Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v19i.655

The Relationship Between Social Support and Academic Flow in Junior High School Students


Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Flow Akademik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Social Support Academic Flow Junior High School Students

Abstract

This research is motivated by a phenomenon that occurs in students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo where there are students who still do not show their academic flow. This study aims to determine whether there is a relationship between social support and academic flow in students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo. This type of research is quantitative research with a correlational approach. The total population in this study was 174 students. The sampling technique used is a non-probability sampling technique in the form of saturated sampling so that the number of samples is 174 students. Data collection used two Likert model psychological scales, namely the social support scale and academic flow. Data analysis was done by using Pearson Product Moment correlation statistical technique and using SPSS 23.0 for windows program. The results of the analysis of this study indicate a correlation coefficient of rxy = 0.464 with a significance of 0.0000 (<0.05), meaning that there is a positive relationship between social support and academic flow. The higher the social support received by students, the higher the academic flow experienced by students, and vice versa, the lower the social support received by students, the lower the academic flow experienced by students. The magnitude of the effect resulting from the relationship between social support and academic flow in students of SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo ranges from 0.3-0.5 in the medium category.

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu faktor untuk terciptanya generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkompeten. Pendidikan sekolah menjadi salah satu wadah bagi siswa untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan merupakan suatu hal yang lekat di kehidupan siswa. Setiap hari siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, untuk membuat tugas, belajar kelompok, mengerjakan tugas, maupun belajar untuk mempersiapkan ujian. Proses pembelajaran, pembuatan tugas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian ini membutuhkan keterlibatan siswa, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik [1]. Salah satu modal yang paling penting bagi siswa adalah berperan aktif dalam kegiatan belajarnya. Saat siswa berperan aktif maka siswa tersebut dapat berkonsentrasi, memiliki motivasi dan merasa nyaman saat menjalani kegiatan belajar tersebut.

Seorang siswa membutuhkan motivasi dalam diri, rasa nyaman dan konsentrasi penuh dalam menjalani proses belajar mengajarnya. Dengan adanya motivasi dalam diri, rasa nyaman dan konsentrasi penuh yang dialami oleh siswa dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya prestasi akademik. Motivasi dalam diri, rasa nyaman, dan daya konsentrasi ketika melakukan suatu aktivitas ini disebut dengan flow [2]. Flow adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa sepenuhnya terserap ke dalam apa yang ia kerjakan, fokusnya hanya tertuju pada kegiatan tersebut dan konsentrasi penuh terhadap kegiatan itu [3]. Seorang siswa yang dapat mengalami flow maka siswa tersebut akan melupakan segala yang ada di sekitarnya dan hanya berfokus pada apa yang dikerjakannya saja dan merasa seolah waktu berjalan sangat cepat. Hal ini terjadi karena siswa melakukan suatu kegiatan yang disukainya, maka dari itu siswa menjadi sangat fokus dan merasa lupa diri dalam beraktivitas dengan semangat yang tinggi.

Flow ketika seorang siswa melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bidang akademik seperti halnya mengikuti pelajaran dan belajar serta mengerjakan tugas disebut dengan flow akademik [1]. Dalam keadaan flow akademik inilah siswa dapat melibatkan diri dan berkonsentrasi penuh pada pelajaran yang sedang diikutinya, dan menunjukkan antusiasme dalam belajar, sehingga dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar, dapat memanfaatkan waktunya dengan bijaksana dan menghindarkan diri dari kejenuhan selama belajar maupun selama mengerjakan tugas-tugas akademik lainnya [1]. Siswa yang tidak dapat mengalami flow akademik akan cenderung mengalami suatu hambatan dalam belajar seperti kejenuhan, kelelahan, merasa bosan, sehingga siswa tidak dapat fokus di dalam proses akademiknya [2].

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan [2] terhadap 275.000 siswa di Amerika, diketahui sebesar 65% siswa mengaku mengalami kebosanan di kelas paling tidak sekali dalam satu hari. Survei lain juga dilakukan oleh [10] menyebutkan bahwa kebosanan telah menjadi karakter di setiap sekolah, yang rata-rata 66% remaja siswa mengalami kebosanan di sekolah dan 17% siswa merasakan kebosanan di dalam kelas. Kebiasaan seorang siswa di indonesia saat mengalami kebosanan saat dalam proses belajar kebanyakan akan mencari kegiatan yang lain seperti bermain handphone, berbicara di kelas, menggambar dan lain-lain [2]. Pada penelitian [4], menunjukkan data yang serupa bahwa 80% mahasiswa menyatakan kesulitan konsentrasi saat belajar atau mengerjakan tugas di kelas, serta 90% responden menyatakan kurang bersemangat saat belajar atau mengerjakan tugas di kelas.

Fenomena masalah flow akademik juga ditemukan pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo, berdasarkan survei yang peneliti telah lakukan terhadap 27 siswa, yaitu menunjukkan bahwa ada sebagian siswa yang merasakan flow akademik (sebanyak 15%), yaitu tidak merasa terpaksa bila harus mengerjakan tugas. juga tidak merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran, meskipun berlangsung lama. Sebaliknya, masih ditemukan banyak siswa (85%) yang belum mengalami flow akademik, seperti belum bisa berkonsentrasi secara penuh, merasa bosan, kurang nyaman saat mengikuti pelajaran, dan kurang antusias dalam kegiatan akademik.

Fenomena yang menggambarkan masalah flow akademik ini sesuai dengan pendapat [5] bahwa ada tiga aspek flow akademik yaitu (a) Absorbtion (mampu tetap fokus dalam proses pembelajaran), (b) Enjoyment (merasa nyaman saat pembelajaran dan tidak mudah bosan), (c) Intrinsic Motivation (memiliki keinginan dari dalam diri sendiri untuk melakukan aktivitas, dengan tujuan mendapatkan kepuasan dari aktivitas yang dilakukan). Selain itu juga sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh [11] bahwa siswa yang memiliki flow akademik yang rendah cenderung menunjukkan perilaku yang kurang memiliki antusiasme terhadap proses-proses pembelajaran dan dalam hal mengerjakan tugas-tugas akademiknya.

Menurut [6] penelitian yang terkait dengan flow akademik yang menghubungkannya dengan beberapa faktor lain yang menghasilkan korelasi positif, antara lain self-efficacy[7],motivasi berprestasi [8], dukungan sosial [4], dan innovative academic behavior.Selain itu flow akademik pernah diteliti [4] dan menghasilkan korelasi negatif dengan kebosanan belajar, emotional exhaustion dan prokrastinasi akademik.

Pada penelitian yang dilakukan [4], menunjukkan ada hubungan yang positif antara dukungan sosial dan flow akademik. Saat siswa mendapatkan sebuah dukungan sosial yang tepat, maka siswa tersebut akan merasa bahwa ada seseorang yang mendukung ia untuk belajar dan ia tidak merasa sendiri ketika berjuang dalam hal akademik. Dukungan sosial dapat diperoleh dari orang tua, guru, teman sebaya atau orang yang ada disekitarnya. Dukungan dari orang tua, guru, dan teman sebaya ini berpengaruh terhadap flow akademik siswa.

Definisikan dukungan sosial [1] sebagai perasaan memiliki secara subyektif, diterima atau dicintai, membutuhkan semua untuk dirinya sendiri dan untuk sesuatu yang dapat dilakukan. Terdapat beberapa bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, yaitu tangible support yaitu bentuk dukungan dalam hal fasilitas pembelajaran, misalnya sarana penunjang pendidikan, biaya pendidikan. Intellectual support yaitu berupa pemberian informasi berupa nasihat atau informasi mengenai materi yang belum difahami. Social support seperti relasi yang baik, yang harmonis antara orang tua dan anak, memberikan informmasi mengenai materi saat belajar. Emotional support yaitu ketika orang tua mampu mendengar dan memberikan empati kepada anak ketika anak menceritakan segala keluh kesahnya saat di sekolah atau saat belajar dan dapat memotivasi anaknya untuk rajin belajar.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yakni menggunakan metode kuantitatif korelasi, dengan ujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara satu variable dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo dengan jumlah 174 siswa. Sampel penelitian ini sebanyak 174 siswa dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan skala psikologi dengan model skala likert berupa skala dukungan sosialdan skala flow akademik yang disusun oleh peneliti sendiri. Analisis data menggunakan teknik korelasi product momentmelalui program SPSS 23.0 for windows.

Hasil Dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji pada tabel 1 dilihat dari output uji kolmogrov-smiirnov mendapatkan nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05, maka bisa disimpulkan bahwa data pada tabel tersebut berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 174
Normal Parametersa,b Mean 58,5344828
Std. Deviation 3,92460505
Most Extreme Differences Absolute ,055
Positive ,038
Negative -,055
Test Statistic ,055
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Table 1.Uji Normalitas

Berdasarkan hasil dari uji linieritas pada tabel di atas diketahui nilai Sig. Deviation from linearity sebesar 0,090, yang artinya nilai (Sig.) > 0,05. Sehingga bisa dikatakan bahwa data flow akademik dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang linier.

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Y* X Between Groups (Combined) 5408,576 39 138,681 2,664 ,000
Linearity 2664,637 1 2664,637 51,179 ,000
Deviation from Linearity 2743,940 38 72,209 1,387 ,090
Within Groups 6976,717 134 52,065
Total 12385,293 173
Table 2.Uji linieritas

Hasil dari tabel diatas di ketahui bahwa hasil koefisien korelasi yaitu sebesar 0,464 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka besaran efek yang dihasilkan termasuk dalam kategori sedang yaitu antara 0,3-0,5. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan flow akademik. Artinya jika dukungan sosial tinggi maka flow akademik tinggi dan sebaliknya jika dukungan sosial rendah maka flow akademik ikut rendah.

Correlations
Dukungan Sosial Flow Akademik
Dukungan Sosial Pearson Correlation 1 ,464**
Sig. (2-tailed) ,000
N 174 174
Flow Akademik Pearson Correlation ,464** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 174 174
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 3.Uji Hipotesis

Uji Perhitungan Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
Korelasi Koefisien Korelasi (r) <0,1 0,1 0,3 0,5
Spearmans’ rho <0,1 0,1 0,3 0,5
Kendall’s tau 0,1 0,1 0,3 0,5
Regresi Majemuk <0,1 <0,1 0,1 0,3 0,5
Table 4.Besaran Efek

Hasil dari perhitungan tabel 5 di bawah memperlihatkan bahwa skala dukungan sosial diketahui nilai mean sebesar 72,5862 dan nilai SD sebesar 8,76416. Sedangkan skala flow akademik diketahui nilai mean sebesar 58,5345 dan nilai SD sebesar 8,46116.

Tabel 5. Standart Deviasi dan Mean

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X Dukungan Sosial 174 46,00 48,00 94,00 72,5862 8,76416
Y Flow Akademik 174 44,00 39,00 83,00 58,5345 8,46116
Valid N (listwise) 174
Table 5.

Berdasarkan tabel kategorisasi pada skala dukungan sosial dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah, sehingga diperoleh nilai norma sebagai berikut: rendah < 64, sedang 64-82, tinggi > 82. Siswa dengan kategori dukungan sosial rendah sebanyak 24 atau 13,8%, sedangkan kategori dukungan sosial sedang sebanyak 118 atau 67,8%, dan untuk yang kategori dukungan sosialnya tinggi sebanyak 32 atau 18,4%. Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin memiliki dukungan sosial termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dapat diketahui dari tabel kategori, dimana presentase dan jumlah subyek mayoritas berada pada kategori sedang.

Kategori
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 24 13,8 13,8 13,8
Sedang 118 67,8 67,8 81,6
Tinggi 32 18,4 18,4 100,0
Total 174 100,0 100,0
Table 6.Kategori Variabel Dukungan Sosial dan Jumlah Subyek

Berdasarkan tabel kategorisasi pada skala flow akademik dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Sehingga diperoleh nilai norma sebagai berikut rendah < 51, sedang 51 - 67, tinggi > 67. Siswa yang mengalami flow akademik kategori rendah sebanyak 30 atau 17,2%, sedangkan siswa yang mengalami flow akademik kategori sedang sebanyak 114 atau 65,5%, dan untuk siswa yang mengalami flow akademik kategori tinggi sebanyak 30 atau 17,2%. Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin mengalami flow akademik dalam kategori sedang. Hal tersebut dapat diketahui dari tabel kategori, dimana presentase dan jumlah subyek mayoritas berada pada kategori sedang.

Kategori
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 30 17,2 17,2 17,2
Sedang 114 65,5 65,5 82,8
Tinggi 30 17,2 17,2 100,0
Total 174 100,0 100,0
Table 7.Kategori Variabel Flow Akademik dan Jumlah Subyek

B. Pembahasan

Berdasarkan analisa di atas menunjukkan adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan flow akademik dengan menunjukkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,464 yang mempunyai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05), maka dpat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula flow akademik pada siswa. Sebaliknya, jika dukungan sosial pada siswa rendah maka flow akademik pada siswa juga ikut rendah. Di mana siswa yang menerima dukungan positif dari orangtua/keluarga, guru, dan teman sebaya dalam hal akademik maka peluang siswa tersebut untuk mengalami flow akademik semakin tinggi. Dengan begitu siswa akan mudah dalam mencapai prestasi akademiknya. Sebaliknya, jika siswa tidak menerima dukungan yang positif dari orangtua/keluarga, guru, ataupun teman maka siswa tersebut akan sulit untuk mencapai flow akademiknya. Dengan begitu peluang siswa untuk mencapai prestasi akademik akan semakin rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan [4] tentang “Go With The Flow: Dukungan Sosial dan Flow Akademik pada Mahasiswa” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan flow akademik. Adapun penelitian lain yang juga terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan flow akademik pada siswa yang dilakukan oleh [1] tentang “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial Terhadap Flow Akademik pada Siswa SMA X di Surabaya” dengan hasil penelitian yang berdasarkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara signifikan memiliki pegaruh positif terhadap variabel flow akademik pada siswa SMA “X” di surabaya.

Hasil lain yang diperoleh dari analisis penelitian variabel dukungan sosial yang telah dilakukan pada seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo terhadap 174 siswa terdapat 24 siswa yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategorisasi rendah, 118 siswa yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategorisasi sedang, dan 32 siswa yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategorisasi tinggi. Dari analisa kategori pada variabel dukungan sosial tersebut yang paling dominan pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin adalah pada kategori sedang. Sedangkan hasil yang diperoleh dari analisis penelitian variabel flow akademik yang telah dilakukan pada seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo sebanyak 174 siswa, dan terdapat sebanyak 30 siswa yang mengalami flow akademik dalam kategori rendah, untuk siswa yang mengalami flow akademik dalam kategori sedang sebanyak 114 siswa, dan untuk siswa yang mengalami flow akademik dalam kategori tinggi sebanyak 30 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo memiliki dukungan sosial dan flow akademik termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dapat diketahui dari tabel kategori, dimana presentase dan jumlah subyek mayoritas berada pada kategori sedang.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan tinggi dan rendahnya pengaruh dukungan sosial terhadap flow akademik dengan menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap flow akademik adalah berkisar 0,3-0,5 dengan kategori sedang. Dengan demikian flow akademik lebih banyak di pengaruhi oleh variabel lain seperti self-efficacy[8], motivasi berprestasi [9], dukungan sosial [4], dan innovative academic behavior [7], Adapun penelitian yang berhubungan antara motivasi berprestasi dan flow akademik yang pernah dilakukan [8] terhadap mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya, diketahui bahwa terdapat korelasi signifikan yang bersifat positif sebesar 0.416 antara motivasi berprestasi dan flow akademik. Kurangnya motivasi berprestasi dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut kurang bersemangat dalam belajar dan dapat berefek pada terhambatnya mahasiswa dalam menyelesaikan masa studinya. Penelitian serupa juga dilakukan [1] menyatakan jika individu memiliki motivasi berprestasi yang rendah akan menyebabkan individu bermalas-malasan.

Penelitian ini dapat membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan flow akademik pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo. Tetapi pada penelitian ini juga tidak lepas dari kekurangan yaitu seperti hanya menggunakan satu variabel X. Selain itu kecilnya besaran efek variabel dukungan sosial terhadap flow akademik pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo berkisar pada 0,3-0,5 dengan kategori sedang, hal tersebut bisa disebabkan karena kurangnya jangkauan penelitian seperti penambahan jumlah populasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan tentang hubungan antara dukungan sosial dengan flow akademik dapat dinyatakan bahwa hipotesisnya diterima dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,464 yang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan flow akademik, yaitu semakin tinggi dukungan sosial yang didapat siswa, maka semakin tinggi pula flow akademik yang terjadi pada siswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang didapat siswa, maka semakin rendah pula flow akademik yang terjadi pada siswa. Pengaruh dukungan sosial terhadap flow akademik mempunyai besaran efek 0,3-0,5 dan termasuk dalam kategori sedang.

References

  1. Prihandrijani, E. (2016). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial Terhadap Flow Akademik Pada Siswa Sma “X” Di Surabaya.
  2. Saraswati, P., Alfarabi, A., & Dayakisni, T. (2018). Religiusitas Dengan Flow Akademik Pada Siswa. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 3(2), 145. https://doi.org/10.19109/psikis.v3i2.1759
  3. Aini, N. Q., & Saripah, I. (2019). Aspek-Aspek Flow Akademik. Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 3(2), 43–51. http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
  4. Chandra, R. I. (2013). Dukungan Sosial dan Flow Akademik Pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah, 2(1), 1–19.
  5. Bakker, A. B., Oerlemans, W., Demerouti, E., Slot, B. B., & Ali, D. K. (2011). Flow and performance: A study among talented Dutch soccer players. Psychology of Sport and Exercise. https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2011.02.003
  6. Yuwanto, L. (2013). The nature of flow. The Nature of Flow, 1–8.
  7. Salanova, M., Bakker, A. B., & Llorens, S. (2006). Flow at work: Evidence for an upward spiral of personal and organizational resources. Journal of Happiness Studies, 7(1), 1–22. https://doi.org/10.1007/s10902-005-8854-8
  8. Arif, K. (2013). Hubungan antara motivasi berprestasi dan flow akademik. Calyptra, 2(1), 1–12.
  9. Purwati, E., & Akmaliyah, M. (2016). Hubungan antara Self Efficacy dengan Flow Akademik pada Siswa Akselerasi SMPN 1 Sidoarjo. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2), 249–260. https://doi.org/10.15575/psy.v3i2.1113
  10. Yazzie-Mintz, E. (2007). Voices of students on engagement: A report on the 2006 high school survey of student engagement. bloomington: Center for Evaluation & Education Policy, Indiana University. Retrieved August, 2010, from http://ceep.indiana.edu/hssse/pdf/HSSSE_2006_Report.pdf.
  11. Yuwanto, L., Siandhika, L., Budiman, A.F., & Prasetyo, T.I. (2011). Stres akademik dan flow akademik, presented at the psychology village 2 harmotion: it’s our concern. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.