Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v21i.689

Implementation of Social Care Character Education in Islamic Elementary Schools


Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial di Sekolah Dasar Islam

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Character Education Social Care

Abstract

This study aims to determine the implementation of social care character education and its supporting and inhibiting factors at SDI Darul Hikmah Krian. The method used in this research is qualitative. The subjects of this study were the principal, homeroom teacher, homeroom teacher and students of SDI Darul Hikmah Krian. Collecting data in this study using interviews, observation and documentation. Checking the validity of the data using source triangulation and technical triangulation. The results of the study conclude that the implementation of social care character education in SDI Darul Hikmh Krian The authors of this study conclude that educating students in school classrooms involves three stages. The first is the Planning Phase, where the educator makes an educational plan. The second is the Learning Implementation Phase, where students implement the educational plan in their learning. The last stage is the Learning Evaluation Stage, where educators evaluate the effectiveness of learning implementation. In addition, teachers also use examples and habits to teach social care education to their students during class time

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses yang membantu menumbuhkan dan mengembangkan mentalitas, seperti proses penciptaan budaya dan ketertiban pada diri sendiri dan orang lain. [1] Menurut John Dewey yang dikutip Hasbullah, pendidikan adalah proses dasar pembentukan kecerdasan dan emosi bagi alam dan sesama manusia. [2] Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh Hasbra, pendidikan adalah bimbingan yang ada dalam proses tumbuh kembang anak, artinya pendidikan membimbing segala daya alam yang ada pada diri anak, agar dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi sebagai manusia dan anggota masyarakat. [3]

Pendidikan karakter kini telah menjadi wacana dominan kebijakan nasional di bidang pendidikan. Semua kegiatan pengajaran di Indonesia harus mengacu pada pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini juga diisyaratkan dalam Naskah Rencana Aksi Pendidikan Karakter Nasional yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2010. [4] Menurut (King, 2012), pembentukan karakter ini mengacu pada sifat bawaan seseorang dan juga pengalaman pribadi. Ketika di lingkungan, itu subjektif dan subjektif. objektif. Interaksi bawaan dengan lingkungan ini mempengaruhi satu sama lain sampai batas tertentu, menghasilkan perilaku permanen. Likona meyakini bahwa pendidikan karakter mencakup tiga unsur utama, yaitu mengetahui kebaikan, berbuat kebaikan, dan berbuat kebaikan. [6] Karakter adalah sifat alami seseorang dalam menghadapi situasi yang diwujudkan melalui tindakan perilaku yang sebenarnya, walaupun karakter setiap orang berbeda-beda, namun menjadi ciri umum stereotip masyarakat suatu bangsa dan dapat diidentifikasi sebagai karakter suatu bangsa (Mulyasa, 2014: 3-4). [7]

Kepedulian sosial merupakan implementasi kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Pendidikan karakter tujuannya membentuk bangsa yang tangguh, berdaya saing, berakhlak mulia, beretika, toleran, gotong royong. [8] Karakter peduli sosial sangat penting dikalangan siswa sebagian yang dapat diketahui adalah bahwa manusia disebut makhluk sosial yang mempunyai arti manusia tidak dapat hidup sendiri sebagai individu dan tidak dapat berkembang secara sempurna jika tidak hidup bersama individu lain. Manusia akan bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa adanya interaksi satu sama lain, interaksi semacam ini dapat saling bertanya dan saling membantu tidak mencampuri urusan orang lain, dan memberikan simpati dan simpati kepada mereka yang mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan. Inti dari kepedulian sosial ada pada setiap orang karena banyak orang saat ini yang tidak terlalu peduli dengan orang lain. Dikelola dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial dan nilai-nilai tradisional yang positif dalam pendidikan karakter yang berkaitan dengan kesadaran setiap individu. [9]. Sikap peserta didik di Sekolah Dasar Islam Darul Hikmah merupakan bahan penelitian yang perlu di perhatikan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian lebih dalam mengenai implementasi pendidikan karakter peduli sosial di tempat tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pendapat, dan pemikiran individu atau kelompok yang ada disekitar lingkungan SDI Darul Hikmah Krian. Subjek dalam penelitian ini ada 3 yaitu Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Wali Murid. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam melakukan pengecekan keabsahan data mengenai implementasi pendidikan karakter peduli sosial pada siswa di SDI Darul Hikmah Krian, peneliti melakukan sebuah pengamatan melalui uji kreadibilitas (creadibility) dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimulan. [10]

Indikator Karakter Indikator
Program Pengembangan Diri a.Menanamkan nilai peduli sosial melalui kegiatan rutin.b.Menanamkan nilai melalui kegiatan spontan.c.Menanamkan nilai melalui keteladanan.d.Menanamkan nilai melalui penkondisian.
Integrasi dalam mata pelajaran a.Mencantumkan nilai peduli sosial dan silabus RPP.b.Mengitegrasikan nilai karakter peduli sosial dalam materi pembelajaran.
Integrasi dalam budaya sosial a.Memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial.b.Melakukan aksi sosial.c.Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.d.Berempati kepada sesama teman sekelase.Membangun kerukunan warga sekelas.f.Membagi makanan dengan teman sekelas.
Table 1.IndikatorPendidikan Karakter

Hasil dan Pembahasan

Penyajian dan pembahasan data ini merujuk pada rumusan masalah yang sudah dirumuskan oleh peneliti sebeumnya. Penyajian data dan pembahasan yang diperoleh dari proses penelitian ini berupa hasil wawancara dengan beberapa sumber, observasi dan dokumentasi. Berikut akan dipaparkan hasil dari penelitian. Terdapat 3 (tiga) indikator karakter peduli sosial yang diterapkan di SDI Darul Hikmah Krian yaitu program pengembangan diri, integrasi dalam mata pelajaran dan integrasi dalam budaya sosial. [11]

Dalam pembentukan siswa yang peduli lingkungan, karakter peduli tidak muncul dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil yang terbentuk secara bertahap dari hasil proses belajar seseorang. Indonesia telah bekerja keras sejak awal tahun 1970-an untuk membentuk dan mengembangkan karakter khususnya peduli lingkungan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian masyarakat memiliki sikap dan perilaku peduli. Ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah lingkungan hanya dengan retorika ternyata masih banyak orang yang tidak peduli dengan lingkungan. [12] Siswa yang terbiasa peduli terhadap lingkungan umumnya tetap peduli, dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berdampak pada orang lain yang awalnya kurang peduli menjadi peduli. Sikap dan perilaku lingkungan merupakan sifat yang jarang dimiliki oleh anak rata-rata karena mereka cenderung menganggap bahwa kerusakan lingkungan tidak secara langsung terlihat atau dirasakan secara langsung. Penjelasan lisan saja tidak cukup untuk mengembangkan sikap dan perilaku peduli lingkungan. Hal ini membutuhkan pemahaman, cara yang benar, contoh perilaku, dan teladan. [13]

Dalam membetuk karakter peduli sosial siswa dibutuhkan berbagai dukungan yaitu dari lingkungan sekolah dan orang tua berupa berbagai macam kegiatan peduli sosial yang diterapkan sebagai pembiasaan sehari-hari siswa dan adanya fasilitas untuk kegiatan siswa yang mana SDI Darul Hikmah ini memiliki fasilitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan peduli sosial secara rutin yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang peduli sosial sendiri. Dan adapun faktor penghambat implementasi pendidikan karakter peduli sosial yaitu dari siswa atau gurunya dan lingkungan siswa. Pertama, jika siswa atau guru belum mengembangkan karakter peduli sosial siswa, maka akan sulit terbentuk dalam diri siswa. Kedua, berhasil tidaknya pembentukan karakter peduli sosial siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pembentukan kepribadian peduli sosial siswa, dan bagaimana siswa berinteraksi di luar lingkungan sekolah, seperti di rumah, juga berdampak signifikan terhadap kepribadian peduli sosial siswa, karena pergaulan sangat berpengaruh di era zaman yang sekarang ini. [14]

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dan mengikuti rumusan pertanyaan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran di kelas terintegrasi ke dalam pembelajaran melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan tahap penilaian pembelajaran meningkat. Penguatan pendidikan karakter peduli sosial juga dilakukan melalui praktik dan keteladanan yang diberikan guru kepada siswa di kelas. Pengamatan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial di SDI Darul Hikmah adalah positif. Di sisi lain, perilaku siswa juga baik, terbukti dengan persentase observasi yang merespon positif. Pendidikan karakter membantu meningkatkan perilaku siswa melalui kebiasaan dan teladan yang dilakukan guru dengan siswanya.

Hasil dalam penelitian, maka penulis mendapatkan kesimpulan faktor pendukung dari lingkungan sekolah dan orang tua berupa berbagai macam kegiatan peduli sosial yang diterapkan sebagai pembiasaan sehari-hari siswa dan adanya fasilitas untuk kegiatan siswa yang mana SDI Darul Hikmah ini memiliki fasilitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan peduli sosial secara rutin yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang peduli sosial sendiri sedangkan faktor penghambatnya yaitu dari siswa atau gurunya dan lingkungan siswa. Pertama, jika siswa atau gurunya masih belum dapat membentuk karakter peduli sosial siswa akan sulit terbentuk di diri siswa. Kedua , berhasil atau tidaknya pembentukan karakter peduli sosial siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, jika keberadaan lingkungan sekitar mampu mencerminkan secara positif dalam proses pembentukan karakter peduli sosial, maka dapat memberikan kontribusi yang baik untuk pembentukan karakter peduli sosial.

References

  1. Arif, M., Rahmayanti, J. D., & Rahmawati, F. D. (2021). Penanaman karakter peduli sosial pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Agama, 13(2), 289–308. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v13i2.802
  2. Nilai, A., Karakter, P., Sosial, P., & Buku, D. (2020). Karakter PS 2. September, 159–165.
  3. Zulfiati, Heri Maria, Suyanto, And Hadjar Pamadhi. 2019. “Modal Budaya Sebagai Penguat Pembentukan Karakter Berbasis Ajaran Ki Hajar Dewantara Di Sekolah Dasar.” Jurnal Keluarga 5(01):190–201
  4. Kemendiknas. 2010. “Kerangka Acuan Pendidikan Karakter.” Dirjen PT.
  5. Wallace, B. Y. T. C., Velasco, A., Lay, T., Zhang, J., Tromp, J., Tape, C., Liu, Q., Thompson, E. M., Wald, D. J., Thio, H. K., Kanamori, H., ΤΖΕΦΕΡΗΣ, Π., Razafindrakoto, H. N. T., Martin Mai, P., Mai, P. M., Thingbaijam, K. K. S., Jordan, T. H., Juarez, A., Ji, C., … Lavallée, D. (2016).. Bulletin of the Seismological Society of America, 106(1), 6465–6489.
  6. Karakter, Pendidikan, Perspektif Islam Dan Thomas Lickona, And Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam Volume VII Nomor. 2018. “Ta’dibi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.” VII(September 2018).
  7. Mulyasa. 2013. “Pengembangan Dan Implementasi Pemikiran Kurikulum.” Rosdakarya Bandung.
  8. Chan, F., Pamela, I. S., Larashinta, S., Yoana, A., Mardayani, D., & Sari, R. K. (2019). Penerapan Nilai Karakter Peduli Sosial Pada Peserta Didik Kelas II di Sekolah Dasar. Efektor , 6(2), 202–206. http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/efektor-eDOI:https://doi.org/10.29407/e.v6i2.13749
  9. Setiawatri, N., & Kosasih, A. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Pada Masyarakat Pluralisme Di Cigugur Kuningan. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2), 179–192. https://doi.org/10.21831/jpk.v9i2.22986
  10. Moeloeng, Lexy J. 2006. “Metodologi Penelitian Kualitatif.” Bandung Remaja Rosdakarya.
  11. Alfajar, L. H. (2014). Skripsi_Lukman Hakim Alfajar_Pgsd_09108241083.
  12. Raudlatulhikmah, R., & Wibowo, A. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sd Muhammadiyah Ambarbinangun Kasihan Bantul Yogyakarta. Jurnal PGSD Indonesia, 2(3).
  13. Amazona, R. H., & Hamidah, S. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Di Skolah Dasar Islam Terpadu Hidayatullah Yogyakarta.” Journal Of Chemical Information And Modeling 53(9):1689–99.
  14. SOFYAN, MUSTOIP. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Sofyan Mustoip Muhammad Japar Zulela Ms 2018.