Abstract
This article aims to determine the process of using the Direct Method for learning Maharah Kalam at Ma'had Umar bin Khattab Sidoarjo, in the Tamhidi class. This study uses a qualitative descriptive approach in which the data are in the form of words or sentences obtained from informants or research subjects. The results showed that the use of the direct method for learning Maharah Kalam at Ma'had Umar bin Khattab Sidoarjo, in the Tamhidi class was still in the business stage, so the learning process had not fully used Arabic.
Pendahuluan
Belajar Bahasa Arab merupakan hal yang sangat penting khususnya bagi generasi Muslim, karena dengan keterampilan berbahasa Arab akan mempermudah generasi Muslim dalam memahami ajaran Islam dari sumber aslinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Bahkan Bahasa Arab di era globalisasi sudah menjadi bahasa yang mendunia dan sudah mengalami perkembangan di negara-negara Barat, serta menduduki peringkat ke tiga sebagai bahasa resmi PBB setelah bahasa inggris dan spanyol.[1]
Oleh sebab itu banyak sekali dari para manusia baik itu dari golongan Muslim maupun non Muslim yang berkeinginan untuk mempelajari Bahasa Arab, serta mahir dalam berbicara menggunakan Bahasa Arab.
Kemampuan menggunakan bahasa di dalam dunia pengajaran bahasa dinamai dengan maharah al-lughah, yang meliputi empat keterampilan yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dipelajari pada tingkatan pertama yaitu mendengar dan berbicara. [2]
Maka dibutuhkan metode khusus dalam proses pengembangan nya. Salah satu metode yang dianggap efektif dalam pembelajaran bahasa arab adalah metode langsung, karena metode langsung sangat mengedepankan pada keterampilan berbicara (kalam) dan memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang hidup dan sesuai dengan salah satu tujuan yang sangat penting dari pembelajaran bahasa Arab yaitu berbicara. [3]
Adapun penulis pada saat melakukan sebuah observasi di kelas tamhidi Ma’had Umar bin Khattab Putri, telah mendapati bahwa ustadzah atau pengajar dalam proses pembelajaran Maharah Kalam telah menggunakan Metode Langsung. Metode Langsung berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata “Thariqoh“ dan “Mubasyarah“. Kata “Thariqoh” jama’ nya adalah “Tharaaiq” dan “Thuruq” dengan arti perantara atau wasilah. Adapun “Mubasyarah” bentuk masdar dari “Baasyara-Yubaasyiru” dengan arti melakukannya sendiri.[4] Metode Langsung adalah suatu cara atau perantara dimana guru langsung menggunakan bahasa asing yang diajarkan sebagai bahasa pengantar, sedangkan bahasa anak didik tidak boleh digunakan dalam mengajar.[5]
Dengan menggunakan metode tersebut di dalam materi pembelajaran maharah kalam, yang memiliki makna yaitu kemampuan mengucapkan kata-kata atau bunyi artikulasi guna untuk mengekspresikan, menyampaikan sebuah pemikiran, gagasan serta perasaan [6], yang mana mereka sama sekali belum pernah mengenal dan memepelajari bahasa Arab, apalagi untuk berbicara menggunakan bahasa Arab, akhirnya setelah mereka lulus dari ma’had bisa dengan mudah berbicara menggunakan bahasa Arab, Oleh karena itu saya sebagai penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian tentang “ Penggunaan Metode Langsung Untuk Pembelajaran Maharah Kalam Di Ma’had Umar Bin Khattab Sidoarjo, Mustawa Tamhidi“.
Metode Penelitian
Sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Dengan jenis pendekatan deskriptif kualitatif peneliti bisa dengan mudah untuk mengetahui situasi atau keadaan yang sedang terjadi pada objek yang sedang diteliti. Dan dengan cara deskriptif yang datanya berupa kata-kata atau kalimat yang didapat dari informan, bertujuan untuk memudahkan dalam menjelaskan atau menggambarkan tentang keadaan pada objek yang sedang diteliti yaitu kelas Tamhidi. Subjek dalam penelitian ini yaitu para mahasiswi Ma’had Umar bin Khattab Sidoarjo, kelas Tamhidi, beserta pengajar dan mudir nya. [7]
Penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di kelas Tamhidi. Yang pada saat itu proses pembelajaran masih dilakukan secara online dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Dalam pengumpulan datanya, ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya bisa dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Kemudian pada setiap teknik memiliki berbagai macam instrumen yang berbeda-beda antara teknik yang satu dengan yang lainnya.[8]
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dan sebagainya yang akan dipelajari dan dibuat sebuah kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.[9] Sedangkan untuk teknis analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, mereka berpendapat bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan sacara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu ada reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.[10]
Hasil dan Pembahasan
Setelah memaparkan data yang telah diperoleh oleh peneliti, maka tindakan selanjutnya yaitu menganalisis data yang telah didapat dari lapangan dengan teori yang telah diuraikan pada bab 2 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif secara terperinci.
1. Penggunaan Metode Langsung Untuk Pembelajaran Maharah Kalam di Ma’had Umar bin Khattab Sidoarjo, Kelas Tamhidi
Bahwa penggunaan metode langsung untuk pembelajaran Maharah Kalam di kelas Tamhidi dilaksanakan secara online melalui grup WA, yang di dalamnya juga telah dijelaskan beberapa tahapan dalam menyampaikan materi pembelajaran mufrodat, hiwar, dan qiro’ah.
Untuk tahapan-tahapan dalam menyampaikan materi mufrodat adalah sebagai berikut:
a) Pertama yang dilakukan yaitu memperkenalkan makna kosa kata kepada peserta didik dengan memberikan persamaan kata, lawan kata, dan juga bentuk jama’ nya yang telah ditulis dalam sebuah PPT. b) Pengajar menjelaskan kepada peserta didik makna kosa kata satu persatu dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia melalui voice note. c) Pengajar menjelaskan makna kosa kata dengan menggunakan bahasa Indonesia, pada kosa kata yang memiliki arti cukup sulit untuk memahamkannya kepada peserta didik. d) Pengajar mewajibkan peserta didik untuk dapat memahami makna dari setiap kosa kata serta menghafalnya.
Yang kedua yaitu tahapan-tahapan dalam menyampaikan materi hiwar:
a) Pengajar memberi contoh cara membaca sebuah bacaan dalam materi hiwar kepada peserta didik. b) Pengajar menjelaskan tentang isi dari materi hiwar melalui voice note dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Penjelasan yang menggunakan bahasa Indonesia, hanya digunakan untuk menjelaskan kalimat yang memiliki makna cukup sulit untuk memahamkan kepada peserta didik, contohnya seperti : peristiwa Thawaf, Sa’i, tahapan-tahapan ibadah Haji dan Umroh.
c)Selanjutnya peserta didik diminta untuk membaca bacaan dalam materi hiwar paling sedikit sebanyak tiga kali.
d)Selanjutnya diberikan tugas rumah berupa soal latihan tanya jawab dan berbagai macam latihan soal lainnya, yang telah dijelaskan cara mengerjakannya.
Yang terakhir yaitu pada tahap pengoreksian tugas soal latihan yang telah dikerjakan, pengajar membagikan link google meet kepada peserta didik yang nantinya akan digunakan untuk pertemuan guna mengoreksi soal-soal latihan secara bersama, dengan mengaktifkan microphone saja tanpa mengaktifkan kamera. Dan proses pengoreksian baru akan dimulai ketika hampir dari seluruh peserta didik hadir didalamnya.
Dalam tahapan pengoreksian jawaban dari soal-soal latihan, yang di dalamnya mencakup dari materi qiro’ah yaitu: a) Pengajar akan memberikan penjelasan terlebih dahulu pada sebuah cerita yang berhubungan dengan soal setelahnya. b) Pengajar menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal secara bergantian.
c)Pengajar menyimak setiap jawaban yang diberikan sekaligus juga menyimak bagaimana cara membacanya, baik itu ketika membaca jawaban atau cerita.
d)Pengajar akan langsung memberikan pembenaran jika pengajar mendapati kesalahan dari peserta didik pada saat membaca jawaban nya, baik dari segi tajwid maupun makhrojnya. e)Kemudian untuk soal latihan benar-salah, peserta didik dihimbau untuk bisa memberikan jawaban yang benar pada soal yang memiliki jawaban salah.
2. Keunggulan menggunakan Metode Langsung di dalam pembelajaran Maharah Kalam di Ma’had Umar Bin Khattab.
Adapun penggunaan metode langsung di dalam pembelajaran Maharah Kalam memiliki berbagai macam keunggulan serta peningkatan yang telah dimiliki oleh masing-masing peserta didik jika dibandingkan dengan sebelum mereka belajar di Ma’had Umar bin Khattab, diantaranya yaitu:
- Mampu menghafal Al-Qur’an dengan baik. Disebabkan karena dampak dari seringnya mereka menghafal kosa kata baru.
- Banyak mengetahui kosa kata baru.
- Dapat memahami bagaimana cara mengucapkan huruf hijaiyyah dengan benar. Yang merupakan dampak dari keuletan pengajar dalam memperhatikan sekaligus juga membenarkan setiap kalimat bahasa Arab yang diucapkan oleh peserta didik ketika menjawab soal-soal latihan.
- Mulai bisa memahami kajian-kajian yang menggunakan bahasa Arab.
- Mulai berani untuk berbicara bahasa Arab.
- Dapat menulis mufrodat yang sebelumnya hanya bisa mengucapkannya saja.
3. Faktor Pendukung serta Penghambat Pembelajaran Maharah Kalam dengan Metode Langsung.
Dalam pembelajaran Maharah Kalam menggunakan metode langsung, terdapat beberapa faktor yang akan mendukung serta menghambat kemaksimalan dalam penggunaannya. Berikut faktor pendukung dari pembelajaran Maharah Kalam dengan menggunakan metode langsung berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar di kelas Tamhidi yaitu :
a. Adanya penggunaan audio.
Dikarenakan pengajar yang ada di kelas Tamhidi bukan dari orang Arab asli, dan cara berbicara manusia disetiap daerah berbeda-beda, menyebabkan penggunaan audio menjadi salah satu pendukung bagi peserta didik untuk dapat menirukan bagaimana orang Arab asli dalam berbicara serta dapat mempraktekkan nya, meskipun hasilnya tidak bisa sempurna dengan orang Arab asli dalam berbicara.
Selanjutnya untuk faktor penghambat dari penggunaan metode langsung dalam pembelajaran Maharah Kalam yaitu :
a. Dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Arab meski belum terlalu lancar.
Hal itu telah dibuktikan pada saat peserta didik melaksanakan ujian syafahi dengan pengajar secara langsung. Yang mana pada saat ujian berlangsung, mereka akan diajak untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.
b. Adanya ketersediaan waktu yang terbatas dan Pengajar yang mengayomi peserta didik dengan jumlah banyak.
c. Kemudian proses pembelajaran yang dilaksanakan secara online melalui Google Meet, video call melaui WA atau Zoom dan lain sebagainya. Sehingga tidak bisa dilakukan secara langsung atau tatap muka antara pengajar dan juga peserta didik.
d. Tidak adanya subsidi kuota internet gratis dari pemerintah.
Mengharuskan peserta didik harus membatasi atau berhemat dalam penggunaannya dan hal ini akhirnya berpengaruh juga pada keterbatasan peserta didik dalam penggunaan fasilitas aplikasi pembelajaran. Dan setiap proses pembelajaran berlangsug terjadi kendala berupa koneksi sinyal yang tidak kuat, dan speaker handphone yang tiba-tiba error.
4. Maka peneliti dapat memberikan saran yang berguna, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mensukseskan proses pembelajaran di kelas Tamhidi. Terkait hal itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
- Agar penggunaan metode langsung untuk pembelajaran Maharah Kalam di kelas Tamhidi berjalan dengan maksimal tanpa menggunakan metode terjemah, bisa dilakukan dengan membuat rencana adanya kesepakatan antara peserta didik dengan pengajar, yaitu dengan memberikan keringanan di semester ganjil dan di semester genap peserta didik sudah mulai harus diberikan penekanan dan disiplin dalam menggunakan bahasa Arab ketika di dalam kelas.
- Meskipun pembelajaran dilakukan secara online, alangkah lebih baik pada saat pertemuan antara guru dengan peserta didik bukan hanya mengaktifkan audio saja tanpa kamera. Agar prosedur penggunaan metode langsung bisa diterapkan secara maksimal seperti halnya ketika dilaksanakan di dalam kelas.
- Agar peserta didik dapat hadir secara bersamaan ketika proses pembelajaran secara online, alangkah baiknya bagi pengajar untuk mencantumkan jam pelaksanaan nya dimajukan sepuluh menit atau setengah jam dari dimulainya pembelajaran.
Kesimpulan
Bahwa proses pembelajaran Maharah Kalam dengan menerapkan metode langsung di kelas Tamhidi Ma’had Umar Bin Khattab Sidoarjo yaitu masih dalam tahap usaha, dikarenakan kelas Tamhidi adalah awal dari proses penggunaan metode langsung, jadi dalam prakteknya masih sedikit demi sedikit. Maka dari itu di dalam proses pembelajaran di kelas Tamhidi masih didapati pengajar yang menggunakan bahasa terjemah meski tidak sepenuhnya dan masih didominasi dalam penggunaan bahasa Arabnya.
Faktor pendukung dalam proses pembelajaran di kelas Tamhidi yaitu adanya penggunaan audio yang bertujuan agar peserta didik dapat menirukan logat atau cara orang Arab asli dalam berbicara.
References
- Ubaid Ridlo, Bahasa Arab Dalam Pusaran Arus Globalisasi: Antara Pesimisme Dan Optimisme, Ihyaul Arabiyyah, 2 (Juli-Desember, 2015).
- Sulastri, Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada Keterampilan Berbicara Bagi Siswa Kelas VIII Mts, Journal of Arabic Learning and Teaching, 1 (Juni, 2016).
- Muhammad Arif, Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Al-Lisan, 1 ( Februari, 2019).
- أولياء أغستيار، "الطريقة المباشرة و استخدامها في تدريس المحادثة بأفلام الإمام الشافعي العربية"،بكلية التربية و تأهيل المعلمين جامعة الرانيري الإسلامية الحكومية دار السلام،201
- Muhammad Ali Bakri, “Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pengajaran Bahasa Arab”, Al-Maraji’, 1 (Juni, 2017).
- Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012).
- Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitataif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019).
- M.Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012).
- Nuning Indah Pratiwi, “Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi”, Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 2 ( Agustus 2017).
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017).