Abstract

This study aims to determine the influence and how much influence the thematic storytelling method has on the reading literacy of children aged 5-6 years in InsanMandiri Kindergarten Sidoarjo. This research is an experimental research that requires experimental and control samples as data analysis. The population in this study was students at InsanMandiri Kindergarten, with a sample of 20 children each as an experimental sample and a control sample. Data collection techniques used are tests and documentation. Data analysis method using independent test t.Based on the results of the study obtained a significance value of 0.000 <0.05, it can be concluded that there is an average difference between the research samples. Meanwhile, from the mean, it can be seen that the test result score for the experimental class is 9.55 higher than the control class, which is 6.35. So it can be concluded that there is an effect of the thematic storytelling method on the reading literacy of children aged 5-6 years in TK InsanMandiriSidoarjo, amounting to 9.55. The student's thematic storytelling activity is stimulated to understand stories that have been read or heard, and it may help the student to answer questions about the reading and thus make it easier for the student to retell the reading or the story in his own language.

Pendahuluan

Anak usia dini menurut NAEYC (the National Assosiation for The Education of Young Children) adalah anak usia nol sampai dengan lima tahun . Pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek, sehingga pada masa ini disebut sebgai masa golden age. Pada masa golden age seperti ini pertumbuhan dan perkembangan anak harus diperhatikan dengan cara merangsang serta memberi pendidikan yang tepat seperti pendidikan prasekolah atau yang sering kita kenal dengan sebutan PAUD.

PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan anak usia dini mencakup usia nol sampai enam tahun yang bertujuan untuk memberi rangsangan yang tepat berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak. Disamping itu juga diperkuat dengan landasan hukum tentang tujuan pendidikan dari pasal 1 ayat 14 yakni membina anak baik jasmani maupun rohani untuk mempersiapkan anak menuju jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih kompleks. Pada usia lima sampai enam tahun anak usia dini sudah masuk dalam tahap pendidikan prasekolah kelas TK B. Pada tahap ini anak usia lima sampai enam tahun mulai beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda yang menekankan pada keterlibatan anak dalam menyelesaikan masalah . Disamping itu kemandirian anak dalam menyelesaikan berbagai tugas juga menjadi persoalan tersendiri bagi anak yang belum mampu membaca dengan benar. Maka di usia ini anak mulai dioptimalkan kemampuan literasinya, agar tidak menemukan kesulitan saat berada pada jenjang pendidikan selanjutnya.

Literasi membaca adalah proses dimana informasi dari bacaan dapat diperoleh maknanya serta dapat merealisasikan informasi tersebut dengan pengalaman pembaca. Kegiatan membaca buku cerita atau buku pelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai akan menimbulkan masalah baru terhadap peserta didik, terutama bagi sebagian peserta didik yang masih belum mampu untuk membaca. Tujuan adanya pembelajaran literasi membaca bukan semata-mata untuk mencari masalah baru, melainkan membentuk karakteristik peserta didik yang lebih kritis secara bahasa, psikologi, kognitif, emosional, sosial, serta akademik.

Pembelajaran literasi yang kerap diaplikasikan bukan tidak memiliki kesulitan dan kendala tersendiri. Diantaranya jika pembelajaran tidak dibawakan dengan baik maka peserta didik akan cenderung mudah bosan sehingga tidak bisa memahami apa yang disampaikan. Selain itu, pendidikan membaca pada saat ini lebih memprioritaskan “bisa membaca” tanpa menghiraukan pemahaman pada isi bacaan . Hal tersebut dianggap kurang tepat untuk bisa meningkatkan lierasi membaca.Upaya untuk memperkenalkan pembelajaran literasi membaca dapat menggunakan metode yang lebih menyenangkan seperti bercerita. Kegiatan bernyanyi, bermain dan bercerita untuk beberapa orang hanya dianggap sebagai kegiatan yang bersifat bermain-main dan bersenang-senang serta membuang waktu, padahal kegiatan tersebut dapat membantu proses perkembangan dan belajar anak usia dini .

Berdasarkan teori tersebut, maka salah satu metode yang dianggap tepat dalam pendidikan literasi membaca untuk anak usia dini adalah metode bercerita tematik. Metode bercerita tematik adalah metode pembelajaran yang disampaikan dengan lisan yang berbentuk cerita yang telah disesuaikan dengan tema pembelajaran.

Berdasarkan ulasan tersebut, maka dilakukan penelitian denga judul “ Pengaruh Metode Bercerita Tematik terhadap Literasi Membaca Anak Usia 5-6 Tahun di TK Insan Mandiri Sidoarjo”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa ada tidaknya serta besarnya pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca anak usia 5-6 tahun di TK Insan Mandiri Sidoarjo. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis kepada para akademisi lain khususnya di Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan, serta manfaat praktis terhadap berbagai kalangan, seperti penulis dengan fokus penelitian sejenis, pihak Lembaga Pendidikan, serta Dinas Pendidikan Daerah Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimental. Pendekatan eksperimental merupakan suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol ketat. Kontrol yang dimaksud adalah melalui perbandingan langsung terhadap objek lain yang tidak diberi perlakuan, sehingga dapat dilakukan komparasi secara langsung antara objek yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan, untuk menentukan secara cermat dan akurat hasil eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan desain true eksperimetal dengan rancangan posttest-only control group, dimana terdapat dua sampel (kontrol dan eksperimen) dengan spekulasi grup pertama diberi perlakuan dan grup yang lain tidak diberi perlakuan.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengetahui pengaruh metode bercerta tematik terhadap literasi membaca anka usia 5-6 tahun di TK Insan Mandiri Sidoarjo adalah tes dan dokumentasi dengan menyusun instrumen penelitian menggunakan skala Guttman. Untuk mengukur ketepatan suatu alat ukur yang ingin sedang diukur peneliti menggunakan uji validitas dan reabilitas. Sedangkan teknik analisi data yang digunakan adalah uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Di samping menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov analisi kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized residual. Sedangkan untuk menganalisis pengaruh perlakuan diuji dengan statistik uji independent sample T Test menggunakan SPSS 26. Adapun bagan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Figure 1.Bagan Rancangan Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini diperoleh dari proses pengambilan data yang dilakukan di TK Insan Mandiri Sidoarjo. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari siswa kelas TK B1 seagai kelas eksperimen dan kelas TK B2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 20 siswa. Pengambilan data dimulai dengan uji prasyarat yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca siswa kelas TK B di TK Insan Mandiri Sidoarjo. Uji prasyarat dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam pengujian uji normalitas didukung dengan grafik plot regresi, dengan dasar pengambilan keputusan dinyatakan normal jika persebaran data pada sumbu diagonal menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti dari garis diagonal grafik plot Berikut hasil uji normalitas dan uji homogenitas:

Kolmogorov-Smirnova
Statistik Sampel Signifikansi
Sample_Ekspr 0,157 20 0,200
Sample_Cntrl 0,163 20 0,169
Table 1.Hasil Uji Normalitas dnegan Kolmogorov-Smirnof

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Figure 2.Grafik Plot Uji Normalitas Sampel Eksperimen

Figure 3.Grafik Plot Uji Normalitas Sampel Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.
6,228 1 38 0,067
Table 2.Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel output perhitungan uji normalitas dan homogenitas di atas diketahui hasil uji normaliatas dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 untuk sampel eksperimen dan 0,169 untuk sampel kontrol. Kedua sampel tersebut lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hal tersebut didukung dengan grafik plot yang menunjukkan penyebaran data pada kedua sampel tersebut yang berupa titik-titik yang mengikuti garis diagonal pada grafik plot yang artinya data tersebut berdistribusi normal. Dan hasil uji homogenitas menunjukkan nilai signifikansi variabel literasi membaca sebesar 0,067, nilai tersebut lebih dari 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa varian data literasi membaca pada sampel eksperimen dan sampel kontrol adalah homogen.

Pengaruh metode bercerita tematik dianalisis berdasarkan data hasil penyebaran tes literasi membaca anak. Data ini akan dianalisis menggunakan independent sample T Test yang diolah dengan SPSS 26. Independen T Test adalah uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara dua kelompok bebas yang berskala data interval/ rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang berbeda. Dalam penelitian ini yang diolah adalah data hasil tes dari sampel eksperimen dengan sampel kontrol. Dasar penentuan independent sample T Test berdasarkan nilai signifikansi jika lebih dari 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antar subjek penelitian. Sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 berarti menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antar subjek penelitian. Berikut hasil uji Independent sample T test:

Kelas N Mean Sig. (2-tailed)
Kelas Eksperimen 20 9,55 0,000
Kelas Kontrol 20 6,35 0,000
Table 3.Hasil Uji Independent Sampel T Test

Berdasarkan hasil uji diatas diketahui nilai signifikansinya 0,000<0,05, maka dapat disimpulkan terdapat beda rata-rata antar sampel penelitian. Sedangan dari besarnya mean dapat diketahui bahwa nilai hasil tes kelas eksperimen, yaitu kelas yang mendapat perlakuan metode bercerita tematik, lebih tinggi yaitu 9,55 daripada kelas kontrol atau kelas yang mendapatkan perlakuan metode tanya jawab yaitu 6,35.

Dari penjelasan data tersebut diperkuat dengan teori Piaget yangmenyatakan bahwa perkembangan anak berlangsung melalui empat tahapan, yaitu tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, tahap pra operasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkit pada usia 7-11 tahun, dan tahap operasional formal pada usia 11-15 tahun . Dari teori Piaget dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini siswa masuk dalam tahap pra operasional, yang artinya pada masa ini adalah masa dimana siswa berproses untuk menerima ide-ide dari yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka rasakan , dengan melihat karakteristik tersebut maka metode bercerita tematik lebih tepat untuk meningkatkann literasi membaca siswa. Selain dari teori Piaget dalam buku karya Burhan Nurgiyantoro juga menjelaskan bahwa metode bercerita tematik merupakan kegiatan berbahasa yang besrsifat produktif, artinya ketika seseorang bercerita maka akan melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian serta perkataan yang jelas yang dapat dipahami oleh orang lain . Dari kedua teori tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode bercerita tematik dan literasi membaca memiliki ketersambungan satu sama lain, sehingga metode bercerita tematik dapat meningkatkan literasi membaca siswa.

Dari hasil analisis data dan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode bercerita tematik tehadap literasi membaca pada kelas eksperimen, sehingga hipotesis Ha diterima. Adapun besar pengaruhnya adalah 9,55.

Adanya pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca ini diperkuat dengan melihat kondisi siswa pada saat penelitian ini berlangsung pada tanggal 23 Mei 2022 sampai 10 Juni 2022. Di kelas TK B1 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode bercerita tematik yang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran, disamping itu peserta didik juga semakin giat membaca buku-buku cerita, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan literasi membaca peserta didik. Selain itu peserta didik di kelas eksperimen juga lebih cepat memahami apa yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka rasakan sehingga mempermudah peserta didik untuk dapat menceritakan kembali dari yang mereka pahami. Selain itu media pendukung seperti buku cerita, replikasi miniatur, sayur dan buah-buahan saat bercerita tematik menjadi salah satu penyebab adanya pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu peserta didik yang tidak diberi perlakuan atau menggunakan metode tanya jawab mengalami kesulitan ketika mereka harus menceritakan atau menjelaskan kembali dari apa yang mereka pahami, hal ini bisa terjadi karena pada kelas kontrol peserta didik hanya menggunakan tanya jawab saat pembelajaran, sehingga minat baca pada kelas ini masih rendah.

Simpulan

Bersumber pada rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian yang dianalisis dengan uji independent sample T test dengan judul “Pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca anak usia 5-6 tahun di TK Insan Mandiri”, didapatkan hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan pada metode bercerita tematik terhadap literasi membaca siswa TK B1 di TK Insan Mandiri.

Pengaruh metode bercerita tematik terhadap literasi membaca siswa TK B1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan memiliki nilai mean sebesar 9,55 dan kelas TK B2 sebagai kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan memiliki nilai mean sebesar 6,35. Hal tersebut terlihat perbedaannya ketika pada kegiatan membaca dan menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri, pada kelas eksperimen kegiatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, sedangkan pada kelas kontrol kegiatan menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri sebagian siswa mengalami kendala dan tidak dapat menyelesaikannya.

Dalam penelitian ini penulis memberikan saran kepada pihak sekolah hendaknya memiliki beragam metode pembelajaran serta dapat mengusahakan meningkatkan pemahaman literasi membaca bagi orang tua siswa. Selain itu untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sejenis disarankan dapat menambahkan variabel lainnya seperti strategi problem solving, kelas intervensi dan variabel lainnya. Dan disarankan memperluas jangkauan penelitian sehingga hasil penelitian yang didapat memiliki dampak yang lebih luas dan mendapatkan manfaat yang lebih baik untuk ke depannya.

References

  1. Akbar, E. (2020). Metode Belajar Anak Usia Dini . jakarta : Divisi Kencana.
  2. Arikunto, P. S. (2020). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
  3. Hartono. (2018). Pelatihan Penulisan Cerita Atau Dongeng dan Teknik Penyajiannya Seagai Media Pembelajaran Budi Pekerti Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Kodya Yogyakartya. Yogyakarta: Uny Press.
  4. Ismoerdijahwati. (2016). Metode Bercerita. Surakarta: FKIP UNS.
  5. Masitoh. (2016). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
  6. Moh Nazir, P. (2019). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
  7. Nurgiyantoro, B. (2018). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  8. Prof. Dr. Sugiyono, M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  9. Prof.H.Imam Ghozali, M. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
  10. Ridwan, S. m. (2021). Seni Bercerita, Bermain, dan Bernyanyi. Jambi: Anugerah Pratama Press.
  11. Solehudin. (2018). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: IKIP.
  12. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  13. Suryana, D. D. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini ( Teori dan Praktik Pembelajaran). Jakarta: Prenada Media.
  14. Yunus Abidin, T. M. (2018). Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara