Abstract
This study aims to determine the relationship between teacher creativity in the learning process and student learning motivation during the covid pandemic at MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu. The research method used is quantitative with a correlational research design. The assessment instrument used is a statement in the form of multiple choice, totaling 10 questions to find out the answers of the respondents. The sample of this study was class 3 at MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu with a total of 20 respondents. The sampling technique in this research is purposive sampling. Data analysis using Pearson correlation test. Data analysis using Pearson correlation test through IBM SPSS 24.0 application. The results of the research on the Pearson correlation test of teacher creativity on learning motivation show that the value of Sig. (2-tailed) of the variable of teacher creativity and student learning motivation is 0.113 which means > 0.05, then the variable of teacher creativity and student motivation is not correlated (not related). While the Pearson Correlation value is 0.366 and there is a negative value. Then the variables of teacher creativity and student learning motivation include imperfect correlations or weak correlations because the Pearson correlation value is < 1.00. If there is a negative value, it means that the higher the value of teacher creativity, the lower the value of student learning motivation and vice versa, the lower the value of teacher creativity, the higher the value of student learning motivation. It can be concluded that the teacher's creativity variable on student learning motivation has a correlation with the degree of relationship, namely the weak correlation and the form of the relationship is negative.
Pendahuluan
Pendidikan sebagai sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang bermutu serta berkualitas, terkhusus pada jenjang sekolah dasar yang merupakan pijakan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”[1].Dalam islam, pendidikan adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai islam kepada siswa melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat [2].
Pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa dalam interaksi proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penting dalam pengembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang bertakwa dan berguna bagi sesama [3]. Melalui kreativitas guru dalam pembelajaran, maka tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Namun, guru bukanlah satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Ada beberapa faktor internal yang berpengaruh dalam proses belajar siswa yakni salah satunya motivasi [4]. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa meningkat.
Namun, saat ini sistem pembelajaran sudah berbeda. Guru tidak lagi dapat berinteraksi secara langsung dengan siswa ketika proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya kemunculan virus yang disebut dengan corona virus dan menyebabkan penyakit covid-19. Virus ini merupakan jenis virus terbaru dan tidak banyak orang mengenalnya hingga terjadi wabah covid di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019 [5]. Covid-19 merupakan penyakit menular dan tidak ada dunia yang tidak terjangkit oleh virus ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus ini sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Di Indonesia sendiri pertama kali terjadi penyebaran virus corona pada tanggal 02 Maret 2020 [6].
Dalam hal ini, pendidikan adalah bidang yang sangat terdampak setelah bidang ekonomi di negara Indonesia. Pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai upaya pencegahan penyebaran covid dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Pada masa pandemi saat ini, pemerintah dituntut ekstra dalam pengawasan terhadap profesi keguruan. Pemerintah juga dituntut untuk menyusun perencanaan dengan matang sehingga dapat menciptakan guru-guru Indonesia yang profesional [7]. Oleh kerena itu, guru harus lebih kreatif dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran ditengah pandemi dengan sistem jarak jauh menuntut guru untuk terus melakukan kombinasi-kombinasi baru dalam pemberian materi agar motivasi belajar siswa tetap baik meski berada dirumah. Dalam pembelajaran jarak jauh ini guru dapat memanfaatkan media berupa audio/vidio, internet, atau televisi [8]. Guru harus mampu memilih media yang sesuai dengan materi yang akan di sampaikan agar siswa lebih mudah memahami dan tidak merasa bosan. Siswa harus tetap memiliki motivasi belajar meskipun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkan tepat waktu.
Pembelajaran jarak jauh ini menyebabkan siswa tidak dapat bertanya secara langsung apabila ada materi yang masih belum dipahami. Apabila siswa dapat menyerap materi pembelajaran dengan baik, maka siswa tidak akan merasa kesulitan saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa dapat mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sesuai dengan hal tersebut, berdasarkan studi awal bahwa motivasi belajar siswa kelas 3 di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu belum tercapai secara maksimal. Hal ini disebabkan karena kreativitas guru dalam proses pembelajaran pada masa pandemi covid belum maksimal. Dimana guru hanya mengirimkan vidio pembelajaran di grup whatsapp tanpa ada timbal balik dari siswa. Terkadang guru juga mengambil vidio pembelajaran dari youtube yang kemudian disesuaikan dengan materi yang akan diberikan oleh guru. Sehingga tidak sedikit siswa kelas 3 di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu ini yang mengeluh bosan jika harus melakukan pembelajaran dengan hanya melihat vidio lalu mengerjakan tugas. Siswa juga sering tidak melihat vidio pembelajaran sampai selesai, hanya melihat bagian awal dan akhir vidio yang biasanya terdapat instruksi perihal tugas yang harus dikerjakan siswa. Tidak jarang banyak siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat pada waktumya.
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat penting karena dapat mendorong minat atau motivasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penulis mengkaji bahwa kreativitas guru sangat berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Sehingga mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid di MI Darussalam”.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 20 siswa di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu. Peneliti menggunakan instrumen kreativitas guru dan motivasi belajar siswa dengan skala likert yang memiliki jawaban dengan gradasi dari selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Berikut instrument penelitian kreativitas guru dan motivasi belajar siswa.
Aspek/komponen | Indikator |
Kreativitas Guru | Mengetahui ciri-ciri guru yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran.Kreativitas guru dalam proses pembelajaran dapat memberikan pengaruh motivasi saat siswa belajar. |
Aspek/komponen | Indikator |
Motivasi belajar | Fungsi penting motivasi saat sedang belajar.Mengetahui ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi.Peran kreativitas guru dalam rangka membangun motivasi belajar siswa. |
Hasil dan Pembahasan
Peneliti melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kreativitas guru dalam proses pembelajaran terhada motivasi belajar siswa pada masa pandemi covid di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas di kelas 3 dan mendapat pernyataan dengan beberapa anak yang bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam dan detail. Selain wawancara peneliti juga membagikan kuisioner atau angket kepada siswa kelas 3 dan guru di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu sebanyak 20 responden dengan menggunakan google form. Hasil kuisioner ditabulasikan dan ditampilkan bentuk tabel,data dan dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji korelasi pearson.
Validitas | ||||
Kreativitas Guru | Motivasi Belajar | |||
Kreativitas Guru | Pearson Correlation | 1 | -.366 | |
Sig. (2-tailed) | .113 | |||
N | 20 | 20 | ||
Motivasi Belajar | Pearson Correlation | -.366 | 1 | |
Sig. (2-tailed) | .113 | |||
N | 20 | 20 |
Berdasarkan hasil uji validitas menyatakan bahwa semua butir soal dinyatakan valid karena nilai sig.( 2-tailed) > 0,05 dan pearson bernilai negatif.
Reliability Statistics | |
Cronbach's Alphaa | N of Items |
.601 | 2 |
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings. |
Output hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa dari 2 item dengan nilai Cronbach’s Alphanya sebesar 0,601. Dengan demikian angket/kuesioner dinyatakan reliabel atau konsisten karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa 2 item pernyataan untuk variabel Hubungan Kreativiats Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu adalah reliabel atau konsisten.
Correlations | |||
Kreativitas Guru | Motivasi Belajar | ||
Kreativitas Guru | Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N | 1 | -.366 |
.113 | |||
20 | 20 | ||
Motivasi Belajar | Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N | -.366 | 1 |
.113 | |||
20 | 20 |
Berdasarkan tabel 3 output hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) dari variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa adalah sebesar 0.113 yang berarti > 0.05, maka variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa tidak berkorelasi (tidak berhubungan). Sedangkan nilai Pearson Correlationnya adalah 0.366 dan terdapat nilai negatif. Maka variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa termasuk korelasi tidak sempurna atau berkorelasi lemah karena nilai pearson correlationnya < 1.00. Jika terdapat nilai negatif berarti semakin tinggi nilai kreativitas guru maka semakin rendah nilai motivasi belajar siswa dan sebaliknya, semakin rendah nilai kreativitas guru maka semakin tinggi nilai motivasi belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa variabel kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa mempunyai korelasi dengan derajat hubungan yaitu korelasi lemah dan bentuk hubungannya adalah negatif.
Menurut Arvie dalam penelitiannya yang juga menyimpulkan kreativitas guru berpengaruh rendah terhadap motivasi belajar siswa menerangkan bahwa teman sebaya juga dapat menjadi faktor tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. jika siswa berteman dengan temannya yang pandai maka ia akan termotivasi untuk ikut mendapatkan nilai yang bagus seperti temannya itu atau bahkan bisa melebihi. Begitupun sebaliknya, jika siswa itu berteman dengan temannya yang malas maka ia tidak ada dorongan untuk belajar karena yang menjadi acuan adalah teman-temannya yang malas dalam belajar dan mengerjakan tugas [9]. Untuk itu peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian yang sama agar memerhatikan variabel independen yang memiliki hubungan dengan motivasi belajar, seperti lingkungan sekolah dengan motivasi belajar, lingkungan keluarga dengan motivasi belajar, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak adanya hubungan kreativitas guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada masa pandemi covid di MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu. Hal tersebut terbukti dengan adanya hasil hipotesis menunjukkan bahwa bahwa nilai Sig. (2-tailed) dari variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa adalah sebesar 0.113 yang berarti > 0.05, maka variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa tidak berkorelasi (tidak berhubungan). Sedangkan nilai Pearson Correlationnya
adalah 0.366 dan terdapat nilai negatif. Maka variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa termasuk korelasi tidak sempurna atau berkorelasi lemah karena nilai pearson correlationnya < 1.00.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam proses pembelajaran tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas 3 di sekolah MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu. Meskipun hasil akhir dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan, tetapi tetap sebagai guru harus terus belajar mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
References
- UU Sisdiknas 2003 Pasal 3 Bab II.
- Mujib, A & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Isnawati, A. F. (2017). Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa/Siswi Kelas III SD Tarbiyatul Islam Kertosari Babadan Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017. 3.
- Muhibbin, S. (2014). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Ferismayanti. (2020). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Online Akibat Pandemi Covid-19. 1.
- Nugraheny, A. R. (2020). Peran Teknologi, Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi (Suatu Kajian Tentang Efektifitas Pembelajaran Daring di Era New Normal Kasus Pandemi Covid-19).
- Novita, N. (2019). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Kelas XI IIS SMA Taman Muliasungai Raya. 2.
- Ferismayanti. (2020). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Online Akibat Pandemi Covid-19. 4.
- Isnawati, A. F. (2017). Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa/Siswi Kelas III SD Tarbiyatul Islam Kertosari Babadan Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/29017. 99.