Abstract
This study aims to determine the Effect of Entrepreneurship Education, Environment, and Self Efficacy on Interest in Entrepreneurship (Study on Management Study Program Students, Faculty of Business, Law and Social Sciences, University of Muhammadiyah Sidoarjo Batch 2018). Law and Social Sciences, University of Muhammadiyah Sidoarjo Class 2018. This research uses quantitative research. The sampling technique used is the slovin formula with a total sample of 210 students of the Management Study Program, Faculty of Business, Law and Social Sciences Class of 2018. The data collection technique used a questionnaire which was measured using a Likert scale and tested for reliability and validity. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The results of this study prove that entrepreneurship education has an effect on interest in entrepreneurship, environment affects interest in entrepreneurship, self-efficacy affects entrepreneurship. Simultaneously, entrepreneurship education, environment, and self-efficacy affect the interest in entrepreneurship.
Pendahuluan
Indonesia adalah negara berkembang. Menurut Prapanca (2019) salah satu karakteristik negara berkembang adalah memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. Pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah yang sulit untuk diatasi karena jumlah pelamar pekerjaan lebih banyak dibandingkan lapangan kerja yang ada, tidak imbangnya jumlah tenaga kerja dan ketersediaan lapangan pekerjaan mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia meningkat. Kondisi ini disebabkan karena banyaknya lulusan perguruan tinggi yang lebih berorientasi dan memilih untuk melamar pekerjaan sebagai karyawan daripada menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan wirausaha. Berwirausaha adalah salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan perekonomian negara.Oleh sebab itu, perlunya menanamkan jiwa kewirausahaan kepada penduduk usia muda terlebih kepada para mahasiswa perguruan tinggi agar meningkatkan minat berwirausaha.Untuk dapat menanamkan jiwa kewirausahaa perlu adanya minat berwirausaha dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Minat berwirausaha adalah adanya ketertarikan, dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha dengan membuat sebuah produk dan berinovasi melalui peluang bisnis serta berani untuk mengambil risiko.
Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel yang mendorong seseorang untuk memiliki minat berwirausaha, salah satunya yaitu variabel pendidikan kewirausahaan. Menurut Lestari,dkk (2019) pendidikan kewirausahaan adalah ilmu yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku seseorang terkait menetukan pilihan untuk mejadi wirausahawa. Dengan memberikan pendidikan kewirausahaan dapat menambah wawasan tentang kewirausahaan,sehingga tumbuh adanya minat kewirausahaan dalam diri para mahasiswa dan dapat mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku para mahasiswa supaya berorientasi untuk menjadi seorang wirausahawan sebagai pilihan karirnya.
Selain variabel pendidikan kewirausahaan, variabel lain yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah variabel lingkungan. Menurut Buchari dalam Syarifuddin (2017) mengemukakan bahwa faktor yang mendorong individu memiliki minat berwirausaha adalah lingkungan yang banyak ditemukan kegiatan-kegiatan berwirausaha, pelatihan kewirausahaan, teman pergaulan, keluarga, dan orang-orang yang bisa diajak berdiskusi tentang wirausaha, pendidikan formal atau perguruan tinggi, dan pengalaman usaha kecil-kecilan.
Selain variabel pendidikan kewirausahaan dan lingkungan yang berpengaruh terhadap variabel minat berwirausaha, variabel keyakinan diri (self efficacy) juga berpengaruh. Dalam berwirausaha individu memerlukan keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk memulai dan mengelola usahanya yang akan menghasilkan hal-hal yang positif dan keberhasilan. Efikasi diri atau self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Bandura dalam Bryan,2018).
Mahasiswa adalah karakter masyarakat paling dinamis dan paling berpengetahuan yang mempunyai kemampuan dan tekad untuk menghadapi tantangan. Mahasiswa diharapkan bisa berkontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia dengan memberikan seluruh pemikiran,pembaharuan dan ilmunya. Dengan demikian, perlunya adanya dukungan dari perguruan tinggi dan lingkungan untuk mengembangkan diri untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019) Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat statistik, bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo kampus 1 GKB 2 Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial, Program Studi Manajemen yang bertempat di Jl. Mojopahit No.666 B, Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (61215).
C. Definisi Operasional
1. Pendidikan Kewirausahaan (X1)
Pendidikan adalah usaha melakukan analisa yang cermat dapat memperbanyak pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan membantu memperoleh konsep teori, dan praktik yang lebih kuat serta penuh nilai. Dengan indikator berani mengambil resiko, proaktif, dan inovasi.
2. Lingkungan (X2)
Lingkungan adalah segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Dengan indikator yaitu 1) Figur berwirausaha dari keluarga; 2) Mindset keluarga bahwa wirausaha adalah profesi yang bermartabat; 3) Pengetahuan keluarga tentang entrepreneur; 4) Modal usaha dari orang tua; 5) Tawaran kolaborasi dari teman; 6) Figur wirausaha teman sebaya yang disukai; 7) Dorongan berwirausaha dari orang tua; 8) Dorongan berwirausaha dari teman sebaya; 9) Tawaran berwirausaha dari relasi.
3. Self Efficacy (X3)
Self Efficacy adalah keyakinan diri atas kemampuan yang dimiliki Dengan indikator self efficacy yaitu kemampuan individu pada tugas yang sedang dihadapi ( magnitude), kekuatan dan keuletan individu dalam menyelesaikan masalah (strenght), dan penilaian efficacy iindividu dalam aktivitas keseluruhan tugas yang pernah dijalani (generality).
4. Minat Berwirausaha (Y)
Minat berwirausaha adalah keinginan individu yang berani mengambil risiko dengan menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Indikator yang digunakan dari variabel minat berwirausaha sebagai berikut : 1) Keinginan kuat berwirausaha; 2) Keinginan berwirausaha sesuai kebijakan yang baik; 3) Kemauan untuk bergiat secara produktif; 4) Kemauan berkarakter kreatif; 5) Keinginan mengatasi masalah dan berani mengambil risiko.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua mahasiswa program studi manajemen fakultas bisnis, hukum dan ilmu sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Angkatan 2018 sebanyak 441 orang.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel menggunakan teknik random sampling. Pengukuran sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan sebesar 0,05 aau 5% sebagai berikut :
n =
n =
n = 209,7502 ( 210 )
Jadi, sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 210 mahasiswa.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan penyebaran kuisioner ( angket ). Kuisioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model tertutup,dimana jawaban yang disediakan dan kriteria pengukurannya menggunakan skala likert. Skala likert yaitu dengan menghitung skor setiap pertanyaan ( Sugiyono dalam Prasetyo,dkk, 2017).
Hasil dan Pembahasan
A. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur apakah setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada responden valid atau tidak. Instrument dapat dikatakann valid jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur, sedangkan instrument yang reliabel digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama akan tetap menghasilkan data yang sama.
1. Uji Reliabilitas
Variabel | Cronbach’s Alpha | Alpha | Keterangan |
Pendidikan Kewirausahaan | 0.729 | 0.700 | Reliabel |
Lingkungan | 0.817 | 0.700 | Reliabel |
Self Efficacy | 0.716 | 0.700 | Reliabel |
Minat Berwirausaha | 0.829 | 0.700 | Reliabel |
Pada hasil output SPSS diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel yaitu pendidikan kewirausahaan () sebesar 0.729, lingkungan () sebesar 0.817, self efficacy () sebesar 0.716, dan minat berwirausaha (Y) sebesar 0.829. Menurut Nunnaly dalam Imam Ghozali ( 2018) untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.700. Hasil Cronbach’s Alpha semua variabel penelitian pada output diatas memberikan nilai > 0.700, maka dapat dikatakan bahwa semua variabel dalam penelitian ini reliable.
2. Uji Validitas
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dengan deggre of freedom (df) = n – 2, Pada penelitian ini jumlah sampel (n) sebanyak 210. Maka hasil df yang didapatkan sebesar 208 dan alpha = 0.05 / 5% didapat r tabel = 0.135. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Pada hasil output tabel SPSS diatas menunjukkan bahwa semua nilai r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan semua indikator valid.
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | |||||
1 | (Constant) | 9.068 | 2.629 | 3.449 | .001 | ||||
X1 | .362 | .107 | .224 | 3.399 | .001 | .676 | 1.479 | ||
X2 | .274 | .051 | .344 | 5.396 | .000 | .721 | 1.388 | ||
X3 | .374 | .096 | .233 | 3.883 | .000 | .812 | 1.231 |
Dari tabel hasil uji multikolnieritas diatas menunjukkan semua variabel memiliki nilai tolerance > 0.10 dan memiliki nilai VIF < 10. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independent dalam model regresi.
2. Uji Autokorelasi
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .630a | .397 | .388 | 3.224 | 2.149 |
Dengan menggunakan uji durbin-watson dengan H0 : tidak ada autokorelasi , jika du < d < 4-du dan Ha : ada autokorelasi. Nilai DW akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikasi 0.005 atau 5%, jumlah sampel (n) sebesar 210 dan jumlah variabel independent (k) 3 , maka didapatkan nilai tabel durbin watson sebesar 1.803. Hasil output SPSS menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2.149. Oleh karena nilai durbin Watson sebesar 2.149 lebih besar diatas (du) 1.803 dan kurang dari (4-du) 2.196, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scaterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak ( random) baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Uji Normalitas
Pada grafik normal probility plots menunjukkan bahwa titik – titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal dan dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal.
5. Uji Linieritas
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .630a | .397 | .388 | 3.224 | 2.149 |
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .633a | .400 | .383 | 3.239 | 2.154 |
C. Analisis Linier Berganda
Dari hasil tabel diatas dapat ditunjukkan nilai D-W persamaan 1 yaitu 2.149 berada di atas atau lebih besar dari dl = 1.7451 dengan . maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat autokorelasi positif pada model utama atau spesifikasi model persamaan utama adalah benar.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | |||||
1 | (Constant) | 9.068 | 2.629 | 3.449 | .001 | ||||
X1 | .362 | .107 | .224 | 3.399 | .001 | .676 | 1.479 | ||
X2 | .274 | .051 | .344 | 5.396 | .000 | .721 | 1.388 | ||
X3 | .374 | .096 | .233 | 3.883 | .000 | .812 | 1.231 |
Hasil dari analisis diatas dapat diperjelas dengan rumus berikut :
Y = ++
Y =0.224 + 0.344 + 0.233
Berdasarkan hasil analisis diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut :
- Nilai koefisien = 0.224, menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi timbulnya minat berwirausaha pada mahasiswa. Nilai koefisien varaibel pendidikan kewirausahaan menunjukkan angka sebesar 0.224 yang berarti jika pendidikan kewirausahaan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan bertambah sebesar 0.224.
- Nilai koefisien = 0.344, menyatakan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi timbulnya minat berwirausaha pada mahasiswa. Nilai koefisien varaibel lingkungan menunjukkan angka sebesar 0.344 yang berarti jika lingkungan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan bertambah sebesar 0.344.
- Nilai koefisien = 0.233, menyatakan bahwa self efficacy dapat mempengaruhi timbulnya minat berwirausaha pada mahasiswa. Nilai koefisien varaibel self efficacy menunjukkan angka sebesar 0.233 yang berarti jika self efficacy ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan bertambah sebesar 0.233.
D. Uji Hipotesis
1. Uji t Parsial
Cara untuk menguji hipotesis ini yaitu dengan membandingkan nilai dengan . Ho ditolak apabila > , dan H1 diterima, sebaliknya apabila < , maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut :
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | |||||
1 | (Constant) | 9.068 | 2.629 | 3.449 | .001 | ||||
X1 | .362 | .107 | .224 | 3.399 | .001 | .676 | 1.479 | ||
X2 | .274 | .051 | .344 | 5.396 | .000 | .721 | 1.388 | ||
X3 | .374 | .096 | .233 | 3.883 | .000 | .812 | 1.231 |
Sebuah model regresi dinilai berpengaruh secara parsial jika signifikansi < 0.05 ( α ) dan dapat pula dibandingkan dengan perbandingan > . Dengan rumus = α / 2 ; n-k-1. Diketahui α = 0.05, n = 210, k= 3, sehingga α adalah 0.025 dan df adalah 206. Maka didapatkan sebesar 1.971547. Dari tabel hasil uji t parsial diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai > yang artinya bahwa semua variabel independent berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent.
2. Uji F Simultan
Cara untuk menguji hipotesis ini yaitu dengan membandingkan nilai dengan . Ho ditolak apabila > , dan H1 diterima, sebaliknya apabila < , maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara simultan sebagai berikut :
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 1411.220 | 3 | 470.407 | 45.247 | .000b |
Residual | 2141.661 | 206 | 10.396 | |||
Total | 3552.881 | 209 |
Sebuah model regresi dinilai berpengaruh secara simultan jika signifikansi < 0.05 ( α ) dan dapat pula dibandingkan dengan perbandingan > . Dengan rumus =k ; n-k . Diketahui k = 3 dan n = 210, sehingga k adalah 3 dan n-k (df) adalah 207. Maka didapatkan sebesar 2.648220. Dapat dilihat dari hasil output SPSS diatas signifikasi sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai sebesar 45.247 lebih besar dari . Dapat dikatakan variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.
E. Pembahasan
1. Pendidikan Kewirausahaan berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha
Berdasarkan dari hasil pengujian uji t parsial menunjukkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dan skill kewirausahaan diperlukan oleh mahasiswa untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Dengan mengampu pendidikan kewirausahaan atau mata kuliah tentang kewirausahaan, mahasiswa dapat memperkaya pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan sehingga dapat menimbulkan perasaan berani untuk mengambil risiko untuk mencoba melakukan dan mempraktikkan ilmu dan ketrampilan dengan menciptakan inovasi-inovasi dan ide-ide dalam melakukan kegiatan usaha dengan bekal ilmu yang dimilikinya.
Dari hasil analisis data frekuensi jawaban terhadap variabel pada penelitian ini, indikator yang memiliki nilai paling besar dalam variabel pendidikan kewirausahaan adalah indikator berani mengambil risiko. Ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan mampu membantu mahasiswa program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018 untuk menggali dan mengembangkan ilmu dan ketrampilan untuk membentuk sikap berani untuk mengambil risiko sehingga mahasiswa dapat memiliki sikap berani untuk mengambil risiko dalam memulai dan melakukan sebuah usaha. Dengan demikian pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi tumbuhnya minat berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Nurcaya (2016) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
2. Lingkungan berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha
Berdasarkan dari hasil uji t, secara statistik menunjukkan bahwa variabel lingkungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini berarti, minat berwirausaha mahasiswa program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Angkatan 2018 akan timbul jika adanya dorongan dan dukungan dari lingkungan sekitar mahasiswa, baik itu dari keluarga, relasi, dan teman, adanya ajakan atau tawaran berwirausaha dari teman atau kerabat atau bahkan meneruskan usaha keluarga juga dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Selain itu, adanya role model atau yang biasa melihat dari sosok orang tua, kerabat, teman, tetangga, atau tokoh pengusaha suksesyang diidolakan yang dijadikan sosok inspiratif juga dapat menimbulkan minat untuk berwirausaha.
Dari hasil analisis data frekuensi jawaban responden terhadap variabel penelitian pada penelitian ini, indikator yang memiliki nilai paling besar dalam variabel lingkungan adalah indikator tawaran kerjasama dari teman. Yang berarti bahwa akan tumbuh minat berwirausaha pada mahasiswa program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018 jika adanya tawaran kerjasama dari teman untuk memulai sebuah usaha yang baru. Tawaran kerjasama untuk memulai sebuah usaha dari teman dapat membuat seseorang untuk berminat untuk memulai sebuah kegiatan usaha karena dengan menjalankan usaha dengan teman terlebih teman yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan maka akan lebih mudah untuk memulai sebuah kegiatan usaha . Dengan demikian lingkungan berupa dukungan dari teman berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Sutanti (2020) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa lingkungan secara signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
3.Self Efficacy berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha
Berdasarkan dari hasil uji t, secara statistik menunjukkan bahwa variabel self efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini berarti bahwa keyakinan diri akan kemampuan seseorang dalam menumbuhkan minat berwirausaha diperlukan bagi mahasiswa program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018. Mahasiswa yang memiliki self efficacy tinggi akan memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, memiliki tekad yang kuat untuk memulai hal yang diyakini, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan untuk memulai sebuah kegiatan usaha. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa yang memiliki self efficacy rendah memiliki keraguan atas kemampuan yang dimilikinya dan mudah menyerah.
Dari hasil analisis data frekuensi jawaban responden terhadap variabel penelitian pada penelitian ini, indikator yang memiliki nilai paling besar dalam variabel self efficacy adalah indikator strength (kekuatan). Yang artinya bahwa kekuatan efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa mampu mendorong munculnya minat berwirausaha mahasiswa. Mahasiswa program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018 merasa bahwa dengan memiliki keyakinan yang kuat, mahasiswa akan bertekad serta gigih untuk memulai sebuah usaha. Kekuatan self efficacy dalam diri mahasiswa dapat membuat mahasiswa yakin akan kemampuan yang dimilikinya dan lebih optimis untuk memulai sebuah kegiatan usaha. Dengan demikian self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Shoimah (2019) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
4. Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan, dan Self Efficacy berpengaruh secara simultan terhadap Minat Berwirausaha.
Berdasarkan hasil uji F simultan menunjukkan bahwa variabel independent Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan, dan Self Efficacy secara simultan atau bersama- sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat berwirausaha.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada objek penelitian pada mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Angkatan 2018, menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan, lingkungan, dan self efficacy secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa prodi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018. Dengan dimilikinya pengetahuan tentang kewirausahaaan yang dapat membentuk sikap berani untuk mengambil risiko , dukungan dari lingkungan khusunya dukungan dari teman sebaya dengan bentuk dorongan dan motivasi, serta kekuatan efikasi diri mahasiswa yang dimiliki dapat merangsang munculnya minat untuk berwirausaha pada mahasiswa.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyanti, Pradana, dan Sudarsih (2021) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan, efikasi diri, dan faktor lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pengujian hipotesis dengan uji t parsial variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, variabel lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha,, dan variabel self efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Pada pengujian hipotesis dengan uji F simultan, variabel bebas yaitu pendidikan kewirausahaan, lingkungan, dan self efficacy secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.
References
- R. E. F. D. Prapanca, Buku Ajar Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan. 2019.
- Sugiyono, Buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2019.
- J. S. Lestari, U. Farida, and S. Chamidah, “Pengaruh kepemimpinan,kedisiplinan,dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru,” ASSET J. Manaj. dan Bisnis, vol. 1, no. 1, pp. 38–55, 2019, doi: 10.25126/jtiik.2019651175.
- D. Syarifuddin, I. Iskandar, and L. Hakim, “Dampak lingkungan terhadap minat mahasiswa pariwisata berwirausaha,” Pariwisata, vol. IV, no. 1, pp. 1–13, 2017, [Online]. Available: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/1831/1380.
- A. Bryan, “PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENDIDIKAN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI,” J. Manaj. BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN, vol. 02, no. 3, pp. 2071–2079, 2018.
- T. D. Prasetyo, M. Hariasih, and H. M. K. Sari, “Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja, Kompetensi Karyawan dan Pengalaman Kerja terhadap Promosi Jabatan pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Surabaya,” JBMP (Jurnal Bisnis, Manaj. dan Perbankan), vol. 3, no. 2, pp. 114–135, 2017, doi: 10.21070/jbmp.v3i2.1891.