Abstract

This research was conducted to increase children's sense of responsibility with cooking class activities for Group A children at the Dharma Wanita Persatuan Sedenganmijen Krian Kindergarten. Aspects of responsibility examined include: 1) children take care of public property, 2) children tidy up equipment/toys after use, 3) children carry out tasks that have been given by the teacher. This research method is included in classroom action research. This research was conducted in three cycles. The subjects of this study were Group A children with 15 children consisting of 5 boys and 10 girls. How to collect data by observation, interviews, and documentation. In the results of this study, it can be seen that there is an increase in children's sense of responsibility in the 3 cycles that have been carried out. Children's sense of responsibility has increased with cooking class activities because there are rules that must be followed and work to completion. So that it makes children more responsible which includes maintaining public property, tidying up equipment/toys after use and carrying out tasks that have been given by the teacher.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari karena pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilaku manusia. Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan dan membentuk kepribadian anak serta peradaban bangsa yang memiliki martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan mampu berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cakap, berakhlak mulia, kreatif, sehat, berilmu, mandiri dan bisa menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab [1]. Pendidikan anak usia dini yaitu salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dengan memprioritaskan pada peletakan dasar menuju pertumbuhan serta perkembangan fisik, bahasa atau komunikasi, kecerdasan serta sosial emosional menurut keunikan dan tingkatan perkembangan yang dilewati anak usia dini, supaya anak mempunyai kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar serta pendidikan lebih lanjut [2].

Pendidikan karakter yaitu upaya yang dilakukan dengan tujuan membimbing anak-anak supaya bisa mengetahui tindakan dengan baik dan mempraktekkannya pada kehidupan nyata[3]. Pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan yang bisa dikombinasikan pada kehidupan nyata serta memiliki ciri yang bisa mengetahui tindakan dengan baik.[4].

Pencapaian tujuan pendidikan untuk anak usia dini dituangkan pada beberapa indikator dalam bidang pengembangan pembiasaan dan bidang ketrampilan dasar. Salah satu contoh bidang pengembangan pembiasaan untuk Taman Kanak-Kanak yaitu pembiasaan bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah perilaku yang dtampilkan berupa tindakan[5]. Tanggung jawab merupakan upaya yang dilakukan seseorang dalam menjaga dirinya sendiri ataupun orang sekitarnya sehingga dia menjadi manusia yang bisa melakukan tugasnya dalam berperan serta pada kegiatan yang ada di masyarakat dan mampu tercipta kehidupan yang lebih baik lagi dengan sesama.[6].

Pada hakikat belajar dan mengajar, anak merupakan subjek dan pembelajaran merupakan objek.[7]. Sehingga, hal terpenting adalah kegiatan belajar peserta didik untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bisa terwujud kalau peserta didik berusaha secara aktif. Setiap tahapan pembelajaran mempunyai sebuah tujuan yaitu terwujudnya pencapaian perubahan kepribadian peserta didik sesudah melewati kegiatan pembelajaran. [8]. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir yang diharapkan oleh pendidik sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada anak-anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di Taman Kanak-Kanak DWP Sedenganmijen Krian dengan jumlah 15 murid terdiri atas 5 murid laki-laki serta 10 murid perempuan mayoritas yaitu 75 % belum mampu menjaga lingkungannya yaitu banyak anak yang membuang sampah sembarangan dan menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya sehingga rasa tanggung jawab masih rendah.

Jumlah Siswa Belum Memiliki Kemampuan Rasa Tanggung Jawab Sudah Memiliki Kemampuan Rasa Tanggung Jawab
15 75 % (11 anak) 25 % (4 anak)
Table 1.Kemampuan Rasa Tanggung Jawab

Solusi yang bisa diberikan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pada anak adalah dengan merancang kegiatan pembelajaran yang bisa membuat suasana belajar yang aktif, nyaman serta bisa membantu anak dalam meningkatkan rasa tanggung jawabnya. Adapun contoh model pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab anak yaitu dengan kegiatan cooking class. Kegiatan cooking class adalah program yang baik bagi murid TK yang dapat meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran anak secara langsung[9]. Secara bersamaan pula, kegiatan ini dapat menciptakan kreativitas anak, melatih konsentrasi dan daya ingat, menjelaskan bahan makanan, memasak makanan, perpaduan warna, meningkatkan pengembangan kemampuan motorik anak, serta juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab anak dengan adanya upaya mengikuti aturan sederhana dan bekerja hingga selesai.

Suasana pembelajaran pada model pembelajaran kegiatan cooking class akan terlihat sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Anak juga akan merasa senang dalam belajar bekerja sama, bertanya, menjawab, berkomunikasi dan mengikuti aturan yang ada di dalamnya. Sehingga dengan kegiatan cooking class anak bisa meningkat rasa tanggung jawabnya sesuai dengan tahapan perkembangan pada anak.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Sedenganmijen Krian pada kelompok A. Jenis penelitian yang dipakai yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebab penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah permasalahan di suatu kelas yang harus teratasi. Penelitian tindakan kelas merupakan usaha untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan memberikan sebuah tindakan/treatment yang sudah direncanakan [10]. Pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara serta dokumentasi.

Instrumen yang dipakai oleh peneliti antara lain: lembar RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) dan lembar penilaian rasa tanggung jawab melalui kegiatan cooking class Lembar ini digunakan untuk mengamati perubahan rasa tanggung jawab dengan kegiatan cooking class dalam pembelajaran. Subjek penelitian ini yaitu murid-murid kelompok A TK DWP Sedenganmijen Krian tahun ajaran 2020/2021, yang kesemuanya 15 murid terdiri atas 5 murid laki-laki serta 10 murid perempuan. Saat kegiatan anak berlangsung, peneliti menilai kegiatan menggunakan lembar instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan anak yang mengacu pada indikator tanggung jawab anak. Berikut tabel indikator dan tabel kriteria penilaian siswa:

No. Indikator
1. Anak mampu menjaga barang milik orang lain dan umum
2. Anak mampu merapikan peralatan/mainan setelah digunakan
3. Anak senang menjalankan tugas yang diberikan oleh guru
Table 2.Indikator Tanggung Jawab

Indikator 1 2 3 4
Anak mampu menjaga barang milik umum Anak belum mampu menjaga barang milik umum Anak mampu menjaga barang milik umum dengan arahan dari guru Anak mampu menjaga barang milik umum secara mandiri Anak mampu dan mengajak temannya untuk menjaga barang milik umum
Anak mampu merapikan peralatan/mainan setelah digunakan Anak belum mampu merapikan peralatan/mainan setelah digunakan Anak mampu merapikan peralatan/mainan setelah digunakan dengan bantuan dari guru Anak mampu merapikan peralatan/mainan setelah digunakan secara mandiri Anak mampu dan mengajak temannya untuk merapikan peralatan/mainan setelah digunakan
Anak senang menjalankan tugas yang diberikan oleh guru Anak tidak mau menjalankan tugas yang diberikan oleh guru Anak dengan terpaksa menjalankan tugas yang diberikan oleh guru Anak senang menjalankan tugas yang diberikan oleh guru Anak senang menjalankan tugas yang diberikan oleh guru dengan rapi
Table 3.Kriteria Penilaian Tanggung Jawab Anak

Dalam menentukan tingkat keberhasilan murid melalui mempersentasikan data yang didapat dengan memakai rumus:

P = ( F / N ) x 100%

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Jumlah yang diperoleh dari hasil belajar siswa

N = Jumlah responden (anak)

Data yang didapat berdasarkan hasil pengamatan kemudian diolah menggunakan rumus tersebut lalu dipersentasekan. Adapun kriteria berupa persentase kesesuaian antara lain:

Rentang Nilai Kategori Skor Keterangan
44 % - 68 % Belum Berkembang (BB) 1 Anak belum mampu mencapai indikator
69 % - 75 % Mulai Berkembang (MB) 2 Anak mulai mampu mencapai indikator
76 % - 84 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 Anak mampu mencapai indikator
85 % - 100 % Berkembang Sangat Baik (BSB) 4 Anak mampu mencapai indikator dengan sangat baik
Table 4.Kriteria Presentase Kesesuaian

Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini diawali siklus 1 hingga siklus 3. Peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran, mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam cooking class. Sesudah peneliti melakukan penelitian maka dilakukan refleksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan per siklus kemudian dijadikan upaya peningkatan terhadap penelitian berikutnya. Kegiatan penelitian dilakukan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab anak pada usia 4-5 tahun. Ada beberapa indikator yang ingin dicapai antara lain anak mampu menjaga barang milik umum, anak dapat merapikan kembali peralatan/mainan yang sudah digunakan dan anak senang menjalankan tugas yang telah diberikan oleh guru.

A. Pra Siklus

Menurut hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas kelompok A, bahwa sekolah jarang menggunakan kegiatan yang melibatkan pembelajaran tanggung jawab di dalam kegiatan bersama teman-temannya. Kemampuan rasa tanggung jawab anak pada prasiklus bisa diketahui dari hasil lembar penelitian bahwa kurangnya kemampuan rasa tanggung jawab. Hal tersebut bisa diketahui pada rata-rata ketuntasan belajar pada anak kelompok A yaitu 50,56%.

B. Siklus I

Di tahap siklus 1, anak-anak melakukan cooking class yaitu membuat sate buah. Peneliti membagi menjadi 5 kelompok. Di tahap tersebut, anak-anak masih belum sepenuhnya dapat mengikuti setiap arahan yang telah guru berikan. Masih banyak anak yang berbicara ketika guru menjelaskan bagaimana langkah-langkah membuat sate buah.

Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa masih ada anak yang memperoleh skor 1 (Belum Berkembang) pada indikator anak mampu menjaga barang milik umum dan masih banyak anak yang mendapat skor 2 (Mulai Berkembang) pada setiap indikator serta diperoleh rata-rata ketuntasan belajar mengalami kenaikan meskipun hanya sedikit yaitu menjadi 53,33%.

C. Siklus II

Di tahap siklus II, peneliti menambah jumlah peralatan memasak. Pada siklus II anak-anak menghias roti tawar. Peneliti menjelaskan tentang bahan-bahan apa saja yang akan dipakai dan bagaimana langkah-langkahnya. Peneliti melakukan pembagian menjadi 3 kelompok. Pada kegiatan menghias roti tawar ini, anak-anak menunjukkan mampu melakukan arahan dari guru.

Berdasarkan hasil pengamatan di tahap siklus II, dapat dilihat dengan adanya kenaikan skor di tiap-tiap indikator. Indikator 1 anak mampu menjaga barang milik umum. Pada indikator 2 anak mampu merapikan peralatan sesudah digunakan. Dan pada indikator 3 anak senang melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Serta diperoleh rata-rata ketuntasan belajar mengalami kenaikan yaitu menjadi 66,11%.

D. Siklus III

Di tahap siklus III ini yaitu membuat es susu jelly. Langkah-langkahnya yaitu dimulai dengan mencampurkan susu dengan air, lalu memotong jelly menjadi potongan yang kecil-kecil, dan terakhir mencampurkan es batu. Disini anak-anak terlibat langsung dalam setiap langkah membuat es susu jelly karena pembuatannya sangat mudah dan sederhana.

Pada tahap siklus III ini didapatkan rata-rata ketuntasan belajar anak kelompok A sebesar 80,56% dan terdapat kenaikan dari silklus II ke siklus III sebesar 14%. Dari hasil perolehan rata-rata hasil belajar anak kelompok A sudah memperoleh nilai yang diharapkan.Sehingga dapat dilihat bahwa anak-anak di tahap siklus III ini mengalami kemajuan yang sangat baik disebabkan adanya perencanaan pembelajaran yang baik untuk pengembangan kemampuan rasa tanggung jawab anak.

Hasil dari penerapan kegiatan cooking class yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa adanya peningkatan rsa tanggung jawab pada anak usia 4-5 tahun mulai dari prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dengan rata-rata persentase pada pra siklus 50,56%, pada siklus I rata-rata persentase 53,33%, pada siklus II rata-rata persentase 66,11%, dan rata-rata persentase pada siklus III 80,56%. Berikut tabel hasil rekapitulasi kegiatan cooking class:

Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
No Nama Anak Perolehannilai % Perolehannilai % Perolehan nilai % Perolehan nilai %
1 AML 7 58,33% 8 66,67% 10 85,33% 10 85,33%
2 ALF 7 58,33% 7 58,33% 10 85,33% 11 91,67%
3 ALV 6 50% 6 50% 9 75% 11 91,67%
4 ALS 5 41,67% 5 41,67% 8 66,67% 10 85,33%
5 AZ 5 41,67% 6 50% 9 75% 11 91,67%
6 BN 8 66,67% 8 66,67% 10 85,33% 11 91,67%
7 ILZ 5 41,67% 6 50% 8 66,67% 8 66,67%
8 IRW 6 50% 6 50% 6 50% 8 66,67%
9 DT 5 41,67% 6 50% 6 50% 8 66,67%
10 NH 6 50% 6 50% 9 75% 11 91,67%
11 PRK 7 58,33% 8 66,67% 9 75% 11 91,67%
12 SLW 6 50% 6 50% 7 58,33% 11 91,67%
13 TN 6 50% 6 50% 6 50% 8 66,67%
14 ERK 6 50% 6 50% 6 50% 8 66,67%
15 AQL 6 50% 6 50% 6 50% 8 66,67%
Hasil Persentase Prasiklus 50,56% Hasil Persentase Siklus I 53,33% Hasil Persentase Siklus II 66,11% Hasil Persentase Siklus III 80,56%
Table 5.Hasil Rekapitulasi Nilai Peningkatan Kemampuan Rasa Tanggung Jawab Anak Melalui Kegiatan Cooking Class Pada Tahap Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Kesimpulan

Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan rasa tanggung jawab dengan kegiatan cooking class pada anak usia 4-5 tahun di Taman-Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Sedenganmijen Krian dilaksanakan pada tiga siklus kegiatan. Adapun kesimpulan adalah melalui penerapan kegiatan cooking class dapat melatih kemampuan rasa tanggung jawab anak dalam menjaga barang milik umum dan merapikan peralatan/mainan setelah digunakan saat kegiatan berlangsung yaitu anak mampu mengembalikan alat ke tempat semula serta anak senang menjalankan tugas yang telah diberikan oleh guru. Dari kegiatan ini dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Sedenganmijen Krian.

References

  1. Agung, A. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha.
  2. Barnawi, & Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jakarta: Ar-ruzz Media.
  3. Bartono, P. (2006). Dasar-Dasar Food Product. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  4. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Fungsi Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
  5. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD Ditjen PNFI.
  6. Dimyati, J. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Penelitian Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
  7. Direktorat Pembinaan PAUD. (2012). Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen PAUD.
  8. E, K. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum2013. Bandung: YRama Widya.
  9. Fadlillah, M.Khorida, & L.M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
  10. Jacob Azerad. (2005). Membangun Masa Depan Anak. Bandung: Nusamedia dengan Nuansa.
  11. Lickona, T. (2013). Educating for Character : Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
  12. Lie, A., & Prasasti, S. (2004). 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak (Usia balita sampai pra remaja). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  13. Masyhud, M. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jember: LPMPK.
  14. Megawangi, R. (2015). Pendidikan Karakter. Depok: Indonesia Heritage Foundation.
  15. Mulyasa, E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ROSDA.
  16. Nielsen, D. M. (2008). Mengelola Kelas untuk Guru TK. Indonesia: Indeks.
  17. Nielsen, D. M. (2008). Mengelola Kelas untuk Guru TK. Indonesia: Indeks.
  18. Pramita. (2014). Seri Memasak Femina Cooking With Kids. Jakarta: Gaya Favorit Press.
  19. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
  20. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.
  21. Suharjono. (2000). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
  22. Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
  23. Sumadi Suryabrata. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  24. Syaiful, B. D., & Aswan, Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  25. Wening, S. (2012). Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Nilai. Jurnal Pendidikan Karakter, 2, 55-56.