Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v20i.685

Implementation of Religious Character Education in Elementary School Students


Implementasi Pendidikan Karakter Religius pada Siswa di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Implementation Character Education Religious

Abstract

This study aims to determine the implementation of religious character education as well as the supporting and inhibiting factors at SDI Darul Hikmah Krian. The research uses qualitative methods. The research subjects were the principal, class III homeroom teacher, and students at SDI Darul Hikmah Krian. Collecting data using observation, interviews and documentation. Checking the validity of the data using source triangulation and technical triangulation. The results obtained are that the implementation of religious character education in class III students is applied through the method of habituation of students' religious activities on a regular basis. The supporting factors are full support from parents of students, commitment between teachers and guardians of students in monitoring the religious activities of students in the home environment using activity liaison books, and adequate facilities that support the implementation of activities. While the inhibiting factors are human resources or the teachers themselves, the surrounding environment and infrastructure facilities that have not been realized.

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan dan kemudian menggunakannya sebagai dasar sikap dan perilaku. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan karakter. Seluruh proses manusia berlangsung dalam proses pendidikan, proses pendidikan akan menghasilkan sikap dan perilaku yang pada akhirnya akan menjadi watak, kepribadian atau wataknya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan karakter merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang harus di hayati pada semua jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.[1] Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk negara yang tangguh, berdaya saing, berakhlak mulia, beretika, toleran, gotong royong, berjiwa patriotik, dan berkembang dinamis berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang ke semuanya berdasarkan pancasila, dan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan karakter religius merupakan strategi untuk membentuk perilaku anak, diantaranya pendidikan karakter religius merupakan landasan awal untuk menciptakan generasi yang lebih baik. [1]

Abudin Nata menjelaskan, bahwa dalam bahasa Arab, kata pendidikan terambil dari beberapa kata, yaitu tarbiyah, ta’dib, ta’lim, tadris, tadzkiyah, dan tadzkirah. Kata-kata tersebut menghimpun makna kegiatan membina, memelihara, mengajarkan, menyucikan jiwa, dan mengingatkan seseorang terhadap hal-hal yang baik. [2] Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. [3] Jadi, pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (kognitif), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakat dan bangsanya.

Thomas Lickona dalam karyanya dianggap sebagai pengusungnya melalui karyanya yaitu “The Return of Character Education” sebuah buku yang menyadarkan dunia barat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah keharusan. Pendidikan karakter merupakan upaya membimbing perilaku manusia untuk mencapai standar. Karya ini juga memberikan cara untuk mengevaluasi nilai-nilai pribadi yang dihadirkan oleh sekolah. [4]

Di era globalisasi ini banyak orang yang mengalami krisis seperti kemerosotan moral yang membuat pemerintah sadar bahwa akar dari krisis jangka panjang saat ini terletak pada krisis karakter, sehingga implementasinya sangat penting terutama melalui departemen untuk mencapai nilai karakter. Menurut Lickona (2013), ada 10 tanda gejala kemerosotan moral yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki; 1) perilaku kekerasan dan anarkis, 2) pencurian, 3) menyontek, 4) mengabaikan aturan yang berlaku, 5) pertengkaran antar pelajar, 6) intoleransi, 7) penggunaan bahasa yang buruk, 8) kematangan dan bias seksual prematur, 9) sikap merusak diri sendiri, 10) penyalahgunaan zat. [4]

Pembentukan karakter religius merupakan penunjang keamanan dan kesejahteraan yang sangat penting baik di dunia maupun diakhirat. Pendidikan karakter religius ini sangat dibutuhkan peserta didik untuk menghadapi perubahan zaman dan kehinaan moral. Mengingat meningkatnya kekejaman di kalangan siswa dan perilaku keagamaan sehari-hari, hal itu semakin berkurang dan sulit ditemukan. Sikap peserta didik kelas III Sekolah Dasar Islam Darul Hikmah merupakan bahan penelitian yang perlu di perhatikan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian lebih dalam mengenai implementasi pendidikan karakter relgius pada kelas III di tempat tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pendapat, dan pemikiran individu atau kelompok yang ada disekitar lingkungan SDI Darul Hikmah Krian. Subjek dalam penelitian ini ada 2 yaitu, subjek primer yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru Kelas III. Sedangkan subjek sekunder yang dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas III. Menjelaskan implementasi pendidikan karakter religius pada peserta didik kelas III di SDI Darul Hikmah Krian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi .Dalam melakukan pengecekan keabsahan data mengenai implementasi pendidikan karakter religius pada peserta didik kelas III di SDI Darul Hikmah Krian, peneliti melakukan sebuah pengamatan melalui uji kreadibilitas (creadibility) dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. [5]

Nilai Indikator
Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, bertoleransi terhadap praktik keyakinan agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan Merayakan hari-hari besar keagamaan Memiliki fasilitasi yang dapat digunakan untuk beribadah Hidup rukun dengan sesama
Table 1.Indikator Pendidikan Karakter Religius

Hasil dan Pembahasan

Berdasrkan hasil temuan di lokasi penelitian, implementasi pendidikan karakter religius pada siswa di SDI Darul Hikmah Krian ini dimulai dari indikator 1) berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, 2) merayakan hari-hari besar keagamaan, 3) memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah , 4) hidup rukun dengan sesama. [6]

Dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah, semua komponen dilibatkan termasuk komponen-komponen pendidikan yaitu kurikulum, proses pembelajaran, pengelolaan mata pelajaran, pemberdayaan sarana dan prasarana, seluruh lingkungan sekolah dalam hal ini termasuk guru. Yang paling penting dalam menerapkan pendidikan karakter religius yaitu kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memupuk peran aktif siswa, dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan kegiatan pembiasaan sehari-hari peserta didik. Selain itu, lingkungan yang nyaman dan menyenangkan mutlak diciptakan agar karakter anak dapat dibentuk. [7]

Implementasi pendidikan karakter religius di SDI Darul Hikmah Krian sering kali terlihat diterapkan setiap harinya melalui pembiasaan kegiatan religius peserta didik. Pembiasaan adalah suatu cara yang digunakan untuk membiasakan diri dengan suatu sikap dan perilaku pada orang lain secaraberulang-ulang, sehingga nantinya kebiasaan tersebut akan terus tertanam dalam diri seseorang dalam menghadapi masalah kehidupannya. [8] Penerapan pembiasaan karakter religius melalui kegiatan di SDI Darul Hikmah Krian dilaksanakan secara terprogram. Hal ini selaras dengan teori pembiasaan Mulyasa yang menyatakan bahwa kegiatan pembiasaan seacara terprogram dapat dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu baik untuk pengembangan pribadi peserta didik, secara individual, kelompok dan klasikal. [9]

Tujuan dari sekolah membentuk karakter religius peserta didik melalui pembiasaan yaitu untuk mencetak lulusan yang memiliki akhlak mulia dan beradab, serta memiliki sifat terpuji sebagai bekal kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk itu, pihak sekolah terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pembiasaan karakter religius serta membentuk karakter religius peserta didik melalui kegiatan pembiasaan yang dinamis. [10] Ada berbagai macam kegiatan yang dapat membentuk karakter religius peserta didik di SDI Darul Hikmah Krian yaitu 1) mengucap salam dengan berjabat tangan kepada Bapak/Ibu guru saat awal masuk lingkungan sekolah dan setiap bertemu dimanapun, 2) tadarus surat-surat pendek dan tilawatil Al Qur’an bersama-sama, 3) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, 4) sholat dhuha bersama, 5) sholat dhuhur berjamaah, 6) istighosah, 7) peringatan hari besar islam (PHBI).

Kemudian, ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengimplementasikan karakter religius pada peserta didik kelas III di SDI Darul Hikmah Krian. Dalam membentuk karakter religius peserta didik dibutuhkan berbagai dukungan atau sokongan yaitu dari lingkungan sekolah dan orang tua. Dukungan dari lingkungan sekolah berupa berbagai macam kegiatan religius yang diterapkan sebagai pembiasaan sehari-hari peserta didik dan tercukupinya fasilitas untuk kegiatan peserta didik, yang mana SDI Darul Hikmah Krian ini memiliki fasilitas pendukung dalam melaksanakan berbagai kegiatan religius seacara rutin yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang agama dan meningkatkan karakter religius peserta didik itu sendiri. Dukungan dari orang tua juga sangat diperlukan karena pembentukan karakter religius peserta didik tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah saja. Di lingkungan rumah, peserta didik akan dibina langsung oleh orang tua masing-masing dalam berperilaku. [11]

Adapun faktor penghambat dalam membentuk implementasi pendidikan karakter religius yaitu dari SDM atau gurunya sendiri dan lingkungan peserta didik. Jika SDM atau gurunya sendiri masih belum dapat membentuk karakter religius peserta didik maka karakter religius peserta didik akan sulit terbentuk di diri peserta didik, dan berhasil tidaknya pembentukan karakter religius peserta didik juga sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar peserta didik tersebut. Jika keberadaan lingkungan sekitar mampu mencerminkan secara positif dalam proses pembentukan karakter religius peserta didik, maka ia dapat memberikan kontribusi yang baik untuk pembentukan karakter religius. [11]

Kesimpulan

Bentuk implementasi pendidikan karakter religius dilaksanakan melalui pembiasaan kegiatan religius setiap hari secara rutin seperti; 1) Berjabat tangan dan mengucapkan salam 2) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan 3) Sholat dhuha dan dhuhur berjamaah 4) Tadarus dan tilawah Al-qur’an 5) PHBI 6) Istighosah. Adapun faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan karakter religius pada peserta didik kelas III melalui pembiasaan kegiatan religius diantaranya dukungan penuh dari orang tua peserta didik, komitmen antara guru dengan wali murid dalam memantau kegiatan religius peserta didik di lingkungan rumah menggunakan buku penghubung kegiatan, serta tercukupinya fasilitas yang menunjang pelaksanaan kegiatan, dan adapun faktor penghambatnya yaitu SDM atau gurunya sendiri, lingkungan sekitar dan sarana prasarana masih ada yang belum terealisasikan.

References

  1. Nasional, Kementerian Pendidikan. 2010. “Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.” Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
  2. Nata, Abuddin. 2003. “Manajemen Pendidikan.” Jakarta; Prenada Media.
  3. Hati Sinar Vidiya. 2016. “Peran Budaya Sekolah Dalam Pendidikan Karakter.” 1–25.
  4. Karakter, Pendidikan, Perspektif Islam Dan Thomas Lickona, And Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam Volume VII Nomor. 2018. “Ta’dibi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.” VII(September 2018).
  5. Moeloeng, Lexy J. 2006. “Metodologi Penelitian Kualitatif.” Bandung Remaja Rosdakarya.
  6. Kemendiknas. 2010. “Kerangka Acuan Pendidikan Karakter.” Dirjen PT.
  7. Ahsanulkhaq, Moh. 2019. “Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan.” Jurnal Prakarsa Paedagogia 2(1):23–24.
  8. Fahmi, Muhammad Nahdi, And Sofyan Susanto. 2018. “Implementasi Pembiasaan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Sekolah Dasar.” Pedagogia : Jurnal Pendidikan 7(2):85–89. Doi: 10.21070/Pedagogia.V7i2.1592.
  9. Mulyasa. 2013. “Pengembangan Dan Implementasi Pemikiran Kurikulum.” Rosdakarya Bandung.
  10. Badawi. 2019. “Seminar Nasional Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Akhlak Mulia Di Sekolah.” 207–18.
  11. Ansulat, Esmael Dan, And Nafiah. 2018. “Implemetasi Pendidikan Karakter Religius Di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya.” Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar II(1):16.