Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v20i.679

Implementation of Classroom Management in Overcoming Student Discipline Problems in Class 10 Islamic Education Subjects at Senior High Schools in Sidoarjo Regency


Implementasi Manajemen Kelas dalam Mengatasi Masalah Disiplin Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Class Management Student Discipline Islamic Religious Education

Abstract

The type of research used in this study is a qualitative research using a case study approach and the subject of the research is the educator who teaches Islamic religious education subjects, totaling 2 educators at SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo. Data collection techniques are (1) interviews, ( 2) observation, (3) documentation. The data analysis technique consists of three stages (1) data reduction, (2) data presentation, (3) verification/drawing conclusions. Based on the research that has been done, there are several research results, namely: (1 ) Class management in the learning process at SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo has made various efforts through: planning, organizing, directing, and assessing, (2) The strategies implemented by educators in classroom management in the learning process are being able to determine learning methods according to class and students, determine the sources and media to be used, and carry out the seating arrangement, (3) the obstacles experienced in the application of classroom management in overcoming student discipline problems in Islamic religious education subjects class X, namely inadequate facilities and poor student conditions such as not listening to the material presented, do not understand the material presented, chat with friends and others.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah wadah yang didalamnya terdapat pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyempurnaan pendidikan sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan meningkatkan proses pembelajaran secara optimal. Pendidikan memiliki tugas untuk menjawab tantangan-tantangan di era globalisasi saat ini. Program pendidikan yang ada saat ini dituntut untuk menciptakan peserta didik yang handal untuk menjawab segala permasalahan .[1] Pendidik merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu pendidik dituntut untuk meningkatkan kompetensinya, seorang pendidik yang kompeten akan mampu menciptakan kondisi lingkungan belajar yang efektif dan juga mampu untuk mengelola kelas sehingga hasil belajar siswa akan optimal. Peran pendidik sangat dibutuhkan dalam sebuah pendidikan. Sebagai seorang pendidik tentunya menginginkan peserta didiknya lulus sesuai dengan target yang telah ditentukan. Oleh karena itu, setiap pendidik memiliki strategi dalam mencapai keberhasilan dalam mengajar.

Setiap pendidik pasti menginginkan para peserta didiknya memiliki sikap disiplin, untuk dapat membentuk perilaku disiplin sekolah harus memiliki aturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi.[2] Disiplin sekolah sangat penting untuk membantu peserta didik dalam mengatasi segala permasalahan-permasalahan. Ada banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam sekolah, seperti ketidakdisiplinan di dalam kelas. Masih kerap terjadi peserta didik yang terlambat masuk kelas, tidak mendengarkan penjelasan guru, tidur di kelas, dan masih banyak lagi masalah yang terjadi di dalam kelas. Salah satu tantangan bagi seorang pendidik yaitu menjaga kedisiplinan dalam kelas. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurangnya sikap disiplin siswa dalam belajar, salah satunya yaitu pendidik belum bisa mengelola kelas dengan baik. Pendidik harus mampu mengelola kelas agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan dan dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Pendidik dapat melakukan pengelolan kelas dengan baik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dalam mengatur kondisi kelas agar pembelajaran dapat tetap terlaksana meskipun terdapat masalah selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mengimplementasikan manajemen kelas secara efektif dan efisien seorang pendidik perlu untuk memiliki pengetahuan mengelola pembelajaran dalam kelas, perencanaan, dan pandangan yang luas terkait dengan kelas.[3] Pengelolaan kelas tidak hanya melakukan pengaturan di dalam kelas saja, melainkan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif. Dengan perubahan sifat atau tingkah laku peserta didik yang berbeda setiap harinya, hari ini terjadi persaingan baik antar kelompok tetapi besok belum tentu seperti itu, oleh karena itu sangat diperlukan pendidik melakukan pengelolaan manajemen kelas. Maka dari itu, seorang pendidik didorong untuk terus berkembang dan memiliki kepribadian yang matang seiring dengan perubahan dalam dunia pendidikan.[4]

Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas X ditemukan berbagai permasalahan kedisiplinan yang ada di kelas. penemuan tersebut ditunjukkan melalui penelitian awal yang telah dilakukan berdasarkan hasil wawancara kepada guru pendidikan agama Islam menyatakan bahwa peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam banyak mengalami masalah disiplin. Adapun gejala dari ketidakdisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam ditandai dengan siswa yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan, bahwa sangat penting untuk seorang pendidik mengelola manajemen kelas. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam permasalahan tersebut dengan judul “Implementasi Manajemen Kelas dalam Mengatasi Masalah Disiplin Kelas pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo”.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang jenis datanya berupa non angka yaitu dapat berupa kalimat, pernyataan, dokumen, dan data yang lain.[5] Dalam penelitian kualitatif ini diharapkan menghasilkan informasi yang mendalam mengenai ucapan, tulisan, atau perilaku individu, kelompok, masyarakat, atau suatu organisasi dalam setting konteks tertentu yang dapat dikaji melalui sudut pandang yang utuh, komeprehensif, serta holistik.[6] Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Peneliti akan mendeskripsikan peristiwa yang terjadi dengan komprehensif terutama tentang implementasi manajemen kelas dalam mengatasi masalah disiplin siswa di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo. Subyek penelitian yaitu orang yang memberikan informasi kepada peneliti terkait masalah penelitian. Di dalam penelitian kualitatif terdapat subyek penelitian disebut dengan informan. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah pendidik yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang berjumlah 2 pendidik di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo. Dalam penelitian kualitatif terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung diberikan kepada peneliti. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung diberikan kepada peneliti seperti melalui dokumen atau dengan perantara orang lain.[7] Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan model analisis dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, verfikasi/penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

1. Penerapan manajemen kelas dalam mengatasi masalah disiplin siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo

Manajemen kelas merupakan segala kegiatan yang dilakukan pendidik di dalam kelas demi menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang kondusif untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang akan dicapai.Tantangan pendidikan saat ini mengharuskan pendidik untuk semakin kompetitif dalam meningkatkan kompetensi demi mengubah cara pandangnya terhadap pendidikan. Perubahan yang dilakukan pendidik tidak hanya mengenai cara mengajar, tetapi lebih penting dari itu, seorang pendidik harus bisa melakukan perubahan terhadap konsep daripada pendidikan itu sendiri. Syarat penting yang harus dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan menyiapkan kompetensi guru yang berkualitas.[8] Menurut Alben Ambarita[9] manajemen kelas merupakan proses pengorganisasian dan mengkoordinasi peserta didik agar mampu menyelesaikan tujuan dari sebuah pendidikan. Sedangkan menurut Soedama Hadi dan Soekarno pengertian manajemen kelas adalah segala kegiatan yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal untuk terjadinya proses pembelajaran. Yang berarti seorang pendidik harus menciptakan kegiatan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan situasi di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat menggali bakatnya terhadap dari suatu pendidikan.

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan memperoleh hasil yang maksimal maka sangat diperlukan peran pendidik untuk mencapai tujuan tersebut salah satu yang dapat dilakukan oleh pendidik yaitu dengan menciptakan kondisi kelas yang aman, menyenangkan, dan disiplin.

Dari data yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menemukan kesamaan antara teori dan praktik dalam penerapan manajemen kelas dalam mengatasi masalah disiplin siswa, bahwasannya penerapan manajemen kelas di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo sudah baik, dalam penerapan manajemen kelas seorang pendidik melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan penilaian.

a. Perencanaan

Penerapan manajemen kelas di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran melakukan perencanaan terlebih dahulu. Pendidik harus menyiapkan RPP, silabus, materi, sumber dan media yang akan digunakan. Sebuah perencanaan dilakukan agar suatu pembelajaran dapat efektif agar tujuan dari sebuah pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Di dalam satu kelompok terdapat ketua dan sekretaris yang memiliki tugas memimpin, mengarahkan, bertanggung jawab, serta meyerahkan tugas kepada pendidik yang bersangkutan. Selain itu pendidik juga melakukan bagaimana cara agar peserta didik dapat menyimak dan memahami materi yang disampaikan.

c. Pengarahan

Pendidik memberikan arahan kepada peserta didiknya untuk tetap tertib dalam mengikuti pembelajaran dan memberikan nasihat serta mengarahkan ke hal-hal yang bersifat positif kepada peserta didik yang memiliki masalah dalam proses pembelajaran.

d. Penilaian

Pendidikmelakukan ketika dimulainya proses pembelajaran. pendidik menilai peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran seperti peserta didik yang suka menjawab dan yang suka bertanya. Penilaian dapat juga berupa tes lisan, tulis, maupun praktek sesuai dengan materi yang dipelajari.

2. Strategi yang dilakukan guru dalam melakukan penerapan manajemen kelas di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo

Seorang pendidik harus membantu peserta didiknya dalam memahami hakikat dari sebuah belajar. Apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan proses belajar mengajar tentunya tidak lepas dari bimbingan dari seorang guru. Dalam satu kelas tentunya seorang pendidik banyak menemukan karakteristik peserta didiknya yang berbeda-beda, peran seorang pendidik yaitu mampu mengarahkan peserta didiknya agar mampu untuk berpikir dewasa dan seorang siswa tentunya haus akan perhatian khusus dalam segi emosional ataupun intelegensi siswa.[10] Dalam melakukan manajemen kelas diperlukan seorang pendidik yang memiliki pengalaman dan pengetahuan luas mengenai bagaimana pengorganisasian dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas. Sikap semangat belajar, disiplin mengajar, serta kepedulian juga dibutuhkan bagi seorang pendidik. Dengan memiliki sikap tersebut diharapkan pendidik mampu memberikan contoh dan dapat mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan kelas yang dilakukan tanpa rencana yang matang maka proses pembelajaran pun tidak akan tersusun dengan baik. Sebagian besar pendidik kurang mampu untuk membedakan antara masalah pengajaran dengan masalah pengelolaan. Masalah pengajaran dapat diatasi dengan cara pengajaran sedangkan masalah pengelolaan dapat diatasi dengan cara pengelolaan. Manajemen kelas yang efektif dapat dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan strategi.[11]

Dari hasil observasi di lapangan serta dari wawancara dengan salah satu guru pendidikan agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo, dapat diketahui bahwasannya strategi yang dilakukan guru dalam melakukan penerapan manajemen kelas yaitu meliputi metode belajar, sumber dan media belajar serta tempat duduk peserta didik.

a. Metode Belajar

Metode belajar yang digunakan dalam pelajaran pendidikan agama Islam yaitu dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab dan juga aktif learning sesuai dengan kurikulum 2013 dimana peserta didik mampu memahami pelajaran dan mengikuti pelajaran secara aktif. Pendidik juga biasanya membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Di dalam kelompok tersebut peserta didik melakukan diskusi, lalu peserta didik mempresentasikan di depan kelas hasil dari diskusi yang dikerjakan. Sedangkan peserta didik yang lain dapat bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi atau memberikan tanggapan.

b. Sumber dan Media Belajar

Pendidik menggunakan buku PAI yang biasanya di Muhammadiyah disebut dengan Al Islam dan juga biasanya peserta didik diperbolehkan untuk browsing mencari referensi mengenai materi pelajaran yang dibahas pada saat itu. dalam penggunaan media pembelajaran pendidik menggunakan LCD, laptop, power point, video, audio dan lainnya.

c. Tempat Duduk

Pendidik mengatur tempat duduk peserta didiknya. Untuk peserta didik yang biasanya ramai atau tidak mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan pendidik, maka pendidik melakukan pertukaran tempat duduk yaitu dengan memindahkan peserta didik yang ramai untuk duduk dibagian depan. Hal ini dilakukan agar pendidik dapat mudah mengawasi peserta didik tersebut dan pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan kondusif.

3. Hambatan-hambatan dalam penerapan manajemen kelas dalam mengatasi masalah disiplin siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo

Dalam manajemen kelas tidak hanya memiliki tujuan untuk mengatur kelas, fasilitas yang ada dalam kelas, dan juga kegiatan rutinitas yaitu pembelajaran, namun manajemen kelas memiliki tujuan juga untuk menciptakan dan mempertahankan situasi dan kondisi kelas agar tetap tertib dan kondusif. Dalam menerapkan manajemen kelas seorang pendidik harus menguasai dengan sepenuhnya terkait kajian manajemen kelas diantaranya yaitu mengetahui berbagai permasalahan atau hambatan yang ada dalam kelas dan mengetahui cara penyelesaiannya.

Dari hasil observasi di lapangan serta dari wawancara dengan salah satu guru pendidikan agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo, dapat diketahui berbagai hambatan-hambatan dalam penerapan manajemen kelas. Pertama, Pendidik mengalami hambatan dalam penggunaan media pembelajaran. Ketika pendidik akan menggunakan media pembelajaran berupa LCD ternyata mengalami kerusakan. Maka tindakan pendidik ketika media yang akan digunakan tidak dapat dipakai, pendidik juga harus pandai dalam mengubah metode dan disesuaikan dengan keadaan yang terjadi. Karena penggunaan media sangat diperlukan oleh peserta didik dalam membantu menyerap ilmu atau materi yang akan dipelajari. Jadi sebagai seorang pendidik harus bisa memanfaatkan situasi dengan sumber atau media yang ada. Kedua, dalam mengelola kelas pendidik mengalami hambatan yaitu pemahaman peserta didik dalam memahami materi. Ada yang dijelaskan satu kali langsung paham dan ada juga yang dijelaskan berkali-kali baru bisa memahami.Ketiga, pendidik mengalami hambatan ketika seorang peserta didik tidak memperhatikan ketika pendidik menyampaikan materi. Disini seorang pendidik harus mengembalikan fokus dari peserta didiknya untuk memperhatikan pendidik dalam menyampaikan materi.

Kesimpulan

Manajemen kelas dalam proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya melalui: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penilaian. Adapun strategi yang dilaksanakan oleh pendidik dalam manajemen kelas dalam proses pembelajaran yaitu mampu menentukan metode belajar sesuai dengan kelas dan peserta didiknya, menentukan sumber dan media yang akan digunakan, dan melakukan pengaturan tempat duduk.Adapun hambatan-hambatan yang dialami dalam penerapan manajemen kelas dalam mengatasi masalah disiplin siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas X yaitu fasilitas yang belum memadai serta keadaan peserta didik yang kurang baik seperti tidak mendengarkan materi yang disampaikan, tidak memahami materi yang disampaikan, mengobrol dengan teman dan lainnya.

References

  1. A. R. Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta,” p. 2.
  2. S. W. Adiningtiyas, “Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa,” J. KOPASTA, vol. 4, p. 2, 2017.
  3. H. D, “konsep Manajemen Kelas,” Serunai Adm. Pendidik., vol. 7, no. 1, p. 5, 2018.
  4. N. M. T. dan W. Cendana, “Upaya Guru dalam Adaptasi Manajemen Kelas untuk Efektivitas Pembelajaran Daring,” J. Perseda, vol. III, p. 2, 2020.
  5. Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012.
  6. P. S. Rahmat, “Penelitian Kualitatif,” Equilibrium, vol. 5, p. 2, 2009.
  7. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.
  8. A. Al Yakin, “Manajemen kelas di era industri 4.0,” J. Peqguruang Conf. Ser., vol. 1, p. 3, 2019.
  9. Kadri, “Pentingnya Pengelolaan Manajemen Kelas dalam Pembelajaran,” Stud. Ilmu-Ilmu Keislam., vol. 9, p. 2, 2018.
  10. A. I. Isnanto and N. Lakita, “Pengendalian Tingkah Laku Siswa Melalui Pendekatan Manajemen Kelas,” Jambura J. Educ. Manag., vol. 1, p. 7, 2020.
  11. J. W. Arfani and Sugiyono, “Manajemen Kelas Yang Efektif: Penelitian Di Tiga Sekolah Menengah Atas,” J. Akuntabilitas Manaj. Pendidik., vol. 2, pp. 3–4, 2014.