Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v21i.705

Application of Cooperative Script Learning Mode through Listening Story Method in Improving Listening Ability of Class V


Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Melalui Metode Simak Cerita dalam Kemampuan Menyimak Siswa di Sekolah Dasar Kelas V

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Indonesian Language Listening Skills Cooperative Script

Abstract

The background of this research was to find out whether the Cooperative Script learning model experienced an improvement if it was applied to Indonesian language learning in the story listening skills of fifth grade students. a story. One of the efforts to improve students' listening skills is to apply the Cooperative Script learning model that uses discussion-based learning and the teacher is only a facilitator. This study uses a descriptive qualitative research design. The subjects of this study were all fifth grade students of Madrasah Ibtidaiyah Darussalam. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and documentation. Data analysis uses data presentation and conclusion drawing. The results of this study indicate that the ability of students to listen to stories through the Cooperative Script method can be improved as seen in the activity and student learning outcomes. So this method is very effective to apply.

Pendahuluan

Model pembelajaran Cooperative juga dapat menekankan siswa untuk aktif secara berkelompok bukan hanya individual saja. Dalam berkelompok maka siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya sehingga nantinya siswa akan dapat menemukan dan memecahkan masalah, berpikir logis, bertukar pikir dan berkomunikasi sesama anggota tim kelompoknya. Fenomonologi yang terjadi pada penelitian ini adalah menyimak cerita menggunakan metode Cooperative Script dimana pembelajaran simak cerita yang dilakukan secara berkelompok sehingga mereka akan mendapatkan peran pembaca dan peran menyimak, dari sinilah kita dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan siswa terhadap kemampuan menyimak cerita. Dari perbandingan yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui keaslihan penelitian ini sehingga terbentuk kajian yang relevan, dan juga dapat dijadikan pertimbangan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu.Tidak semua belajar yang menggunakan model belajar kelompok itu dikatakan dengan cooperative learning. Jika belajar dalam menggunakan model berkelompok mungkin hanya sekedar bertukar pikir dan meningkatkan siswa dalam bersosialisasi dan berkomuniasi, tetapi berbeda dengan model cooperative learning yang sama dengan kerja kelompok ini dilaksanakan dengan sharing antara siswa satu dengan yang lainnya sehingga dapat terwujud pemahaman bersama. Melalui metode belajar menggunakan Cooperative Script maka sangat diharapkan siswa secara berpasangan dapat mempelajari materi yang disampaikan guru untuk disimak dan bekrja secara kompak bersama anggota kelompoknya. Jika siswa dapat memahami materi yang dipelajari dengan mudah maka sangat mudah siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Hajar&Almu terletak pada pengaruh antara model Cooperative Script dengan keterampilan menyimak [1]. Oleh Syukur menyatakan perbedaan model Cooperative Script menyimak untuk peningkatan pada hasil belajar [2]. Pada penelitian yang dilakukan Jatiyasa terletak pada penerapan pendekatan Cooperative Script dengan kemampuan menyimak [3]. Dari perbandingan yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui keaslihan penelitian ini sehingga terbentuk kajian yang relevan, dan juga dapat dijadikan pertimbangan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu.Tidak semua belajar yang menggunakan model belajar kelompok itu dikatakan dengan cooperative learning. Jika belajar dalam menggunakan model berkelompok mungkin hanya sekedar bertukar pikir dan meningkatkan siswa dalam bersosialisasi dan berkomuniasi, tetapi berbeda dengan model cooperative learning yang sama dengan kerja kelompok ini dilaksanakan dengan sharing antara siswa satu dengan yang lainnya sehingga dapat terwujud pemahaman bersama diantara sharing tersebut. Dalam pembelajaran ini juga tidak hanya tercipta interaksi antara siswa dengan guru saja melainkan juga siswa saling memberikan sebuah pembelajaran atau pemahaman kepada siswa lainnya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan antar siswa dengan siswa akan lebih efektif dibanding pembelajaran yang dilakukan antara siswa dengan guru.

Dalam penerapannya metode Cooperative Script ini guru hanya memegang dua peran penting dalam kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu sebagai pusat informasi dan sumber siswa. Unsur dalam penyimak memiliki sebuah artian bahwa penyimak yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas dan pengalaman pasti memiliki kemampuan menyimak yang baik. Dalam penerapan model pembelajaran maka diperlukan adanya variasi dalam model pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasakan kebosanan saat proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang menyenangkan salah satunya yaitu model pembelajaran berbasis cooperative script. Model pembelajaran ini mampu meningkatkan siswa dalam mengingat dan memahami dengan baik. melatih siswa dalam bekerja sama dengan temannya untuk bertukar pikir dimana setiap siswa pasti memiliki pola pikir yang berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya. Dari penerapan metode ini juga dapat melatih siswa untuk bisa menyampaikan sebuah pendapat secara lisan di depan kelas tanpa rasa malu.

Dalam mengatasi sebuah permasalahan yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, banyak metode dan model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli untuk menambah sebuah wawasan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan demi tercapainya pembelajaran yang efektif. Namun salah satu model pembelajaran yang sangat tepat digunakan untuk mengatasi hal-hal tersebut yaitu model pembelajaran Cooperative Script. Model ini dapat dijadikan sebuah solusi untuk mengatasi sebuah permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran di Sekolah Dasar. Melalui metode belajar menggunakan Cooperative Script maka sangat diharapkan siswa secara berpasangan dapat mempelajari materi yang disampaikan guru untuk disimak dan bekrja secara kompak bersama anggota kelompoknya. Jika siswa dapat memahami materi yang dipelajari dengan mudah maka sangat mudah siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

Metode Penelitian

Jenis yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini mendeskripsikan tentang penerapan pembelajaran model kooperatif tipe Cooperatif Script terhadap keterampilan menyimak menggunakan metode simak cerita.Dalam buku memahami penelitian kualitatif oleh Mulyani & Suryani mengemukakan sebuah pendapat bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada suatu kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitati lebih menekankan makna dari pada generalisasi [4]. Dengan penelitian ini akan membantu mencermari dan mendeskrisikan data sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Informan dari penelitian ini adalah guru kelas V dan siswa-siswi kelas V MI Darussalam Modong yang terdaftar dan aktif pada tahun ajaran 2021/2022. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam sesuai teori yang dikemukakan dengan sebuah fakta di lapangan Makna tersebut memiliki arti data yang sebenarnya, data yang pasti dibalik data yang tampak. Oleh sebab itu dalam penelitian menggunakan metode ini tidak terlalu menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan pada makna. Sehingga ditemukan sebuah fakta bahwasannya penerapan model Cooperative Script ini menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan serta dapat mengetahui adanya sebuah peningkatan dalam keterampilan menyimak siswa di Sekolah Dasar.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utamanya yaitu untuk mendapatkan data untuk memenuhi standar data yang ditetapkan, yang dipaparkan menurut definisi dari Nafi'ah penulis mendapatkan data yang valid sesuai dengan sebuah permasalahan, maka ada beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut : Observasi, Wawancara, Dokumentasi [5]. Selanjutnya dianalisis dengan cara deskriptif analisis data dengan menggunakan metode induktif kemudian akan dikembangkan menjadi hipotesis melalui dua komponen yaitu penyajian data dan penarikan kesimpulan. Obsevasi dilakukan sejak pra penelitian dan sampai proses penelitian berlangsung yang dibantu dengan menggunakan lembar observasi dengan teknik skor untuk mengetahui dan memperoleh gambaran aktivitas guru dan siswa di dalam kelas serta dijadikan sebagai pedoman untuk mengumpulkan data penelitian. Proses wawancara dilakukan secara tata muka secara langsung antara peneliti dan informan. Dokumentasi dilaksanakan untuk pelengkap data yang valid setelah melakukan observasi dan wawancara. Dan selanjutnya akan diuji melalui keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan tujuan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi sebagai pertimbangan data yang relevan.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas V, ada beberapa temuan yang peneliti temui yaitu pada saat kegiatan pembelajaran yang membahas tentang Tema 8 yang membahas lingkungan sahabat kita yang dipaparkan dalam bentuk teks cerita sehingga siswa diminta untuk menyimak cerita tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran Cooperative Script dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan menyimak siswa dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa tentang menyimak sebuah cerita. Hal tersebut dapat terlihat pada saat observasi pratindakan masih ada beberapa siswa yang masih kurang dalam menyimak namun berdasarkan perbaikan disetiap kegiatan pembelajaran maka keterampilan menyimak siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.

Penerapan model pembelajaran Cooperative Script ini guru membagi siswa berpasangan atau berkelompok kemudian membagikan teks cerita untuk dibaca secara bergantian peran membaca dan menyimak kemudian siswa membuat sebuah ringkasan dari hasil simakannya. Kemudian siswa juga dituntut untuk dapat memberikan kritikan dan bertanya kepada kelompok yang lainnya. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dilihat dari hasil observasi keaktifan siswa dapat mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Terlihat siswa sudah mulai aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya serta siswa juga aktif dalam menanggapi pertanyaan yang terlontarkan baik dari guru maupun siswa lain. Saat diskusi sedang berlangsung siswa berusaha mencari informasi dari berbagai sumber dan berpartisipasi dalam kelompok diskusinya.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam ini mengalami sebuah peningkatan dalam kemampuan menyimak siswa sehingga model pembelajaran ini dapat dikatakan sangat efektif dikarenakan siswa menjadi lebih aktif dalam berpendapat dan bertukar ide bersama temannya. Model ini juga sangat cocok digunakan pada mata pembelajaran Bahasa Indonesia karena melalui menyimak maka seseorang tersebut akan dapat dengan mudah memahami isi suatu bacaan. Melalui penerapan metode inilah yang menjadikan sebuah inovasi baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terkhusus keterampilan menyimak yang efektif. Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru kelas juga membuktikan bahwa melalui metode simak cerita menggunakan model pembelajaran Cooperative Script ini siswa dapat menggunakan Bahasa lisannya sendiri dan dapat dengan mudah memahami informasi yang tertera didalam teks bacaan cerita.

Kegiatan wawancara dipaparkan guna untuk memperkuat kegiatan observasi yang dilakukan peneliti di kelas. Dari hasil wawancara melalui guru kelas juga menjawab bahwasannya siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih menyenangkan karena pembelajaran tidak hanay terfokus pada guru saja melainkan mereka dapat bertukar ide secara berkelompok. Dari kegiatan observasi juga memperlihatkan bahwa metode pembelajaran Cooperative Script lebih mudah dan efektif digunakan dikarenakan siswa dapat bekerja sama dengan teman satu kelompok, lebih mudah dalam memahami materi, pembelajaran di kelas lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar mereka

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk menjawab rumusan masalah yang ada maka peneliti membagi pembahasan sebagai berikut :

Melalui observasi yang dilakukan peneliti sudah diketahui terdapat peningkatan kemampuan menyimak siswa dalam menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Dari hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung menerapkan model pembelajaran Cooperative Script dimana para siswa melakukan kegiatan belajarnya dalam berkelompok untuk saling membantu dan bertukar ide satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Hal tersebut penjabaran dari Shoimin bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dalam penerapan model pembelajaran ini memang lebih memfokuskan siswa untuk aktif lebih banyak dibandingkan guru karena disini guru hanya sebagai fasilitator saja. Di dalam kegiatan mengajar juga sebelum pembelajaran berlangsung guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang kemudian ketika kegiatan menyimak berlangsung guru membagi peran sebagai pembaca dan pendengar dalam membuat ringkasan materi menyimak sebuah cerita. Hal itu juga tertera dari Harefa yag mengemukakan model Cooperative Script adalah model pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca dan pendenga dalam membuat sebuah ringkasan terhadap materi yang dipelajari. Pembelajaran ini juga diawali dengan penyampaian materi terlebih dahulu kemudian guru memberikan waktu siswa untuk membaca materi tersebut dan memasukkan ide atau gagasan baru ke dalam materi ajar yang diberikan guru setelah itu siswa akan diarahkan untuk memberikan masukan ide pokok yang kurang lengkap dalam materi secara bergantian bersama kelompoknya masing-masing. Dari hasil wawancara dan dokumentasi peneliti memaparkan terdapat berbagai hal saat kegiatan pembelajaran berlangsung bahwa dengan memilih metode ini pembelajaran akan lebih menyenangkan dan siswa lebih aktif karena tidak begitu terfokus pada guru saja, sehingga pembelajaran tidak begitu membosankan. Seperti pemaparan dari Syafruddin & Andriantoni bahwa model pembelajaran Cooperative Script mengkondisikan siswa untuk dapat bekerja sama antara sesame teman dan membangun minat siswa dalam belajar agar tidak terjadi kejenuhan saat proses belajar. Siswa juga lebih mudah dalam mengingat mengenai isi dalam suatu teks cerita [6]. Dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan meningkatkan keterampilan menyimak siswa dalam menyimak sebuah cerita. Peningkatan keterampilan menyimak siswa melalui model pembelajaran ini juga dapat diamati dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan, hal ini menurut definisi Ratnasari, Arini & Murda seorang apresiatif yang baik adalah seorang yang mendekatkan keterampilan menyimak hal itu ditunjukkan oleh sikap dan perilaku positif siswa terhadap berita [7]. Sikap dan perilaku positif ini ditunjukkan siswa pada saat dimulainya penerapan metode Cooperative Script seperti adanya perilaku semangat, antusias dalam bertanya, paham materi dan bersugguh-sungguh dalam menyimak cerita dan percaya diri dalam mengutarakan ide atau gagasan dari teks cerita yang disimak. Peningkatan perilaku positif ini selalu ada disetiap pertemuannya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Script ini sangat cocok diterapkan karena dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V MI Darussalam Modong , dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahawa penerapan model pembelajaran Cooperative Script berhasil dan mengalami peningkatan.

Melalui hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancar dan dokumentasi, maka keterampilan menyimak siswa melalui simak cerita sudah meningkat. Sesuai dengan indicator keberhasilan, keterampilan menyimak cerita siswa mengalami peningkatan baik secara produk maupun proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat siswa semakin aktif berperan selama proses pembelajaran berlangsung dan siswa menunjukkan perilaku positif, menghasilkan ide kreatif dalam menyampaikan gagasan dan siswa semakin paham mengenai pembelajaran menyimak sebuah cerita. Namun secara produk dapat dilihat peningkatannya dari peingkatan jumlah nilai yang di dapat saat diberikan tugas untuk menyimak sebuah cerita.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak siswa kelas V terhadap teks bacaan cerita.dari hasil observasi yang dilakukan peneliti maka ada beberapa hal yang menunjukkan proses menyimak siswa adalah pada saat pembelajaran berlangsung siswa dengan sungguh-sungguh memperhatikan penjelasan guru dan menyimak sebuah cerita dengan tertib. Di samping itu juga siswa juga merasakan suasana pembelajaran kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini juga terkutip oleh Slavin bahwa menyimak memiliki makna mendengarkan dengan penuh pemahamn dan perhatian serta apresiasi [8]. Maka dari sini sudah terlihat bahwa saat pembelajaran berlangsung siswa sudah menujukkan peningkatan keterampilan menyimak cerita dan mulai termotivasi untuk menyimak sebuah teks bacaan cerita lainnya, siswa juga dalam hal ini mulai aktif dalam mengungkapkan pendapat tentang gagasan pokok cerita. Menurut Sugiyono menyatakan pendapat bahwa menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan [9]. Tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.dari hasil observasi dan wawancara sudah dikemukakan bahwa pada saat proses pembelajaran kegiatan menyimak berlangsung siswa sudah mulai bersungguh-sungguh untuk menyimak teks yang kemudian mereka akan memahami isi dari bacaan untuk memaparkan ide gagasan pokok kemudian di diskusikan bersama teman sekelompoknya. Kegiatan menyimak dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran berlangsung, apabila ada dari beberapa siswa yang belum memahami isi suatu bacaan maka peran pembaca akan mengulang beberapa kali dan selanjutnya siswa akan berdiskusi mengenai tugas yang sudah diberikan oleh guru. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan menyimak cerita siswa, dilihat dari beberapa segi pemahaman, kemampuan siswa menyimak cerita. Sehingga penerapan model pembelajaran Cooperative Script ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan siswa kelas V di MI Darussalam Modong.Hal tersebut membuktikan jika pembelajaran menyimak cerita dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Script tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan meyimak saja melainkan daya ingat siswa dalam memahami isi bacaan dan lebih percaya diri dalam berpendapat. Paparan diatas juga diperkuat oleh pendapat Sutarni & Meilani menyatakan bahwa Cooperative Script merupakan metode pembelajaran yang meningkatkan daya ingat siswa [10]. Dari beberapa hasil analisis yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak cerita yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung ini merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh sunguh-sungguh, mamahami setiap inti dari bacaan untuk memperoleh informasi yang dikembangkan dalam menemukan sebuah gagasan serta kegiatan ini juga dapat melatih siswa untuk menangkap informasi yang telah disampaikan pembaca kepada pendengar. Sehingga hasil analis penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya penerapan Cooperative Script ini merupakan inovasi baru sehingga dapat dengan mudah meningkatkan keterampilan menyimak cerita melalui metode simak cerita siswa kelas V.

Simpulan

Penerapan metode pembelajaran Cooperative Script tersebut dapat meingkatkan kemampuan dan konsentrasi siswa dalam keterampilan menyimak cerita suatu materi Bahasa Indonesia yang disampaikan guru dan dapat mengembangkan pola pikir siswa. Siswa dengan mudah memahami pembelajaran menyimak cerita menggunakan metode Cooperative Script karena dapat belajar dan berdiskusi secara berkelompok. Dan hasil penelitian yang telah dilakukan telah membuktikan bahwa penerapan metode Cooperative Script dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darussalam. Penerapan metode ini pada siswa kelas V dapat membuat siswa lebih aktif dan berani dalam menyampaikan ide,pendapat dan kritik secara lisan, sehingga saat kegiatan berlangsung siswa terlihat lebih aktif menyampaikan baik ide maupun pendapat. Melalui penerapan metode Cooperative Script ini guna untuk meningkatkan keterampilan menyimak dikarenakan metode tersebut dapat mengurangi rasa bosan siswa. Hal ini dijelaskan jika penerapan metode pembelajaran Cooperative Script sangat efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak dan hasil belajar.

References

  1. A. H. S. &. A. F. Ahmad, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Media Animasi Audio Visual SIswa Kelas VI SD,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, vol. 1, no. 298755, p. 3, 2018.
  2. S. Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif Interaktif, Bandung: Refika Aditama, 2013.
  3. I. W. Jatiyasa, “Pengajaran Keterampilan Menyiak di Sekolah Dasar,” STKIP Agama Hindu Amlapura, vol. 3, 2012.
  4. T. K. S. Mulyani, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jingsaw terhadap Keterampilan Menyimak Siswa SD, Pontianak: Untan Pontianak.
  5. S. A. Nafi'ah, Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI, Yogyakarta: AR_RUZZ MEDIA, 2018.
  6. P. H. S. M. Nurdin, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
  7. N. K. W. A. W. M. Ratnasari, “Penerapan Metode Simak Ulang Ucap Berbantuan Media Audio Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II,” Jurnal PGSD, vol. 4, p. 1, 2016.
  8. R. E. Slavin, Cooperative Learning (Teori,Riset dan Praktik), Bandung: Nusa Media, 2015.
  9. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2013.
  10. N. m. Sutarni, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar,” vol. 1, no. Universitas Pendidikan Indonesia, pp. 176-187, 2016.