Abstract
This study aims to determine the strengths and weaknesses of MA Al-Machfudzoh, the manager or principal of the school in overcoming the weaknesses and obstacles that exist in the principal. This study uses a qualitative research method with a case study approach. The subjects of this research are the principal and the administrator of the foundation. Data collection techniques with observation, interviews and documentation. The data analysis technique uses data reduction, data display, and conclusions. The results of this study are aspects of the strength of MA Al-Machfudzoh, namely integrated with Islamic boarding schools, teacher qualifications according to the lessons taught, good cooperation between teachers and principals, discipline of teachers and employees, adequate infrastructure. While the weak aspects are that the school is still in the process of accreditation, the location is not strategic, there are still few graduates, the teaching staff does not have certification, and the class majors are still few. Managers or principals in overcoming weaknesses, namely evaluation evaluation. And the obstacles experienced by the principal are not being able to handle children who come out of the cottage.
Pendahuluan
Madrasah Aliyah merupakan pendidikan Islam yang terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional dan pendidikan formal yang setara dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Madrasah Aliyah berada di bawah naungan Kementrian Agama.[1]
Dalam UU sisdiknas No. 2 Tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan madrasah merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Lembaga pendidikan madrasah sama dengan pendidikan umum dan mempunyai hak untuk pindah ke lembaga pendidikan umum lainnya dengan jalur dan jenjang pendidikan yang sama, serta dapat melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi Islam yang bergengsi atau pendidikan umum lainnya.[2]
Dari beberapa undang-undang tersebut, menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dikesampingkan dalam hal pendidikan umum atau pendidikan madrasah. Yang dilihat adalah bagaimana memanajemen lembaga tersebut menjadi lembaga yang baik, unggul dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan masyarakat.
MA Al-Machfudzoh merupakan pendidikan formal yang terintegrasi pada pendidikan nasional. MA Al Machfudzoh terletak di desa Kedungcangkring, Jabon, Sidoarjo. MA Al-Machfudzoh ini berada di bawah naungan pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 yang berdiri pada tahun 2000. Pada tahun 2019 pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 meresmikan sekolah formal yaitu Mts dan MA. Bisa dibilang MA Al-Machfudzoh ini masih baru dalam pendiriannya. Dan banyak yang perlu dikembangkan agar MA Al-Machfudzoh mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang setara di sekitarnya. Salah satu langkah awalnya yaitu dengan mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada di MA-Al-Machfudzoh.
Diantara unsur manajemen yaitu adanya manusia (men) yang merupakan unsur yang paling penting dan paling utama. Karena manusia adalah perancang, pelaku dan pengendali utama dalam aktifitas manajerial. Manusia yang merumuskan tujuan, bekerja untuk mecapai tujuan, menyusun organisasi sebagai wadah penyampaian tujuan dan sekaligus mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang di capai. Atau kita sering menyembutnya dengan SDM (Sumber Daya Manusia).[3] Secara umum, manajemen terdapat enam gugusan yaitu manajemen kurikulum, tendik (tenaga pendidik), kesiswaan, pembiayaan, sarana prasarana dan humas (hubungan masyarakat). Dalam hal ini keberadaan analisis SWOT sangat diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan di sebuah lembaga pendidikan.
Analisis SWOT merupakan suatu metode analisis yang paling dasar untuk mendeskripsikan perusahaan. Analisis SWOT dapat digunakan untuk membuat perencanaan strategis dan mencapai tujuan secara lebih sistematis.[4] Tujuan dari analisis SWOT yaitu untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di dalam suatu perusahaan atau lembaga. Dari tujuan tersebut di harapkan dapat memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mengurangi ancaman dan membangun peluang. Dari luasnya pembahasan ini, penulis hanya meneneliti manajemen pada aspek (Strength) kekuatan dan (Weakness) kelemahan yang ada di MA Al-Machfudzoh. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengamambil judul “Analisis Strength dan Weakness Manajemen Lembaga MA Al-Machfudzoh di Kedungcangkring”.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang berprinsip pada filsafat postpositivisme, yang mana untuk meneliti kondisi objek yang sebenarnya.[5] Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskripsi dan kategorisasi berdasarkan kondisi kancah penelitian. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak atau teramati tetapi sampai mengetahui dibalik apa yang tampak tersebut.[6] Dan jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu untuk mengetahui bagaimana Analisis kekuatan dan kelemahan, Mengetahui pengelola atau kepala sekolah dalam mengatasi kelemahan, Mengetahui hambatan yang dialami kepala sekolah MA Al-Machfudzoh di Desa Kedungcangkring dengan memahami dan mempelajari apa yang terjadi dalan keadaan di lapangan tanpa beropini, jadi mengetauhui dan mempelajari kejadiannya secara nyata (real). Penelitian ini mengambil subyek penelitian dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yang mana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Maksudnya, mengambil sumber data atau orang yang dianggap paling tahu tentang apa diharapkan sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis situasi sosial.[7] Dalam penelitian ini umber data primer diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara.[8] Sedangkan sumber data sekunder pada penelitian ini berupa dokumen, situs, arsip dan data yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya teknik analisis dan interpretasi data diantaranya yaitu reduksi data, melakukan display data atau penyajian data, dan megambil kesimpulan atau verifikasi. Setelah melakukan reduksi data dan display data, peneliti mengambil kesimpulan. Dalam menyimpulkan data peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.
Hasil dan Pembahasan
Pengelola lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan dalam menganalisis segi internal dan ekstrenal lembaga yang dikelolanya. Di dalam analisis SWOT terdapat empat aspek yaitu kekuatan, kelemahan dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan termasuk dalam segi internal lembaga pendidikan, sedangkan peluang dan ancaman termasuk segi eksternal lembaga. Kemampuan pengelola yaitu berupa tindakan perencanaan yang cermat dalam mencapai dan mengevaluasi sasaran-sasaran dan tujuan–tujuan bersama yang diinginkan.
Analisis Strategi dilakukan dengan cara Analisis Lingkungan Eksternal berupa pencermatan dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi dan keamanan dan dengan analisis Lingkungan Internal berupa pencermatan dan identifikas terhadap kondisi internal organisasi, menyangkut organisasi, biaya operasional, efektifitas organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia.[9]
1. Analisis pada aspek kekuatan dan kelemahan di MA Al-Machfudzoh
a. MA Al-Machfudzoh terintegrasi dengan pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 Al-Machfudzoh.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dilapangan bahwa yang menjadi kekuatan MA Al-Machfudzoh yaitu terintegrasi dengan pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 Al-Machfudzoh. Dengan terintegrasinya MA Al-Machfudzoh dengan pondok pesantren, maka PPDB dan kurikulumnya saling terkait. Meskipun MA Al-Machfudzoh ini dikatakan sekolah baru yang masih empat tahun berjalan, tidak kebingungan mencari peserta didik. Karena, peserta didiknya khusus putri yang diambil dari santri pondok pesantren yang sudah dulu berdiri. Tetapi, tidak ada menggantungkan di salah satu pihak saja, sama-sama bekerja sama dan saling menguntungkan, artinya santri untuk menarik santri pondok untuk sekolah, begitupun sebaliknya menarik siswa sekolah untuk menetap di pondok pesantren.[10]
b. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan pelajaran yang diampu.
Dalam memilih tenaga pendidik di MA Al-Machfudzoh melalui penyeleksian yang selektif dan ketat. Sesuai dengan administrasi, dan penyeleksian harus linier dalam artian sesuai dengan pendidikan yang sudah ditempuh guru. Tidak memperdulikan itu orang yang sudah kenal dekat atau tidak. Rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga pendidikan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu seleksi administrasi, seleksi tulis, microtheaching, wawancara tahap 1, wawancara tahap 2, wawancara tahap 3, penawaran kontrak kerja. Hal itu dilakukan sesuai dengan tujuan didirikannya sekolah. Karena, benar-benar ingin mendirikan sekolah yang di inginkan dan menjadi sekolah yang bisa dipertimbangkan oleh masyarakat. Kunci kesuksesan peserta didik tergantung keberhasilan seorang pendidik dalam mendidik.
c. Terjalinnya kerjasama yang baik antara guru dengan kepala sekolah.
Pendekatan dan komunikasi antar kepala sekolah dan guru cukup baik dan motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah dengan diadakan evaluasi satu minggu sekali sehingga mengetahui masalah-masalah yang di hadapi guru. Kepala sekolah juga sangat memperhatikan kinerja dan perkembangan guru. Seperti, diadakan pelatihan untuk guru baik pelatihan secara mandiri atau pelatihan-pelatihan dari luar lembaga, serta satu bulan sekali ada pembinaan dari konsultan pendidikan. Dari pendekatan, motivasi dan pelatihan-pelatihan tersebut mengakibatkan kerjasama yang baik antar guru dengan kepala sekolah serta berpengaruh dalam mewujudkan tujuan dan visi misi yang sudah ditentukan.
d. Disiplinnya guru dan karyawan
Di MA Al-Machfudzoh guru dan karyawannya memiliki etos kerja yag tinggi. Dan tenaga pendidik serta tenaga kependidikan ada tata tertibnya. Dan kesadaran serta tanggungjawab tenaga pendidik disana cukup kuat. Tenaga pendidik dan karyawan di MA Al-Machfudzoh memahami tugas yang harus dijalankan. Sehingga dari situ muncul semangat kerja dan menimbukan kedisiplinan. Seperti tidak membiarkan jam kosong pada waktu pembelajaran karena gurunya rapat atau alasan yang lainnya.
e. Sarana prasarana yang cukup.
Sarana dan prasarana di MA Al-Machfudzoh cukup memadai dalam menunjang proses pembelajaran. Bukan hanya sarana wajib saja tapi sarana prasarana penunjang lainnya yang mendukung keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran. Walaupun kedepannya ada rencana pengembangan sarana prasarana. Tetapi saat ini, tidak kekurangan seperti ruang kelas atau yang lainnya.
Untuk aspek kelemahan MA Al-Machfudzoh sebagai berikut :
a. Sekolah masih dalam proses akreditasi.
Sekolah ini masih belum terakreditasi dalam artian masih proses akreditasi, dan nilainya belum keluar. Ini menjadi kelemahan karena akreditasi sekolah juga sangat penting karena akreditasi sekolah menjadi acuan atau pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karir bahkan pekerjaan. Serta menjadi acuan sekolah dalam memajukan kegiatan pendidikan yang lebih baik lagi.[11]
b. Tempat kurang strategis.
Kelemahan yang di MA Al-Machfudzoh ini salah satunya yaitu bangunan sekolahnya tidak tampak ketika dilihat di pinggir jalan, karena sekolah ini berada di dalam pondok pesantren. Karena, ketika sekolah itu tampak dan bisa dilihat dari luar, misal berada dipinggir jalan raya, orang-orang asing atau yang belum tau akan mudah mengenali dan mengetahui. Karena sebuah tempat sekolah juga mempengaruhi seseorang untuk mengenali sekolah.
c. Lulusan masih sedikit.
Perlu kita ketahui bahwa di MA Al-Machfudzoh ini baru 4 tahun pendiriannya. Dan baru mengadakan wisuda perdananya dengan meluluskan 32 siswa yaitu kelas X11 IPA dan berjalan dengan lancar. Ada 9 siswa yang masuk diperguruan tinggi negeri.
d. Tenaga pendidik belum ada yang sertifikasi.
Data dilapangan menunjukkan bahwa kelemahan yang ada di MA Al-Machfudzoh salah satunya yaitu tenaga pendidik atau gurunya belum ada yang sertifikasi.
Sertifikasi penting bagi tenaga pendidik karena, untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas, mewujudkan tujuan pendidikan nasional, meningkatkan kualitas kompetensi guru yang akhirnya diharapkan dapat berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Serta meningkatkan kesejahteraan guru secara finansial.
e. Penjurusan kelas masih sedikit.
Dari data yang sudah didapatkan peneliti dilapangan menunjukkan bahwa penjurusan di MA Al-Machfudzoh saat ini hanya IPA dan IPS saja. Rencana kedepan akan ditambahkan beberapa jurusan seperti sekolah SMK. Dengan adanya penjurusan agar mengarahkan siswa menekuni karir yang diinginkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Pengelola atau Kepala Sekolah dalam mengatasi kelemahan di MA Al-Machfudzoh
Kepala sekolah dalam mengatasi kelemahan yaitu dengan dilakukannya evaluasi rutin satu minggu sekali dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk evaluasi dengan pengurus yayasan diadakan satu bulan sekali. Dan permasalahan paling lambat harus ditangani selama satu minggu.
Untuk promosi sekolah melalui peserta didik yang berprestasi, media sosial, walisantri, guru, alumni pondok dan memasang banner di jalan dan mengadakan lomba di pondok pesantren untuk umum. Hal itu semua dilakukan untuk mengenalkan bahwa ada sekolah di pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 Al-Machfudzoh.
Dengan demikian dapat di analisa bahwa pengelola atau kepala sekolah dalam mengatasi kelemahan dengan dilakukan evaluasi secara rutin dilakukan satu minggu sekali dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dan evaluasi dengan pengurus yayasan diadakan satu bulan sekali. Evaluasi sangat penting dilakukan agar menjadi tolak ukur untuk memberikan kualitas yang lebih bagus lagi kedepannya.
3. Hambatan yang dialami oleh kepala sekolah MA Al-Machfudzoh
Dari data yang peneliti dapatkan dilapangan hambatan yang dialami kepala sekolah yaitu masih belum bisa menangani anak yang boyong dari pondok atau keluar dari pondok. Seperti, anak yang tidak krasan di pondok akibat kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan kamarnya. Kepala sekolah menangani hambatan tersebut dengan merekrut guru BK (Bimbingan Konseling).
Dengan demikian, dapat dianalisa bahwa hambatan yang di alami kepala sekolah di MA Al-Machfudzoh yaitu masih belum bisa menangani anak yang keluar dari pondok. Hal itu sangat wajar di kalangan semua pondok. Karena, setiap anak memiliki karakter dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Jadi, tidak ada hambatan yang signifikan. Hambatan ini juga sudah dicarikan solusi oleh kepala sekolah untuk menanganinya yaitu dengan merekrut guru BK (Bimbingan Konseling), yang diharapkan dapat memberikan pemahaman, motivasi, pengarahan, penyelesaian dan penuntasan masalah kepada peserta didik yang mengalami masalah baik di sekolah atau di pondok.
Simpulan
Analisis pada aspek Kekuatan di MA Al-Machfudzoh yaitu MA Al-Machfudzoh terintegrasi dengan pondok pesantren Roudlotul Muta’allimat 3 Al-Machfudzoh, kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan pelajaran yang diampu, terjalinnya kerjasama yang baik antara guru dengan kepala sekolah, disiplinnya guru dan karyawan, sarana prasarana yang cukup. Sedangkan aspek kelemahan di MA Al-Machfudzoh yaitu sekolah masih dalam proses akreditasi, tempat kurang strategis, lulusan masih sedikit, Tenaga pendidik belum ada yang sertifikasi, penjurusan kelas masih sedikit. Pengelola atau Kepala sekolah dalam mengatasi kelemahan yaitu dengan dilakukannya evaluasi yang diadakan rutin satu minggu sekali dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk evaluasi dengan pengurus yayasan diadakan satu bulan sekali. Dan permasalahan paling lambat harus ditangani selama satu minggu. Hambatan yang dialami kepala sekolah yaitu masih belum bisa menangani anak yang boyong dari pondok atau keluar dari pondok. Seperti, anak yang tidak krasan di pondok akibat kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan kamarnya. Kepala sekolah menangani hambatan tersebut dengan merekrut guru BK (Bimbingan Konseling), yang diharapkan dapat memberikan pemahaman, motivasi, pengarahan, penyelesaian dan penuntasan masalah yang dialami peserta didik.
References
- N. Fatchurochman, Madrasah Sekolah Islam Terpadu, Plus dan Unggulan, Pertama (Depok: Lendean Hati Pustaka, 2011).
- Y. A. Pratama, "Integrasi Pendidikan Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional ( Studi Kebijakan Pendidikan Madrasah Di Indonesia)" , Al-Tadzkiyyah:Jurnal Pendidikan Islam, 10.I (2019), 95–112.
- B. Haryanto & Istikomah, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Nizamia Learning center, 2021).
- M. Ratnawaty, "Analisis SWOT Technology Financial (FinTech) Terhadap Industri Perbankan", Cakrawala: Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika, 19.1 (2019), 55–60.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, 4th edn (Bandung: Alfabeta, 2008), 9.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), 70.
- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), 54.
- J. Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Graha Ilmu, 2006).
- M. Zamroji, "Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam", Awwaliyah:Jurnal PGMI, 2 (2019), 100–114.
- Hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Muhammad Damanhuri S.Pd.I, M.Pd.I , tanggal 21 Juni 2022, pukul 09.32.
- Hasil wawancara dengan pengurus yayasan HJ. Nurul Masluchah S.Pd, tanggal 20 Juni 2022, pukul 08.00.