Science Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v21i.700

Teacher's Efforts on the Ability to Read Aloud for Class V Students with the Cooperative Script Method in Indonesian Language Subjects in Elementary Schools


Upaya Guru pada Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas V dengan Metode Cooperative Script pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Cooperative Script Education Reading Aloud

Abstract

Reading aloud is an activity that makes a tool for teachers, students or readers and listeners to capture and understand information from the readings delivered by students. The researcher applies the cooperative script method for students. Cooperative learning is a type of group work including forms of activities that are guided and directed by the teacher. Cooperative learning prioritizes cooperation in solving problems to apply knowledge and skills in order to achieve learning objectives. As well as a learning method in which students work in pairs and take turns orally summarizing the parts of the material being studied. The purpose of this study was to find out the efforts made by the teacher for how to read aloud students while at school. This research is a descriptive qualitative type.

Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah usaha dasar serta terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk membentuk suasana dan proses belajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya[1]. Setelah beberapa lama tidak melakukan sekolah tatap muka untuk tahun ajaran 2021/2022 dilakukan tatap muka walaupun hanya peserta didik yang masuk adalah 50% dari jumlah keseluruhan dan tetap mematuhi protokol kesehatan tidak berkerumun dan memakai masker. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid maupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang [2]. Pada saat melakukan observasi peneliti menemukan masalah yang terjadi pada kelas v, yaitu ada 5 sampai 6 siswa yang kurang lancar dan cara membacanya kurang nyaring, Sehingga saat dilakukan membaca secara bergantian siswa yang lainnya tidak bisa mendengarkan suaranya siswa yang sedang membaca. ada beberapa penyebab yang menjadikan siswa kurang rasa percaya diri saat pembelajaran membaca berlangsung, yaitu faktor internal dan eksternal dari diri siswa. Sehingga dalam hal ini upaya guru sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang ada pada siswa untuk cepat teratasi dengan baik. mengemukakan bahwa pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik sebagai warga belajar dan pendidik sebagai sumber belajar yang melakukan kegiatan membelajarkan [3]. Guru memilih menggunakan metode cooperative script untuk dipraktekkan kepada siswa supaya pembelajaran membaca nyaring bisa terlaksana dengan lancar. Cooperative scriptadalah jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk kegiatan yang dibimbing dan diarahkan oleh guru [4]. Dari hal diatas ada beberapa penyebab yang menjadikan siswa kurang rasa percaya diri saat pembelajaran membaca

berlangsung, yaitu faktor internal dan eksternal dari diri siswa. membaca nyaring , selain pengelihatan dan ingatan juga turut aktif ingatan pendengaran dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot kita [5].

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang berjenis deskriptif atau deskripsi. Dengan maksud untuk meneliti tentang perkembangan keterampilan membaca nyaring dengan menggunakan metode cooperative script pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini berjenis deskriptif study kasus, dimana pada sekolah dasar negeri Pejangkungan Prambon terdapat sebuah permasalahan dalam pembelajaran sehingga diambil oleh peneliti. Permasalahan tersebut adalah cara membaca nyaring siswa kurang ditunjukkan dan cara membaca yang masih terbata-bata [6].

Hasil dan Pembahasan

Faktor internal dan eksternal siswa kelas V kurang dalam membaca nyaring

Faktor internal siswa adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dari pendapat tersebut faktor internal yang dimaksud seperti: rasa percaya diri, motivasi, tingkah laku, kecerdasan dan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungannya[7]. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu yang sedang belajar. Dari pendapat diatas faktor eksternal bisa terjadi dari luar diri siswa yaitu : faktor lingkungan dan faktor keluarga[8].

Seperti yang terjadi di SDN Pejangkungan Prambon setelah kurang lebih 2 tahun belajar dari rumah dan untuk tahun ajaran baru 2021/2022 mulai sekolah tatap muka sehingga banyak siswa yang kurang beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman. Sehingga semua guru memaklumi kondisi tersebut karena siswa membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru[9].

Upaya guru untuk mengembangkan kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas V Menerapkan literasi sebelum pembelajaran dimulai

Walaupun budaya literasi yang digunakan tidak terlalu lama yaitu sekitar 10 – 15 menit, tetapi dengan adanya kebiasaan akan melatih kemampuan siswa dalam membaca untuk setiap harinya [10]. mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi membaca yaitu: Faktor Fisiologis, Faktor Intelektual dan Faktor Lingkungan[11]. Setelah dilakukan budaya literasi pada semester 2 ini banyak siswa yang sudah lancar membacanya serta mampu untuk membaca secara nyaring didepan kelas, walaupun ada beberapa siswa yang masih tidak percaya diri untuk menunjukkan kemampuan membacanya secara baik., Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-hubungan antara konvensi-konvensi tekstual dan konteks penggunaanya serta idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan maksud/tujuan, literasi itu bersifat dinamis – tidak statis – dan dapat bervariasi di antara dan di dalam komunitas dan kultur diskursus/ wacana. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kultural [12].

Menggunakan media alat peraga disetiap pembelajaran

Penggunaan media peraga juga membantu siswa untuk mencapai fokus dalam pelajaran, Sehingga wali kelas memilih membuat media peraga untuk mengalihkan perhatian siswa didepan kelas[13]. Saat menggunakan media peraga siswa lebih cepat memahaminya serta berani bertanya tentang rasa penasaran siswa. Salah satunya adalah guru membuat pohon literasi dimana siswa setelah membaca maka nilai dan kritikan lainnya ditempelkan pada pohon literasi tersebut dan diletakkan sesuai dengan urutan siswa saat maju dan menyelesaikan tugasnya[14].

Kesimpulan

Upaya mengembangkan kemampuan siswa untuk membaca nyaring berhasil diterapkan oleh guru. Walaupun dalam semester pertama wali kelas tidak fokus dengan mengembangkan kemapuan siswa saat berada didalam kelas dan hanya bisa memberikan tugas serta membahasnya tidak terlalu lama karena durasi waktu yang tersedia. Semester 2 ini wali kelas bisa fokus untuk mengembangkan kemampuan siswa dari yang sudah mempunyai kemampuan secara baik hingga siswa yang masih ragu dengan kemampuannya. penerapan metode cooperative script guru bisa mengembangkan kemampuan membaca nyaring siswa serta melatih rasa percaya diri siswa untuk menunjukkan kemampuannya [15]. Selain itu budaya literasi juga menjadi pendukung utama untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa sehingga untuk penerapan metode cooperative script sudah berhasil diterapkan oleh wali kelas untuk mengembangkan kemampuan membaca nyaring . Sehingga tujuan membaca antara lain : a. Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta b. Membaca untuk memperoleh ide utama c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan dan organisasi cerita d. Membaca untuk menyimpulkan dan membaca inferensi [16].

References

  1. Lamb dan Arnol , Metode Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di Sd/Mi , Makasar , 2007
  2. Tarigan, Henry Guntur , Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa , CV angkasa , Bandung , 2008
  3. Sudjana , Metode Dediscerta Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa , Bandung , 2012
  4. Fuadah. , Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Keterampilan Membaca Nyaring Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia , Bone – Makassar , 2010
  5. Moulton , Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa , Cv Angkasa . Bandung , 2015
  6. Alit , Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SD Dengan Model Pembelajaran Cooperative Script , Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 5. No 1, pp,202-203 , 2002
  7. Donald , Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Teks Dengan Metode Demonstrasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. FKIP UNTAN, Pontianak , 2009
  8. Farida Rahim. , Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Teks Dengan Metode Demonstrasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar , Jurnal Pendidikan, Vol. 3 No. 2 , 2008
  9. Dalman , Keterampilan Membaca Pemahaman. Jakarta: Rajagrafindo Persada , 2017
  10. Moleong , Metode Dediscerta Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa , Bandung , 2017
  11. Rahim Farida , Menginstal Minat Baca Peserta Didik , PT.Globalindo Universal Multikreasi , Bandung., 2007
  12. Kern , Departemen Pendidikan Nasional , Permainan Membaca dan Menulis diTaman Kanak-Kanak. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta, 2000
  13. Tarigan, Henry Guntur , Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa , CV angkasa jln. Cipagalo girang no.24 margacinta – bandung , 2015
  14. Suprijono , Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem , Yogyakarta
  15. Abidin, Mulyati & Yunansah. , Pembelajaran Literasi , Jakarta : Bumi Aksara , 2017
  16. Tarigan , Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa , CV Angkasa , Bandung , 2008