Abstract

This article aims to determine the application of at thoriqoh al mubasyiroh to increase maharoh al kalam for class X students ma Minhajul Muna Ponorogo. The research method used is collaborative experimental classroom action research. The research approach in this study uses a qualitative and quantitative approach. Data collection techniques used are test, observation, and documentation techniques. And as for the data analysis technique used is drawing conclusions and analysis in the form of numbers. And based on the results obtained by the researchers as follows, the application of the Al Mubasyiroh method in learning speaking skills in class 10 was successful. This can be seen from the results of the application of the method in the second cycle, namely with a class average value of 88 with a percentage of 75% of which more than 70% of students are able to achieve the KKM, the application of the Al Mubasyiroh method can be done to improve speaking skills in class 10 in MA Minhajul Muna

Pendahuluan

Dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat empat maharah yang wajib di kuasai yaitu maharah qiro’ah, maharah istima’, maharah kalam, dan maharah kitabah.Dan dari keempat maharah tersebut maharah kalam lah yang menjadi pokok yang harus dikuasai oleh siswa juga merupakan tolak ukur keberhasilan belajar bahasa asing.Berbicara merupakan sarana yang utama untuk membina saling berkomunikasi dengan mengunakan bahasa sebagai medianya. Berbicara merupakan kegiatan komunikatif yang berbentuk dialog yang dilakukan antara dua orang atau lebih, seorang berbicara kemudian yang lainnya mendengarkan demikian dilakukan secara bergantian dan bertukar peran.[1]

Ada beberapa kompetensi yang mesti di capai oleh peserta didik dalam memahami pelajaran bahasa Arab yang pertama kebahasaan merupakan peserta didik mampu menguasai secara baik serta bisa membedakanya dan pengucapan mampu mengetahui struktur bahasa, gramatikal dan mampu mengetahui makna makna kalimat serta pengunaan, yang kedua kompetensi komunikasi artinya peserta didk mampu mengunakan bahasa Arab secara otomatis serta mampu menjelaskan gagasan-gagasan dan pengalaman secara lancer, serta mampu menyerap materi dari bahasa yang telah di kuasai dengan mudah, yang ketiga kompetensi budaya maksudnya merupakan peserta didik mampu memahami apa yang terkandung dalam bahasa Arab dari segi kebudayaan mengungkapkan tentang pemikiran akan penuturnya, adat istiadat, nilai-nilai etika serta seni [2]Metode pembelajaran bahasa Asing sangat banyak jumlahnya, banyak terjadi perdebatan yang cukup panjang di kalangan para pakar di bidang ini. Sebagian dari mereka mengunggulkan satu metode dengan menyebutkan kelebihan- kelebihannya, kemudian di saat yang sama mengungkapkan kelemahan metode lainya. Thoriqoh pembelajaran bahasa Arab di antaranya adalah metode qowaid metode tarjamah, metode mubasyiroh, metode sam’iyah syafawiyyah, dan metode elektik[3]

Dalam pembelajaran bahasa Arab siswa dituntut untuk bisa memahami bahasa Arab dengan baik karena era globalisasi menuntut siswa untuk bisa dalam segala bidang terutama bahasa asing salah satunya adalah bahasa Arab. Presatsi belajar siswa sering di hadapkan dengan cara belajar siswa tersebut dalam memahami materi pelajaran, kemungkinan hal ini disebabkan karena faktor belajar peserta didik yang kurang efektif, kurangnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas, atau kurangnya tepatnya penerapan metode pembelajaran yang digunakan sehingga menyebabkan siswa kurang mampu dalam memahami materi pembelajaran.[4]

Dalam pembelajaran bahasa Arab metode dan strategi menjadi suatu hal yang sering disorot karena sukses atau tidaknya suatu pembelajaran juga tergantung pada metode yang digunakan. Dan banyak sekali metode-metode dalam pembelajaran bahasa Asing, salah satunya adalah bahasa Arab setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seorang pengajar haruslah mempelajari metode-metode tersebut serta memilih metode mana yang sesuai dengan kondisi.[5] Hal lain di sebabkan karena kurangnya motivasi dalam diri siswa, kurangnya penguasaan materi yang telah diajarkan , serta kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran seperti laborat khusus bahasa Arab untuk memperlancar dan mendukung proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang kurang menarik ini biasa dialami oleh seorang guru karena guru tersebut kurang memahami berbagai kebutuhan siswa baik dalam karakteristik maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih serta melaksanakan yang tepat dan efisien bagi siswa. Dengan melihat berbagai masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Penerapan At Thoriqoh Al Mubasyiroh Untuk Meningkatkan Maharah Al Kalam Siswa Kelas X MA Minhajul Muna.Metode mubasyiroh merupakan metode pembelajaran yang mana guru langsung menyampaikan materi menggunakan bahasa Arab sedangkan bahasa Santri tidak boleh digunakan.[6]

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas eksperimental yang bersifat kolaboratif. Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merencanakan, mengidentifikasi, mengobservasi, dan melakukan tindakan yang telah dirancang.Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas sistem spiral dengan model penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian model Kurt Lewin yang diawali dengan perencanaankemudian tindakan, observasi, dan refleksi[7]Adapun pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebab, dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dapat menggambarkan apa yang sedang berjalan dan ditujukan untuk mengetahui dampak dari kegiatan yang dilakukan.Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Ma Minhajul Muna Ponorogo yang dilaksanakan pada semester ganji tahun pelajaran 2021/2022 yang mana jumlahnya terdiri dari 11 siswa 4 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak II siklus . siklus I bertujuan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan berbicara siswa kelas X MA Minhajul Muna dengan menggunakan metode Al Mubasyiroh kemudian hasil siklus I akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus II, adapun siklus II sendiri dilakukan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan berdasarkan refleksi siklus I. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam kegiatan pokok yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) Observasi, (4)refleksi.Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dapat di kumpulkan peneliti antara lain data kualitatif dan data kuantitatif.Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yaitu sumber data sekunder dan sumber data primer,adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah tes, observasi dan dokumentasi.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dimulai sejak tanggal 8 Desember 2021-17 desember 2021 dimulai dengan penelitian pendahuluan(pra penelitian) pra siklus di kelas X MA Minhajul Muna Ponorogo pada penelitian ini melakukan kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan bahasa Arab dan beberapa peserta didik kelas X MA Minhajul Muna serta melakukan observasi pada proses pembelajaran pendidikan bahasa Arab di dalam kelas.MA Minhajul Muna Ponorogo sudah menetapkan untuk nilai KKM pada pelajaran pendidikan bahasa Arab tahun pelajaran 2021/2022 adalah 80. Kegiatan belajar mengajar di MA Minhajul muna setiap harinya dimulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00 Wib, pembelajaran bahasa Arab satu pekan selama 2 kali pertemuan masing-masing pertemua durasinya 45 menit. Dalam penelitian tindakan kelas ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti di siklus I dan II meliputi perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi.

1. Pra tes

Total nilai siswa pada pra tes sebelum penerapan at thoriqoh al mubasyiroh adalah 683,dengan nilai rata-rata siswa 57, jumlah siswa tuntas 3 dari 12 siswa dengan presentase 25 % total siswa tuntas, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 75 %, nilai tertinggi yang diperoleh siswa 88 sedangkan nilai terendah adalah 40

Presentase ketuntasan belajar pada prates 3 siswa dari 12 siswa sudah tuntas, dan tinggkat ketuntasanya sangat kurang karena presentase nya hanya 25% berada di posisi 0-45% sangat kurang.

2. Siklus 1

a. perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan setiap pertemuan durasi nya 45 menit . sebelumnya peneliti yang bertindak sebagai guru dengan guru pendidikan bahasa Arab yang bertindak sebagai kolabolator sudah terlebih dahulu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sebelumnya, menyiapkan lembar observasi untuk setiap pertemuan dan membuat evaluasi untuk peserta didik berupa teks

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru atau penerapan isi rancangan, yaitu melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan[8]

Hasil perolehan nilai post tes siswa di siklus I total nilai keseluruhan pada pos tes siklus I adalah 860, nilai rata-rata 72 jumlah siswa tuntas sebanyak 6 siswa dari 12 siswa presentase siswa tuntas adalah 50% sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas juga 6 siswa dengan presentase 50%. Nilai terendah post tes siklus I 60 sedangkan nilai tertinggi nya adalah 90 . berdasarkan hasil post tes diatas pada siklus I peneliti merasa bahwa penelitian ini harus dilanjutkan ke Siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Presentase hasil post tes siswa pada siklus I jumlah siswa tuntas 6 siswa dari 12 siswa presentase ketuntasan siswa masih kurang karena 50 % berada diposisi 46-74%

c. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian.[9]Pada tahap ini yang akan menjadi pengamat adalah guru mata pelajaran pendidikan bahasa Arab dengan mengisi lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti.

d. Refleksi

Refleksi ialah proses evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengansuatu PTK yang dilakukan.[10]KarenaPada tahap refleksi ini peneliti melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I agar dapat diperbaiki pada proses pembelajaran di siklus II adapun kekurangan-kekuranganya sebagai berikut :

  1. Peneliti harus melihat sekeliling kelas ketika proses pembelajaran
  2. Peneliti harus lebih jelas dalam memberi intruksi kepada peserta didik
  3. Peneliti harus sering memuji dan memotivasi siswa supaya tidak takut untuk berbicara dalam bahasa Arab
  4. Peneliti harus lebih optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak peduli dan sibuk sendiri dengan aktivitasnya saat proses pembelajaran berlangsung
  5. Nilai rata-rata pembelajaran bahasa Arab pada siklus I masih dibawah KKM yaitu 72 .
  6. Sebagaian Pesesrta didik merasa susah menjawab pertanyaan dikarenakan belum memahami materi dengan baik

3. Siklus II

a. Perencaan

Perencaan pada siklus II ini berdasarkan hasil refleksi pada siklus I untuk memperbaiki kekurangan yang ada diskilus I.

b. Pelaksanaan

Hasil nilai peserta didik pada postes siklus II total nilai post tes pada siklus II adalah 1056 dengan nilai rata-rata 88 jumlah siswa tuntas sebanyak 9 siswa dari 12 siswa dengan presentase 75 % siswa tidak tuntas sebanyak 3 siswa dengan presentase 25%. Nilai tertinggi pos tes adalah 100 dan nilai terendah adalah 70

Hasil presentase siswa pada siklus II jumlah siswa tuntas adalah 9 siswa dari 12 siswa, kategori tuntas siswa baik karena berada diposisi 65-78%

c. Observasi

Pada tahap ini yang akan menjadi pengamat adalah guru mata pelajaran pendidikan bahasa Arab dengan mengisi lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti

d. Refleksi

Hasil refleksi pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Arab

  1. Peneliti sudah melihat sekeliling kelas ketia proses pembelajaran
  2. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap maharoh kalam
  3. Siswa sudah mulai terbiasa menjawab pertanyaan dengan bahasa Arab hal ini dapat dilihat dari hasil siswa selama prates, pos tes siklus I dan II mengalami peningkatan
  4. Siswa lebih berani untuk berbicara mengunakan bahasa Arab
  5. Meningkatnya nilai siswa dengan nilai rata-rata 88 dengan presentase 80-89% masuk kategori baik sekali

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan At Thoriqoh Al Mubasyiroh Untuk Meningkatkan Maharah Al Kalam Siswa Kelas X MA Minhajul Muna dapat meningkatkan ketrampilan maharah Al Kalam siswa kelas X MA Minhajul Muna Ponorogo dengan nilai rata-rata pada pra tes 57 siklus I 72 dan siklus II 88.

References

  1. Nisa’Izzatun .(2015) .Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Melalui Metode Elektrik Permainan Tebak Tepat Pasanganmu. Semarang
  2. Hendri,Muspika.(2017) Pembelajaran Ketrampilan Berbicara Bahasa Arab Melalui Arab Melalui Pendekatan Komunikatif. Riau
  3. Nurbayan,Yayan .(2008). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Zein Al Bayan
  4. Wabaroh,Suci .(2018).Penerapan Metode Mubasyiroh Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Pada Siswa Kelas Viii Di Mts Cokroaminoto Wanadadi Kabupaten Banjarnegara. Purwokerto
  5. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4085/2/COVER_BAB%20I%20_%20BAB%20V%20_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf diakses pada tanggal 17 Januari 2022 pukul 14.20
  6. عبد الرحمن ابن ابراهيم إضاءت لمعلمي اللغة العربية لغير الناطقين بها العربية للجمع
  7. Ristiani .(2014).Penerapan At Thoriqoh Al Mubasyiroh Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Panti Asuhan Muhammadiyah Berbasis Pesantren Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Purwokerto
  8. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1678/ diakses pada tanggal 11 Febuari 2020 pukul 07.15
  9. Mu’alimin & Rahamat Arofah Hari Cahyadi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Depok: Ganding Pustaka
  10. Sanjaya, Wina . (2010).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana
  11. Musfiqon. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
  12. Slameto.(2015).Implementasi Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Scolaria Vol.5 no.3