Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v21i.698

Improving Language Skills Through Smart Board Media Ages 5-6 Years in Kindergarten


Peningkatan Kemampuan Bahasa Melalui Media Papan Pintar Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak Kanak

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Language Ability Smartboard Media

Abstract

Observations made at TK ABA 25 Wage Sidoarjo on children aged 5-6 years showed that there were still difficulties in the development of language skills with a percentage of 44% of children who had reached the development of language skills. This study aims to improve children's language skills through activities to recognize letters using smart board media. The type of research used in this research is classroom action research (CAR) with the techniques used when collecting data using documentation, observation and interviews. The results of this study indicate that there is an increase in language skills through smart board media, namely 44% in the pre-cycle, 64% in the first cycle and 84% in the second cycle. Based on this, it can be concluded that through the media smart board can improve the language skills of children aged 5-6 years in TK Aisyiyah Busthanul Athfal 25 Wage.

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar sebagai upaya pembinaan yang diperuntukkan pada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Upaya pembinaan ini dilaksanakan dengan memberikan rangsangan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut [1]. Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk memberikan rangsangan Pendidikan dasar ke arah pengetahuan, keterampilan, perkembangan perilaku dan penyesuaian diri dengan lingkunganya untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya [2]. Penanganan untuk AUD, khususnya pada bidang pendidikan sangat menentukan ke arah kualitas pendidikan bangsa di masa yang akan datang. Pada masa usia dini, kualitas hidup seseorang memiliki makna dan pengaruh yang luar biasa untuk di masa mendatang. Pendidikan Anak Usia Dini (AUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang mengutamakan pertumbuhan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini. Pengetahuan terkait perkembangan kemampuan bahasa AUD sangat membantu dalam tercapainya pembelajaran pada keterampilan dasar bahasa yang baik. Dengan menerapkan stimulus dari teori kemampuan bahasa, anak mampu dalam meningkatkan perkembangan bahasa secara optimal [3].

Bahasa adalah alat atau sarana untuk berkomunikasi antara individu yang satu dengan individu lain secara pribadi maupun di dalam komunitas. Kemampuan bahasa adalah kekayaan ucapan pikiran, kecakapan dan perasaan manusia melalui bunyi yang arbiter, digunakan untuk mengidentifikasi diri dalam percakapan yang baik ,berinteraksi dan bekerjasama [4]. Kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh anak usia dini dapat dilihat dari penalaran verbalnya [5]. Salah satu aspek perkembangan bahasa yang perlu dipersiapkan dan dikembangkan adalah kemampuan mengenal huruf. Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari kompetensi kemampuan bahasa dalam ruang lingkup keaksaraan. Carol Seefelt dan Babara A. Wasik memberikan pendapat tentang pengertian kemampuan mengenal huruf pada anak usia dini adalah memasuki pembelajaran membaca adalah mengenal nama huruf dan menyebutkan semua bentuk huruf, kesepadanan bunyi dengan huruf. Ketika anak belajar nama huruf, mereka juga belajar bunyi huruf [seefeldt]. Pentingnya kemampuan mengenal huruf ini sebagai dasar awal anak menguasai kemampuan bahasa seharusnya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Sebelum mengenal kalimat agar dapat lancar membaca langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami dan menghafalkan huruf-huruf yang ada. Jika pemahaman tentang huruf kurang maka kemampuan menguasai kalimat atau membaca kurang [triana].

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Aisyiyah Busthanul Athfal 25 Wage, peneliti menemukan permasalahan bahwa kemampuan berbahasa anak-anak kurang mampu dalam mengenali nama huruf, anak kurang mampu mengenal bentuk huruf dan anak kurang mampu menyebutkan bunyi huruf. Dalam masalah ini guru disarankan mampu mengembangkan media yang dapat memberikan stimulus bagi kemampuan bahasa anak. Media yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan media papan pintar. Media papan pintar berupa media grafis dalam bentuk media 2 dimensi dan sangat efektif digunakan dalam menyampaikan pesan dalam kegiatan pembelajaran. Papan pintar berisi aktifitas sederhana pada menyusun huruf menjadi kata [6]. Media papan pintar memberikan banyak manfaat, yaitu:

  1. Materi pembelajaran akan lebih menarik perhatian untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
  2. Siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran.
  3. Metode pengajaran akan menjadi lebih beragam sehingga mereka tidak bosan dan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar.
  4. Memperjelas penyampaian pesan.
  5. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
  6. Mengatasi sikap pasif, sehingga peserta didik menjadi lebih semangat dan lebih mandiri dalam belajar.

Adanya permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk memperbaiki kemampuan bahasa anak dengan penggunaan media papan pintar, media papan pintar dipilih karena memiliki kegunaan dalam mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak melalui penelitian tindakan kelas.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk menyempurnakan atau meningkatkan proses praksis pembelajaran dan meningkatkan produktivitas lembaga [7]. PTK dapat diartikan sebagai kajian sistematik dalam usaha memperbaiki kegiatan praktek pendidikan yang dilaksanakan sekelompok guru yang melakukan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut [8].Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini secara garis besarterdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart dalam hal ini merupakan suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Setelah dilaksanakan refleksi kemudian disusun rencana (perbaikan), demikian seterusnya [9]. Subjek penelitian ini adalah 17 anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Busthanul Athfal 25 Wage terletak di Jl Taruna 9 B Kav.298 Desa Wage Kecamatan Taman, Sidoarjo,Jawa Timur. indicator kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : anak mampu menyebutkan nama huruf, anak mampu menyebutkan bentuk huruf dan anak mampu menyebutkan bunyi huruf. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni observasi, dokumentasi dan wawancara. Untuk mengetahui keefektifan kemampuan bahasa melalui media papan pintar peneliti membandingkan hasil antara pra siklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan presentase untuk mengetahui peningkatan kemampuan bahasa. Presentase di hitung dengan menggunakan rumus :

P = x 100%

Keterangan:

P = Presentase

F = jumlah yang diperoleh

N = jumlah anak keseluruhan

Setelah melakukan pengumpulan data dengan lengkap, selanjutnya peneliti berusaha menyusun dan mengelompokkan data serta menyeleksi data yang ada dalam penelitian ini. Hal ini berfungsi sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diinterprestasikan dalam dua tingkatan yang disajikan dalam Tabel berikut ini:

Taraf penguasaan atau kemampuan Kualifikasi
80 % - 100 % Berhasil
0 % - 79 % Tidak Berhasil
Table 1.Capaian Perkembangan Kemampuan Bahasa

Dari analisis ini dapat diketahui, jika presentase anak di bawah 80% maka dinyatakan tidak berhasil, namun jika mendapatkan presentase diatas 80% maka anak berhasil mencapai yang diharapkan.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Hasil yang diperoleh pada siklus I dari indicator yang mendapatkan hasil skor terbanyak adalah pada indicator anak mampu mengenal nama huruf. Dan yang mendapatkan hasil skor terendah adalah pada indicator anak mampu mengenal bentuk huruf dan anak mampu menyebutkkan bunyi huruf. Pada pencapaian siklus I ini terdapat persentase 70,58 % anak yang mendapat skor 3, yaitu pada indicator nomor 2 tentang anak mampu mengenal bentuk huruf. Kemudian dari hasil kemampuan bahasa mengenal huruf yang diperoleh pada siklus II terlihat meningkat. Peneliti berhasil dalam penelitian ini, banyak siswa yang mengalami peningkatan skor pada setiap indikator. Pada siklus I anak mendapatkan skor 1 dan 2, pada siklus II banyak anak yang telah mendapatkan skor 3.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bahasa dalam mengenal huruf pada anak kelompok B sudah meningkat. Sehingga hasil dari penggunaan media papan pintar yang telah digunakan untuk pembelajaran menunjukkkan bahwa kemampuan bahasa dalam mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus mendapatkan persentase 44 %, pada siklus 1 mendapatkan persentase 64 % dan pada siklus II mendapatkan persentase sebesar 84 %. Hasil ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan bahasa mengenal huruf secara signifikan setelah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan media papan pintar yang dapat dilihat dan dimainkan. Hasil dari kegiatan mengenal huruf anak usia 5-6 tahun menggunakan media papan pintar pada pra siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat melalui tabel berikut ini.

Figure 1.Kegiatan Mengenal Huruf Anak Usia 5-6 Tahun Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Dari hasil diagram sudah jelas bahwa adanya peningkatan secara signifikan dari awal pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Terbuktinya adanya peningkatan kemampuan Bahasa pada pra siklus hanya 44 % dan setelah diberikan Tindakan pada siklus I mencapai hasil ketuntasan sebesar 64 % bisa dibilang cukup baik, namun dikatakan belum berhasil. Maka ada Tindakan Kembali pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 84 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media papan pintar dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak.

B. Pembahasan

Berdasarkan persentase yang didapatkan pada setiap skala penilaian siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan. Hal ini membuktikan dalam menggunakan media papan pintar mampu meningkatkan kemampuan bahasa mengenal huruf anak usia 5-6 tahun. Dari data yang didapatkan pada prasiklus, siklus I dan siklus II sesuai dengan pedoman penelitian terdapat perbedaan perolehan dengan melihat hasil observasi. Dari hasil siklus II ini persentase menunjukkan 84% yang berarti anak usia 5- 6 tahun sudah mampu mengenal huruf dengan benar karena sudah mampu untuk mengenal bunyi dan bentuk huruf yang kemudian dapat diucapkan dengan benar.Penerapan media papan pintar untuk meningkatkan kemampuan bahasa mengenal huruf anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Busthanul Athfal 25 Wage dilakukan dengan cara mengajak anak untuk menyebutkan nama huruf, menyebutkan bentuk huruf dan menyebutkan bunyi huruf dengan cara anak maju satu persatu pada saat penerapan media berlangsung. Media papan pintar pada siklus I terdapat kekurangan yaitu bentuk huruf pada media kurang jelas sehingga peneliti melakukan perbaikan media pada siklus II yaitu dengan merubah bentuk huruf menjadi lebih besar agar terlihat lebih jelas. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan bahwa penerapan media papan pintar sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa mengenal huruf anak usia 5-6 tahun.

Penelitian terhadap kemampuan bahasa anak kelompok B TK Aisyiyah Busthanul Athfal 25 Wage ini mengalami peningkatan karena pemilihan media yang tepat dan menarik. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar anak, sehingga anak dapat memahami dan menguasai materi secara maksimal. Hal ini sependapat dengan Maghfi, dkk (2020) yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi kepada siswa, sehingga diharapkan siswa mendapatkan keterampilan, pengetahuan dan memberikan rangsangan dalam pembelajaran siswa selama proses pembelajaran berlangsung [10].

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media papan pintar maka kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun akan meningkat.

References

  1. Ahmad, Susanto. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep Dan Teori). ed. Uce Rahmawati Suryani. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2018.
  2. Fauziddin, Mohammad. “Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Kegiatan Menceritakan Kembali Isi Cerita Di Kelompok Bermain Aisyiyah Gobah Kecamatan Tambang.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017. pp. 1(1): 42.
  3. Isna, Aisyah. “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.” 2019. pp. 2(2): 62–69.
  4. Bawono, Yudho. “Kemampuan Berbahasa Pada Anak Prasekolah : Sebuah Kajian Pustaka.” Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, 2017. pp. 116–25.
  5. Setyawan, Farid Helmi.“Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui Model Pembelajaran Audio Visual Berbasis Android.”, 2017.
  6. Suryanti, Cut Maranda, Putri Rahmi, and Heliati Fajriah. “Pengembangan Media Papan Pintar Huruf Untuk Mengenalkan Huruf Abjad Pada Anak Usia 4-5 Tahun.” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 2001. pp.8(2): 143–54
  7. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.
  8. Afandi, M. “Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar UNISSULA, 2014. pp.1(1): 1–19.
  9. Ani Widayati. “Penelitian Tindakan Kelas.” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Penelitian Vol. VI No. 1. VI, 2008. pp.(1): 87–93.
  10. Maghfi, Ulfah Nabilla, Suyadi. “Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Media Papan Pintar ( Smart Board ).” SELING-Jurnal Program Studi PGRA, 2020. pp. 6(2): 157–70.