Abstract

In this study, the authors raised the issue of how to implement the scientific method in the logical thinking skills of students in the fifth grade science material at MI Ma'arif Kedensari. Based on the results of the interview with the fifth grade teacher, Mi Ma'arif, who said that the learning outcomes of some students in fifth grade were still below the KKM standard which should have been able to reach a score of 75, this was due to the factor of delays in students' thinking and also the less than optimal model. used by the teacher. The purpose of this study was to determine the Implementation of Scientific Methods in Students' Logical Thinking Skills in Science Subject Class V MI Ma'arif Kedensari. To achieve the objectives in this study, the research method used by the researcher is a qualitative descriptive method, in which the research method is based on valid science, and other facts that may become objects of knowledge by using observation, interview, and documentation techniques. to complete the data and information needed by researchers. The results of this study indicate that the use of scientific methods in students' logical thinking skills in learning natural science class V MI Ma'arif Kedensari has increased because when learning takes place students are able to construct knowledge by thinking and reasoning using logic to complete tasks based on knowledge and experience in daily activities and new knowledge given during discussion activities.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan tempat seseorang berproses dalam usahanya untuk merubah tingkah laku menjadi lebih baik lagi dan mengasah kreatifitas keilmuan dalam kehidupannya. Selain tempat untuk mencari ilmu pengetahuan, pendidikan juga dapat membentuk seseorang yang saling menghargai, toleransi dan tidak melakukan deskriminasi terhadap seseorang lainnya, karena semua orang bahkan dari segi latar belakang apapun semua layak mendapatkan pendidikan [1]. Hal ini dapat kita petik dari firman Allah dalam Al-qur’an surat al-mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَات.

Artinya : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)

Sebagaimana juga yang telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi para peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab [2].

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan tentang Implementasi Metode Saintifik Terhadap Hasil Belajar dan Ketrampilan Berpikir Logis siswa kelas V di MI Ma’arif Kedensari. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V Mi Ma’arif yang mengatakan bahwa hasil belajar beberapa siswa di kelas V masih ada yang nilainya dibawah standart [3]. Hal ini disebabkan karena adanya faktor dari keterlambatan dalam berfikir siswa dan juga kurang optimalnya model yang digunakan oleh guru IPA kelas V ini menggunakan Model Pembelajaran Langsung. Model tersebut lebih memanfaatkan penerapan penyampaian secara langsung seperti ceramah, dan tanya jawab. Faktor inilah salah satu yang memicu terhadap ketrampilan berpikir logis peserta didik sehingga berdampak pada hasil belajarnya [4].

Dengan kegiatan tersebut anak akan merespons otaknya untuk mau bekerja, dan merasa nyaman untuk mengikuti pembelajaran IPA. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas V MI Ma’arif Kedensari, yang perlu di perbaiki adalah pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru [5]. Maka dari itu, Peneliti akan mencari tau kendala Implementasi Metode Saintifik Terhadap Hasil Belajar dan Ketrampilan Berfikir Logis Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Ma'arif Kedensari. Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi siswanya saja melainkan juga dapat bermanfaat bagi guru mata pelajaran IPA dan juga untuk sekolah [6].

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta lain yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan menggunakan populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data, analisis data, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode ini digunakan untuk mengetahui kualitas peserta didik dalam program ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. Dengan cara membandingkan dengan suatu standar yaitu standar yang sudah ada dalam sekolah tersebut. Dimana peneliti memanfaatkan metode ini untuk mengetahui hasil Implementasi Metode Saintifik Dalam Ketrampilan Berpikir Logis Siswa Kelas V MI Ma’arif Kedensari [7].

Tenik pengumpulan data yang digunakan dalam studi penelitian diantaranya yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara ditujukan untuk menganalisis peran guru melalui pengajuan beberapa pertanyaan terkait indikator peran guru, untuk memperkuat hasil wawancara peneliti melakukan kegiatan observasi (pengamatan) untuk mengamati peran guru dan karakter disiplin peserta didik selama proses pembelajaran. Adapun dokumentasi yang digunakan sebagai pelengkap atau bukti terkait studi penelitian ini berupa data-data terkait guru dan peserta didik serta foto/video pembelajaran dikelas. Instrumen pengumpulan data dari wawancara, observasi, dan angket di disusun berdasarkan indikator dari masing-masing variabel yakni peran guru dan karakter disiplin. Berikut tabel kisi-kisi terkait instrumen dalam pengumpulan data dari studi penelitian ini [8].

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan yakni di MI Ma’arif Kedensari dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti ingin memaparkan beberapa data dari para informan yang terkait dengan Implementasi Metode Saintifik Dalam Keterampilan Berpikir Logis Siswa, dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti akan dijabarkan sebagai berikut:

Guru berperan sebagai pendidik dalam kegiatan belajar peserta didik berperan penting untuk memberikan pemahaman materi peserta didik sehingga hasil belajar bisa tercapai. Dari hasil wawancara yang didapatkan hasil bahwa metode pembelajaran yang dilakukan guru melalui pendekatan saintifik dapat memberikan kemudahan terhadap para siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Seperti halnya dalam penyampaian materi hingga pemberian tugas, peserta didik sering diberikan waktu untuk membuat pertanyaan dan nantinya akan dibahas bersama. Apabila siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, itu merupakan salah satu bentuk indikator hasil belajar pada siswa [9].

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Izza Karimah sebagai berikut :

“Metode saintifik merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat baik, dalam pembelajarannya saya mengadakan sebuah diskusi sesuai dengan materi. Selain menerima penjelasan materi dari guru melalui sumber belajar berupa buku induk, power point, serta alat peraga, para siswa juga diperintahkan untuk mencari permasalahan yang dijumpai sesuai dengan materi dan nantinya akan diseleseikan bersama. Kemudian guru akan memberikan sesi tanya jawab. Dari sini saya bisa mengetahui adanya peningkatan dalam keterampilan berpikir logis para siswa.

Dari paparan wawancara tersebut bisa diketahui bahwa pembelajaran saintifik yang diterapkan oleh guru proses pembelajaran sesuai dengan (Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013) , yang mana dalam proses pembelajarannya dimulai dengan sebuah pengamatan, menanyakan, mengumpulkan informasi atau menalar dan menyampaikan hasil dengan metode sesi tanya jawab. Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat diketahui beberapa informasi terkait implementasi metode saintifik dalam keterampilan berpikir logis siswa di Mi Ma’arif, pemilihan metode dapat berpengaruh terhadap proses kegiatan pembelajaran dan keterampilan berpikir logis siswa. Penerapan metode saintifik yang dilakukan oleh guru Mi Ma’arif kedensari melalui pemaparan materi kemudian melakukan diskusi, sesekali para peserta didik juga diberikan tugas untuk mencari problem yang sesuai dengan materi dan mereka sendiri yang menjawab. Dan dengan metode saintifik memiliki manfaat bagi guru, antara lain dapat mengetahui antara siswa yang sudah memahami dan yang belum memahami materi yang disampaikan, sehingga guru dapat memberikan perhatian dan pemahaman kembali terhadap siswa yang belum faham agar tujuan pembelajaran bisa dicapai bersama [10].

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, ketika kegiatan pembelajaran berlangsung tepatnya pada mata pelajaran IPA. Guru menggunakan metode pembelajaran diskusi dengan cara membentuk seluruh peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil untuk menyelesaikan topik bahasan yang diberikan oleh guru tentang materi tersebut. Dalam kegiatan diskusi seluruh peserta didik saling berdiskusi merencanakan penyelesaian masalah yang tepat agar data tersebut benar sesuai dengan materi yang diberikan guru.

“Dalam kegiatan belajar mengajar guru melalui metode saintifik menemukan peningkatan terhadap keterampilan berpikir logis siswa. Peserta didik yang mengalami peningkatan berpikir logisnya ditinjau dari keaktifan dalam berdiskusi dengan temannya, aktif mengemukakan pendapat, dan dari hasil evaluasi harian serta evaluasi ujian. Hal ini disebabkan karna guru atau pengajar setiap pembelajarannya memberikan motivasi-motivasi yang bukan hanya sekedar nasehat tapi pemberian stimulus-stimulus melalui metode pembelajaran saintifik supaya dapat membuat para siswa terangsang pola pikirnya. Tidak kalah pentingnya juga sumber belajar yang digunakan sekiranya harus bisa membuat peserta didik tertarik, dan memberikan apresiasi kepada siswa yang bisa menjawab atau menyeleseikan tugas dengan benar dan tepat waktu [11].

Berdasarkan hasil wawancara ini peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Rabu 16 Februari 2022 untuk mendukung data wawancara, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya, guru mengimplementasi metode saintifk dalam pembelajarannya dengan sumber belajar dari media buku induk dan alat peraga, kemudian guru membentuk beberapa kelompok diskusi, setelah kelompok dibentuk guru membagi materi yang harus dipecahkan setiap kelompok, dalam kegiatan berlangsng para siswa terlihat sangat menyukai, dan antusias untuk memberikan gagasan kepada kelompoknya masing-masing.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, penggunaan metode saintifk model diskusi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat berdampak baik untuk mengasah keterampilan berpikir logis para siswa. Dampak baik menggunakan metode diskusi ini mampu membuat daya pikir peserta didik diberikan ruang untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran mereka sendiri tanpa ada batasan apapun sehingga peserta didik mampu menghasilkan ide-ide dan gagasan baru. Selain itu dengan berdiskusi maka akan menumbuhkan sikap mandiri dari peserta didik, karena kegiatan diskusi peserta didik dituntut untuk bekerja sama dalam memberikan gagasan-gagasan untuk menyelesaikan masalah bersama [12]. Hal itu sejalan dengan indikator keberhasilan berpikir logis siswa yang mana siswa dapat menentukan langkah yang ditempuh dengan teratur dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan dari awal perencanaan hingga didapatkan suatu kesimpulan, siswa dapat memberikan argumennya secara logis dan sesuai dengan fakta atau informasi yang ada terkait langkah perencanaan masalah dan penyelesaian masalah yang ditempuh.

Berdasarkan hasil paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode saintifik dalam keterampilan berpikir logis siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) kelas V MI Ma’arif Kedensari mengalami peningkatan karena saat pembelajaran berlangsung siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dengan berpikir serta bernalar menggunakan logikanya untuk menyelesaikan tugas / masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam keseharian dan pengetahuan baru yang diberikan saat berdiskusi temannya [13].

Dalam implementasi metode saintifik memiliki kelebihan dan juga kekurangan, dalam hal ini dapat di ketahui dari hasil wawancara dengan guru dan juga murid di sekolah Mi Ma’arif sebagai berikut :

“Kelebihan dari implementasi metode saintifik dalam pembelajaran sebagai seorang guru menurut saya pribadi adalah sebagai metode yang sangat membantu dalam memberikan pemahaman materi kepada siswa, dan juga membantu untuk mencapai tujuan belajar, karena para siswa sangat mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif [14]. Adapun kekurangannya adalah dalam penerapan metode ini memerlukan waktu yang banyak, karena dengan menerapkan metode ini ada 20% siswa yang masih kesusahan memahami materi, hal itu yang memerlukan extra waktu dan tenaga untuk kembali memberikan pemahaman terhadap siswa tersebut, dan juga tidak semua mata pelajaran atau materi bisa sesuai dengan menggunaan metode ini Pertanyaan yang sama juga di ajukan kepada perwakilan murid kelas 5 yang di laksanakan pada tanggal 16 februari 2022, berikut hasil dari wawancaranya :

“Kelebihan dalam penggunaan metode saintifik dalam pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat mempermudah saya sebagai siswa dalam memahami materi, proses pembelajarannya menarik tidak membosankan, sehingga saya dan siswa lain sangat mengikuti pembelajarannya.”

“Kekurangan dari implementasi metode saintifik bagi siswa yang kurang pandai seperti saya adalah tidak siap bersaing karena membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bisa memahami materi.”

Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam implementasi metode saintifik mempunyai kelebihan serta kekurangan, baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Untuk kekurangan nya yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, karena dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik ada peserta didik sekitar 20% yang memiliki tingkatan kecerdasan yang lemah, hal ini yang membuat guru membutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk menerangkan kembali materi yang telah diberikan. Sedangkan untuk kelebihannya adalah mempermudah guru interaksi antara guru dan peserta didik, metode ini juga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik serta dapat membuat peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.

Dalam implementasi metode saintifik di MI Ma’arif Kedensari tidaklah mudah, tentu masih ada faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan belajar mengajarnya. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang terjadi pada implementasi metode saintifik, peneliti melakukan observasi di kelas V MI Ma’arif pada tanggal 16 februari 2022 berikut hasil observasinya :

Dalam kegiatan observasi di kelas V MI Ma’arif Kedensari peneliti juga menemukan faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam kegiatan belajar mengajar melalui implementasi metode saintifik. Faktor pendukung yang peneliti temukan dalam kegiatan belajar mengajar sudah didukung oleh sarana dan prasarana sekolah, proses kegiatan belajar mengajarnya juga sudah meliputi : 1) mengamati 2) menanya 3) menalar 4) mencoba 5) mengkomunikasikan. Setiap tahapan sudah telah diterapkan dengan cukup baik, akan tetapi peneliti juga menemukan dalam proses kegiatan pembelajaran terkadang tahapan tersebut tidak dilaksanakan secara berurutan, karena harus disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi yang disampaikan. Peniliti juga menemukan kesulitan yang dialami oleh peserta didik yang belum mampu dalam mengkomunikasikan pendapat dengan temannya, hal tersebut terjadi karena merasa kurang percaya diri [15]. Untuk menambah informasi dan penguat data peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V MI Ma’arif Kedensari. Kegiatan tersebut di lakukan pada tanggal 17 februari 2022, berikut hasil wawancaranya :

“Faktor yang menjadi pendukung ddalam implemetasi metode saintifik adalah sarana dan prasarana yang dimiliki madrasah. Untuk faktor yang menjadi penghambat dalam implemetasi metode saintifik diantaranya yaitu perbedaan kemampuam peserta didik dalam menangkap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kemudian keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.”

Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat di ketahui beberapa hal mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi metode saintifik dalam pembelajaran yang ada di kelas V MI Ma’arif Kedensari, faktor pendukung yaitu fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki madrasah kemudian optimalnya penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Faktor penghambat dari implementasi metode saintifik diantaranya keterbatasan waktu dan tenaga, karena tidak semua peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang sama, ada peserta didik yang memiliki kelemahan dalam pengumpulan informasi akan materi pasti mengalami kesulitan. Dengan demikian guru membutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk kembali memberikan pengulangan materi kepada peserta didik yang bersangkutan.

Simpulan

Dalam bab ini akan mengetengahkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian di MI Ma’arif Kedensari yaitu tentang Implementasi Metode Saintifik Dalam Keterampilan Berpikir Logis Siswa. Kesimpulan ini merupakan hasil analisis data sebagaimana penulis uraikan didalam bab IV. Selain kesimpulan, juga akan penlis kemukakan saran-saran.

  1. Implementasi saintifik dalam keterampilan berpikir logis siswa pada materi IPA kelas V MI Ma’arif Kedensari. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru sudah mengaplikasikan 5 tahapan yaitu : mengamati, menanya, menalar atau mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penilaian yang dilakukan oleh guru sesuai dengan prosedur dan indikator-indikator yang ada.
  2. Pada indikator keterampilan berpikir logis siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) kelas V menemukan adanya peningkatan dari hasil evaluasi harian dan evaluasi akhir. Dengan penerapan metode saintifik bisa dibilang indikator berpikir logis siswa meningkat sekitar 80% terlihat dari respon siswa sebelum dan sesudah implementasi metode saintifk, yang menunjukkan siswa sangat mengikuti pembelajaran dengan baik, banyak siswa yang aktif dibanding siswa yang pasif, selain itu siswa juga sudah mampu untuk mengkonstruksikan pengetahuan dengan berpikir serta bernalar menggunakan logikanya untuk menyelesaikan tugas / masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
  3. Sedangkan untuk faktor pendukung dan penghambat pada implementasi metode saintifik, sarana dan prasarana yang dimiliki madrasah merupakan faktor pendukung dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga telah menjalankan peranan dengan baik serta langkah-langkah pembelajarannya juga sudah sesuai. Untuk faktor penghambat dari guru antara lain waktu, tenaga serta biaya, bagi siswa kesulitan yang dialami belum mampu dalam mengkomunikasikan pendapat karena kurang percaya diri dan masih kesulitan dalam pengumpulan informasi bagi siswa yang memiliki kelemahan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwasannya implementasi metode saintifik dalam keterampilan berpikir logis siswa kelas V di MI Ma’arif Kedensari mengalami peningkatan. Berdasarkan bukti dari data hasil penelitian guru sudah menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan saintifik. Indikator berpikir logis siswa juga meningkat sekitar 80% terlihat dari respon siswa sebelum dan sesudah implementasi metode saintifk, yang menunjukkan siswa sangat mengikuti pembelajaran dengan baik, banyak siswa yang aktif dibanding siswa yang pasif, selain itu siswa juga mulai ter-asah, siswa sudah mampu untuk mengkonstruksikan pengetahuan dengan berpikir serta bernalar menggunakan logikanya untuk menyelesaikan tugas atau masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang peserta didik temukan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang peniliti sarankan antara lain.

  1. Keterampilan berpikir logis siswa pada materi IPA meningkat dengan mengimplementasi metode saintifik, semoga para guru dapat mengujicobakan metode saintifik pada materi pelajaran yang lainnya. Sehingga diharapkan bagi peneliti selanjutnya apabila melakukan penelitian yang serupa dapat mengembangkan penelitiannya dengan mencakup pada sudut pandang yang lebih luas lagi.
  2. Adanya respon yang lebih baik dari siswa dalam pembelajaran setelah implementasi metode saintifik, siswa diharapkan lebih semangat lagi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada didalam pembelajaran dan tidak merasa minder untuk mengkomunikasikan argumennya pada waktu kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan, sehingga gagasan yang dimiliki siswa juga dapat di diskusikan bersama dengan teman lainnya. Siswa juga diharapkan untuk terus merangsang keterampilan berpikir logisnya dengan banyak belajar dirumah.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan tujuan untuk mencapai gelar sarjana (S1) pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dalam penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak luput dari bantuan dan dukungan dari orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat di setiap proses yang penulis lewati kemudian terima kasih untuk Bapak/Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

References

  1. Agung, A. (2019). Pendidikan Agama Islam Dalam UU Sisdiknas. Jurnal Pendidikan Islam , Vol 4 No 2 .
  2. Asrof, M., 2016, efektifan pendeatan saintifik dalam menngkatkan keaktifan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas IV.
  3. Aulia, S. D., Wahyudi, W., & Purwanti, I. (2018). Penerapan Model Make a Match Berbasis Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Siswa. WACANA AKADEMIKA: Majalah Ilmiah Kependidikan, 2(2), 186–197.
  4. Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV, Pustaka Setia, 1997)
  5. Budiyanto A K M, wahayo lud, mokhtar ali., 2016, implementasi pendektan saintifik dalam pembelajaran dipendidikan dasar di malang.
  6. Botty, M. (2018). Hubungan Kreativitas Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Mi Ma’had Islamy Palembang. JIP (Jurnal Ilmiah PGMI), 4(1), 41–55.
  7. Dewi, M. A., Budiyono, B., & Kurniawan, H. (2019). Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Motivasi Belajarterhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Unnes .
  8. Danim, Sudarwin..Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta. (2011)
  9. Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Jurnal Lantanida.
  10. Ginting, F. W. (2020). EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA PhET TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan.
  11. Masykur, R., Nofrizal, N., & Syazali, M. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Dengan Macromedia Flash. Jurnal Pendidikan Matematika , 177-178 Vol 8 No 2.
  12. Musfiqon HM, Nurdyansyah., 2015, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Sidoarjo ; Nizamia Learning Center.
  13. Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center.
  14. Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia learning center.
  15. Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.