Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v19i.656

The Relationship Between Self Efficacy and Academic Flow in Junior High School Students


Hubungan Antara Self Efficacy dengan Flow Akademik pada Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Self Efficacy Academic Flow Junior High School Students

Abstract

This research is motivated by a phenomenon where there are students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo who have not experienced academic flow conditions such as not being able to concentrate fully, not fully paying attention to the delivery of material when the teacher explains, or doing other activities during the learning process. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and academic flow in students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo. This research is a type of correlational quantitative research. The population in this study were students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo, totaling 174 students. The sampling technique used is saturated sampling so that the number of samples is 174 students. The data collection in this study used the self-efficacy scale and the academic flow scale. The reliability on the academic flow scale is 0.874 and the reliability on the self-efficacy scale is 0.826. The data analysis technique uses Pearson's Product-Moment correlation with the help of SPSS 16.0 for windows. The results of the research data analysis showed a correlation coefficient (rxy) of 0.465 with a significance of 0.000 <0.05, which means that there is a significant positive relationship between self-efficacy and academic flow at SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia pada umumnya adalah sebagai pengembangan individu untuk manusia, sehingga bertujuan agar hidup optimal, baik pribadi maupun menjadi bagian dari masyarakat, serta memiliki nilai-nilai sosial dan moral dalam pedoman hidup [1]. Seseorang bisa mencari ilmu pendidikan melalui berbagai macam bentuk. Salah satu bentuk pencarian ilmu diantaranya adalah sekolah (pendidikan formal). Dalam pendidikan formal terdapat komponen yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam sekolah yaitu guru. Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing yang ditandai atau dapat dilihat dari segi kemampuannya, kecepatan belajar, bakat dan minat yang berbeda-beda. Saat berada di dalam kelas ada siswa yang cepat dalam pemahaman materi pelajaran dan ada juga yang lambat. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah faktor kemampuan, dimana masing-masing siswa yang memiliki tingkat konsentrasi berbeda-beda [2] Salah satu modal penting yang harus dimiliki agar mengurangi perilaku yang dapat mengganggu proses belajar adalah dengan fokus, merasa nyaman, dan melakukan aktivitas disertai dengan motivasi instrinsik yang disebut dengan flow[3]. Para peneliti sebelumnya telah menemukan flow pada konteks yang berbeda, seperti diantaranya pekerjaan, karya seni, olahraga dan akademik. Flow pada konteks akademik disebut dengan flow akademik. [4] menyebutkan ada beberapa faktor seseorang mengalami flow akademik, yaitu; student engagement, self esteem, dukungan sosial, stres akademik, motivasi berprestasi dan self efficacy[5]. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi flow akademik siswa, self-efficacy secara tidak langsung berperan didalam pencapaian prestasi. Self efficacy adalah penilaian terhadap diri individu, bagaimana individu dapat melakukan aksi yang baik maupun buruk, salah atau benar, tidak bisa atau bisa mengerjakan dengan tepat yang sesuai dengan perintah (Alwilsol, dalam Purwati & Akmaliyah, 2016). Jika siswa mempunyai self efficacy tinggi maka siswa akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengerjakan suatu tugas tertentu, sehingga siswa dapat fokus untuk mencapai apa yang sudah di targetkan, dibandingkan dengan siswa yang memiliki selfefficacy rendah dapat menyebabkan seseorang mudah menyerah saat mengahadapai berbagai kesulitan akademik dan lebih mudah menjadi stres saat mengalami kesulitan yang menimpa dalam hidupnya [7].

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin yang berjumlah 174 siswa. Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo yaitu sebanyak 174 siswa sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian ini sebanyak 174 siswa dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan skala psikologi dengan model skala likert berupa skala self efficacy dan skala flow akademik yang disusun oleh peneliti sendiri. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment melalui program SPSS 16.0 for windows.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji normalitas antara variabel Self efficacy dengan Flow akademik pada tabel 1 diihat dari output uji kolmogrov-smirnov, diketahui nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,850 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada tabel di bawah berdistribusi normal.

Unstandardized Residual
N 174
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 7.49253900
Most Extreme Differences Absolute .046
Positive .046
Negative -.037
Kolmogorov-Smirnov Z .610
Asymp. Sig. (2-tailed) .850
Table 1.Hasil Pengujian Normalitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Flow akademik * Self efficacy Between Groups (Combined) 4061.712 25 162.468 2.889 .000
Linearity 2673.395 1 2673.395 47.535 .000
Deviation from Linearity 1388.318 24 57.847 1.029 .434
Within Groups 8323.581 148 56.240
Total 12385.293 173
Table 2.Hasil Pengujian Linieritas

Beradasarkan hasil uji linieritas pada tabel 2 di atas diketahui nilai Sig. Deviation from linearity sebesar 0,434 yang artinya nilai (Sig.) > 0,05, sehingga dikatakan bahwa data Flow akademik dan Self efficacy mempunyai hubungan yang linier.

Tabel 4.3

Self efficacy Flow akademik
Self efficacy Pearson Correlation 1 .465**
Sig. (2-tailed) .000
N 174 174
Flow akademik Pearson Correlation .465** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 174 174
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 3.Hasil Pengujian Hipotesis

Pada tabel 3 hasil dari koefisien korelasi bernilai 0,465 dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,000. Maka, kesimpulan dari hipotesis dari peneliti dapat diterima, bahwa adanya korelasi yang positif antara dua variabel yaitu variabel self efficacy dan variabel flow akademik. Hal ini berarti, jika self efficacy tinggi maka flow akademik tinggi dan sebaliknya jika self efficacy rendah maka flow akademik ikut rendah.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .465a .216 .211 7.514
a. Predictors: (Constant), Self efficacy
b. Dependent Variable: Flow akademik
Table 4.Hasil Uji Koefisien Determinasi

Pada tabel 4 dapat diketahui hasil uji koefisien determinasi variabel X yaitu self efficacy pada flow akademik pada tabel di atas diketahui sebesar 21,6%. Hasil tersebut didapatkan dari perkalian R Square dengan 100% yaitu sebesar 21,6%, yang artinya variabel self efficacy mempunyai pengaruh pada variabel flow akademik dengan persentase 21,6%. Sedangkan 78,4% flow akademik dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

N Range Minimum Maximum Mean Std. Devation
SE 174 30 30 60 45.94 5.365
FA 174 44 42 86 62.44 8.986
Valid N 174
Table 5.Standar Deviasi dan Mean

Dapat dilihat bahwa tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa skala self efficacy diketahui nilai mean sebesar 45.94 dan nilai standar deviasi sebesar 5.365. Untuk skala flow akademik diketahui nilai mean sebesar 62.44 dan nilai standar deviasi sebesar 8.986.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 17 9.8 9.8 9.8
Sedang 113 64.9 64.9 74.7
Rendah 44 25.3 25.3 100.0
Total 174 100.0 100.0
Table 6.Kategori Skala Flow Akademik

Berdasarkan tabel 6 kategori skala Flow akademik diatas, dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Sehingga diperoleh nilai norma sebagai berikut : rendah < 53, sedang 53 - 71, tinggi ≥ 71. Siswa yang mengalami flow akademik kategori rendah sebanyak 44 atau 25,3%, sedangkan siswa yang mengalami flow akademik kategori sedang sebanyak 113 atau 64,9%, dan untuk siswa yang mengalami flow akademik kategori tinggi sebanyak 17 atau 9,8%. Dari pembahasan di atas, disimpulkan bahwa flow akademik siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin berkategori sedang. Kategori ini dapat diketahui pada tabel 4.6 dimana mayoritas subyek mengalami flow kategori sedang dan presentase yang berkategori sedang.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 32 18.4 18.4 18.4
Sedang 117 67.2 67.2 85.6
Rendah 25 14.4 14.4 100.0
Total 174 100.0 100.0
Table 7.Kategori Skala Variabel Self Efficacy

Berdasarkan tabel 7 kategori pada skala self efficacy dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan menunjukkan nilai norma sebagai berikut: rendah < 41, sedang 41 - 51, tinggi ≥ 51. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa dari 174 siswa yang memiliki self efficacy. ada tiga kategori yaitu kategori rendah sebanyak 25 siswa atau 14.4%, sedangkan siswa yang mengalami self efficacy kategori sedang sebanyak 117 siswa atau 67.2%, dan untuk siswa yang memiliki self efficacy pada kategori tinggi sebanyak 32 siswa atau 18.4%.

Dari pembahasan di atas, disimpulkan bahwa self efficacy siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin berkategori sedang. Kategori ini dapat diketahui pada tabel 4.7 dimana mayoritas subyek yang memiliki self efficacy kategori sedang dan presentase yang berkategori sedang.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,465 (cukup besar/kuat) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (>0,05). Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima yaitu ada hubungan positif antara self efficacy dengan flow akademik. Pada hipotesis tesebut menunjukkan bahwa jika self efficacy pada siswa tinggi maka mengakibatkan flow akademik juga tinggi dan sebaliknya jika self efficacy pada siswa rendah maka flow akademik pada siswa menjadi rendah. Dimana pada siswa yang lebih memiliki rasa percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai nilai yang diinginkan serta mendapatkan tujuannya yaitu prestasi akademik, maka siswa mengalami flow akademik yang tinggi. Begitupun sebaliknya jika siswa kurang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan kemampuannya mencapai apa yang diinginkan, termasuk prestasi akademiknya maka siswa akan sulit untuk mencapai tujuannya maka siswa tidak dapat mencapai flow akademik. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Purwati & Akmaliyah, (2016) dengan judul “Hubungan antara Self efficacy dengan Flow Akademik pada Siswa Akselerasi SMPN 1 Sidoarjo” yang memperlihatkan bahwa terbukti secara empiris memiliki korelasi yang positif antara self efficacy dan flow akademik (r= .0.423; p= 0.000). Hal ini menunjukkan arah adanya hubungan yang searah, yang berarti semakin tinggi self efficacy maka semakin tinggi pula flow akademik pada siswa akselerasi SMP Negeri 1 Sidoarjo.

Selain itu, hasil analisis penelitian variable flow akademik bahwa sebanyak 174 siswa, terdapat 44 siswa (25,3%) memiliki flow akademik kategori rendah,113 siswa (64,9%) termasuk memiliki flow akademik kategori sedang, dan 17 siswa (9,8%) siswa berada pada kategori flow akademik yang tinggi. Sehingga disimpulkan bahwa siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo memiliki self efficacy dan flow akademik berkategori sedang, hal tersebut diketahui berdasarkan tabel kategori, yang mana mayoritas subyek berjumlah sedang dan presentase berkategori sedang.

Penelitian ini menghasilkan bukti tinggi dan rendahnya pengaruh self efficacy terhadap tinggi rendahnya flow akademik menunjukkan bahwa pengaruh self efficacy terhadap flow akademik adalah 21,6% sedangkan 78,4% flow akademik dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dimana nilai 21,6% diperoleh dari perkalian R square hasil uji koefisien determinasi dengan 100%. Faktor tersebut antara lain : self-efficacy [6], motivasi berprestasi Arif (2013), dukungan sosial Chandra (2013), dan innovative academic behaviorYuwanto et al. (2014). Adapun penelitian yang berhubungan dengan motivasi berprestasi dengan Flow akademik yang dilakukan oleh [8] terhadap mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan relevan sebesar 0.416 yaitu antara variabel motivasi berprestasi dengan variabel flow akademik. Kurangnya motivasi berprestasi dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut kurang memiliki dorongan dalam belajar dan menyebabkan tertahannya mahasiswa dalam penyelesaian masa belajarnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Prihandrijani (2016) apabila individu mempunyai motivasi berprestasi yang rendah maka hal itu membuat individu tersebut enggan mencapai keberhasilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwati & Akmaliyah (2016) yang berhubungan antara variabel self efficacy dan variabel flow akademik pada para siswa berakselerasi SMPN 1 Sidoarjo juga memiliki korelasi signifikan yang bersifat positif sebesar 0.886 antara self efficacy dan flow akademik, dimana apabila self efficacy tinggi maka akan membuat tinggi pula variabel flow akademik. Sebaliknya, apabila self efficacy semakin rendah maka akan membuat rendah pula variabel flow akademik pada siswa berakselerasi SMPN 1 Sidoarjo. Dengan demikian flow akademik pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo lebih besar dipengaruhi oleh faktor lain dibandingkan oleh faktor self efficacy.

Limitasi dari penelitian ini adalah penggunaan 1 variabel self efficacy saja sebagai variabel yang mempengaruhi variabel flow akademik dan kurang memperhatikan variabel lain yang dapat mempengaruhi flow akademik, seperti variabel motivasi berprestasi, dukungan sosial atau innovative academic behavior. Selain itu penenlitian ini hanya menggunakan subyek penelitian yang kecil.

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan analisa penelitian diatas, maka dapat disimpukan adanya hubungan yang bersifat positif self efficacydan flowakademikdi SMP Muhamadiyah 8 Tanggulangin dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,465 dengan taraf nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana, hipotesis pada penelitian ini bisa diterima. Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa apabila self efficacypada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin tinggi,maka semakin tinggi pula flow akademiknya. Namun sebaliknya, apabila self efficacy rendah maka flow akademik pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin juga semakin rendah. Pengaruh self efficacy terhadap flow akademik memiliki besaran 21,6 dan sisanya 78,4% flow akademik dipengaruhi oleh faktor lainnya.

References

  1. R. I. Chandra, “Dukungan Sosial dan Flow Akademik Pada Mahasiswa,” J. Ilm., vol. 2, no. 1, pp. 1–19, 2013, doi: 10.1038/349265a0.
  2. D. J. Shernoff, M. Csikszentmihalyi, B. Schneider, and E. S. Shernoff, “Student engagement in high school classrooms from the perspective of flow theory,” Applications of Flow in Human Development and Education: The Collected Works of Mihaly Csikszentmihalyi. pp. 475–494, 2014, doi: 10.1007/978-94-017-9094-9_24.
  3. E. Purwati and M. Akmaliyah, “Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Flow Akademik Pada Siswa Akselerasi Smpn 1 Sidoarjo,” Psympathic, J. Ilm. Psikol., vol. 3, no. 20, pp. 249–260, 2016.
  4. E. Purwati and M. Akmaliyah, “Hubungan antara Self Efficacy dengan Flow Akademik pada Siswa Akselerasi SMPN 1 Sidoarjo,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 3, no. 2, pp. 249–260, 2016, doi: 10.15575/psy.v3i2.1113.
  5. K. Arif, “Hubungan antara motivasi berprestasi dan flow akademik,” Calyptra, vol. 2, no. 1, pp. 1–12, 2013.
  6. L. Yuwanto, cyintia M. Adi, and K. Batuadji, “Pengujian Tempral Motivation Theory Sebagai Perantara Hubungan Optimisme Dan Flow Akademik,” Mind Set, vol. 6, no. 1, pp. 48–57, 2014.
  7. E. Prihandrijani, Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Dukungan Sosial Terhadap Flow Akademik Pada Siswa SMA “X” Di Surabaya. 2016.