Information Technology Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v19i.660

Implementation of Core Competencies (Spiritual) in Online Learning in Elementary Schools


Implementasi Kompetensi Inti (Spiritual) dalam Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Core Competencies (Spiritual) Implementation Online Learning

Abstract

The purpose of this research is to describe the implementation of core competencies (spiritual) in online learning during the Covid-19 pandemic in class IV SDN Cemengkalang and to describe indicators of spiritual competence that have been implemented online during the Covid-19 pandemic in class IV SDN Cemengkalang. Data analysis was carried out with data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results showed that the implementation of spiritual competence in online learning during the Covid-19 pandemic in grade IV SDN Cemengkalang was known from several activities, including: a) Grade IV students at SDN Cemengkalang did not forget to continue to worship in a timely manner even when they were working on assignments. given by the teacher; b) Before and after the lesson, the fourth grade students of SDN Cemengkalang always pray for the smooth running of teaching and learning activities and so that the knowledge gained is beneficial for students; c) Fourth grade students at SDN Cemengkalang always answer the greetings spoken by the teacher before and after lessons; d) Grade IV students of SDN Cemengkalang are always grateful for having been given physical and spiritual health so that they are able to follow the delivery of subject matter via zoom and do assignments in the classroom application. The results also show that the indicators of spiritual competence that have been implemented online during the Covid-19 pandemic in grade IV SDN Cemengkalang are indicators of accepting and carrying out their religious teachings through praying before and after doing something, performing worship on time, greeting the teacher. and always grateful for the blessings and gifts of God Almighty for having been given health so that they can take part in learning activities even though they are online and can do their jobs well.

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, dimana pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka secara langsung disekolah harus dilakukan dirumah oleh siswa [1]. Mengatakan guru yang terbiasa mengajar dengan tatap muka harus dilakukan secara daring dengan menggunakan teknologi. Sementara hasil penelitian yang dilakukan [2]. Permasalahan guru sekolah dasar salami ini yaitu rendahnya penguasaan teknologi sebagai pembelajaran. Sedangkan, penelitian [3]. Menemukan bahwa permasalahan pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 disekolah dasar salah satunya rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan dan penggunaan teknologi pembelajaran [1]. Mengatakan kelemahan pembelajaran daring yaitu dimana pemisahan antara siswa dan guru menghambat pengembangan nilai, sikap dan konsep moral dalam pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan tantangan tersendiri bagi guru dalam mengembangkan dimensi sikap spiritual (keagamaan) dan sikap sosial. Guru merupakan gerda terdepan dalam menerapkan kompetensi inti (spiritual) dalam kegiatan pembelajaran pada siswa [4].

Sekolah sebagai pengembangan kurikulum 2013 memiliki tujuan tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual saja, namun juga mengembangakan sikap spiritual dan sikap sosial siswa, demi mewujudkan pendidikan yang berkarakter. Kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada tahun ajaran 2013/2014 adalah kurikulum 2013. Salah satu sekolah dasar yang menerapkan pembelajaran daring akibat pandemi Covid-19 yaitu SDN Cemengkalang Kabupaten Sidoarjo. SDN Cemengkalang merupakan salah satu sekolah dasar yang mengembangkan kompetensi inti spiritual (sikap spiritual) kepada siswa. Hasil studi awal peneliti di SDN Cemengkalang, hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV di SDN Cemengkalang bahwa SDN Cemengkalang menerapkan kompetensi inti (sikap spiritual) kepada siswa, sebagai bekal generasi muda yang berakhlak mulia. Hal tersebut menunjukkan SDN Cemengkalang merupakan sekolah yang memiliki komitmen dalam mengembangkan kompetensi inti (spiritual) bagi siswa. Namun terdapat indikasi masalah saat pembelajaran daring, yaitu sebagian guru belum nampak adanya pengembangan sikap spiritual dalam pelajaran saat daring, guru masih kurang dalam memotivasi murid untuk implementasi sikap spiritual dalam pelajaran sistem daring [5]. Mengatakan masih rendahnya penanaman sikap pada pendidikan. Pada kurikulum 2013 penanaman kompetensi spiritual (sikap keagamaan) salah satu aspek yang harus ditanamkan pada siswa.

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, berkenaan dengan adanya wabah pandemi Covid19 mengubah pembelajaran yang berlangsung secara tatap muka di sekolah menjadi pembelajaran yang dilakukan di rumah atau secara online (jarak jauh). Sedangkan, kompetensi spiritual (sikap keagamaan) merupakan salah satu aspek yang harus diajarkan di sekolah. Ini tertarik untuk menaikkan penelitian dengan judul “Penerapan Kompetensi Inti (sikap spiritual) Pada Pmbelajaran Daring Masa Pendemi Covid-19 di SDN Cemengkalang”. Tujuan pada penelitian ini sebagai berikut; 1. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi inti (spiritual) dalam pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang. 2. Mendekripsikan indikator kompetensi inti (spiritual) yang telah diimplementasikan selama pembelajaran daring dalam masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang. [6]mengungkapkan permasalahan demoralisasi disebabkan karena pendidikan moral dan budi pekerti hanya sebatas teks, sehingga diperlukan pendidikan yang menanamkan akhlak pada siswa.

Metode Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dan objek penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. [7] menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan suatu bentuk atau prosedur penelitian dengan menggunakan atau menghasilkan data- data deskriptif seperti berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari prilaku seseorang yang dapat teramati. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan keterampilan dasar (mental attitude) dalam pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 di Kelas IV SDN Cemengkalang. Secara khusus penelitian ini akan menjelaskan bagaimana merencanakan, melaksanakan dan kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi inti (sikap spiritual) pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalan Penelitian dilakukan secara spontan tanpa modifikasi parameter pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas IV SDN Cemengkalang yang berlokasi di kelurahan Cemengkalang kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Cemengkalang Kabupaten Sidoarjo.

Dalam penelitian ini, beberapa teknik pengumpulan data dan alat penelitian yang digunakan antaralain: observasi atau observasi, wawancara, dokumentasi..

Dalam peneliti ini menggunakan trianggulasi sumber untuk mengcek kebahasaan data perencanaan pembelajaran, penerapan pembelajaran dan hambatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dalam penerapa kompetensi inti (spiritual) pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-1 di kelas IV SDN Cemengkalang. Trianggulasi sumber yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk membandingkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif storytelling. Teknik ini menggunakan model Milesdan Huberman yang meliputi langkah-langkah reduksi data (reduksi data), penyajian data (visualisasi data) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (penarikan kesimpulan atau verifikasi).

Miles dan Huberman mengemukakan aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification [8].

Supplementary Files

Gambar 1. Model Analisis Kualitatif Miles dan Huberman (Sugiyono,2016:337)

Reduksi Data (Data Reduction) : renduksi dilakukan melalui proses dari observasi dan wawancara saat melakukan penelitian dan memilih data yang penting dan membuang data yang tidak diperlukan. Penyajian Data (Data Display) : Data yang disajikan berupa catat wawancara dari guru dan dokumentasi berupa foto dll. menarik Kesimpulan atau Verifikasi (conclusion Drawing or Verification) : menarik kesimpulan dilakukan dengan mencocokan analisis hasil observasi, wawancara, angket dan dokumentasi sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai penerapan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa pada penerapan kompetensi inti (sikap spiritual) pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang.

Hasil dan Pembahasan

A. Penyajian Hasil Penelitian

Hasil wawancara dengan informan penelitian menunjukkan bahwa semua mata pelajaran pada kelas IV SDN Cemengkalang menggunakan kompetensi inti (spiritual).

“...Semua mata pelajaran pakai kompetensi inti (spiritual)...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Kutipan wawancara di atas, menunjukkan bahwa kompetensi inti (spiritual) diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk pada kelas IV SDN Cemengkalang. Penerapan kompetensi inti (spiritual) diketahui dari beberapa sikap, di antaranya sikap taat beribadah.

“...Kalau untuk taat beribadah, saya yakin para siswa di sini pasti berubadah dengan diawasi oleh pendamping dalam hal ini bisa orang tua atau saudara yang menjaga anak saat melakukan pembelajaran secara daring. Jadi misalnya saat mengerjakan tugas dan terdengar suara adzan, pasti siswa yang bersangkutan akan berhenti terlebih dahulu dan pihaknya akan sholat dengan diawasi atau didampingi pihak pendamping. Kemudian setelah selesai sholat, siswa akan kembali mengerjakan tugas...”

(Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Informan lain menambahkan:

“...Iya kalau waktunya sholat pasti sholat dan pas lagi ngerjain tugas itu berhenti dulu dan sholat sebentar...” (Hasil Wawancara dengan siswa A salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Jadi kalau udah waktunya sholat ya kita semua sholat dan ditemenin sama ibu di rumah, habis itu ngerjain tugas lagi...”

(Hasil Wawancara dengan siswa B salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Saya selalu beribadah tepat waktu...”

(Hasil Wawancara dengan siswa C salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

Beberapa kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa meskipun melakukan pembelajaran secara daring, siswa kelas IV SDN Cemengkalang tidak lupa untuk tetap melakukan ibadah secara tepat waktu meskipun saat pihaknya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa didampingi oleh pendamping baik itu orang tua atau saudara saat melakukan ibadah. Terkait dengan penerapan kompetensi inti (spiritual) pada siswa kelas IV SDN Cemengkalang dilakukan dengan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran.

“...Dalam menyampaikan KI, kalau sebelum belajar harus berdoa terlebih dahulu. Tapi dalam poin gitu, jadi saya sebutin. Beda sama zoom, kalau zoom kita berdoa bersama. Bedanya itu, tapi yang lebih sering ke point- pointnya tadi itu. Kan hanya satu minggu sekali...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Informan lain menambahkan:

“...Iya kita pasti berdoa dulu saat mau pelajaran, jadi pas udah buka zoom dan diabsen oleh bu guru kita berdoa bersama...”

(Hasil Wawancara dengan siswa A salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Iya kita pasti berdoa saat akan dimulai dan saat pelajaran mau selesai...”

(Hasil Wawancara dengan siswa B salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Siswa di sini selalu berdoa saat mau pelajaran...”

(Hasil Wawancara dengan siswa C salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

Beberapa kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah pelajaran, siswa selalu berdoa demi kelancaran kegiatan belajar mengajar dan agar ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi siswa. Kegiatan berdoa dilakukan secara bersama antara guru dan siswa kelas IV SDN Cemengkalang di aplikasi zoom.

“...Selama pembelajaran daring untuk KI spiritualnya memang belum ada penerapan khusus jadi ya seperti yang saya katakan tadi...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Selain berdo’a saat sebelum dan sesudah pelajaran, siswa juga selalu menjawab salam yang diucapkan oleh guru saat sebelum dan sesudah pelajaran.

“...Kalau itu tentu, siswa selalu menjawab salam yang saya ucapkan...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Informan lain menambahkan:

“...Iya saya selalu menjawab salam dari bu guru...”

(Hasil Wawancara dengan siswa A salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Pasti karena semua teman juga menjawab salam dari ibu guru...”

(Hasil Wawancara dengan siswa B salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Apabila bu guru mengucapkan salam, saya pasti menjawab salam...”

(Hasil Wawancara dengan siswa C salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

Beberapa kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu menjawab salam yang diucap oleh guru pada ssaat pembelajaran daring. Penerapan kompetensi inti (sikap spiritual) pada pembelajaran daring siswa kelas IV SDN Cemengkalang dilakukan dengan bersyukur karena diberikan kesehatan sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan maksimal.

“...Tidak lupa kita juga mengajak siswa untuk bersyukur atas rejeki yang diterima berupa kesehatan sehingga semua siswa dapat bergabung pada zoom dan mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Informan lain menambahkan:

“...Iya hampir setiap hari kita diajak untuk selalu bersyukur sama ibu guru...”

(Hasil Wawancara dengan siswa A salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Ya bersyukur karena diberikan kesehatan dan dapat bertemu lagi meskipun hanya melalui zoom...” (Hasil Wawancara dengan siswa B salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

“...Bersyukur karena diberikan kesehatan...”

(Hasil Wawancara dengan siswa C salah satu siswa kelas IV SDN Cemengkalang)

Beberapa kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa bentuk penerapan kompetensi inti(sikap spiritual) siswa kelas IV SDN Cemengkalang pada pembelajaran daring selain dengan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran adalah dengan selalu bersyukur karena telah diberikan kesehatan sehingga dapat mengikuti pelajaran. Pada praktiknya, semua siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu menerapkan kompetensi inti (sikap spiritual) pada saat dilakukan pembelajaran daring.

“...Iya semua siswa di sini mau menerapkan jadi kalau diajak berdoa mereka ya berdoa...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Cemengkalang dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.

“...Kalau pembelajaran kita pasti sesuai dengan tujuannya, tapi hasilnya itu tidak selalu sesuai dengan tujuan. Mungkin itu memang ada beberapa hambatan dari siswa, dari keterbatasan keadaan juga, jadi hambatannya di itu....”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Namun, pada saat melakukan pembelajaran secara luring, media yang digunakan untuk menyampaikan materi hanya memanfaatkan video. Sedangkan saat pembelajaran daring dianggap telah sesuai media yang digunakan dengan kompetensi spiritual.

“...Kalau dalam luring atau yang bukan dengan zoom ya, itu tidak sesuai karena medianya yang disampaikan hanya media video materinya. Kalau via daring zoom itu udah sesuai media yang kita gunakan dengan KI spiritualnya...”

(Hasil Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

Pada praktiknya, teknologi yang digunakan dalam pembelajaran daring adalah dengan memanfaatkan aplikasi classroom untuk memberikan tugas-tugas dan materi kepada siswa.

“...Sesuai, teknologinya kita pakai hp yang ada aplikasinya classroom dan anak-anak ada dari wali muridnya jadi tersampaikan...”

(Wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Cemengkalang pada 20 Oktober 2021)

B. Pembahasan

1. Implementasi Kompetensi inti (Spiritual) dalam Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di Kelas IV SDN Cemengkalang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kompetensi inti (spiritual) dalam pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang diketahui dari adanya beberapa kegiatan. Pertama, meskipun melakukan pembelajaran secara daring, siswa kelas IV SDN Cemengkalang tidak lupa untuk tetap melakukan ibadah secara tepat waktu meskipun saat pihaknya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa didampingi oleh pendamping baik itu orang tua atau saudara saat melakukan ibadah. Kedua, sebelum dan sesudah pelajaran, siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu berdoa demi kelancaran kegiatan belajar mengajar dan agar ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi siswa. Kegiatan berdoa dilakukan secara bersama antara guru dan siswa kelas IV SDN Cemengkalang di aplikasi zoom. Ketiga, siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu menjawab salam yang diucapkan oleh guru saat sebelum dan sesudah pelajaran. Keempat, saat pembelajaran daring siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu bersyukur karena telah diberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga mampu mengikuti penyampaian materi pelajaran melalui zoom dan mengerjakan tugas di aplikasi classrooom. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu. Pertama, penelitian [9] yang menunjukkan bahwa pengembangan sikap spiritual ditananamkan kepada peserta didik melalui beberapa kegiatan di antaranya praktik ajaran dalam pembelajaran. Kedua, penelitian [10] yang menunjukkan bahwa kompetensi spiritual diterapkan dengan kegiatan agama seperti berdoa saat sebelum dan sesudah pelajaran. Ketiga, penelitian [10] yang menunjukkan bahwa kompetensi spiritual diterapkan untuk membentuk karakter anak melalui pembiasaan-pembiasaan dalam melaksanakan suatu kegiatan selama pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu. Pertama, penelitian [9] yang menunjukkan bahwa pengembangan sikap spiritual ditananamkan kepada peserta didik melalui beberapa kegiatan di antaranya praktik ajaran dalam pembelajaran. Kedua, penelitian [10] yang menunjukkan bahwa kompetensi spiritual diterapkan dengan kegiatan agama seperti berdoa saat sebelum dan sesudah pelajaran. Ketiga, penelitian[10] yang menunjukkan bahwa kompetensi spiritual diterapkan untuk membentuk karakter anak melalui pembiasaan-pembiasaan dalam melaksanakan suatu kegiatan selama pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hambatan dalam penerapan kompetensi inti (spiritual) pada pembelajaran daring di kelas IV SDN Cemengkalang adalah pada segi penilaian karena guru atau wali kelas tidak tahu detail terkait siswa mana yang benar-benar melakukan kegiatan spiritual mengingat hanya dipantau pada saat mengikuti zoom.

  1. Implementasi Kompetensi inti (Spiritual) dalam Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di Kelas IV SDN Cemengkalang
  2. Indikator Kompetensi inti (Spiritual) dalam Telah Diimplimentasikan Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di Kelas IV SDN Cemengkalang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kompetensi inti (spiritual) yang telah diimplementasikan selama daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang yaitu indikator menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu, menjalankan ibadah tepat waktu, memberikan salam kepada guru dan selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan kesehatan sehingga dapat mengikuti kegiatan pelajaran meskipun secara daring dan dapat mengerjakan tugas dengan baik.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini : 1. Implementasi kompetensi inti (spiritual) dalam pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang diketahui dari adanya beberapa kegiatan antara lain: a. Siswa kelas IV SDN Cemengkalang tidak lupa untuk tetap melakukan ibadah secara tepat waktu meskipun saat pihaknya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. b. Sebelum dan sesudah pelajaran, siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu berdoa demi kelancaran kegiatan belajar mengajar dan agar ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi siswa. c. Siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu menjawab salam yang diucapkan oleh guru saat sebelum dan sesudah pelajaran. d. Siswa kelas IV SDN Cemengkalang selalu bersyukur karena telah diberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga mampu mengikuti penyampaian materi pelajaran melalui zoom dan mengerjakan tugas di aplikasi classrooom. 2. Indikator kompetensi inti (spiritual) yang telah diimplementasikan selama daring masa pandemi Covid-19 di kelas IV SDN Cemengkalang yaitu indikator menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu,menjalankan ibadah tepat waktu, memberikan salam kepada guru dan selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan kesehatan sehingga dapat mengikuti kegiatan pelajaran meskipun secara daring dan dapat mengerjakan tugas dengan baik. Saran yang diajukan terkait dengan temuan penelitian ini : 1. Terkait dengan hambatan pada penerapan kompetensi inti (spiritual) pada pembelajaran daring di kelas IV SDN Cemengkalang, sebaliknya wali kelas atau guru mata pelajaran dapat melakukan koordinasi dengan wali murid atau pendamping siswa saat di rumah. Koordinasi dilakukan dalam hal pemantauan siswa dalam kegiatan berdoa dan menerapkan kompetensi spiritual. 2. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya dapat menambahkan kompetensi lain yang diteliti mengingat aspek kompetensi inti (spiritual) hanya sebatas dan menjalankan ajaran agama yang dianut di lingkup pembelajaran.

References

  1. M. N. Mubin, “Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Islam di Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Menengah Sederajat,” EUTAGOGIA J. Islam. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 16–31, 2021, [Online]. Available: https://scholar.google.com/scholar_url?url=http://202.0.92.5/tarbiyah/HJIE/article/download/3915/2059&hl=en&sa=T&oi=gsb-gga&ct=res&cd=0&d=8675155342252416100&ei=M-2fYMDLLYvuygS1n6yADg&scisig=AAGBfm2H44Vl1XDCrmPcb8Nar1kjrFKNZA.
  2. A. D. S. K. dan Rusmawan, “the Constraints of Elementary School Teachers,” Cakrawala Pendidikan, pp. 457–467, 2013.
  3. L. T. Prawanti and W. Sumarni, “Kendala Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19,” Pros. Semin. Nas. Pascasarj. UNNES, pp. 286–291, 2020.
  4. H. Putria, L. H. Maula, and D. A. Uswatun, “Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar,” J. Basicedu, vol. 4, no. 4, pp. 861–870, 2020, doi: 10.31004/basicedu.v4i4.460.
  5. M. S. Bialangi and I. N. Kundera, “Pengembangan sikap sosial dalam pembelajaran biologi : kajian potensi pembelajaran kooperatif,” Proceeding Biol. Educ. Conf., vol. 15, no. 1, pp. 138–145, 2018.
  6. 運動器分科会, “No Title超高齢社会における運動器の健康بیبیب,” ثبثبثب, vol. ث ققثق, no. ثق ثقثقثق, p. ثقثقثقثق.
  7. L. J. M. (penulis), “Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A.,” in Edisi revisi ; Cetakan ketiga puluh delapan, Juli 2018, Bandung: Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018, 2018, p. halaman 405-410.
  8. prof. D. Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,” Cet. 23., Bandung: bandung: alfabeta:2006, 2016, p. halaman 47-449.
  9. О. Р. Ш. И. В. И. О.В.Ковалишина, “Опыт аудита обеспечения качества и безопасности медицинской деятельности в медицинской организации по разделу «Эпидемиологическая безопасностьNo Title,” Вестник Росздравнадзора, vol. 4, pp. 9–15, 2017.
  10. M. Zain et al., “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title,” Sociol. Rev., vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2020, [Online]. Available: http://ezproxy.lib.uconn.edu/login?url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=eric&AN=EJ1143816&site=ehost-live%0Ahttp://eprints.utm.my/id/eprint/78124/%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/328414890_TEROPONG_PENDIDIKAN_MARXISME%0Aht.