Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v22i.739

Disciplinary Character Analysis of Post-Covid-19 Grade IV Elementary School Students


Analisis Karakter Disiplin Siswa Pasca Covid-19 Kelas 4 Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Character Discipline

Abstract

This study aims to analyze the disciplinary character of post-covid-19 students with objects at Lemahputro 1 Sidoarjo State Elementary School. The research approach uses qualitative research with the type of case study. The research subjects were 5 students and 1 class teacher. Subject selection is based on the consideration that the subject is the perpetrator who carries out the discipline. Collecting research data using the method of observation, interviews, and documentation. Then analyzed using the Miles model analysis technique with the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions or data verification. The results of the study that the disciplined character of post-covid-19 elementary school students showed some indications that subjects still tended to be less disciplined in the habit of arriving on time when entering class, using attributes, paying less attention to when the teacher explained the material, collecting and doing assignments according to the specified time and lacking discipline. on the use of good and correct language rules. The disciplined character of post-covid-19 elementary school students can be seen in class picket activities, throwing trash in its place, and attending ceremonies

Pendahuluan

Pendidikan suatu upaya yang dilakukan agar dapat mengembangkan dan membentuk watak yang nantinya berguna mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan perkembangan siswa agar menjadi manusia beriman, berakhlak, mulia, mandiri, berilmu serta menjadikan warga yang negara demokratis dan tanggung jawab [1]. Tujuan endidikan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas, kompetitif dan kreatif guna penerus bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat I tahun 2003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan agar siswa menjadi manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan mandiri [2]

Tujuan pendidikan nasional di atas, menunjukkan mewujudkan manusia beriman, bertakwa, yang berakhlak mulia dan mandiri adalah bagian utama dalam pendidikan. Mencermati di antara unsur tujuan ini, karakter disiplin sebagai cerminan akhlak mulia menjadi bagian penting dalam proses pendidikan. Karakter disiplinan dipahami sebagai sesuatu yang melibatkan pengendalian diri seseorang atas beberapa bentuk keterkaitan terhadap aturan-aturan. Sikap disiplin ditunjukkan setiap saat dengan datang tepat waktu, mengikuti aturan, berperilaku sesuai aturan-aturan yang ada [3]. Disiplin menjadi sebuah alasan pengembangan siswa untuk menghormati peraturan, menghargai, otoritas pengakuan guru dan rasa tanggung jawab dalam diri terhadap lingkungan sekolah [4]. Disiplin menjadikan suatu kondisi yang terbentuk melalui berbagai proses rangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterkaitan [5]. Disiplin membuat sikap seseorang untuk menaati menerima dan mengikuti segala norma atau aturan yang berlaku dengan hati nurani yang baik, disiplin merupakan salah satu faktor untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib[6] .

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku terti dan mengikuti ketentuan dan aturan[6]. Karakter disiplin tersebut menunjukkan suatu tindakan yang mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku, sehingga akan mewujdukan suatu keteraturan dalam segala hal. Pengertian disiplin secara umum, merupakan perilaku sosial yang bertanggung jawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu hubungan sosial. Darryanto[4] menjelaskan bahwa disiplin memiliki fungsi sebagai penyeimbang antara independasi tindakan besar terhadap hubungan positif dengan orang lain, agar berkembang dan mampu menyesuaikan diri secara optimal. Nugroh [5], mengidentifikasikan disiplin bertujuan untuk pembentukan dasar tingkah laku sosial yang diharapkan masyarakat dan menumbuhkan pengendalian sejak dini di mana siswa dapat menciptakan rasa pengendalian diri mereka, sehingga siswa dapat mengikuti dan taat terhadap aturan yang ada.

Berdasarkan paparan di atas, disiplin dapat dipahami sebagai karakter dalam pembentukan dasar yang dilakukan pada siswa sejak dini agar dapat mematuhi aturan yang berlaku di sekitarnya, sehingga ketika di luar jangkauan orang tua atau guru siswa dapat membiasakan karakter disiplin pada tempat yang memiliki aturan. Patmawati dalam penelitiannya, menemukan beberapa macam disiplin, yaitu disiplin sekolah, siswa selalu datang ke sekolah tepat waktu, tidak terlambat ke sekolah, putus sekolah dan melarikan diri pada jam sekolah. Patmawati melanjutkan, bahwa disiplin untuk menyelesaikan pekerjaan, termasuk aturan dan tanggung jawab. Disiplin waktu kelas, siswa menyiapkan bahan pelajaran, berpegang teguh pada pelajaran dengan baik, dan mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami. Mendisiplinkan tata tertib sekolah, yaitu bekerja sesuai tata tertib yang ditetapkan sekolah dengan hati nurani yang bersih [7] .

Patmawati[7], juga mengidentifikasi indikasi karakter disiplin ke dalam empat macam, yaitu: (1) datang tepat waktu; (2) atuh pada tata tertib dan aturan bersama atau sekolah; (3) mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan (4) mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar. Keempat indikator karakter disiplin tersebut, selanjutkan akan digunakan untuk mengungkap persoalan yang menjadi fokus penelitian ini.

Kondisi pada pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun telah menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan karakter disiplin siswa. Pembelajaran online selama kurang lebih dua tahun berpengaruh signifikan terhadap kepribadian siswa mengalami perubahan dan penurunan terhadap karakter siswa teutama disiplin karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru serta lingkungan sekolah[9]. Setelah pasca covid-19 mengakibatkan karaker siswa berubah terutama pada karakter displin. Hal ini menyebabkan banyak masalah dalam pendidikan seperti siswa tidak datang tepat waktu, mengumpulkan tugas dan mengerjakan tidak sesuai waktu yang di tentukan, tidak fokus memperhatikan guru saat menjelaskan materi, tidak menggunakan atribut dengan lengkap.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran daring dan dilakukan kembali pembelajaran luring kembali, peneliti menemukan bahwa karakter disiplin siswa pada objek penelitian cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat dipahami ketika siswa masih ada yang datang terlambat, tidak menggunakan atribut lengkap, mengumpulkan tugas tidak sesuai waktu yang ditentukan, tidak memperhatikan guru dan berbicara kasar atau kotor. Hasil senada dengan hasil penelitian Sidiq[8], menjelaskan pasca covid-19 menyebabkan pembelajaran dilakukan secara daring, sehingga terjadi perbedaan dalam proses pembelajaran di kelas. Permasalahan yang muncul terjadi adalah siswa datang terlambat, tidak membawa buku, tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, tidak memperhatikan guru saat pembelajaran, tidak berpakaian rapi.

Fenomena pasca covid-19 juga berdampak pada karakter disiplin pada siswa Sekolah Dasar, di antaranya: kurang disiplin dalam pembiasaan datang tepat waktu ketika masuk kelas, penggunaan atribut, kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi, mengumpulkan dan mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditentukan dan kurang disiplin pada penggunaan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Hal tersebut dikarenakan terlau lama adanya pembelajaran daring dan kebiasaan di rumah yang dibawa ke sekolah. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini menfokuskan karakter disiplin siswa pasca covid-19 dengan tujuan untuk menganalisis karakter disiplin siswa pasca covid-19 dengan objek penelitian di Sekolah Dasar Negeri Lemahputro 1 Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Penentuan pilihan jenis penelitian studi kasus tersebut digunakan untuk memberikan gambaran karakter disiplin secara terinci dan mendalam dari pembiasaan karakter disiplin yang selama ini dilakukan pada objek penelitian. Objek penelitian yang dipilih adalah Sekolah Dasar Negeri Lemahputro 1 Sidoarjo dengan subjek berjumlah 5 orang dari usur siswa kelas IV dan 1 guru kelas.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan tiga teknik, yaitu observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap objek penelitian. Teknik wawancara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tanya jawab secara terbuka. Teknik wawancara tersebut dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data primer dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada subjek penelitian. Teknik dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data penunjang penelitian berupa buktu atau catatan yang telah disusun guna melengkapi data berkaitan dengan fokus penelitian ini. Selanjutnya, setelah data terkumpun dilakukan analisis menggunakan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data tersebut digunakan untuk mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain[10].

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, bab ini menyajikan hasil penelitian tentang analisis karakter disiplin siswa pasca covid-19 dengan objek penelitian SDN Lemahputro 1 Sidoarjo. Karakter disiplin siswa terdapat 4 yaitu (1) datang tepat waktu, (2) patuh pada tata tertib dan aturan bersama/sekolah, (3) mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang di tentukan, (4) mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar. Keempat indikator tersebut diuraikan sebagai berikut:

Datang tepat waktu salah satu peraturan yang diterapkan setiap sekolah. Siswa di minta untuk datang sebelum bel kegiatan pembelajaran di mulai sehingga siswa tidak tertinggal pembelajaran. Datang tepat waktu langkah awal siswa menjadi disiplin dan menjadikan siswa mematuhi aturan atau tata tertib yang berlaku. Guru juga di minta untuk datang tepat waktu agar dapat memberikan contoh yang baik. Hal ini guru menyatakan

“Ada beberapa yang sudah dan ada yang belum bisa datang tepat waktu di kelas. Karena saya lihat dia belum bisa datang tepat waktu disebabkan kondisi keluarga yang mengantarkannya terbatas dan jarak rumahnya yang jauh. Tetapi untuk keseluruhan sudah cukup baik dengan datang tepat waktu.” ([M], 30 Mei 2022)

Selain wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa. Ilham mengatakan: “Pernah datang terlambat saat memasuki kelas. Jawaban senada disampaikan Rosyid dan Gibran ia juga pernah datang terlambat” (03/06/2022)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa masih ada siswa yang datang terlambat dikarenakan beberapa faktor. Sehingga dibutuhkan solusi agar siswa tidak datang terlambat lagi. Diterapkannya aturan datang tepat waktu menjadikan siswa disiplin. Hasil observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Lemahputro 1 bahwasannya siswa datang tepat waktu cukup berjalan baik sebelum pembelajaran di mulai. Siswa diminta untuk datang tepat waktu 5 menit sebelum pembelajaran. Guru juga sudah menjalankan tugasnya dengan memberikan peringatan atau teguran apabila siswa datang terlambat. Pada gambar 1 yang menunjukkan siswa datang pukul 06.30 dan pada gambar 2 menunjukkan siswa tidak datang tepat waktu.

Figure 1.Keterlambatan Siswa Datang ke Kelas

Hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan siswa kelas IV sudah mematuhi aturan tata tertib datang tepat waktu. Hal tersebut menunjukkan siswa kelas IV cukup disiplin tetapi masih kurang dikarenakan terdapat siswa yang tidak datang tepat waktu dikarenakan faktor dari keluarga. Sehingga harus diberikan solusi untuk kedepannya agar tidak menjadi kebiasaan datang terlambat.

Indikator ini meliputi mengikuti kegiatan upacara, menggunakan pakaian dan atribut lengkap, menjalankan piket sesuai jadwal, membuang sampah pada tempatnya dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Menggunakan pakaian dan atribut lengkap merupakan kewajiban siswa yang telah di tentukan. Penggunaan atribut yang lengkap semata-mata melatih siswa disiplin pada dirinya sendiri. Jika siswa melanggar tidak menggunakan atribut lengkap akan ditegur oleh guru. Membuang sampah pada tempatnya, menjalankan piket kelas dan memperhatikan guru saat pembelajaran merupakan hal yang harus di terapkan dam dilakukan untuk membentuk karakter disiplin. Hal tersebut disampaikan oleh guru bahwa :

“Siswa disini dituntut menggunakan atribut dan seragam dengan lengkap. Tapi ya gimana masih belum begitu sempurna, karena karakter siswa berbeda, pengawasan di rumah kurang dan kondisi sosial sekitar sekolah kami berbeda dengan yang lain.”.([M], 30 Mei 2022)

Selain tata tertib terhadap penggunaan atribut lengkap, guru juga mengatakan masih terdapat siswa yang tidak fokus atau kurang memperhatikan saat guru menjelaskan. Hal ini guru menyatakan: “Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saya saat menjelaskan materi. Jadi kalau siswa yang seperti itu tempat duduknya saya dekatkan agar pengawasan lebih mudah”. ([M], 30 Mei 2022)

Selain wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa mengenai penggunaan atribut dan pelaksanaan pembelajaran. Saat guru menjelaskan materi apakah anda selalu memperhatikan. Gibran menjawab: “Iya memperhatikan tapi kadang main sendiri dan mengobrol dengan teman sebangku kalau bosen. Jawaban senada disampaikan Rosyid yang mengatakan bahwa ia pernah tidak memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi”. (03/06/2022).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwasanya sekolah sudah menerapkan aturan tata tertib untuk membentuk karakter disiplin siswa dan guru sudah menjalankan tugasnya. Pada indikator patuh pada tata tertib dan aturan bersama/sekolah siswa sudah mengikuti aturan yang berlaku. Hal tersebut dibuktikan dengan observasi dan dokumetasi.

Figure 2.Kegiatan Persiapan Upacara

Figure 3.Siswa menggunakan atribut lengkap

Figure 4.Siswa melaksanakan piket

Figure 5.Siswa membuang sampah pada tempatnya

Figure 6.Siswa memperhatikan guru saat diberikan materi

Berdasarkan observasi siswa sudah baik dalam mematuhi tata tertib dan aturan bersama/sekolah seperti mengikuti upacara, menggunakan atribut lengkap, melaksanakan piket, membuang sampah di tempatnya dan memperhatikan guru saat diberikan materi. Tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang dalam menggunakan atribut dan tidak memperhatikan guru saat diberikan materi. Hal ini membuktikan bahwa siswa tidak disiplin pada hal tersebut sehingga dibutuhkan perlakuan untuk mengatasinya.

Figure 7.Siswa tidak menggunakan atribut lengkap

Figure 8.Siswa tidak memperhatikan guru saat diberikan materi

3. Mengumpulkan Tugas

Tugas yang dimaksud yaitu soal diberikan saat guru selesai menjelaskan materi. Soal diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa paham pada materi. Guru juga memberikan pekerjaan rumah agar siswa mengulang materi secara mandiri. Siswa diberikan pekerjaan rumah supaya belajar kembali materi yang di berikan, karena siswa belajar apabila terdapat tugas atau pekerjaan rumah. Selain pemberian tugas siswa diminta untuk mengumpulkan sesuai dengan waktu yang di tentukan. Hal ini guru menyampaikan: “ Untuk mengerjakan dan mengumpulkan masih ada satu atau dua anak yang tidak tepat waktu. Tentunya langsung ditegur apabila tugas yang diberikan tidak di kerjakan di rumah melainkan di kelas. Agar tidak terbiasa untuk menunda-nunda saat diberikan tugas”.([M], 30 Mei 2022)

Hasil observasi masih terdapat siswa yang kurang tepat waktu seperti menunda mengerjakan soal atau tugas. Apabila siswa menunda disebabkan tidak fokusnya siswa atau tidak semangat dalam belajar pada dirinya. Sehingga dibutuhkan dorongan dan bimbingan agar siswa mengerjakan. Berdasarkan pemaparan di atas bahwasannya dengan mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing dan disiplin terhadap waktu yang diberikan. Hal menjadikan siswa terbiasa untuk membagi waktu terhadap tugas-tugas yang ada di sekolah maupun di rumah.

Figure 9.Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu

Figure 10.Siswa bermalas-malasan saat diberikan soal atau tugas

4. Mengikuti Kaidah Berbahasa yang Baik dan Benar.

Siswa diminta untuk berbicara sopan kepada guru, teman dan seluruh warga sekolah. Berbicara sopan merupakan hal dasar yang harus dimiliki untuk menjadikan siswa disiplin dalam berbicara. Apabila siswa berbicara kasar atau kotor tentunya melanggar nilai disiplin. Siswa perlu ditindak lanjut untuk mencegah terulang kembali. Guru selalu menasehati siswa agar selalu berbicara baik dan sopan.Pemberian sanksi diharapkan memiliki efek jera agar tidak di ulangi kembali untuk mewujudkan siswa berbudi pekerti. Hal ini guru menyatakan: “Siswa akan diberikan sanksi seperti mengucapkan kalimat yang baik, mengucapkan kalimat maaf kepada diri sendiri dan tidak mengulangi kembali”. ([M], 30 Mei 2022)

Pemberian sanksi diharapkan memiliki efek jera agar tidak di ulangi kembali untuk mewujudkan siswa berbudi pekerti. Hasil observasi siswa berbicara kasar atau kotor cenderung kepada temannya. Hal ini terjadi pada saat jam pelajaran di mana siswa sudah selesai mengerjakan tugas dan pada saat jam istirahat. Memberikan sanksi dan teguran agar siswa tidak kebiasaan dalam berbicara yang dapat menimbulkan dampak baik kedepannya.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti pada Seklah dasar Negeri Lemahputro 1 Sidoarjo terhadap karakter disiplin pasca covid-19 masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana dengan baik. Setelah adanya pembelajaran daring dan dialihkan menjadi pembelajaran secara luring kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di rumah terbawa ke sekolah. Sehingga siswa melanggar aturan tata tertib dan menjadikan siswa tidak disiplin. Pada pembelajaran tatap muka pasca covid-19 saat ini siswa belum melaksanakan sikap disiplin saat berada di kelas. Hal tersebut terdapat pada aspek.

Pertama, datang tepat waktu merupakan nilai disiplin yang harus dimiliki setiap siswa. Siswa di haruskan datang sebelum bel masuk sekolah atau pembelajaran di mulai. Akhmaluddin[11] menyebutkan terdapat dua bentuk kedisiplinan belajar salah satunya kedisiplinan waktu. Kedisiplinan waktu yaitu perilaku siswa menghargai waktu seperti datang tepat waktu. Anzalena[12], mengidentifikasi pada hasil penelitiannya bahwa macam-macam disiplin salah satunya penggunaan waktu, waktu sangatlah berharga karena waktu yang berlalu tidak akan kembali lagi. Kedatangan siswa tepat waktu sangat penting agar tidak mengganggu kegiatan yang ada di sekolah. Ketika guru menginginkan siswa datang tepat waktu maka guru dapat memberikan contoh bagaimana datang tepat waktu. Berdasarkan observasi yang dilakukan guru sudah memberikan contoh dengan datang tepat waktu atau jauh sebelum bel masuk di mulai. Hal ini dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas, mengatakan salah satunya memberikan contoh karakter yang sesuai seperti datang tepat waktu, karena kondisi siswa sekarang lebih suka meniru dari pada mendengar saja. Bukti dari observasi dan wawancara dapat diperkuat dengan adanya dokumentasi.

Kedua, patuh pada tata tertib dan aturan bersama/sekolah ini harus di ikuti semua warga sekolah. Tata tertib sekolah merupakan aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah di mana tempat proses berlangsungnya belajar dan mengajar. Mabuka[13], menjelaskan tata tertib dapat menata kehidupan bersama, membangun kepribadian dan melatih kepribadian. Adanya tata tertib menjadikan siswa disiplin dalam bertindak dan pola belajar lebih teratur sehingga mendapatkan hasil maksimal. Tata tertib ini meliputi siswa mengikuti upacara bendera dengan memakai atribut lengkap seperti dasi, ikat pinggang, topi hal ini membuktikan siswa kelas IV patuh terhadap aturan bersama. Selain itu siswa juga sudah melaksanakan piket kelas sesuai jadwal masing masing dan membuang sampah pada tempatnya hal ini membuktikan siswa sudah paham pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih. Dengan memperhatikan guru saat menjelaskan materi akan menjadikan siswa paham yang sedang di pelajari saat itu. Hal ini dibuktikan dengan wawancara bahwa siswa sudah melakukan peraturan tata tertib. Bukti observasi dan wawancara diperkuat pada dokumentasi menunjukkan siswa sudah menaati peraturan tata tertib. Tetapi pada indikasi tertetu masih ditemukan siswa yang kurang disiplin. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor yang menyebabkan siswa tidak disiplin.

Ketiga, mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai aturan yang di tentukan. Akmaluddin[11], memaparkan bahwa agar siswa belajar dengan baik maka harus bersikap disiplin. Kedisipinan belajar digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa agar tugas-tugas yang diberikan berjalan dengan lancar. Dengan mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing dan disiplin terhadap waktu yang diberikan. Hal ini dibuktikan hasil wawancara terhadap salah satu siswa ADT menyatakan selalu tepat waktu saat mengerjakan dan mengumpulkan tugas apabila terdapat PR maka dikerjakan saat les. Bukti observasi dan wawancara diperkuat pada hasil dokumentasi menunjukkan siswa kelas IV sudah baik dalam hal mengerjakan tugas, tetapi masih terdapat siswa yang kurang. Hasil wawancara dengan guru mengatakan kendala yang terjadi di kelas seperti siswa tidak tepat waktu dalam mengerjakan /mengumpulkan tugas, tidak fokus saat diberikan materi, bermain sendiri atau sibuk sendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada dokumentasi terdapat siswa yang bermalas-malasan saat diberikan tugas. Hal ini menjadi hambatan apa bila terus berlangsung. Sehingga di butuhkan solusi seperti tempat duduk siswa di dekatkan dengan guru, memberikan teguran atau sanksi apabila siswa bermain sendiri.

Simpulan

Karakter disiplin siswa pasca covid-19 kelas IV Sekolah Dasar Negeri Lemahputro1 Sidoarjo masih cenderung kurang disiplin dalam pembiasaan datang tepat waktu ketika masuk kelas, penggunaan atribut, kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi, mengumpulkan dan mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditentukan dan penggunaan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Karakter disiplin siswa Sekolah Dasar pasca covid-19 cenderung nampak pada kegiatan piket kelas, membuang sampah pada tempatnya, dan mengikuti upacara.

References

  1. Rohmah, N., Sholeh Hidayat, & Lukman Nulhakim. (2021). “Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam Mendukung Layanan Kualitas Belajar Siswa,” Jurnal: JIPP (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran), 5(1), 150–159.
  2. Utami, Septi Wahyuni. (2019). “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kedisplinan Siswa,” Jurnal: JP (Jurnal Pendidikan): Teori dan Praktik, 4(1), 63–66.
  3. Annisa, Fadillah. (2019). “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Disiplin pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Perspektif Pendidikan dan Keguruan, 10(1), 1–7.
  4. Darryanto & S. Darmiatun. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
  5. Nugroho, Agung. (2020). “Penanaman Karakter Disiplin pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 3(2), 90–100.
  6. Nurmala, Ade, M. Dahlan R., & A. Sobari. (2020). “Hubungan Pendidikan dan dengan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab dalam Perspektif Guru,” Jurnal: Auladuna (Jurnal Pendidikan Dasar Islam), 7(1), 10–18.
  7. Patmawati, Sri. (2018). Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa di SD Negeri No. 13/1 Muara Bulian, Skripsi: Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Jambi.
  8. Sidiq, Fatimah & Dede Darham, (2021). “Analisis Pendidikan Karakter Disiplin Kelas V SD Negeri 2 Sembawa,” Jurnal Lensa Pendas, 6(2), 9–18.
  9. Suhendro, Eko. (2022). “Strategi Membangun Karakter Anak Sekolah Dasar Pasca Pandemi Covid-19,” Jurnal Magistra, 13(1), 13-28.
  10. Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  11. Akmaluddin, A., & Boy Haqqi. (2019). “Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cot, Keu Eung Kabupaten Aceh Besar (Studi Kasus),” Jurnal: JES (Journal of Education Science), 5(2), 1–12.
  12. Anzalena, R., Syahril Yusuf, & Lukman. (2019). “Faktor Penyebab Indispliner Siswa dalam Mematuhi Tata tertib di Sekolah Dasar,” Jurnal PGSD (Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar), 12(2), 123–132.
  13. Mabuka, Oktovina. (2021. “Tata Tertib Sekolah Berperan Sebagai Pengendali Perilaku Siswa di SD Inpres Raja Kecamatan Morotai Selatan Barat,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(2), 360–372.
  14. Febriasari, Dani, & Wenny Wijayanti. (2018). “Kesantunan Bahasa dalam Proses Pembeljaran di Sekolah Dasar,” Jurnal: KREDO (Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra), 2(1), 140–156.
  15. Pertiwi, R., Yudhie Suchyadi, Sumardi, & Rukmini Handayani. (2019). “Implementasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri Lawanggintung 01 Kota Bogor,” Jurnal: JPPGuseda (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar), 2(1), 41–46.
  16. Melati, R.S., Sekar Dewi Ardianti, & Much Arsyad Fardani. (2021). “Analisis Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar pada Masa Pembelajaran Daring,” Jurnal: Edukatif (Jurnal Ilmu Pendidikan), 3(5), 3062–3071.