Abstract

The background of this research is the decrease in employee job satisfaction due to a mismatch of compensation obtained with what has been done. This study aims to determine the effect of organizational culture, education level, and compensation on employee job satisfaction at PT. Indonesia Post Office Surabaya This research uses quantitative research by testing the hypothesis. The analytical tool used is a questionnaire. The population in this study were 300 employees of PT. Indonesia Post Office Surabaya. The sample in this study was 75 respondents. The analytical tool in this study uses the SPSS application. The results show that (1) Organizational Culture has a significant effect on Job Satisfaction. (2) Education level has a positive and significant effect on Job Satisfaction. (3) Compensation has a positive and significant effect on job satisfaction. (4) Organizational Culture, Education Level and Compensation have a significant effect simultaneously on Job Satisfaction.

Pendahuluan

Peningkatan0sumber daya manusia dilakukan0untuk meningkatkan kualitas0sumber daya manusia yang selalu berubah untuk setiap0orang dan kelompok kinerja mereka. Sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam efektifitas0kegiatan perusahaan dan menunjang0kemajuan perusahaan. Sumber daya manusia0merupakan fokus dan landasan0bagi perusahaan untuk0bertahan di era globalisasi saat ini. Tanpa dukungan0sumber daya manusia, aktivitas perusahaan tidak0dapat diselesaikan secara normal. Hal ini menunjukkan0bahwa manajemen sumber daya manusia adalah0sejenis ilmu dan seni yang0mengatur hubungan peran tenaga kerja untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan dan karyawan0secara efektif dan efisien, dalam buku [1]

Kepuasan kerja secara umum dijelaskan oleh [2] yang mengatakan bahwa seseorang yang bekerja di suatu organisasi mempunyai0banyak harapan pada tempatnya bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam buku [3] adalah sistem nilai0yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan terus0dipelajari, diterapkan, dan dikembangkan, yang berfungsi0sebagai sistem paket dan dapat dijadikan acuan perilaku dalam organisasi untuk menciptakan tujuan organisasi yang telah ditentukan. Tingkat pendidikan [4] yaitu memahami pendidikan yang berkaitan dengan persiapan tenaga kerja “Pendidikan sebagai0penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja”. Selanjutnya0pendidikan sendiri memiliki tahapan-tahapan berkelanjutan yang ditentukan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan luas serta kedalaman pengajaran. Kompensasi dalam buku [5] adalah segala bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan karena0pekerjaannya.

Penelitian ini dilakukan pada PT Kantor Pos Indonesia Surabaya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak0dibidang jasa pengiriman barang atau0dokumen penting, salah0satunya bertempat di yang0beralamatkan di Jalan Raya By Pass Juanda No. Km 4-5, Manyar, Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 60900, Indonesia. Seiring0dengan era golalisasi, banyaknya persaingan dengan munculnya perusahaan-perusahaan0swasta0yang bergerak pada bidang yang sama,0maka PT Kantor Pos Indonesia Surabaya harus melakukan peningkatan0pelayanan diberbagai bidang agar mampu bertahan dalam ekstensi dan daya saing pelayanan publik. Untuk mendukung hal tersebut perlu adanya kesiapan0pada sumber daya manusia.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT Kantor Pos Indonesia Surabaya yaitu menurunnya kepuasan kerja karyawan dikarenakan adanya0ketidaksesuaian kompensasi yang didapatkan dengan apa yang telah dikerjakan.

Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penenlitian ini dilakukan di PT Kantor Pos Indonesia SPP Surabaya di Jalan Raya By Pass Juanda No. Km 4-5, Manyar, Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 60900, Indonesia.

B. Definisi Operasional, Identitifikasi Variabel dan Indikator Variabel

a) Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan sebuah kebiasaan yang tercipta dalam perusahaan baik dibentuk dengan sengaja atau muncul secara alamiah, selain itu peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk dapat disepakati dan ditaati secara bersama beserta nilai-nilai yang dianut dalam perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

Adapun indikator untuk pengukuran budaya organisasi mengacu kepada teori dalam buku [6] adalah (1). Kebiasaan yang tercipta merupakan sebuah kebiasaan yang tercipta dalam perusahaan baik disengaja maupun yang tidak disengaja (2). Peraturan yang dimiliki perusahaan merupakan sebuah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan perusahaan (3). Nilai-nilai yang dianut merupakan sebuah norma yang diyakini bersama.

b) Pendidikan

Pendidikan0adalah merupakan sebuah pencapaian yang diukur dengan tingkat pendidikan berdasarkan peraturan pemerintah0baik dari jenjang sekolah0dasar sampai perguruan tinggi, serta kesesuaian0jurusan yang diambil dengan pekerjaan0yang sedang dijalani.

Menurut [7] indikator tingkat pendidikan terdiri dari :

  1. Reaksi merupakan pengukuran tingkat reaksi dari para peserta mengenai tingkat pendidikan yang dimiliki.
  2. Pembelajaran merupakan pengukuran sejauh mana daya serap pembelajaran selama di sekolah.
  3. Perilaku adalah tingkah laku setelah menjalani proses pendidikan
  4. Hasil yaitu untuk mengetahui dampak tingkat pendidikan secara keseluruhan

c) Kompensasi

Kompensasi merupakan sebuah balas0jasa yang diterima berdasarkan tanggung jawab dan tugasnya. Dalam buku [8] mengemukakan bahwa: “Compensationiswhatemployeereceive in exchangeoftheirwork.Whetherhourly wagesor periodicsalaries, the personneldepartmentusuallydesigns and administersemployee compensation.”Kompensasi ialah Apa yang karyawan dapat sebagai ganti kerjanya, baik itu berupa upah perjam, atau gaji secara berkala, biasanya departemen sumber daya manusia yang mengatur kompensasi karyawan ini.

d) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sebuah perasaan positif yang dirasakan0oleh karyawan berdasarkan pengalamannya dalam bekerja, kepuasan tersebut dapat dikategorikan berdasarkan kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, sikap0teman kerja, atasan serta kepuasan terhadap gaji yang diterima.

2. Identifikasi dan Indikator Variabel

Variabel bebas pada penelitian ini merupakan0budaya organisasi, tingkat pendidikan, dan kompetensi. Sedangkan variabel0terikat pada penelitian ini0yaitu kepuasan kerja.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Kantor Pos Indonesia Surabaya Jl. Raya By pass Juanda No. Km. 4-5, Manyar, Sedati Agung, Kec. Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang berjumlah 300 orang0karyawan.

2. Sampel

Teknik sampling0yang digunakan adalah0proportional random sampling karena pengambilan0anggota sampel0dari populasi0dilakukan secara acak masing-masing0departemen.

Dalam buku [9] menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak masing -masing departemen.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini secara khusus dikumpulkan secara langsung dengan cara menjawab pertanyaan diperoleh melalui penyebaran kuisioner secara langsung pada responden yaitu pegawai PT Kantor Pos0Indonesia Surabaya

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh melalui literature, jurnal-jurnal penelitian, majalah maupun artikel-artikel dari internet.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana kuesioner merupakan suatu bentuk pernyataan0atau pertanyaan yang diajukan oleh penulis untuk menyampaikan pernyataan tersebut kepada responden dengan cara memberi tanda silang. Untuk memperoleh jawaban atas kuesioner yang telah disebarkan dalam penelitian ini0jawaban akan diukur menggunakan skala likert. Dalam menggunakan0skala likert0maka variabel yang akan diukur dapat dijabarkan menjadi variabel dengan menggunakan indikator sebagai tolak ukur dalam instrumen dalam0kuesioner yang diberikan kepada responden menggunakan skala 1 sampai 5 dalam menjawab pertanyaan yang diberikan

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data statistik menggunakan teknik analisis data dengan bantuan software untuk0sistem operasi Microsoft0Windows 8 64 bit yang bernama International0Business Machine (IBM) SPSS versi 25.

G. Kerangka Konseptual

Figure 1.Kerangka Konseptual

H. Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori0dan kerangka pemikiran0tersebut diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah0sebagai berikut :

H1 : Budaya0organisasi berpengaruh0positif terhadap kepuasan0kerja karyawan.

H2 : Tingkat0Pendidikan berpengaruh positif0terhadap kepuasan kerja karyawan.

H3 : Kompensasi berpengaruh0positif terhadap kepuasan0kerja karyawan

H4 : Budaya organisasi, tingkat0pendidikan dan kompensasi0berpengaruh secara simultan terhadap0kepuasan kerja karyawan

Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Data

1. Karakteristik Responden

Figure 2.Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan di PT. Pos Indonesia Surabaya adalah perempuan sebanyak 50 orang (66,7%), sedangkan sisanya 25 orang (33,3%) adalah laki-laki. Selanjutnya usia responden mayoritas 20-30 tahun sebanyak 62 orang (82,6%), sedangkan sisanya berusia 31-40 tahun sebanyak 9 orang (12%) dan berusia 40-50 tahun sebanyak 4 orang (5,4%). Kemudian pendidikan terakhir mayoritas SMA/SMK sebanyak 45 orang (60%), Diploma sebanyak 12 orang (16%), S1 dan S2 masing-masing sebanyak 10 orang (13,3%) dan 1 orang (1,4%).

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini mendeskripsikan0dan memberi sebuah gambaran terkait informasi dari karakteristik para responden dan juga jawaban atas apa yang responden0berikan pada PT. Kantor Pos Indonesia Surabaya yang peneliti bagikan. Pada penelitian ini terdapat 75 kuesioner yang sudah dibagikan, sedangkan kuesioner yang kembali sebanyak 100% yang artinya tidak ada responden yang tidak mengembalikan kuesioner0yang sudah dibagikan.

Figure 3.Tingkat Pengembalian Kuesionerdata diolah dari hasil penyebaran kuesioner

3. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas ini0dilakukan untuk mengetahui0apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti0apa yang akan diteliti. Indikator dinyatakan valid apabila korelasi antara masing-masing0indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan0hasil secara signifikan, apabila nilai r hitung > r tabel, maka instrument0valid. Berikut hasil pengujian validitas0dapat disajikan pada tabel dibawah ini :

Figure 4.Uji ValiditasLampiran Output SPSS Pengujian Validitas

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing item0pada keempat variabel dalam penelitian ini sudah memiliki nilai r0hitung yang lebih besar dari r0tabel serta nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang berupa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini sudah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk pengukuran yang merupakan indikator dari variabel. Kuisioner dinyatakan reliable0(handal) jika jawaban atas pernyataan seseorang dari kuisioner0tersebut konsisten dari waktu ke waktu, jika nilai cronbach alpha > 0,50 maka dapat dikatakan reliabel. Berikut hasil uji reliabilitas dapat disajikan0pada tabel dibawah ini:

Figure 5.Uji ReliabilitasLampiran Output SPSS Pengujian Reliabilitas

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa masing-masing variabel budaya organisasi 0,787 variabel tingkat pendidikan 0,812 variabel0kompensasi 0,817 dan variabel kepuasan kerja 0,870 yang berarti keempat variabel telah memiliki nilai cronbach alpha0yang lebih besar dari nilai kritis 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa0instrumen yang digunakan sudah reliabel atau handal0jika digunakan berulang kali.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dalam buku [10] caran utnuk menyimpulkan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif0dari data sesungguhnya dengan0distribusi komulatif dari distribusi normal. Adapun kriteria jika data menyebar0garis diagonal dengan mengikuti arah0garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola0distribusi normal maka model regresi0memenuhi asumsi normalitas.

Figure 6.Uji Normalitas

Berdasarkan gambar normal p-plot diatas0yang menunjukkan bahwa titik-titik distribusi jawaban responden sudah mendekati garis0diagonal, sehingga berdasarkan gambar normal p-lot juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji Linieritas dilakukan dengan persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keterikatan koefisien garis regresi serta linieritas garis regresi. Uji0linieritas dilakukan dengan melihat0antara0standar residual dengan presdiksinya dan menggunakan test of linearity, bila nilai signifikansi berada diatas 0,05 maka dikatakan asumsi linieritas memenuhi syarat.

Figure 7.Uji LinieritasOutput data SPSS

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi0sudah berada diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing hubungan adalah linier.

c. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui0hubungan yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Infllantion Factor (VIF). Bila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya diatas 0,1 atau 10% maka dapat di simpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2005).

Figure 8.Uji MultikolinieritasOutput data SPSS

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel0independen sudah memiliki nilai tolerance 0.597, 0.567, dan 0.495 yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa0data yang digunakan pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolonieritas.

d. Uji Autokorelasi

Dalam [11] menggunakan nilai DurbinWatson (DW) dengan kisaran jika nilai DW mulai dari 0 sampai dengan 4. Dengan ketentuan model regresi bagus tidak adanya autokorelasi. Selanjutnya menurut Anderson0dalam Sarwono (2013) model dikaitkan tidak ada autokorelasi nilai DW berada diantara dL dan 4-dU.

Figure 9.Uji AutokorelasiOutput data SPSS

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai durbinwatson (DW) sebesar 2,205 yang berarti lebih besar dari nilai dL 1,515 dan lebih kecil dari 4-dU 2,261 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

e. Uji Heteroskedastisitas

Dalam 11] terjadinya heteroskedastisitas0pada model regresi jika titik-titik pada tabel Scatterplot membentuk pola tertentu, atau berkumpul di satu sisi, atau juga dekat dengan nilai nol (0) pada sumbu Y yang ada dikurva. Sedangkan model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik di tabel Scatterplot tidak membentuk pola tertentu, atau menyebar di dua sisi atau menjauhi nilai nol (0) pada sumbu Y yang ada di kurva.

Figure 10.Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa titik-titik jawaban responden0 sudah menyebar dan tidak membentuk sebuah pola, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

5. Analisis Regresi Linear Berganda

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3+e Analisis regresi linier berganda adalah (muliple regression analyis) yang merupakan analisis yang berkaitan dengan studi ketergantungan satu variabel (yang disebut variabel tidak bebas) dengan dua atau lebih variabel lainya (yang disebut variabel bebas).

Figure 11.Analisis Regresi Linear BergandaOutput data SPSS

6. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen secara parsial, apakah mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak. Pada penelitian ini yaitu menguji pengaruh secara parsial antara budaya organisasi (X1), tingkat pendidikan (X2) dan kompensasi (X3) terhadap kepuasan kerja (Y) menggunakan uji t. Hasil uji t dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :

Figure 12.Uji Parsial (Uji t)Output data SPSS

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji hipotesis ini dinamakan uji signifikansi secara keseluruan terhadap garis regresi0yang di observasi maupun estimasi, pada penelitian ini uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya0organisasi, tingkat0pendidikan dan kompensasi secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan0kerja. Berikut hasil uji simultan disajikan pada tabel dibawah ini :

Figure 13.Uji Simultan (Uji F)Output data SPSS

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel budaya organisasi (X1), tingkat pendidikan (X2), dan kompensasi (X3) berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja (Y)

c. Koefisien Korelasi Berganda (R)

Uji ini digunakan untuk menghitung tingkat keeratan antara variabel0bebas dengan variabel terikat. Nilai R memiliki jangkauan kisaran 0 - 1, yang berarti jika nilai mendekati angka 1 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang dimiliki oleh variabel terikat semakin kuat. Kemudian, jika nilai mendekati angka 0, maka hubungan antara variabael bebas dan terikat semakin0lemah bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali.

Figure 14.Hasil Uji Korelasi BergandaOutput data SPSS

Berdasarkan hasil uji R pada tabel diatas, diperoleh nilai R sebesar 0,734, hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas dan variabel terikat termasuk dalam kategori kuat.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel yang digunakan. Koefisien determinasi menjelaskan0proporsi variasi dalam variabel0dependen (Y) yang dijelaskan oleh hanya satu variabel independen (lebih dari satu variabel bebas: Xi; i = 1, 2, 3, 4, dst.) secara bersama-sama.

Figure 15.Koefisien Determinasi (R2)Output data SPSS

Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel menunjukkan nilai koefisien0determinasi berganda adalah sebesar 0,538 atau 53,8%, sehingga dapat0dijelaskan bahwa variabel budaya0organisasi (X1), tingkat0pendidikan (X2), dan kompensasi (X3) dapat menjelaskan tentang variabel0kepuasan kerja (Y) dalam penelitian ini, dan sisanya sebesar 46,2% dijelaskan oleh variabel0lain yang tidak dijadikan objek dalam penelitian ini.

B. Pembahasan

a. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tidak mencampuradukkan urusan keluarga dengan urusan pekerjaan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

b. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian membuktikan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan formal yang ditempuh berkesinambungan dengan pekerjaan saat ini sehingga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

c. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima oleh karyawan sudah diberikan tepat waktu sehingga mempengaruhi kepuasan kerja.

d. Pengaruh Secara Simultan Antara Variabel Budaya Organisasi, Tingkat Pendidikan dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian membuktikan bahwa budaya organisasi, tingkat pendidikan dan kompensasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi, tingkat pendidikan dan kompensasi yang diberikan PT. Pos Indonesia Surabaya sudah dipenuhi dengan baik.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil0penelitian yang telah dibahas diatas0serta perhitungan analisis terhadap data yang diperoleh, maka dapat ditarik0kesimpulan sebagai berikut :

  1. Budaya organisasi0berpengaruh0signifikan terhadap kepuasan kerja.
  2. Tingkat0pendidikan berpengaruh positif dan0signifikan terhadap kepuasan kerja.
  3. Kompensasi berpengaruh0positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
  4. Budaya organisasi, tingkat pendidikan dan0kompensasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja.

References

  1. Hasibuan, M. (2012). Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan Ke. Tigabelas. Jakarta : Bumi Aksara
  2. Sinambela, E. A. (2020). Pengaruh Pendidikan, Kompetensi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Baruna Horizon, 3(2), 277-285.
  3. Djokosantoso. (2003). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo
  4. Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen. Dikti Depdikbud. Universitas Pendidikan Indonesia.
  5. Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks.
  6. Ndraha, Taliziduhu. (2003). Teori Budaya Organisasi. Cetakan Kedua. Jakarta;. PT. Rineka Cipta
  7. Sinambela, E. A. (2020). Pengaruh Pendidikan, Kompetensi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Baruna Horizon, 3(2), 277-285.
  8. S Hasibuan, Malayu S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi perkasa.
  9. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet
  10. Ghozali, Imam, (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Vol.100-125
  11. Sarwono, Jonathan. (2013). 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo