Abstract

This study aims to determine the effect of moral reasoning, socioeconomic status and level of education on ethical perceptions of accounting students, whether love of money is able to mediate moral reasoning, socioeconomic status and education level on ethical perceptions of accounting students. This research uses quantitative, data collection is done by distributing questionnaires. The population in this study were students of the 2018 accounting study program. The sampling technique used in this study was using the Slovin formula as many as 155 respondents. The data analysis technique used is the PLS-SEM analysis technique with the SmartPLS V.3 program. The results show that (1) There is a significant influence of Moral Reasoning on the ethical perceptions of accounting students, (2) Socio-Economic Status has a significant effect on the ethical perceptions of accounting students. , (3) Education level has a significant effect on ethical perceptions of accounting students, (4) Moral Reasoning has a significant effect on Love of money, (5) Socio-economic status has a significant effect on Love of money, (6) Education level has a significant effect on Love of money , (7) Moral Reasoning, Socio-Economic Status and Education Level on Students' Ethical Perceptions”. In the test, the results obtained stating that the hypothesis can be accepted and proven, (8) Love of money is able to mediate moral reasoning on ethical perceptions of accounting students, (9) Love of money is able to mediate socioeconomic status on ethical perceptions of accounting students, (10) Love of money is able to mediate the level of education on the ethical perception of accounting students.

Pendahuluan

Meningkatnya perhatian masyarakat pada isu-isu etika dalam dunia bisnis yang semakin berkembang pesat, setiap pekerja harus memahami dan mengedepankan sikap etis dalam melaksanakan kewajiban dalam bekerja.Adanya kasus pelanggaran etika profesi akuntan di Indonesia mencerminkan kurangnya kesadaran dalam menjunjung tinggi dan mengedepankan sikap etis dalam bekerja. Dengan mengedepankan sikap etis dalam bekerja dapat menekan adanya pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan berbagai pihak [1].

Perilaku etis dan pendidikan merupakan hal yang dekat dengan masyarakat modern. Etika dalam pendidikan akuntansi memiliki pengaruh yang besar terhadap mahasiswa akuntansi lebih tepatnya pada mahasiswa akuntansi akhir yang akan memasuki dunia kerja. Dengan tujuan supaya mahasiswa mampu mengenal maupun mengerti tentang nilai-nilai dan standar etik dalam suatu profesi akuntansi [2]. Etika merupakan landasan seseorang dalam bertindak supaya tidak menyimpang dari aturan yang berlaku, sehingga tindakan yang dilakukan dipandang baik oleh orang lain. Etika profesi mencakup prinsip- prinsip yang berlaku pada bidang profesi tertentu, yang dinyatakan dalam kode etik sebagai pegangan dalam menentukan boleh atau tidak boleh melakukan tindakan dalam suatu profesi [3].

Masalah etika menjadi suatu isu yang sangat penting dalam bidang akuntansi di perguruan tinggi, karena lingkungan pendidikan memiliki andil dalam membentuk perilaku mahasiswa untuk menjadi seseorang yang profesional. Pendidikan etika harus benar-benar diterapkan dan diperhatikan dengan harapan mahasiswa mempunyai karakteristik yang menjunjung nilai-nilai etika dan menjadi individu yang beretika sebelum memasuki dunia kerja [4].

Penentuan benar atau salah dalam mengambil suatu keputusan etis merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku moral. Moral reasoning merupakan suatu proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil keputusan etis. Apabila Moral reasoning mahasiswa akuntansi meningkat maka hal tersebut akan meningkatkan persepsi etis mahasiswa akuntansi tersebut [5].

Karakteristik seperti Moralreasoning,status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan akan memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan yang etis. Moral dan etika bisanya dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kesadaran akan pentingnya berperilaku sesuai aturan-aturan yang ada dan nilai-nilai yang dianggap baik agar membentuk suatu kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Sehingga tidak akan terjadi fenomena perilaku saling ejek atau bullyingantara mahasiswa dikarenakan status sosial maupun tingkat pendidikan seseorang. Namun hal ini tidak perlu terjadi apabila mahasiswa telah menyadari dirinya sebagai mahasiswa yang memiliki moralitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Mahasiswa dengan penalaran moral yang tinggi, maka kecenderungan untuk melakukan perbuatan tersebut lebih rendah [6].

Status sosial ekonomi sebagai “gambaran keadaan seseorang yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi, seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan sebagainya”. Status sosial ekonomi erat kaitanya dengan pendapatan dan keinginan berkuasa. “semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang, mereka cenderung bersifat konsumtif” [7]. Perilaku konsumtif kerap membuat mereka berperilaku tidak etis. Status sosial ekonomi yang tinggi akan menghasilkan tingkat love of money yang tinggi pula. Status berkelas adalah keadaan sosial seseorang pada masyarakat yang diperoleh dengan usaha atau pemberian. Interaksi dengan seseorang bisa membuat orang mendapatkan status berkelas di masyarakat. Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendapatan dan sebagainya.

Uang merupakan faktor penting dalam kehidupan sehari-hari manusia dan kebutuhan utama untuk melakukan suatu transaksi agar mendapatkan apa yang dibutuhkan serta diinginkan. Gambaran tentang love of money erat kaitannya dengan sifat serakah, sehingga individu memiliki ketertarikan tinggi terhadap uang. Ketertarikan yang berlebihan terhadap uang biasanya akan berpengaruh terhadap sifat seseorang dan menilai segala sesuatu berdasarkan uang. Kecintaan terhadap uang akan mempengaruhi status sosial ekonomi yang tinggi dimana juga dapat mempengaruhi perilaku etis seseorang [8].

Berdasarkan isi dari latar belakang di atas, maka peneliti sangat tertarik dan ingin melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Moral Reasoning StatusSosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Persepsi Etis MahasiswaAkuntansi DenganLoveOf Money”

Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian saat ini dilakukan di universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari objek ataupun subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Angkatan 2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin.

C. Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya [6]. Data primer penelitian ini, diperoleh dengan survey kepada responden melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa akuntansi Angkatan 2018

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan pemberian pertanyaan dan memerlukan jawaban yang harus diisi oleh responden. Jawaban atas kuesioner ini ditentukan mempergunakan skala likert. Skala likert ialah skala yang digunakan pada penelitian kuantitatif guna pengukuran persepsi serta sikap individu tentang dirinya atau kelompoknya terhadap hal yang diteliti [9].

E. Kerangka Pikiran

Figure 1.Kerangka Pikiran

F. Hipotesis

H1 :Moral Reasoningberpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi

H2 :Status Sosial Ekonomi berpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi

H3 :Tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi

H4 : MoralReasoningberpengaruh terhadap Loveofmoney

H5 : Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap Loveofmoney

H6 : Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap Loveofmoney

H7 : Loveofmoneyberpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi

H8 : Moral reasoningdapat mempengaruhi persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan loveofmoneysebagai variabel intervening

H9 : Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan loveofmoneysebagai variabel intervening

H10 :Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan loveofmoneysebagai variabel intervening

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Analisis Data

( Inner Model )

Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS) dengan program smartPLS 3.0. Berikut ini adalah sekema model program PLS yang diujikan:

Figure 2.Inner Model

( Outer Model )

Figure 3.Outer Model

1. Convergen Validity

Variabel Indikator Outer Loading
MORAL REASONING X1.1 0.787
X1.2 0.840
X1.3 0.872
X1.4 0.806
STATUS SOSIAL X2.1 0.751
X2.2 0.910
X2.3 0.867
TINGKAT PENDIDIKAN X3.1 0.633
X3.2 0.865
PERSEPSI ETIS MAHASISWA Y1.1 0.758
Y1.2 0.729
Y1.3 0.830
Y1.4 0,765
LOVE OF MONEY Z1.1 0.699
Z1.2 0.670
Z1.3 0.640
Z1.4 0.699
Table 1.Outer Loading

Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa masing-masing indikator variabel penelitian banyak yang memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun, terlihat masih terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai outer loading < 0,7. Nilai outer loading antara 0,5 – 0,6 sudah dianggap cukup untuk memenuhi syarat convergent validity. Data di atas menunjukkan tidak ada indikator variabel yang nilai outer loading-nya di bawah 0,5, sehingga semua indikator dinyatakan layak atau valid untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut [10].

2. Discriminant Validity

Indikator Variabel
X1 X2 X3 Y1 Z1
X1.1 0.787 0.385 0.444 0.439 0.453
X1.2 0.840 0.564 0.617 0.626 0.629
X1.3 0.872 0.555 0.600 0.530 0.539
X1.4 0.806 0.375 0.515 0.460 0.468
X2.1 0.492 0.751 0.513 0.430 0.021
X2.2 0.417 0.910 0.510 0.563 0.553
X2.3 0.581 0.867 0.597 0.524 0.524
X3.1 0.414 0.410 0.633 0.325 0.332
X3.2 0.595 0.459 0.865 0.593 0.600
Y1.1 0.546 0.417 0.586 0.758 0.788
Y1.2 0.448 0.579 0.527 0.729 0.723
Y1.3 0,600 0.535 0.404 0.830 0.724
Y1.4 0.351 0.466 0.318 0.765 0.749
Z1.1 0.546 0.417 0.586 0.758 0.888
Z1.2 0.448 0.579 0.527 0.729 0.816
Z1.3 0.600 0.535 0.404 0.830 0.824
YZ1.4 0.351 0.466 0.318 0.765 0.849
Table 2.Cross Loading

Berdasarkan sajian data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing indikator pada variabel penelitian memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat dinyatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing. Selain mengamati nilai cross loading, discriminant validity juga dapat diketahui melalui metode lainnya yaitu dengan melihat nilai average variant extracted (AVE) untuk masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 untuk model yang baik.

Variabel AVE
MORAL REASONING 0.684
STATUS SOSIAL 0.723
TINGKAT PENDIDIKAN 0.612
PERSEPSI ETIS MAHASISWA 0.595
LOVE OF MONEY 0.596
Table 3.Average Variant Extracted (AVE)

Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa nilai AVE variabel > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah memiliki discriminant validity yang baik.

3. Composite Reliability

Variabel composite reliability
MORAL REASONING 0.896
STATUS SOSIAL 0.912
TINGKAT PENDIDIKAN 0.861
PERSEPSI ETIS MAHASISWA 0.854
LOVE OF MONEY 0.855
Table 4.Composite Reliability

Berdasarkan sajian data pada tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability semua variabel penelitian > 0,6. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi composite realibilitysehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.

4. Cronbach Alpha

Variabel Cronbach Alpha
MORAL REASONING 0.847
STATUS SOSIAL 0.872
TINGKAT PENDIDIKAN 0.786
PERSEPSI ETIS MAHASISWA 0.774
LOVE OF MONEY 0.774
Table 5.Cronbach Alpha

Berdasarkan sajian data di atas pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7. Dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian telah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

5. Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)

Variabel R Square
PERSEPSI ETIS MAHASISWA 0.527
LOVE OF MONEY 0.539
Table 6.Nilai R-Square

Adapun hasil perhitungan nilai Q-Square adalah sebagai berikut:

Q-Square = 1 – [(1 – R21) x (1 – R22))]

= 1 – [(1 – 0.539) x (1 – 0,527)]

= 1 – (0,461 x0.472)

= 1 – 0,2429

= 0,975

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Q-Square sebesar 0,975. Hal ini menunjukkan besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model penelitian adalah sebesar 97.5%. Sedangkan sisanya sebesar 2.5% dijelaskan oleh faktor lain yang berada di luar model penelitian ini. Dengan demikian, dari hasil tersebut maka model penelitian ini dapat dinyatakan telah memiliki goodness of fit yang baik.

6. Uji Hipotesis

Hipotesis Pengaruh T-statistic P-Values Hasil
1 Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa 2.132 0.038 Diterima
2 pengaruh Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa 3.462 0.01 Diterima
3 Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa 0.865 0.03 Diterima
4 pengaruh Moral Reasoning terhadap Love of Money 0.816 0.041 Diterima
5 Status Sosial terhadap Love of Money 0.172 0.032 Diterima
6 Tingkat Pendidikan terhadap Love of Money 1.185 0.02 Diterima
7 Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening 5.086 0.000 Diterima
8 pengaruh Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening 2.235 0.024 Diterima
9 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening 1.995 0.045 Diterima
10 Pengaruh Moral Reasoning Status sosial Dan Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi melalui Love Of Money sebagai Variabel Intervening 1.185 0.02 Diterima
Table 7.T-Statistics dan P-Values

Berdasarkan sajian data pada tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, semuanya dapat diterima karena masing-masing pengaruh yang ditunjukkan memiliki nilai P-Values < 0,05. Sehingga dapat dinyatakan variabel independen ke dependennya memiliki pengaruh yang signifikan.

7. Analisis Hasil Uji Hipotesis

1. Moral Reasoning berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa adalah sebesar 0.038 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa.

2. Status Sosial berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa adalah sebesar 0.001 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Status Sosial berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa.

3. Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa adalah sebesar 0.003 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa

4. Moral Reasoning berpengaruh positif terhadap Love of Money

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Moral Reasoning terhadap Love of Money adalah sebesar 0.041ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Moral Reasoning berpengaruh positif terhadap Love of Money. Status Sosial berpengaruh positif terhadap Love of Money .

5. Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap Love of Money

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Love of Money adalah sebesar 0.02 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap Love of Money.

6. Status Sosial berpengaruh positif terhadap Love of Money

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Status Sosial terhadap Love of Money adalah sebesar 0.032 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Status Sosial berpengaruh positif terhadap Love of Money

7. Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening adalah sebesar 0.000 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening

Moral Reasoning merupakan kesadaran moral yang menjadi faktor utama

8. Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening adalah sebesar 0.024 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Status Sosial terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening.

9. Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening adalah sebesar 0.045 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa melalui Love of Money sebagai variabel intervening.

10. Terdapat pengaruh Moral Reasoning Status sosial Dan Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi melalui Love Of Money sebagai Variabel Intervening

Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai P-Values yang membentuk pengaruh Love of Money terhadap Persepsi Etis Mahasiswa adalah sebesar 0.02 ditambah dengan nilai T-Statistics positif, sehingga dinyatakan Love of Money berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa .

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Adanya pengaruh signifikan dari Moral Reasoning terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.
  2. Adanya pengaruh signifikan dari Status Sosial Ekonomi terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.
  3. Adanya pengaruh signifikan dari Tingkat Pendidikan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.
  4. Adanya pengaruh signifikan dari Moral Reasoning terhadap Love of money.
  5. Adanya pengaruh signifikan dari Status Sosial Ekonomi terhadap Love of money.
  6. Adanya pengaruh signifikan dari Tingkat Pendidikan terhadap Love of money.
  7. Adanya pengaruh dari Moral Reasoning, Status Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa”. Pada pengujian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti.
  8. Adanya pengaruh dari Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa dengan Love of money sebagai variabel intervening.
  9. Adanya pengaruh dari Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Etis Mahasiswa dengan Love of money sebagai variabel intervening.
  10. Adanya pengaruh dari Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa dengan Love of money sebagai variabel intervening.

References

  1. Agustina, D, “Pengaruh love of money, machiavellian, moral reasoning, ethical sensitivity, dan religiusitas terhadap persepsi etis mahasiswa”. Jurnal Akuntansi Vol. 18, Issue 1. 2021.
  2. Anggraeni, N., Universitas, P., Kusuma, W., Evawany, S., & Ak, M, “Analisis pengaruh jenis kelamin,usia,status sosial ekonomi, pengalaman kerja terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening”. Jurnal Akuntansi, 13(4), 288-295. 2019.
  3. Aziz, T. I, “Pengaruh love of money dan machiavellian terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi(studi empiris mahasiswa akuntansi UNY angkatan 2013 dan angkatan 2014”. Jurnal Akuntansi, 14(2), 54-68. 2015.
  4. Ayem, S., Dian, L., & Leni, E, “Pengaruh Pengetahuan Etika Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love Of Money Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi di Lima Perguruan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Akuntansi, 12(2), 277–293. 2020.
  5. Febriani, R. W. “Pengaruh moral reasoning dan ethical sensivity terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi (studi pada mahasiswa akuntansi universitas muhammadiyah Tangerang”. Jurnal Manajemen Bisnis, 6(1), 8–25. 2017.
  6. Mulyani, S, “Analisis pengaruh jenis kelamin dan status pekerjaan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening”. Jurnal Riset Akuntansi(Vol. 14, Issue 3). 2015.
  7. E. R. Sipayung, and N. Cahyonowati, "Analisis Pengaruh Aspek Demografi, Status Sosial Ekonomi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love Of Money Sebagai Variabel Intervening," Diponegoro Journal of Accounting, vol. 4, no. 2, pp. 419-433, Oct. 2015.
  8. Prabowo, P. P., & Widanaputra, A. A. G. P. “Pengaruh Love of Money, Machiavellian, dan Idealisme pada Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi, 513. 2018.
  9. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif dan R&D, 19th ed., no. 465. Bandung: CV. Alfabeta, 2018.
  10. Ghozali, Imam, Hengky Latan. “Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris”. BP Undip. Semarang Harnanto. 2017. Akuntansi Biaya: Sistem Biaya Historis. Yogyakarta: BPFE. 2015