Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v22i.745

Increasing Ability to Recognize Letters Through Animation Media in Children Aged 5-6 Years in Kindergarten


Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Animasi Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanakkanak

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Recognize Letters Animation Media

Abstract

The ability to recognize letters is the first step for children to be able to read, the ability to recognize letters well then the child tends to have the ability to read well too. This research is a classroom action research, with the object of Group B TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan totaling 12 children. The writing of this study aims to determine the ability to recognize letters and the results of their improvement. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews and documentation. This research was conducted in 3 cycles, namely pre-cycle, cycle I and cycle II. Based on the results of the research that has been done, it can be seen that with animation media, the ability to recognize letters in children can be improved well with a significant increase in each cycle. The percentage value obtained in the first cycle reached a percentage of 56.5% but had not reached the success target, therefore it was carried out again in the second cycle which achieved a success percentage of 82.2%. Thus, it can be concluded that there is an increase in the ability to recognize letters through animation media in Dharma Wanita Persatuan Plaosan Kindergarten with a percentage reaching 82.2%.

Pendahuluan

Pendidikan sangat penting dikenalkan sejak dini karena pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan dasar sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan informal. Pengenalan huruf sejak usia TK yang penting adalah metode pengajarannya melalui proses sosialisas, dan metode pengajaran membaca tanpa membebani dengan kegiatan belajar yang menyenangkan[1]. PAUD terutama pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan yang penting sebagai wadah untuk membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya [2].

Pengertian kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan melakukan sesuatu dengan mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa[3]. Kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya[3].Anak yang dapat mengenal huruf cenderung memiliki kemampuan membaca yang lebih baik [4]. Untuk mengenalkan huruf pada anak usia dini, membutuhkan waktu dan tidak secara terburu-buru dan berulang-ulang [5]. Proses pengenalan huruf sejalan dengan proses keterampilan berbahasa secara fisik dan psikologis Kemampuan mengenal huruf adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak-anak [6]. Kemampuan mengenal huruf adalah kemampuan anak untuk mengenal, mengetahui dan memahami konsep atau tanda-tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan huruf abjad. Huruf terbagi menjadi 2 bagian yaitu huruf vocal dan konsonan. Huruf vocal terdiri dari a,i,u,e,o sedangkan huruf konsonan yaitu b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,,p,q,r,s,t,v,w,x,y,z. Salah satu penyebabnya adalah karena banyak huruf yang mirip tetapi bacaannya berbeda, seperti D dan B, M dan W, maka diperlukan permainan membaca untuk mengenal huruf [7]. Tahapan membaca pada anak usia dini dibagi dalam 4 tahap, yaitu: membaca gambar, membaca gambar dan huruf, membaca gambar dan kata, membaca kalimat [8].

Dan ketika peneliti melakukan pengamatan didapati media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik, kurang efektif dan terkesan monoton yang menjadikan anak-anak berbicara sendiri dan kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari beberapa proses pembelajaran yang dilakukan di TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan, peneliti mendapati pembelajaran cenderung dilakukan di papan tulis dan buku saja. Hal tersebut yang membuat rendahnya kemampuan mengenal huruf pada anak kelompok B, karena anak kurang tertarik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Pada anak kelompok B (usia 5-6 tahun) di TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan sebesar 65% yang belum mengenal huruf atau salah dalam penyebutan huruf yaitu 8 dari 12 anak. Rendahnya kemampuan anak untuk mengenal dan membedakan huruf disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang tidak variatif dan membosankan.

Jumlah Siswa Belum Mampu Mengenal Huruf Mampu Mengenal Huruf
12 8 4
Table 1.Kemampuan Mengenal Huruf

Stimulasi pengenalan huruf adalah merangsang anak untuk mengenali, memahami, dan menggunakan simbol tertulis untuk berkomunikasi [9]. Stimulasi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf adalah dengan merancang kegiatan mengenal huruf melalui media animasi yang menyenangkan serta efektif. Strategi mengenal huruf sejak dini sangat penting dan bermanfaat bagi perkembangan bahasa anak, karena menyiapkan anak untuk dapat membaca dengan mudah [10]. Media pembelajaran dapat digunakan guru sebagai perantara ilmu yang diberikan pada saat proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan seoptimal mungkin[11]. Mengenal huruf tidak hanya dilakukan pada kegiatan inti pembelajaran seperti menulis huruf di papan tulis dan buku, juga tidak hanya melalui permainan kartu huruf dan media-media lainnya. Di era digital sekarang ini mengenalkan huruf kepada anak didik dapat dilakukan melalui media animasi. Adapun contoh kegiatan mengenalkan huruf melalui media animasi. Media animasi merupakan suatu teknik penampilan gambar berurut sedemikian rupa sehingga peserta didik merasakan adanya ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Media animasi juga merupakan alat bantu yang digunakan untuk memaparkan sesuatu yang rumit atau sulit melalui gambar atau tulisan agar lebih mudah dipahami [12]. Media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa [13]. Cara kerja media animasi yaitu dengan memunculkan huruf-huruf abjad dilengkapi audio cara menuliskannya dan cara penyebutannya, juga ditambah dengan gambar-gambar kartun dan warna-warna cerah kesukaan anak usia dini. Pada penelitian ini menggunakan powerpoint yang ditampilkan secara audio visual berupa slideshow memudahkan semua orang untuk mengaksesnya, dan anak akan lebih mudah mengenal huruf karena dilengkapi gambar yang bergerak dan terdapat suara yang menjelaskan juga dilengkapi warna-warna cerah yang sangat disukai anak.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan di TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama [14]. Dalam pengambilan data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu : observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini, data yang dianalisis adalah hasil kegiatan pembelajaran mengenal huruf melalui kegiatan observasi secara langsung dan berupa dokumentasi selama pembelajaran berlangsung. Hasil dari kemampuan anak dalam mengenal huruf nantinya dapat dihitung dari persentase rata-rata anak dalam siklus I, II, dan III. Maka dengan begitu peneliti akan mendapatkan hasil persentase anak dalam mengenal huruf. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal huruf pada anak maka dilakukan dengan membuat perbandingan persentase skor yang diperoleh anak sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan media animasi huruf.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Indikator yang dipakai oleh peneliti guna melakukan pengamatan adalah menggunakan RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian), lembar penilaian kemampuan mengenal huruf melalui media animasi. Subjek pada penelitian ini adalah kelompok B (usia 5-6 tahun) sebanyak 12 anak di TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan. Saat kegiatan penelitian berlangsung peneliti mengacu pada indikator penelitian. Berikut adalah tabel instrumen dan kriteria penilaian siswa :

No. Indikator
1. Menyebutkan Huruf
2. Menunjukkan Huruf
Table 2.Indikator Kemampuan Mengenal Huruf

Indikator 1 2 3 4
Menyebutkan Huruf Anak belum mampu menyebutkan simbol-simbol huruf Anak mampu menyebutkan 4-5 huruf Anak mampu menyebutkan semua huruf dengan benar Anak mampu menyebutkan semua huruf dengan benar dan lancar
Menunjukkan Huruf Anak belum mampu menunjukkan simbol-simbol huruf Anak mampu menunjukkan 4-5 huruf Anak mampu menunjukkan semua huruf dengan benar Anak mampu menunjukkan semua huruf dengan benar dan lancar
Table 3.Kriteria Kemampuan Mengenal Huruf

Dalam menentukan tingkat keberhasilan capaian kemampuan mengenal huruf, maka rumus yang dipakai adalah :

P = F/N × 100%

Keterangan :

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = number of cases (jumlah frekuensi)

P = angka prosentase

Data yang didapat berdasarkan hasil pengmatan kemudian diolah menggunakan rumus diatas, adapun kriteria penilaian keberhasilan antara lain :

Rating nilai Kategori Skor Keterangan
0%-25% Belum berkembang (BB) 1 Anak belum mampu mencapai indikator
26%-50% Mulai berkembang (MB) 2 Anak mulai mampu mencapai indikator
51%-75% Berkembang sesuai harapan (BSH) 3 Anak mampu mencapai indikator
76%-100% Berkembang sangat baik (BSB) 4 Anak mampu mencapai indikator dengan sangat baik
Table 4.Kriteria Prosentase Keberhasilan

Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa siklus, yaitu diawali prasiklus kemudian siklus I, II. Peneliti mempersiapkan alat dan media yang digunakan untuk kegiatan mengenalkan huruf kepada anak. Setelah melakukan penelitian maka peneliti melakukan refleksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada penelitian sebelumnya dan akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Seperti yang dikemukakan oleh [15] yaitu untuk melatih anak mengenal huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang agar anak menjadi terbiasa. Indikator yang ingin dicapai adalah anak mampu menyebutkan dan menunjukkan huruf dengan benar.

A. Prasiklus

Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru TK B, disekolah khusunya pada kelompok B guru kurang memanfaatkan alat peraga edukatif (APE) dalam proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan buku dan papan tulis sebagai media. Sehingga menyebabkan pembelajaran kurang menarik dan terkesan monoton, sehingga membuat anak belum mampu mengenal huruf. Hal tersebut dibuktikan dari nilai rata-rata ketuntasan belajar hanya mencapai 37,5%.

B. Siklus I

Pada tahap siklus I, peneliti melakukan 3 kali pertemuan kegiatan anak-anak mengenal huruf melalui media animasi. Beberapa anak mampu mengenal huruf dengan mendapat skor 3, namun masih terdapat beberapa anak yang memperoleh skor 1. Hal tersebut terbukti dari nilai rata-rata ketuntasan mencapai 56,5% dengan predikat belum tercapai. Lalu peneliti melakukan refleksi dan mengulang pada siklus II.

C. Siklus II

Pada siklus II ini peneliti juga melakukan 3 kali pertemuan, peneliti memperlambat pemutaran slide dan melakukan pembenaran. Pada siklus ini sudah terlihat anak-anak banyak mengalami peningkatan pada kemampuan mengenal huruf. Banyak yang mendapatkan skor 3 maupun 4. Serta nilai rata-rata ketuntasan mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 82,2%.

Hasil dari penerapan media animasi pada kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Persatuan Plaosan menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan mengenal huruf. Hal ini terlihat dari prasiklus, siklus I dan siklus II yang terus mengalami peningkatan. Berikut adalah tabel rekapitulasi kegiatan mengenal huruf melalui media animasi :

Prasiklus Siklus I Siklus II
No Nama Anak Perolehan nilai % Perolehan nilai % Perolehan nilai %
1 REZZA 3 37,5% 5 62,5% 7 87,5%
2 REYHAN 2 25% 3 37,5% 5 62,5%
3 MYA 2 25% 3 37,5% 7 87,5%
4 SELLY 4 50% 6 75% 8 100%
5 RAKA 2 25% 3 37,5% 6 75%
6 ADEL 3 37,5% 4 50% 5 62,5%
7 BERNICE 4 50% 6 75% 8 100%
8 MEME 4 50% 6 75% 8 100%
9 AMANDA 4 50% 5 62,5% 7 87,5%
10 RENATA 3 37,5% 6 75% 8 100%
11 ARJUNA 2 25% 3 37,5% 5 62,5%
12 IRGIE 3 37,5% 4 50% 5 62,5%
Hasil Prosentase Prasiklus 37,5% (Belum Tercapai) Hasil Prosentase Siklus I 56,5 (Belum Tercapai) Hasil Prosentase Siklus II 82,2% (Tercapai)
Table 5.Hasil Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Animasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II

Simpulan

Media animasi dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Plaosan. Penerapan media animasi dilakukan pada anak kelompok B, selama proses penelitian terbukti bahwa media animasi mampu melatih dan dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak. diketahui bahwa nilai yang diperoleh pada setiap siklus terus meningkat, dapat diketahui sebagi berikut, pada Siklus I prosentase rata-rata mencapai 56,5% kemudian pada siklus II prosentase rata-rata mencapai 82,2%. Peningkatan dari siklus ke siklus terus mengalami perubahan dan peningkatan secara signifikan.

References

  1. M. Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Diva Press, 2010.
  2. Trianto, Design Pengembangan Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Dini Kelas Awal. jakarta: Preindo Media Group, 2010.
  3. C. Seefeld and W. Barbara A, Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Jakarta: Alih bahasa, Pius Nasar, 2006.
  4. Adnan, Sistem Belajar Membaca Cepat. Bandung: Deepublish, 2016.
  5. Suryadi, Konsep Dasar Paud. Bandung: Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
  6. D. Nurbiana, Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Grafindo Litera Media, 2017.
  7. S. Slamet, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. yogyakarta: Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2005.
  8. I. B. Maryatun, Tahapan-tahapan Membaca Anak Usia Dini. Yogyakarta : Diva Press, 2011.
  9. Tadkirotun Musfiroh, Cerita Untuk Anak Usia Dini. yogyakarta: Tiara Wacana, 2016.
  10. A. Hariyanto, Membuat Anak Anda Cepat Pintar Membaca. Yogyakarta: Diva Press, 2019.
  11. M. Yeni, Media Pembelajaran ADAPTIF Bagi Anak Kebutuhan Khusus. Jakarta Timur : PT. Luxima Metro Media, 2013.
  12. D. Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. yogyakarta: Diva Press, 2017.
  13. D. Irra Chrisyanti, Pengantar Psikologi Media. Prestasi Pustaka Publisher, 2018.
  14. S. Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
  15. H. Rasyid, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009.