Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v20i.681

Integration of Social Care Character Education for Grade 5 in Elementary Schools during the PPKM Period


Integrasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Kelas 5 Di Sekolah Dasar di Masa PPKM

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Character Education Social Care in the PPKM period

Abstract

This study aims to determine the Integration of Social Care Character Education for Class V at SD Muhammadiyah 8 Tulangan during the PPKM Period. The method used is a qualitative method. The research subjects were the principal, homeroom teacher of class V, and students of Class V at SD Muhammadiyah 8 Tulangan. Collecting data using observation, interviews and documentation. Checking the validity of the data using source triangulation and technical triangulation. The results of the study, namely strengthening social care character education in class V students, was applied through the method of habituation of students' social care activities on a regular basis. The supporting factors are full support from parents of students, commitment between teachers and guardians of students in monitoring social care activities of students in the school environment by participating in school programs, and adequate facilities that support the implementation of activities. While the inhibiting factors are technical and economic errors in the PPKM period.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Pendidikan ialah suatu proses pembelajaran pengetauan, keterampilan, dan kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan pola pikir pengetahuan, sikap yang baik, kepribadian yang baik dan keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum/sekitar. Tujuan dari pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi dan pola pikir individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab [1].

Karakter dimulai dari individu atau diri sendiri memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, pribadinya. Yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, bertanggung jawab, pengendalian diri, dan ramah. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya. Karakter adalah perkembangan positif sebagai individu yang intelektual, emosiaonal, sosial, etika, dan perilaku. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah sesorang yang sudah berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, dan lingkungan, bangsa dan negara. Pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasi perasaannya. Karakter adalah sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seseorang [2].

Karakter peduli social adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyrakat yang membutuhkan. Kepedulian sosial sebagai salah satu inti dalam implementasi pendidikan karakter. Adanya kesadaran diri didalam dirinya, sesama, serta lingkungan dapat menumbuhkan rasa emosional peduli terhadap sesama atau sosial. Karakter peduli sosial ini juga merupakan sikap dan suatu tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat arau sesama yang sedang membutuhkan. Kepedulian sosial adalah kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri [3].

Maka dari itu menanamkan karakter peduli sosial pada anak sejak dini itu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut dalam lingkungan dan sesamanya. Dengan begitu anak dapat merasakan bagaimana jika diri sendiri hidup tanpa bantuan orang lain itu sangat penting. Emosional anak akan berpengaruh dalam membantu sesama karena lingkungan tersebut menanamkan karakter peduli sosial, bukan hanya di lingkungan masyarakat saja tetapi dimulai dengan diri sendiri, serta didalam keluarga juga sangat penting dalam menanamkan sikap peduli sosial yang tinggi saling tolong menolong dengan saudara sendiri. Dengan membiasakan karakter peduli sosial anak juga dapat menguatkan rasa peduli sosial yang tinggi kepada teman-temanya baik itu disekolah maupun di lingkungannya. Jika ada temannya yang kesusahan atau kesulitan kita sebagai manusia makhluk sosial harus saling membantu dan tolong-menolong [4].

Hidup akan mendapatkan segala kebaikan yaitu mendekatkan saudara, mempunyai banyak teman, serta hidup akan menjadi rukun dan damai. Disekolah juga harus menerapkan pendidikan karakter peduli sosial guna membangun kedamaian serta kebiasaan berbuat baik terhadap sesama. Adanya covid-19 pemerintah menerapkan ppkm, dengan adanya wabah ini bukan berarti kita tidak dapat menerapkan peduli sosial. Justru dengan adanya ppkm kita juga dapat melakukan penguatan peduli sosial terhadap sesama. Dengan cara bakti sosial dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah atau lingkungan masyarakat [5]. Sehingga, peneliti melakukan analisis lebih dalam mengenai Integrasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Kelas V di SD Muhammadiyah 8 Tulangan di Masa PPKM.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kualitatif. Tujuan dari penelitian untuk memahani fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian [6]. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas V SD Muhammadiyah 8 Tulangan beserta murid - muridnya . Menjelaskan penggambaran fenomena yang terjadi mengenai integrasi pendidikan karakter peduli sosial di kelas V dimasa PPKM. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara dan observasi. Dari kedua teknik tersebut peneliti menggunakan triangguasi sumber, trianggulasi teknik, serta trianggulasi waktu untuk mengecek keabsahan data penelitian. Dalam analisisnya peneliti menggunakan 3 cara secara urut yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan [7] .

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian, integrasi pendidikan karakter peduli sosial di kelas V dimasa PPKM ini dimulai dari indikator 1) program pengembangan diri, 2) integrasi dalam mata pelajaran, serta 3)integrasi dalam budaya sekolah. Dalam integrasi ini guru tidak hanya mengintegrasikannya pada Rencana Pelaksanaan.

No Indikator Peduli Sosial Sub Indikator
1 Program Pengembangan diri Menanamkan nilai peduli sosial melalui kegiatan rutin.Menanamkan nilai melalui kegiatan spontan.Menanamkan nilai melalui keteladanan.Menanamkan nilai melalui pendkondisian.
2 Integrasidalammata pelajaran Mencantumkan nilai peduli sosial dalam silabus dan RPP.Mengintegrasikan nilai karakter peduli sosial dalam materi pembelajaran.
3 Integrasi dalam budaya sekolah Memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial.Melakukan aksi sosial.Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.Berempati kepada sesama teman kelasMembangun kerukunan warga kelasMembagi makanan dengan teman.
Table 1.Indikator Karakter Peduli Sosial [8-10]

Pembelajaran (RPP) saja namun dengan berbagai cara. Berikut adalah indkator karakter peduli sosial :

Dari indikator diatas penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dalam tiga bentuk, bentuk implementasinya terlihat mengkoordinasikan nilai-nilai karakter pertimbangan sosial. Yang pertama adalah program pengembangan diri yang menggabungkan latihan rutin, latihan tanpa kendala, sangat baik, dan pencetakan, dalam mata pelajaran, dan dalam budaya sekolah. SD Muhammadiyah 8 Tulangan telah menyelesaikan latihan rutin dalam

melakukan pendidikan karakter pertimbangan sosial. Latihan yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah latihan jadwal harian, latihan jadwal minggu demi minggu dan latihan rutin tahunan. Latihan-latihan ini secara teratur diselesaikan oleh sekolah dan andal pada premis yang berkelanjutan. Hal ini sesuai penegasan dalam Agus Wibowo, 2017, bahwa latihan normal adalah latihan yang dilakukan secara konsisten dan andal. Salah satu metode untuk menanamkan karakter adalah menjadi terbiasa melakukan latihan yang hebat dalam latihan sehari-hari. Selain itu, untuk dapat mengasimilasi nilai karakter pertimbangan sosial pada siswa, siswa harus dibiasakan dengan melakukan latihan- latihan ini secara terus-menerus sehingga siswa secara teratur akan terbiasa dengan cara berperilaku. Nilai karakter pertimbangan sosial yang dipelajari melalui latihan rutin akan membingkai kecenderungan pada siswa dan pada akhirnya nilai kepedulian sosial akan ditanamkan pada siswa [11].

Hal lain dari program pengembangan diri yaitu Latihan-latihan bebas yang dilakukan dalam karakter kepedulian sosial di SD Muhammadiyah 8 Tulangan merupakan himbauan untuk tidak lengah dengan iklim di sekitar siswa. Hal ini juga sesuai dengan penegasan Agus Wibowo, 2017 bahwa latihan bebas adalah latihan yang diselesaikan dengan segera tanpa direncanakan terlebih dahulu. Latihan tanpa batas juga dilakukan oleh pihak sekolah dan tenaga kerja pelatihan lainnya ketika siswa melakukan hal-hal buruk [11]. Demikian pula, latihan yang terpuji dan cetakan sekolah telah berupaya untuk menjalankan latihan dengan baik. Secara bersamaan, Agus Wibowo mengungkapkan, untuk membantu pelaksanaan pembinaan karakter, perlu dibentuk sekolah-sekolah untuk membantu aksi ini. Berdasarkan gambaran di atas, sekolah telah memberikan cetakan yang bagus dalam pelaksanaan pelatihan karakter kepedulian sosial. Sekolah mengkondisikan iklim sekolah yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan mengikuti seperangkat aturan materi. Guru selalu memperhatikan siswa dan selalu menggunakan kerja kelompok agar anak terbiasa bekerja sama, menghargai pendapat teman yang berbeda dan saling membantu ketika tim mengalami kesulitan. Pengkondisian ini dilakukan agar siswa nyaman dan terbiasa bersosialisasi, bekerja sama dan saling membantu[11].

Selain indikator pertama, peduli sosial juga dapat dijalankan dengan mengintegrasikan karakter tersebut pada mata pelajaran yang ada pada kelas V SD Muhammadiyah 8 Tulangan. Guru di lokasi mengembangkan RPP karakter yang mengandung kelebihan pekerjaan pertimbangan sosial. Hal ini sesuai dengan penjelasan master bahwa pendidik ruang belajar harus memiliki pilihan untuk memesan dan membina prospektus, termasuk dengan memantapkan nilai- nilai karakter untuk membina Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Nilai pekerjaan pertimbangan sosial dalam latihan pembelajaran karakter terkoordinasi untuk membantu orang lain dan pertimbangan sosial dalam disiplin mata pelajaran. Pendidik mengintegrasikan nilai kepedulian sosial ke dalam topik gotong royong sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam iklim siswa sehari-hari. Pendidik mengasimilasi nilai pertimbangan sosial melalui latihan dalam pengalaman yang berkembang. Pendidik biasanya menawarkan bimbingan dan membuat siswa siap untuk berbagi dan membantu teman dan orang yang kurang beruntung. Pendidik juga segera mencela siswa yang tidak memperhatikan atau sering berpikir tentang siswa lain yang berbicara di depan kelas. Hal ini sesuai dengan penjelasan Depdiknas bahwa pendidikan karakter dikoordinasikan ke dalam rangkaian logika dan nilai-nilai yang diasimilasi dalam perilaku sehari-hari melalui pengalaman penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian yang terus berkembang. Pendidik menyelesaikan latihan yang dimaksudkan untuk menggerakkan siswa, mendukung, dan mengasimilasi nilai- nilai dalam perilaku siswa sehari-hari.

Indikator terakhir yaitu integrasi pada budaya sekolah. Berangkat dari pernyataan tersebut karakter peduli sosial di SD Muhammadiyah 8 Tulangan ini diintegrasikan dengan budaya yang ada di sekolah tersebut. Dalam melaksanakan pendidikan moral peduli sosial, peneliti menggunakan indikator keberhasilan sekolah dan kelas yang terdapat dalam “Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Moral Nasional” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu 1) menggalakkan kegiatan sosial, 2) mengembangkan kegiatan sosial, 3) memberikan fasilitas donasi, 4) berempati dengan teman sekelas, dan 5) membangun kerukunan kelas [13]. Integrasi nilai Pelatihan karakter dalam budaya sekolah mencakup latihan kepala, pendidik, penasihat, dan eksekutif dalam berbicara dengan siswa dan menggunakan kantor sekolah. Sekolah berpendapat bahwa budaya sekolah dapat dikatakan sebagai renungan, perkataan, mentalitas, kegiatan, dan hati setiap bagian sekolah, yang tercermin dalam jiwa, perilaku, dan citra serta ciri khasnya. Ditambahkan bahwa budaya sekolah adalah suasana keberadaan sekolah dengan kerjasama yang baik antar siswa, antar pengajar, antar advokat, dan antar individu dari perkumpulan lokal sekolah. Dari klarifikasi di atas, SD Muhammadiyah 8 Tulangan telah menjalankan semua rambu-rambu nilai-nilai pertimbangan sosial. Sehingga dapat dikatakan bahwa sekolah telah unggul dalam mengkoordinir nilai-nilai karakter pertimbangan sosial ke dalam budaya sekolah. Menerapkan pelatihan karakter melalui budaya sekolah yang baik akan memudahkan guru dalam menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswanya. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa sebenarnya sekolah harus menampilkan orang yang hebat. Pelatihan karakter terkait dengan membangun sekolah karakter[13].

SD Muhammadiyah 8 Tulangan telah menerapkan semua tanda penghargaan pertimbangan sosial. Jadi dapat dikatakan bahwa sekolah telah unggul dalam memasukkan nilai-nilai karakter pertimbangan sosial ke dalam budaya sekolah. Pelaksanaan pembinaan karakter melalui budaya sekolah yang baik akan memudahkan guru dalam menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswanya. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa sekolah sebenarnya harus menampilkan orang yang hebat. Pengajaran karakter terkait dengan pembangunan sekolah karakter.

Kesimpulan

Penerapan yang mengacu pada indikator pelaksanaan integrasi pendidikan karakter peduli sosial di SD Muhammadiyah 8 Tulangan secara keseluruhan berjalan baik. Strategi guru dalam meningkatkan integrasi pendidikan karakter peduli sosial dan program pengembangan diri pendidikan karakter peduli sosial bagi siswa kelas V dengan cara mengintegrasi karakter peduli sosial berjalan dengan baik, dengan integrasi karakter peduli sosial siswa dapat melakukan kegiatan rutin yang dilakukan program guru, dan sekolah untuk membentuk karakter anak dalam kepekaan peduli terhadap sesama. Selain itu, strategi guru dalam program karakter peduli sosial yaitu dengan memberikan contoh langsung, mengingatkan siswa serta mengikut sertakan siswa dalam berbagai kegiatan yang berjalan di dalam sekolah dan memberikan perhatian kepada peserta didik dalam pembelajaran berlangsung.

References

  1. Setiawatri, N., & Kosasih, A. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Pada Masyarakat Pluralisme Di Cigugur Kuningan. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2), 179–192. https://doi.org/10.21831/jpk.v9i2.22986
  2. Purwanti, D. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 1(2), 14–20. https://doi.org/10.20961/jdc.v1i2.17622
  3. Busyaeri, A., & Muharom, M. (2016). Pengaruh Sikap Guru Terhadap Pengembangan Karakter (Peduli Sosial) Siswa Di Mi Madinatunnajah Kota Cirebon. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(1), 1–17. https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v2i1.177
  4. Arif, M., Rahmayanti, J. D., & Rahmawati, F. D. (2021). Penanaman karakter peduli sosial pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Agama, 13(2), 289–308. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v13i2.802
  5. Wibowo, E. W. (2020). ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS, PEDULI SOSIAL, DAN PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP KEDISIPLINAN (Studi Kasus Mahasiswa Administrasi Perkantoran Politeknik LP3I Jakarta). Jurnal Lentera Bisnis, 9(2), 31. https://doi.org/10.34127/jrlab.v9i2.379
  6. Di, P. C.-, Kemiri, D., & Karawang, J. K. A. B. (2022). PENINGKATAN PERILAKU PEDULI HUKUM DI MASA. 1384–1391.
  7. Fauzi, A. R., & Atok, R. Al. (2017). Jirnal ips uas.
  8. Novitasari, R. D., Wijayanti, A., & Artharina, F. P. (2019). Analisis Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Sebagai Implementasi Kurikulum 2013. Indonesian Values and Character Education Journal, 2(2), 79. https://doi.org/10.23887/ivcej.v2i2.19495
  9. Pancasila, P., Karakter, P., Penyimpangan, S., & Tallo, M. (2018). J urnal Etika Demokrasi PPKn. III(1), 75–84.
  10. Kurniawan, M. I. (2013). Integrasi Pendidikan Karakter Ke Dalam Pembelajaran Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 1(1), 37. https://doi.org/10.22219/jp2sd.v1i1.1528
  11. Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter : Strategi Membangun Karakter Bangsa Berpradapan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
  12. Fauziah, A. R., & Zulfiati, H. M. (2021). Penanaman Karakter Mandiri dan Kreatif Melalui Pembelajaran Tematik Bermuatan IPS pada Siswa Kelas V di SD N 1 Sekarsuli Banguntapan Bantul. 5(November), 173–179.
  13. Kemendikbud. (2018). Permendikbud RI No 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal, 8–12. https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf