Information Technology Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v19i.670

Analysis of the Utilization of E-bookcases as Learning Resources Reference


Analisis Pemanfaatan E-bookcase sebagai Referensi Sumber Pembelajaran

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

E-bookcase Learning Reference

Abstract

This research is an analysis research on the use of E-bookcase as a reference for learning resources. The purpose of this study is to find out how to use E-bookcase in online learning as a reference for learning resources and the obstacles encountered when using E-bookcase. This study uses descriptive qualitative research methods. The result of this research is the use of this E-bookcase is carried out during online learning. The teacher gives the E-bookcase link to students through the class WhatsApp group, then the link is opened during the zoom. The features in this application are also diverse and the appearance is very attractive so that it increases learning motivation and student grades even though it is only 1 point. The use of this E-bookcase increases student references and increases knowledge. In the use of this E-bookcase the obstacles encountered are not so many. There are only a few students who still do not understand the use of E-bookcases and the internet network is less stable to use E-bookcases.

Pendahuluan

Sumber pembelajaran adalah salah satu komponen yang harus ada dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu sumber pembelajaran adalah buku pelajaran. Selain menjadi sumber pembelajaran buku juga sebagai referensi ilmu pengetahuan yang harus didapatkan peserta didik. Akan tetapi masih banyak sekolah yang belum menyediakan buku pembelajaran yang cukup kepada peserta didik. Ini dikarenakan jumlah siswa yang terlalu banyak dengan jumlah buku, atau kurangnya fasilitas penunjang seperti perpustakaan di sekolah. Bisa juga karena referensi buku kurang beragam sehingga siswa kurang memiliki referensi buku yang cukup. Berdasarkan hal tersebut sebagai seorang guru perlu adanya menginovasi sumber pembelajaran untuk peserta didik supaya peserta didik memiliki banyak referensi buku pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini, menjadi pemikiran yang inovatif dalam permasalahan kurangnya referensi buku pembelajaran pada peserta didik. Dengan adanya teknologi peserta didik mampu menambah referensi buku pembelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Dengan demikian ilmu pengetahuan yang didapat peserta didik menjadi lebih banyak lagi. Seperti halnya pemanfaatan aplikasi E-bookcase dalam pembelajaran daring.

Menurut [1], A simplified library-type system was developed, and the site is now known as the Bookcase. The Bookcase is divided into ‘shelves’, each shelf holding modules on a specific topic. The Bookcase contains all modules, including those available for use, under review, or in development. E-bookcase

adalah sebuah rak buku digital dimana didalmnya terdapat berbgai macam buku elektronik yang bisa diakses dengan mudah dan gratis. E-bookcase ini memiliki tampilan yang menarik dan juga fitur-fiturnya yang beragam. Tidak hanya teks dan gambar tetapi juga buku elektronik yang ada di E-bookcase bisa beriai audio dan juga vidio. Disini peneliti menganalisis inovasi seorang guru di SDN Trompo Asri 1 khususnya di kelas 6, yang memanfaatkan teknologi melalui internet dengan menggunakan aplikasi E-bookcase. Pemanfaatan E-bookcase ini dilakukan pada saat pembelajaran daring pada masa pandemi, diharapkan bisa menambah referensi buku pembelajaran peserta didik.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh [2], dengan judul "Peranan E-book Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) Mahasiswa FKIP UMSU Tahun Akademik 2019-2020". Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa lebih memilah membaca berita yang tidak benar daripada membaca informasi menambah wawasan ilmu pengetahuan. Padahal dengan adanya E-book dapat membantu mahasiswa memahami materi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh [3], dengan judul "Analisis Kebutuhan E-book Untuk Menstimulus Berfikir Kreatif". Menunjukkan hasil penggunaan model pembelajaran based learning dengan sumber belajar menggunakan E-book mampu menstimulus keterampilan berfikir kreatif peserta didik.

Dengan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, dan juga keberhasilan penelitian-penelitian sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: "Bagaiman pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring sebagai referensi sumber belajar?", Dan "Apa saja hambatan-hambatan yang dijumpai pada saat pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring sebagai referensi sumber belajar?". Penelitian ini penting dilakukan supaya memahami pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran salah satunya sebagai referensi sumber pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemenfaaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring dan juga hambatan apa saja yang dijumpai pada saat pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi , analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi [4].

Kualitatif deskriptif adalah metode yang menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realita yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu dipermukaan sebagai suatu ciri, karakteristik, sifat, model, tanda, atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu [5].

Penelitian ini Menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut [6] ada 4 tahap analisis data yaitu : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 6 dan juga kepala sekolah di SDN Trompo Asri 1, Jabon. Settingnya di SDN Trompo Asri 1, kecamatan Jabon, kabupaten Sidoarjo.

Hasil dan pembahasan

Di bab ini peneliti akan memaparkan apa saja yang didapatkan pada saat penelitian dengan tahap observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas 6 dan juga kepala sekolah. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut sebagai berikut:

1. Pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring sebagai referensi sumber belajar

A. Pemanfaatan E-bookcase

E-bookcase dimanfaatkan dalam pembelajaran daring. Pemanfaatan E-bookcase ini dilakukan oleh salah satu guru yaitu guru kelas 6. Dimulai pada saat pertengahan semester karena memang pada saat itu pembelajaran tatap muka ditiadakan sehingga siswa harus belajar dirumah dengan metode pembelajaran daring. Oleh karena itu dibutuhkan inivasi yang kreatif dalam pembelajaran supaya peserta didik tidak bosan dan termotivasi dalam belajar.

E-bookcase ini adalah sebuah aplikasi yang dibuka menggunakan web tanpa harus di download terlebih dahulu. Aplikasi ini gratis tanpa ada biaya berlangganan dan mudah di distribusikan. Hanya dengan jaringan internet yang meamadai bisa menggunakan E-bookcase dimanapun dan kapanpun. Untuk pemanfaatannya dalam pembelajaran, guru membagikan link E-bookcase kepada peserta didik melalui grup WhatsApp kelas kemudian

dibuka secara bersama. Sebelumnya guru juga membagikan tutorial membuka dan mengaplikasikan E-bookcase terlebih dahulu supaya perserta didik memahami dan tidak ada kendala dalam pengaplikasiannya. pemanfaatan aplikasi e-book untuk membuat bahan ajar yang dapat diakses peserta didik kapanpun terutama pada saat pembelajaran daring [7].

Pembelajaran daring yang dilakukan biasanya juga menggunakan aplikasi zoom bersamaan dengan membuka aplikasi E-bookcase tersebut. Melalui zoom peserta didik bisa langsung melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah dipelajari. Terkadang ada pemberian tugas dengan menggunakan E-bookcase kemudian tugas tersebut difoto dan dikirimkan ke guru kelas.

B. E-bookcase sebagai referensi sumber pembelajaran.

Optimalisasi hasil belajar dapat dilihat tidak hanya dari sumber belajar (output) namun juga dilihat dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar [8]. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa sumber belajar snagan lentibg dalam sebuah prose pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik harus memiliki banyak referensi sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran tidak hanya buku cetak saja tetapi non cetak juga bisa dimanfaatkan sebagai referensi sumber pembelajaran. Seperti halnya aplikasi E-bookcase yang dimanfaatkan dalam pembelajaran oleh guru kelas 6 di SDN Trompo Asri 1.

E-bookcase berisi beberapa rak buku, seperti perpustakaan digital, terdiri dari rak buku namun lebih disederhanakan.agar siswa dapat memperluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari yang dibuat, dikembangkan, dan dijalankan dengan menggunakan bantuan sistem komputer dan didukung dengan internet. Perpustakaandigital dapat diartikan sebagai koleksi atau kumpulan bahan pustaka dalam bentuk elektronik [2].anak-anak bisa memilih referensi buku ysesuai dengan buku yang ada di rak tersebut. E-bookcase diakses menggunkan web dan dibantu oleh internet, yang merupakan sebuah rak buku sebagai wadah atau tempat untuk membuka e-book atau buku elektronik.

Pemanfaatan E-bookcase ini adalah ide yang dikemukakan karena terbatasnya buku yang dibagikan sekolah kepada peserta didik yang jumlah peserta didiknya lebih banyak dari pada buku yang ada. Apalagi pada saat itu pemerintah menganjurkan pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran dirumah atau daring. E-bookcase ini mampu menambah referensi sumber pembelajaran peserta didik karena didalamnya terdapat buku elektronik atau E-book yang beragam. E-book didedikasikan bagi mereka, para pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membca buku elektronik ini. E-booktermasuk buku yang dipublikasikan, sehingga dapat dibaca oleh komputer dan peralatan elektronik lainnya. [9].Selain itu didalamnya juga berisi video, audeo, dan juga gambar. Dengan demikian E-bookcase ini bias dikatakan sebagai sumber belajar audio visual.

2. Hambatan-hambatan yang dijumpai pada saat pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran daring sebagai referensi sumber belajar

A. Efisiensi penggunaan E-bookcase

E-bookcase berisi rak buku yang didalamnya terdapat buku-buku elektronik atau E-book pembelajaran. Fitur yang ada dalam aplikasi ini sangat beragam dan juga tampilannya yang menarik sehingga peserta didik tertarik dalam menggunakan E-bookcase. Peserta didik bahkan menyukai pembelajaran daring menggunakan E-bookcase daripada menggunakan buku cetak biasa. Aplikasi E-bookcase ini bisa disebut juga sebagai perpustakaan digital karena tampilannya yang seperti perpustakaan namun cara pengoperasian dan juga sistemnya yang berbeda.

Peserta didik sangat antusias ketika pembelajaran menggunakan aplikasi E-bookcase ini. Mereka membaca buku elektronik yang berada di E-bookcase dengan semangat bahkan mereka membaca sampai pada halaman akhir yang belum disampaikan materinya oleh guru. Bagi mereka aplikasi E-bookcase adalah aplikasi yang baru didengar, karena memang aplikasi ini belum pernah dipakai atau digunakan di sekolah tersebut. Antusias tersebut sangan memotifasi belajar peserta didik. Proses belajar mengajar juga menjadi aktif, kreatif dan inovatif. Apalagi pemanfaatan E-bookcase ini dilakukan pada pembelajaran daring yang membutuhkan ide-ide yang kreatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Aplikasi E-bookcase ini mampu menambah nilai peserta didik meskipun hanya 1 angka misalkan sebelum menggunakan E-bookcase nilai siswa 7 dan setelah menggunakan E-bookcase nilai siswa menjadi 8. Pengaruh positif yang miliki siswa disebabkan karena penggunaan e-book sebagai sumber belajar mandiri memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajarnya tanpa bergantung dari penjelasan guru [10]. Pemanfaatan aplikasi E-bookcase juga untuk menambah referensi sumber belajar peserta didik, karena disekolah tersebut masih kurang dalam persediaan buku pembelajaran cetaknya. Buku elektronik yang ada di dalam E-bookcase juga tidak sama dengan yang ada di sekolah dan terbitan dari Kemendikbud. Penggunaan aplikasi E-bookcase dalam pembelajaran dan juga sebagai referensi sumber belajar ini dirasa cukup efesien, karena dari pemanfaatan E-bookcase ini siswa jadi termotivasi untuk belajar dan ini juga mempengaruhi nilai yang didapat siswa. Hal ini mengacuh pada pendapat [11] Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila anak didik yang kurang motivasi interinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik, agar anak didik termotivasi belajar.

B. Kendala yang dialami saat pemanfaatan E-bookcase.

Meskipun demikian pemanfaatan E-bookcase ini juga memiliki kendala meskipun tidak banyak yaitu:

  1. Jaringan internet yang kurang stabil. Aplikasi E-bookcase menggukan internet untuk membukanya sehingga memerlukan jaringan internet yang cukup dan stabil meskipun aplikasi ini tidak memerlukan kuota yang besar.
  2. Masih ada siswa yang kurang memahami penggunaan E-bookcase. Ada beberapa siswa yang masih belum memahami penggunaan E-bookcase meakipun guru sudah membagikan tutorial, namun karena E-bookcase baru pertama kali dimanfaatkan di sekolah tersebut sehingga perlu adanya bimbingan dalam pengaplikasiannya.
  3. Orang tua yang kurang mendukung. Masih ada beberapa orang tua yang mengeluh karena biaya pengeluaran untuk membeli kuota internet yang sedikit bertambah. Namun ada juga orang tua yang senang karena tidak perlu membeli buku cetak lagi.

Kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah sudah meberikan kuota gratis sebanyak 2 kali untuk guru dan siswa sebesar 20 ribu rupiah dan juga ada salah satu anggota DPRD yang membagikan kuota internet gratis kepada siswa dan guru. Dari pernyataan kepala sekolah tersebut beberapa hambatan sudah ditangani.

Adapun kekurangan dan kelebihan E-bookcase adalah

  1. Mudah dibuka dan digunakan.
  2. Mudah dibawa kemana-mana.
  3. Tampilannya yang menarik dan beragam.
  4. Aplikasi gratis tanpa biaya berlangganan.
  5. Harus memiliki jaringan internet yang cukup dan stabil.
  6. Tidak bisa dicoret-coret.

Harapan kedepannya E-bookcase bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran oleh semua guru yang ada di sekolah tersebut. Tentunya dengan bantuan penyuluhan dan pendemontrasian aplikasi E-bookcase oleh guru yang sudah memanfaatkan E-bookcase sebelumnya. Kedua orang tua atau wali murid juga bisa mendukung sepenuhnya pemanfaatan E-bookcase dalam pembelajaran ini.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan hasil analisis data yang sudah di ulas sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

E-bookcase dimanfaatkan pada saat pembelajaran daring berlangsung. Pemanfaatan ini sebagai inovasi referensi sumber pembelajaran. Dalam pemanfaatannya guru membagikan link E-bookcase kepada siswa melalui grup WhatsApp kelas, yang sebelumnya guru membagikan tutorial penggunaan E-bookcase terlebih dahulu kepada peserta didik. Biasanya juga pembelajaran daring menggunakan aplikasi zoom untuk tanya jawab dan penugasan. E-bookcase ini memiliki banyak fitur sehingga menarik perhatian peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar dan memnbac buku elektronik yang ada di dalam E-bookcase. Nilai siswa juga mengalami kenaikan meskipun hanya 1 angka saja dari sebelumnya. Hambatan yang dijumpai pada saat pemanfaatan E-bookcase tidaklah banyak, hanya jaringan yang kurang stabil, ada beberapa siswa yang masih belum memahami E-bookcase, dan juga orang tua yang kurang mendukung. Namun hambatan tersebut suda diatasi dengan baik. Harapan kedepannya E-bookcase bisa dimanfaatkan oleh semua guru yang ada di sekolah tersebut dalam pembelajaran.

References

  1. Angel, P. Lewis, R. A digital ‘bookcase’ as a machanism for ongoing acces to resource for improved student experience. Volume 41. Higher education research and development society of australasia inc. 2018.
  2. Sinaga, Yuni, A. Peranan e-book sebagai sumber belajar dalam meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan (civic knoeledge) mahasiswa fkip umsu tahun akademik 2019/2020. In skripsi. 2019.
  3. Putranti, Sagita. Suparman. Analisis kebutuhan e-book untuk menstimulus berfikir kreatif. Volume 1. Universitas ahmad dahlan, yogyakarta. 2019.
  4. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. 2011.
  5. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2017.
  6. Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.. Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook. SAGE Publications, Inc. 2014
  7. Fitriasari, P. Dkk. . Pelatihan pembuatan buku elektronik (e-book) dengan aplikasi flipbook bagi guru sekolah menengah. Communityeducation enggagement journal. 2021
  8. Sanjaya, Wina. Perencanaan & Desain Sistem Pembalajaran. Kencana Prenadamedia Group. Rawamangun - Jakarta. 2008.
  9. Fauziyah, Dyah. Anistyasari, Yeni. Studi Literatur Pengaruh Implementasi Media E-book Terhadap Motivasi Belajar Respon Siswa Pada Pendidikan Tinggi. Vol.05 No.1. Jurnal IT-EDU. 2020. [8] Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. 2016.
  10. Suryani, Ela. Silfiana, Ika. Pemanfaatan E-book Sebagai Sumber Belajar Mandiri Bagi Siswa SMK/MA. Vol.2 No.3. Internasional Journal Of Community Service Learning. 2018.
  11. Izza, Aqidatul. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran E-book (Flip Book Maker) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 39 Surabaya. In Skripsi.