Abstract

The researchers conducted it at SDN BanjarBendo, there were still errors in the use of punctuation and pronunciation in reading, especially in class III SDN BanjarBendo. Pronunciation and punctuation skills are very important in reading in order to know the meaning of the reading. The formulation in this study is how the pronunciation and punctuation skills of BanjarBendo Elementary School students during a pandemic. The purpose of this study was to analyze the pronunciation and punctuation skills of 3rd graders at SDN BanjarBendo. This study uses a case study qualitative research method with three research subjects. The instrument in this study consisted of observation, interviews and documentation in the form of photos and videos, while testing the validity of the data using triangulation techniques. The data analysis technique uses data reduction data presentation and withdrawal. conclusions based on the results of the study it can be found that 1 student subject is complete or able to use punctuation well, while 2 other student subjects have not used punctuation well.

Pendahuluan

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena digunakan untuk berbicara (Mardiati & Suyanto, 2018)[1] Bahasa dan bahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan bahasa adalah proses penyampaian informasi. Peran bahasa sangat besar dalam proses berpikir seseorang. Pada hakikatnya manusia tidak dapat berpikir tanpa bahasa, karena bahasa merupakan alat berpikir yang utama. Manusia dalam berbahasa akan mengeluarkan atau menghasilkan suara yang ditangkap oleh telinga kemudian diproses melalui otak sehingga manusia dapat memahami apa yang dikatakan. Bahasa mempunyai peran penting juga di dalam dunia Pendidikan, karena dalam penyebaran informasi serta berkomunikasi dengan sesama manusia membutuhkan Bahasa. Sehingga untuk mempelajari Bahasa adalah suatu keharusan. manfaat dari mempelajari Bahasa untuk membaca dengan benar, namun juga harus mengamati pelafalan dan tanda baca. Jika dalam melafalkan terjadi kesalahan maka berubah pula makna yang terkandung dalam bacaan tersebut.

Pelafalan berasal dari kata lafal yang memiliki arti kata atau kata yang diucapkan dengan baik. Bahasa pelafalan hadir sebagai unit terkecil dari pengenalan bahasa, karena merupakan dasar bahasa yang harus dikuasai oleh setiap manusia. Tanda baca merupakan sesuatu yang dapat membantu seseorang dalam memahami isi bacaan (Fitri & Wahyuni, 2018)[2]. Tanda baca bisa memumadahkan pembaca dalam memahami arti menulis dengan baik, untuk dapat menguasai keterampilan membaca siswa harus memahami seluruh aspek pelafalan dan tanda baca dengan baik. Tanda baca adalahn tanda yang digunakan dalam sistem ejaan (seperti titik,koma, titik dua, dan sebagainya).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa kenyataan dilapangan banyak dijumpai siswa SD baik yang duduk di kelas rendah ataupun kelas tinggi lancar dalam membaca dan ada juga yang belum lancar dalam membaca dengan baik. Sedangkan dalam membaca, siswa kelas III hendaknya sudah mampu membaca dengan lancar dan menerapkan cara membaca termasuk di dalamnya pelafalan dan tanda baca sebagai intonasi dalam tulisan dengan bertujuan mudah dalam memahami pesan yang ada dalam bacaan.

Pada masa pandemi covid-19 yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan umum, pandemi ini mengakibatkan dampak yang luar biasa disemua kehidupan termasuk perekonomian, Pendidikan dan kehidupan masyarakat[3]. Adanya pandemi pemerintah membuat keputusan dalam membatasi kegiatan masyarakat yang pada saat itu dikenal dengan istilah social and physical distancing, PSBB dan adalah PPKM. Kemudian muncul nama lain seperti WFH (Work From Home), PPJ (pembelajaran jarak jauh) yang sekrang dikenal sebagai pembelajaran daring[4].

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti diatas dan latar belakang siswa dalam membaca belum menerapkan pelafalan dan tanda baca yang benar. Khususnya bacaan yang mengandung tanda baca karena membaca membutuhkan pemahaman dan penerapan tandabaca dan pelafalan itu sangat berpengaruh dalam menetapkan intonasi dalam bacaan agar bisa mengerti isi yang kesimpulan meskipun tidak menatap pernyataan dari orang yang menyampaikan pesan tersebut. penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul “Studi Kasus Kemampuan pelafalan dan membaca tanda baca pada siswa SDN BanjarBendo pada saat pandemi”. Wujud manfaat dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan kemampuan pelafalan dan membaca tanda baca pada siswa SDN BanjarBendo pada saat pandemic

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini Jenis yang digunakan adalah penelitian kualitatif jenis Studi Kasus dengan tujuan eksploratif. Penelitian kualitatif dengan tujuan eksploratif adalah memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan focus secara khusus[5]. Dalam studi eksploratif data digali secara luas dan mendalam.

B. Subjek dan setting penelitian

Subjek adalah keseluruhan dari sumber informasi yang memberikan data sesuai dengan masalah yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini 3 siswa di kelas III SDN BanjarBendo.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data sangat penting, karena peneliti perlu tangkas dalam menyatukan data agar memperoleh data yang valid[6]Sesuai dengan karakter dan instrument penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan ini adalah :

  1. Wawancara
  2. observasi
  3. dokumentasi.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah penelitian kualitatif studi kasus. Data yang ada merupakan data yang diambil dari awal hingga akhir penelitian. Proses analisis dilakukan secara interaktif dengan dilakukan secara terus menerus, hingga tuntas dan data di peroleh sudah jenuh. langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Pengumpulan data
  2. Reduksi data
  3. Penyajian data
  4. Penarikan kesimpulan

E. Pengecakan Keabsahan Data

Pengecakan keabsahan data mengunakan trigulasi. Triangulasi dapat diartikan Teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai data dan sumber yang telah ada (Sugiono,2015).[7] Penelitian ini menggunakan Trigulasi teknik dimana peneliti menggunakan 3 subjek siswa. Dalam penelitian ini menggunakan trigulasi teknik dengan cara mengecek data kepada sumber yang berbeda dengan teknik yang berbeda.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Penyajian data merupakan data yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini terlaksana di sekolah SDN BanjarBendo dengan daring/online. Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa dan guru walikelas 3.anggapan wawancara, obeservasi dan dokumentasi akan trengginas dalam lembar lampiran, namun pada lembar sub bab deskripsi penemuan ini peneliti akan menguraikan ringkasan anggapan wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru walikelas mengenai kemampuan pelafalan dan tanda baca pada siswa SDN BanjarBendo pada saat pandemi. Diperoleh data bahwa indikator dari ketepatan pelafalan dan tanda baca walikelas menyatakan bahwa guru sudah menyampaikan materi dan tugas mengenai tanda baca melalui grup (WA) whatsapp berupa materi video yang dibuat guru dan link materi. Pada indikator Ketepetan Lafal Ketepatan menurut informasi guru walikelas dalam mengenal huruf sudah sesuai dengan huruf abjad pada saat mereka baca. Pada indikator Kelancaran membaca guru mengetahui bahwa ada siswa yang membaca kurang lancar dalam membaca dan ada juga yang sudah lancar. Guru juga mempunyai program membaca setiap seminggu 2 kali membaca di perpustakaan dan selama pandemic ini melakukan literasi mandiri setiap 15 menit sebelum melakukan pembelajaran.

2. Observasi

Hasil pengamatan pada penelitian 3 subjek berdasarkan indikator tentang kemampuan pelafalan dan tanda baca menunjukkan bahwa : pada indikator pertama “ketepatan tanda baca” untuk subjek 1 mengetahui macam-macam tanda baca namun belum mampu dalam penggunaan pelfalan tanda baca, subjek ke 2 munujukkan bahwa mengetahui macam-macam tanda baca dan dalam membaca mampu menguasai penggunaan tanda baca dan subjek ke 3 belum mengetahui dan menguasai pelafalan tanda baca macam-macam tanda baca.

Pada indikator kedua “ketepatan dalam lafal”, aspek yang di observasikan ketepatan dalam melafalkan bacaan sesuai huruf asli atau abjad menunjukkan bahwa Subjek 1, 2 dan 3 mampu melakukan membaca dengan lafal yang tepat.

pada indikator ketiga “intonasi dalam membaca” Hasil obeservasi menyatakan bahwa Subjek 1 melakukan intonasi dalam membaca kurang sesuai dengan nada yang terdapat dalam bacaan karena Subjek 1 menghiraukan tanda baca yang ada. Subjek 2 mampu menggunakan intonasi dengan tepat. Subjek 3 melakukan intonasi dalam membaca kurang sesuai dengan nada yang terdapat dalam bacaan karena Subjek 3 menghiraukan tanda baca yang ada.

Pada indikator terakhir “kelancaran dalam membaca”. Hasil observasi menyatakan bahwa Subjek 1 dalam membaca mampu melakukan membaca dengan lancar tanpa dengan mengeja, namun terkadang S1 masih melakukan pengulangan kata pada kalimat penghilang kata dalam membaca bacaan. Subjek 2 menyatakan bahwa Subjek 2 dalam membaca mampu melakukan membaca dengan lancar. Subjek 3 dalam membaca masih dalam tahap membaca mengeja perkata, bahkan terkadang dalam membaca perhuruf “sati” S-i-t-i yang pada akhirnya belum bisa merangkai huruf, perlu bantuan orang tua atau guru, membaca belum bisa menjadi kata.

3. Dokumentasi

Pada saat penelitian berlangsung melalui pembelajaran daring guru memberikan materi melalui whatsapp, link youtobe. Setelah itu guru mengarahkan untuk mengerjakan soal pada buku lKS tematik. Ketika siswa sudah selesai mengerjakan soal di buku tematik, siswa dapat mengirim dokumentasi hasil kerjanya melalui whatsapp grup.

B. Pembahasan

Keberhasilan belajar siswa dalam membaca sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan pelafalan dan tanda baca. Siswa yang tidak mampu dalam penguasaan pelafalan dan tanda baca dalam membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam memahami makna isi yang terdapat bacaantersebut dan mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Tanda baca merupakan simbol yang digunakan untuk bentuk bunyi kata (Mirhan, 2014). Tanda baca merupakan simbol yang bukan bermasalah dengan lambang atau kata dan frasa bahasa, tetapi berfungsi untuk mengungkapkan unsur-unsur dan organisasi sebuah tulisan, serta intonasi yang dapat dipandu selama membaca. Penggunaan tanda baca pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengenali jenis dan fungsi tanda baca sederhana yaitu pantas dengan pedoman pemakaian tanda baca dalam petunjuk umum perbaikan simbol bahasa indonesia, maka pesan disampaikan akanmudah dipahami sesuai dengan situasi komunikasi yang terjadi.

Kemampuan yang dimiliki setiap orang berbeda. Kemampuan menurut sriyanto merupakan kemampuan untuk melaksanakan satu hal. Sedangkan menurut Robins dalam sriyanto mengemukakan maka keahlian terdiri dari keahlian secara kecerdasan dan kejiwaan, dan keahlian menurut jasmani berbentuk daya tahan, kepribadian, serta kekuatan jiwa (laila sa’bani, 2017) [8]. Bentuk pendapat tersebut dapat diucapkan bahwa keahlian adalah suatu keahlian atau keteramplan dalam melaksanakan sesuatu baik secara kejwaan maupun kecerdasaan. Kemampuan membaca adalah kemampuan dan keterampilan mengartikan lambang untuk menemukan penjelasan diperlukan terdapat pada catatan. Untuk dapat membaca, siswa harus dapat mehami penggunaan tanda baca dan pelafalan huruf yang tepat.

Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan pelafalan dan tanda baca juga sudah banyak di lakukan. Penelitian Mirhan[9]. Dengan judul kemampuan tanda baca dengan pelajaran membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa kemampuan tanda baca yang dikuasai siswa kelas III SDN 05 Poontianak Kota baik dengan rata-rata 78. Sedangkan hasil keterampilan membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelas III SDN 05 Kota Pontianak tergolong baik dengan rata-rata76. anggapan perhitungan statistik antara variabel X dan variabel Y adalah positif dengan > 0,31. Kemudian > dibandingkan dengan rtabel product moment pada taraf signifikan 5% dengan db = 45 didapatkan bahwa > yaitu 0.31 > 0.294 pada tingkat hubungan yang rendah

Penelitian dari Nenes Mardiati[10] dengan judul “Kemampuan pelafalan bunyi kosakata dasar Bahasa Indonesia oleh lutsiana anak tunagrahita ringan d slb negeri patrang kabupaten jember”. Hasil dari penelitian Hasilnya menunjukkan bahwa pelafalan Sisi dalam melafalkan bunyi vokal dan diftong dapat dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Jawa, karena orang tua Sisi merupakan orang Jawa. Pada pelafalan bunyi konsonan, Sisi mengalami ketidakmampuan dalam pelafalannya. Ketidakmampuan Sisi dalam melafalkan bunyi konsonan dipengaruhi oleh faktor kesehatan. Sisi mengalami kerusakan otak bahasa yang mengakibatkan gangguan proses komunikasi, ditambah dengan kondisi alat wicara Sisi yaitu lidahnya yang sedikit lebih besar dan tebal sehingga berdampak pada produksi bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkannya dan mengakibatkan terjadinya gangguan fonetik.

Penelitian Nurmawati [11] dengan judul “Peningkatan KemampuanMenggunakan Tanda Baca Titik, Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat dengan Menggunakan Metode Latihan Siswa Kelas IV SDN Atananga Kec. Bumi Raya Kab. Morowali Hasil penelitian terhadap anggapan observasi pertama siswa di SDN Atananga kelas IV terdapat banyak yang belum dapat menulis kata dengan memakai tanda baca dengan benar sehingga membutuhkan peningkatan. tes pertama pratindakan berakhir klasikal 41,66% dan berakhir klasikal 55,83%, siklus I berakhir klasikal 58% dan berakhir klasikal 60,83%, pada tindakan siklus II berakhir klasikal 91,66% dan berakhir klasikal 80%. artinya pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator berhasil dengan nilai ketuntasan klasikal minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan berakhir belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan belajara dengan mennggunakan cara latihan dapat meningkatkan keahlian dalam menerapkan tanda baca, koma, pada keempat siswa kelas X dalam belajar bahasa Indonesia di SDN Atanga.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data membuktikan bahwa kemampuan pelafalan dan tanda baca pada siswa SDN Banjar Bendo dapat disimpulkan yaitu: bahwa Kemampuan pelafalan dan tanda baca pada siswa kelas III menunjukkan bahwa 1 subjek siswa tuntas atau bisa menerapkan tanda baca, sedangkan 2 subjek siswa lainnya belum mampu menerapkan tanda baca. Solusi jika ada masalah atau kendala dalam setiap pembelajaran guru pada saat pandemi guru meminta Kerja sama antara guru dan orang tua meruapakan faktor utama dalam rangka pengoptimalan kemampuan membaca siswa kearah yang lebih baik. ksadaran orang tua akan senantiasa memberikan kepedulian ekstra kepada siswa agar mencapai titik yang telah ditargetkan Bersama.

References

  1. Fitri, I. R., & Wahyuni, R. K. (2018). ANALISIS PENGGUNAAN TANDA BACA PADA TEKS NARASI SISWA KELAS VII SMPN 2 KAPUR IX. 10(03), 274–279.
  2. Mardiati, N., & Suyanto, B. (2018). INDONESIA OLEH LUTSIANA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN Corresponding Author : asrumi.sastra@unej.ac.id berbahasa . Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang berbeda . Bahasa adalah alat disebut otak . Otak merupakan pusat sistem syaraf dan berfungsi untuk mengendalikan memungkinkan seorang anak memperoleh bahasa ibunya . Menurut Chaer ( 2003 : 148 ). 19, 130–146.
  3. S. H. D. Hatmo, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Efektivitas Pmbelajaran Jarak Jauh Secara Daring.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 11. 2020.
  4. S. Rohana, “ PEMBELAJARAN JARAK JAUH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA: Tantangan dan Pemecahan selama Masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Aliyah Kholifiyah Hasaniyah Gading Probolinggo”, TRILOGI : Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora, 2018.
  5. N. S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
  6. Suharsimi, Arikunto “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” 129, 2017.
  7. Sugiyono, “Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, 2017.
  8. laila sa’bani, “Studi Eksplorasi kemampuan membaca siswa kelas III sekolah dasar Negeri 1 Granting”. 2017.
  9. Mirhan, “MEMBACA NYARING PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”, 2014.
  10. Nenes Mardiati, “KEMAMPUAN PELAFALAN BUNYI KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA OLEH LUTSIANA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PATRANG KABUPATEN JEMBER”. Jurnal Vol 19 Nomer 2, 2019.