toko buku, atau perpustakaan yang menyediakan koleksi bahan bacaan untuk anak-anak. Dengan cara seperti ini biarkan anak-anakitu sendiri yang menentukan buku apa yang mereka ingin baca.

d. Memberikan dorongan atau motivasi ke siswa

Upaya dalam menumbuhkan kegemaran siswa belajar membaca adalah meningkatkan kenyamanan serta dorongan dari beberapa sumber yang mampu memberi motivasi siswa akan pentingnya membaca. Seperti halnya peranan petugas perpustakaan, guru serta orang tua yang mampu bekerja sama dan memberikan contoh kepada siswa [9]. Seperti hasil wawancara dengan guru : “Saya memberikan masukan-masukan ke siswa saya, belajar sambil bermain biasanya biar siswa nggak bosan dan senang belajar”

Salah satu penunjang siswa agar memulai kecintaan kepada membaca yakni dengan cara belajar dengan bermain agar tidak merasakan jenuh dan bosan saat pelajaran dimulai. Dari uraian di atas maka siswa kelas 3 masih ingin belajar dengan cara yang berbeda tidak hanya dengan guru menjelaskan dan memberi tugas di kelas saja. Dikarenakan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siswa masih enggan belajar membaca seperti yang telah di jelaskan diatas.

e. Mengatur Jadwal Kunjungan ke Perpustakaan.

Dalam rangka mengaktifkan dan pendayagunaan perpustakaan sekolah sebagai sarana dalam meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah harus menetapkan jadwal kunjungan ke perpustakaan oleh guru mata pelajaran [10]. Seperti yang diungkapkan oleh Guru di SDN Banjartanggul bahwa : “Biasanya guru menyuruh semua siswa di kelas saya ke perpustakaan 1 minggu 3 kali” (siswa)

Seperti yang telah disampaikan oleh petugas perpustakaan bahwa : “Kalau kelas 3 sudah mulai sering ke perpustakaan soalnya pihak sekolah memberikan jadwal untuk siswa pergi ke perpustakaan, jadi tinggal dorongan dari guru saja mau melaksanakan apa tidak, tapi sejauh ini yang sudah saya amati kelas 3 sudah sering ke perpustakaan.”

Guru mata pelajaran juga mengungkapkan bahwa : “Iya sering, dalam 1 minggu pasti saya menyempatkan siswa untuk membaca dan belajar di perpustakaan. Agar tidak belajar di dalam kelas saja dan bisa membaca buku yang lainnya sehingga siswa tidak merasa bosan” Selain kegiatan rutin yamg dilakukan oleh pihak sekolah yang telah berkoordinasi kepada para guru mata pelajaran yang telah di ungkapkan beberapa informan di atas, bahwa dengan adanya kegiatan kunjungan siswa ke perpustakaan akan menciptakan kecintaan siswa dengan perpustakaan tersebut dan menumbukahkan minat baca siswa. Dikarenakan guru telah membiasakan siswa untuk mengunjungi perpustakaan 3 kali dalam seminggu.

f. Menambah Jumlah Koleksi Buku

Menambah jumlah koleksi buku merupakan keberhasilan suatu perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Karena jumlah buku yang terus bertambah dan selalu diperbarui membuat siswa tertarik untuk berkunjung dan membaca buku diperpustakaan. Pihak perpustakaan dan kepala sekolah juga selalu memperhatikan jika ada buku yang kurang dan harus ditambah. Seperti hasil wawancara dengan (petugas perpustakaan dan kepala sekolah) :

“Pihak sekolah selalu menambah buku bacaan di perpustakaan dan kalau petugas membuat laporan kalau bukunya kurang atau ada yang harus ditambah pasti langsung di tambah buku yang saya minta.” Penjelasan dari Petugas Perpustakaan. “Kalau masalah jumlah buku menurut saya sudah seimbang soalnya pihak penjaga perpustakaan selalu memberikan laporan” Penjelasan dari Kepala Sekolah.

Dengan menyukupi dan menyeimbangkan jumlah buku dan jumlah siswa maka dengan itu akan mempermudah siswa untuk meminjam buku diperpustakaan, agar tidak adanya antrian saat meminjam buku ketika siswa tersebut membutuhkannya. Dalam hal ini siswa diharapkan bisa memanfatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya. Dengan istilah lain, sebuah perpustakaan mampu memberikan pelayanan kepada pemustaka sesuai dengan kebutuhan para siswa dan guru-guru yang ada di sekolah. Mengingat suatu perpstakaan tidak akan memiliki fungsi apapun apabila tidak ada pemustaka yang menggunakannya meskipun perpustakaan telah menyediakan berbagai koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka maka pustakawan juga memiliki peran dalam membantu siswa untuk mengenal dan memanfatkan perpustakaan [11].

Adapun faktor penghambat minat baca siswa kelas 3 antara lain:

a. Buku Bacaan Tidak Sesuai Dengan Keinginan Siswa

Sarana membaca sangat mendorong seseorang untuk membaca. Diantara sarana membaca adalah buku bacaan. Buku bacaan yang menarik, bervariatif dan banyak juga akan memberikan daya tarik tersendiri kepada pembaca. Tetapi nyatanya buku yang disediakan sekolah hanyalah sedikit, terlalu monoton, kurang bervariatif dan terlalu banyak buku pelajarannya dari pada buku bacaan lainnya. Selaras dengan pernyataan salah satu siswa kelas III SD seperti berikut: “Suka, tapi di perpustakaan sekolah saya kebanyakan buku pelajaran saja, kalau buku cerita atau yang lainnya Cuma sedikit. Jadi kalau ke perpustakaan cuma kalau ada tugas dari guru.”

Kelengkapan suatu di perpustakaan sangat berpengaruh kepada keinginan siswa untuk hanya sekedar mampir di perpustakaan, walaupun mereka ke perpustakaan, dengan kata lain hanya sekedar melihat-lihat saja, masih jarang sekali yang ingin menghabiskan waktunya untuk membaca, mereka lebih memilih bermain dengan teman-temannya di kelas dari pada masuk di perpustakaan.

b. Budaya Membaca Rendah

Menurut penelitian, masyarakat negara-negara berkembang masih kental dengan budaya mengobrol, bermain dibandingkan budaya membaca. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan waktu yang berharga untuk membaca masih rendah [12]. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengobrol, bermain dan melamun dari pada membaca buku. Hal tersebut selaras dengan pernyataan guru bahwa “Anak-anak masih suka ikut – ikutan dengan temannya buat bermain, maklum saja usianya masih berfikiran untuk bermain”

c. Fasilitas Ruangan yang Kurang Memuaskan dan Memadai

Fasilitas merupakan masalah yang kerap timbul di perpustakaan di setiap sekolah. Masih banyak perpustakaan yang kekurangan fasilitas karena ketidaksanggupan dan kurangnya pihak sekolah dan kesadaran sebagian guru-guru untuk melaporkan setiap kekurangan tersebut yang berpengaruh kepada kebutuhan siswa untuk belajar di perpustakaan. Perpustakaan merupakan sarana penting untuk meningkatkan minat baca siswa. Oleh karena itu perpustakaan hendaknya menampung koleksi buku yang benar-benar memadai sesuai dengan jumlah siswa khususnya buku pelajaran. Karena perpustakaan tersebut sebagai pusat informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan fungsi yang strategis yaitu menyediakan fasilitas ruang baca yang nyaman dan aman bagi siswa [13].

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh petugas perpustakaan yang mengatakan bahwa: “Masih ada beberapa buku pelajaran yang kurang di perpustakaan dan juga fasilitas memang kurang memadai, karena masih duduk di bawah beralas karpet saja, perpustakaan kita belum punya meja dan kursi yang nyaman di perpustakaan.” Bahwa koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, selain koleksi yang harus diperhatikan adalah suasana perpustakaan yang menarik perhatian siswa, nyaman, mempunyai tempat yang cukup untuk siswa dalam membaca, menulis dan jika memungkinkan ada juga fasilitas komputer. Perpustakaan juga harus berada pada lokasi yang tenang dan jauh dari kebisingan. Luas ruang perpustakaan juga harus memadai dengan penerangan yang bagus, tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Buku – buku hendaknya tersusun dengan rapi dan terpajang di rak buku [14].

d. Kurangnya Dana

Masalah atau kendala yang sering dialamai oleh setiap perpustakaan adalah masalah pembiayaan. Dana yang dialokasikan untuk perpustakaan hanya bergantung pada dana BOS itu sendiri, sehingga jika perpustakaan ingin menambah koleksi buku pelajaran atau buku cerita terbaru membutuhkan dana yang tidak sedikit. Melihat minat baca siswa bermacam-macam mulai menyukai buku pelajaran, buku sejarah bahkan buku cerita yang bersifat menghibur, sehingga perpustakaan dituntut untuk menyediakan segala fasilitas yang berada di perpustakaan terutama buku-buku [15].

Hal ini sesuai dengan yang diuangkapkan oleh petugas perpustakaan bahwa : “Memang kita cuma mengandalakan dana BOS itu sendiri, jadi kami jarang melakukan pembaruan buku-buku disini, diakrenakan dana yang dibutuhkan tidak sedikit, jadi kalau ada dana BOS kita cuma menambah buku pelajaran yang kurang saja, itupun tidak semua”. Masalah ini tentu menjadi masalah yang kerap terjadi di sekolah-sekolah lainnya. Tidak bisa mengandalkan dana BOS yang tidak cukup untuk membentuk ruang baca ini menjadi fasilitas yang memadai.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwaupaya perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa kelas 3 di sdn banjartanggul antara lain: memberikan penghargaan kepada siswa, memberikan suasana yang nyaman saat berkunjung ke perpustakaan, melibatkan orang tua siswa, memberikan dorongan/motivasi ke siswa, mengatur jadwal kunjungan ke perpustakaan, menambah jumlah koleksi buku.Faktor penghambat minat baca siswa kelas 3 di SDN Banjartanggul antara lain: buku bacaan tidak sesuai dengan keinginan siswa, budaya membaca rendah, fasilitas ruangan yang kurang memuaskan dan memadai, kurangnya dana.

References

  1. Data UNESCO, "Minat Baca Di Indonesia," 2013.
  2. D. M. N. Mardiyanto, "Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas V dan VI SDIT AL Kautsar Muhajirin," 2015.
  3. Daiman, "Keterampilan Membaca," Rajawali Pers, Jakarta, 2014, pp. 145, 12, 150-151.
  4. H. Hayani, "Hubungan Motivasi Guru Dengan Minat Baca Peserta Didik," Herman Wahadaniah, 2017.
  5. Sugiyono, "Metode Penelitian Kualitatif," ALfabeta, Bandung, 2010, p. 145.
  6. M. Elendiana, "Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar," 2020.
  7. Sudarsih, "Peran Perpustakaan Dalam Proses Belajar Mengajar," 2018.
  8. S. Daryanti, W. Widayat, and S. Sulastiningsih, "Upaya meningkatkan minat baca siswa dengan memaksimalkan peran serta warga sekolah dasar 1 pantalan, Jetis, Bantul," Doctoral dissertation, STIE Widya Wiwahan, 2019.
  9. I. K. Artana, "Upaya Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak," 2016.
  10. D. A. Indramayana, "Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Di SD Negeri 6 Batu Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang," 2016.
  11. Bafadal, Dalam Prasetyo, 2006, p. 5, 2014.
  12. H. Santoso, "Upaya meningkatkan minat dan budaya membaca buku melalui iklan layanan masyarakat," Library. Um.ac.id, vol. 1, pp. 1-19, 2015.
  13. E. M. Wahyu, "Studi Kasus Minat Baca Anak di Taman Baca Kampung Pemulung Kali Sari Damen Surabaya," pp. 65-70, 2018.
  14. A. N. Wulanjani and C. W. Anggraeni, "Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar," Proceeding of Biology Education, vol. 3, no. 1, pp. 26-3, 2019.
  15. E. M. Wahyu, "Studi Kasus Minat Baca Anak di Taman Baca Kampung Pemulung Kali Sari Damen Surabaya," pp. 65-70, 2018.