Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v17i.635

Teacher's Efforts in Strengthening Religious Character in the Time of the COVID-19 Pandemic in Grade 1 Elementary School Students


Upaya Guru dalam Penguatan Karakter Religius di Masa Pandemi COVID-19 pada Siswa SD Kelas 1

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Character Strengthening Religious Character COVID-19 Pandemic

Abstract

Education is a process of forming individuals who are not only cognitively, scientifically and philosophically intelligent but also able to develop their social and spiritual attitudes. The phenomenon that occurs is that the whole world is being hit by the COVID-19 outbreak, this causes students to study at home. The teacher does not use the pandemic as an excuse that hinders the process of strengthening the religious character of students. The purpose of this study is to describe how the teacher's efforts in strengthening religious character during the COVID-19 pandemic in grade 1 students of SD Muhammadiyah 1 Krembung. This research approach is descriptive qualitative with phenomenological research type. The results of this study indicate that the teacher's efforts in strengthening the religious character of grade 1 students during the pandemic are carried out through 2 stages: 1) The planning stage includes integrating religious characters in the lesson plans, compiling indicators of religious character; 2) The implementation phase includes habituation of school culture such as praying before and after starting learning, praying dhuha at home, memorizing short letters, reading daily prayers, and helping parents at home.

Pendahuluan

Fenomena yang saat ini terjadi adalah seluruh dunia sedang dilanda wabah virus corona / COVID-19. COVID-19 merupakan penyakit yang tegolong baru dimana asal muasal dan penyebab virus ini belum jelas dan belum diketahui secara pasti . Penularan virus ini sangatlah berbahaya dan sangat cepat menular sehingga pemerintah berupaya keras dalam mencegah penyebaran virus ini. Upaya yang paling ampuh untuk memutus rantai penyebaran wabah virus ini adalah dengan melakukan pembatasan sosial (social distancing) dan pembatasan fisik (physical distancing) . Hal ini yang kemudian menyebabkan siswa diharuskan untuk belajar di rumah. Kemendikbud mengeluarkan surat edaran No.4 Tahun 2020 yang berisi aturan tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19, proses pembelajaran ini terpaksa dilaksanakan dari rumah melalui pembelajaran daring (dalam jaringan). Sistem pembelajaran daring ini memungkinkan untuk guru dan siswa dapat melaksanakan proses belajar kapanpun dan dimanapun dengan jumlah siswa yang tidak terbatas. Pembelajaran daring adalah proses belajar jarak jauh yang mempertemukan guru dan siswa untuk melaksanakan interaksi pembelajaran melalui jaringan internet . Dalam proses pelaksanaanya, pembelajaran daring membutuhkan bantuan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau handphone android/ ios, komputer, laptop, tablet, maupun perangkat lainnya yang dapat digunakan untuk mengakses informasi secara online kapan saja dan dimana saja .

Kasus terbaru di era pandemi ini yaitu kasus pencurian. Solopos memberitakan, kasus pencurian dengan pelaku anak di bawah umur jumlahnya meningkat di masa pandemi COVID-19 ini. Data tersebut diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri. Kepala Dinas Sosial Wonogiri mengatakan bahwa kasus pencurian yang terjadi di masa pandemi ini meningkat 4 kali lipat. Menurut data tahun 2019 hanya terdapat 2 kasus pencurian dengan pelaku anak di bawah umur, sedangkan di masa pandemi saat ini sudah tercatat ada 8 kasus pencurian dengan pelaku anak di bawah umur. Salah satu faktor penyebab anak mencuri adalah karena perekonomian keluarga yang sedang mengalami kesulitan. Kepala Dinas Sosial Wonogiri juga menjelaskan faktor lain yang menjadi penyebab anak mencuri adalah aktivitas pembelajaran daring. Selama pandemi, siswa diharuskan belajar online dari rumah, Sebagian dari mereka tidak diberi uang saku oleh orang tuanya sehingga hal inilah yang menjadi penyebab anak mencuri. .

Berangkat dari kasus tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berhasil membangun karakter siswa. Oleh karena itu penguatan pendidikan karakter menjadi sangat diperlukan dalam mengatasi persoalan ini. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut . Penanaman nilai-nilai karakter ini kemudian didukung dengan adanya penguatan karakter. Tim PPK Kemendikbud memaparkan bahwa penguatan pendidikan karakter merupakan sistem pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk memperkuat karakter siswa melalui pembentukan transformasi (perubahan sifat), transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (nilai spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila . Salah satu nilai-nilai tersebut adalah nilai yang berhubungan dengan Tuhan yaitu nilai karakter religius, nilai karakter religius adalah sikap dan perilaku patuh dan taat dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya juga meninggalkan larangan agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain . Karakter religius merupakan nilai karakter yang berhubungan langsung dengan Tuhan. Seseorang yang memiliki nilai karakter religius menunjukan bahwa semua pikiran, perkataan, dan perbuatannya selalu diusahakan bertumpu pada nilai-nilai ketuhanan dan atau ajaran agamanya. Dengan kata lain, seseorang yang berkarakter religius akan menjadikan ajaran agama sebagai pondasi utama dalam berpikir, berbicara, bersikap, bertindak, dan berperilaku. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa karakter religius merupakan karakter utama dan mendasar, karena keyakinan seseorang terhadap suatu kebenaran tertentu langsung bertumpu pada ajaran agama yang dianutnya, hal ini dapat menjadi motivasi yang kuat dalam membangun karakter.

Di Sidoarjo, tepatnya di Jl, Raya Lemujut RT 03 RW 02 Krembung Sidoarjo terdapat sekolah dasar swasta berbasis islami yang dikenal dengan nama SD Muhammadiyah 1 Krembung Super Islamic School. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung pada tanggal 9 Januari 2021, diketahui bahwa memang semenjak pandemi COVID-19, karakter religius siswa cenderung melemah. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang berbeda dengan yang terjadi di tahun sebelumnya, seperti menurunnya kemampuan siswa dalam hafalan surat-surat pendek dan hafalan bacaan sholat, sholat 5 waktu tidak dilaksanakan secara penuh atau masih bolong-bolong begitupun juga sholat sunnahnya. Sehingga untuk mengatasi hal ini guru SD Muhammadiyah 1 yang berbasis sekolah islmai ini telah berupaya untuk tetap melakukan penguatan karakter religius siswa di masa pandemi COVID-19. Guru tidak menjadikan pandemi COVID-19 ini sebagai bentuk alasan yang dapat menghambat proses pendidikan karakter religius siswa. Meskipun proses pembelajaran selama pandemi ini berlangsung sercara daring, tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk tetap berinovasi dalam melakukan upaya penguatan karakter religius pada siswa.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang “Upaya Guru dalam Penguatan Karakter Religius di Masa Pandemi COVID-19 pada Siswa SD Kelas 1”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana upaya guru dalam penguatan karakter religius di masa pandemi COVID-19 pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung.

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan atau kondisi objek alamiah. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mencari fakta dengan cara yang tepat sehingga tersusun dengan sempurna, akurat, dan otentik sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian fenomenologi. Penelitian fenomenologi adalah salah satu jenis pendekatan kualitatif dimana dalam jenis penelitian ini peneliti melakukan sebuah observasi kepada narasumber sebagai subjek penelitian untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi dalam hidup narasumber penelitian tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena unik di SD Muhammadiyah 1 Krembung yakni bagaimana upaya guru dalam penguatan karakter religius di masa pandemi COVID-19 pada siswa kelas 1. Penelitian ini dilakukan secara objektif sesuai fakta dan kondisi yang terjadi di lapangan.

B. Subjek dan Setting Penelitian

Penentuan subjek penelitian ini tentunya dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan sesuai dnegan tujuan tertentu. Peneliti diharapkan dapat menentukan subjek penelitian yang benar-benar mendukung dalam proses pemerolehan dan pengumpulan data yang sesuai dengan fokus penelitian. Dengan demikian subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru Kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung. Sedangkan setting penelitian dalam dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Krembung, Sidoarjo pada tahun ajaran semester ganjil 2020/2021.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahap terpenting dalam sebuah penelitian dengan tujuan peneliti berupaya memperoleh data atau informasi mengenai sesuatu yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

D. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data penelitian kualitatif menurut Miles & Hubberman. Komponen analisis data Miles & Hubberman meliputi pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan (conclusion drawing/ verification).

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang sudah dilaksanakan peneliti melalui berbagai proses teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi ditemukan hasil penelitian mengenai upaya guru dalam penguatan karakter religius siswa kelas 1 di masa pandemi bahwa upaya guru dalam penguatan karakter religius di masa pandemi COVID melalui 2 tahap yakni yakni; Perencanaan Penguatan Karakter Religius dan Penerapan Penguatan Karakter Religius.

1. Perencanaan Penguatan Karakter Religius

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas 1 di SD Muhammadiyah 1 Krembung mengenai perencanaan yang dilakukan guru dalam rangka penguatan karakter religius siswa SD kelas 1 di masa pandemi yakni sebagai berikut :

No Aspek Perencanaan Hasil Penelitian
1 Tujuan Pendidikan Guru melaksanakan perencanaan penguatan karakter religius pada siswa dengan berpedoman pada tujuan utama pendidikan SD Muhammadiyah 1 Krembung yakni membangun siswa melalui proses pendidikan islami.
2 Visi Misi Guru melaksanakan perencanaan penguatan karakter religius pada siswa dengan berpedoman pada visi misi utama pendidikan SD Muhammadiyah 1 Krembung yakni berakhidah islami.
3 Indikator Karakter Religius Guru membuat indikator karakter religius yang berpedoman pada tujuan serta visi misi sekolah untuk kemudian diterapkan kepada siswa.
4 Silabus Guru tidak membuat silabus melainkan langsung pada RPP
5 RPP Guru menyiapkan RPP daring 1 lembar sebelum pembelajaran yang terintegrasi nilai karakter religius pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Table 1.Perencanaan Penguatan Karakter Religius

Dari hasil penelitian pada Tabel 1, menunjukkan bahwa perencanaan yang dilakukan guru dalam rangka penguatan karakter religius siswa di masa pandemi pada dasarnya berpedoman pada tujuan utama pendidikan SD Muhammadiyah 1 Krembung Super Islamic School. Guru menetapkan indikator karakter religius khusus yang memuat nilai karakter religius untuk dijadikan acuan guru dalam melaksanakan penguatan karakter religius siswa baik sebelum pandemi dan saat pandemi. Indikator karakter religius tersebut sesuai dengan tujuan serta visi misi SD MUDIK SIP dimana tujuan utama pendidikan di SD ini adalah membangun siswa melalui proses pendidikan islami dan juga visi misi utama SD ini adalah Berakhidah islami.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung berinisial OWS dapat diketahui juga bahwa indikator karakter religius siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung terdiri dari :

  1. Taat Kepada Allah SWT
  2. Sadar dengan kewajiban beribadah sholat fardu dan berpuasa
  3. Kesadaran atas pentingnya membaca Al-Qur’an
  4. Menanamkan sikap bersedekah sejak dini
  5. Berbakti kepada kedua orang tua

Berdasarkan hasil observasi peneliti juga menemukan bahwa perencanaan guru dalam rangka penguatan karakter religius siswa di masa pandemi juga tercantum di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) daring, dapat dilihat bahwa guru mengintegrasikan nilai karakter religius ke dalam pembelajaran daring pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

2. Penerapan Penguatan Karakter Religius

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas 1 di SD Muhammadiyah 1 Krembung mengenai penerapan penguatan karakter religius yang diterapkan melalui pembiasaan pada siswa SD kelas 1 di masa pandemi dapat dilihat sebagai berikut :

No Aspek Penerapan Hasil Penelitian
1 Pembiasaan Berbasis Kelas Guru menerapkan penguatan karakter religius pada siswa dengan cara megnintegrasikan pembiasaan yang mengandung nilai karakter religius ke dalam kegiatan pembelajaran daring. (kegiatan pendahuluan,kegiatan inti, dan kegiatan penutup).
2 Pembiasaan Berbasis Budaya Sekolah Guru menerapkan pembiasaan pada siswa dengan cara tetap menerapkan kegiatan pembiasaan di rumah seperti melaksanakan sholat dhuha, bersedekah dan membantu ibu sebelum pembelajaran berlangsung.
3 Pembiasaan Berbasis Masyarakat Guru bekerjasama dengan orang tua sebagai lingkup masyarakat terkecil dan paling dekat dengan siswa dalam rangka membimbing siswa untuk menerapkan penguatan karakter religius di rumah serta memantau perkembangan karakter religius siswa di masa pandemi.
Table 2.Penerapan Penguatan Karakter Religius

Dari hasil penelitian pada Tabel 2, menunjukkan bahwa penerapan penguatan karakter religius yang dilakukan guru terhadap siswa adalah melalui pembiasaan. Peneliti menemukan guru membuat grup WhatsAppkelas sebagai saran guru untuk tetap dapat terhubung dengan siswa pada saat pembelajaran terpaksa dilakukan secara daring di masa pandemi. Sesuai dengan RPP daring yang telah disusun guru sebelumnya, peneliti menemukan bahwa guru mengintegrasikan nilai karakter religius ke dalam pembelajaran daring yakni pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran daring dilaksanakan dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting, terkadang guru juga melakukan pembelajaran daring dengan memanfaatkan fitur telepon video pada WhatsApp.

Pada saat kegiatan pendahuluan, peneliti melihat guru mengucapkan salam, setelah itu guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berdo’a bersama, murojaah hafalan surat-surat pendek dan do’a sehari-hari. Seperti doa sebelum makan dan minum, tidur dan bangun tidur, kebersihan sebagian dari Iman, dan lain-lain. Sedangkan pada kegiatan inti, peneliti menemukan bahwa guru menanamkan nilai karakter religius pada siswa dengan cara menerapkan pembiasaan saling menghargai ketika ada perbedaan pendapat dengan sesama teman. Guru juga menanyakan kegiatan siswa di pagi hari seperti sholat shubuh, dhuha, makan pagi, membantu ibu dan mandi. Peneliti juga melihat guru menegur siswa yang tidak duduk dengan sopan ketika pembelajaran daring (video konferensi zoom) berlangsung dengan menegur dan mengucapkan “Mas Adhit, duduknya yang sholeh nak…”. Selanjutnya dalam kegiatan penutup pembelajaran guru menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan salam penutup.

Adapun upaya yang juga dilakukan guru dalam rangka penguatan karakter religius siswa kelas 1 di masa pandemi adalah dengan tetap menerapkan kegiatan pembiasaan di rumah yang sebelumnya sudah diterapkan pada saat pembelajaran tatap muka di sekolah seperti melaksanakan sholat dhuha dan membantu ibu sebelum pembelajaran berlangsung. Apabila kegiatan membantu ibu di sekolah dilaksanakan dengan cara siswa mencuci tempat makan bekas bekal, sedangkan pada saat pembelajaran daring di rumah siswa diarahkan guru untuk membantu ibu membersihkan rumah seperti menyapu rumah sebelum pembelajaran berlangsung. Guru akan memberikan apresiasi berupa ikon/ emoji bintang yang terdapat pada fitur pesan teks WhatsApp dan pujian berupa kalimat “MasyaAllah” dan “GoodJob” sebagai bentuk penghargaan kepada siswa yang telah melaksanakan kegiatan penguatan karakter religius di rumah. Selain itu peneliti juga melihat guru menerapkan kebiasaan bersedekah pada siswa kelas 1 dengan mengajak siswa berdonasi untuk korban bencana erupsi gunung semeru. Bagi guru, peran orang tua dalam penguatan karakter religius di masa pandemi ini sangatlah penting karena guru memerlukan kerjasama dalam membimbing siswa untuk tetap menerapkan penguatan karakter religius di rumah serta memantau perkembangan karakter religius siswa ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring di masa pandemi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data berkenaan dengan fokus penelitian bagaimana upaya guru dalam penguatan karakter religius di masa pandemi COVID-19 pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung diperoleh hasil penelitian sebagai berikut; Penguatan karakter religius di masa pandemi ini melalui 2 tahap. Tahapan tersebut meliputi Tahap Perencanaan dan Tahap Penerapan. Hal ini sesuai dengan pemaparan Supriyanto mengenai tahapan penguatan pendidikan karakter yakni perencanaan dan pelaksanaan.

Guru menyusun perencanaan penguatan karakter religius dalam pembelajaran daring di masa pandemi dengan mengintegrasikan nilai karakter religius ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring 1 lembar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Supriyanto bahwa dalam proses implementasi pendidikan karakter religius di masa pandemi pelaksanaan pendidikan karakter religius berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari dokumentasi perencanaan RPP dan pelaksanaan yang ditunjukkan dengan perilaku siswa.

Guru mengintegrasikan nilai karakter religius dengan menerapkan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan siswa pada saat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Hamidah Ulfa Fauziah dengan judul Implementasi penguatan pendidikan karakter religius, bahwa implementasi penguatan pendidikan karakter religius di sekolah dilakukan melalui 10 kegiatan pembiasaan yang mengimplementasikan nilai karakter religius. Adapun 10 kegiatan pembiasaan karakter religius adalah sebagai berikut: sholat dhuha, baris dan bersalaman, membaca Al-Qur'an, berdoa, literasi, sholat berjamaah, peringatan hari besar agama, Jumat sedekah, Jumat bersih dan Jumat sehat, Jumat inspiratif dan Jumat berdakwah.

Selanjutnya upaya guru dalam penguatan karakter religius juga dilakukan melalui pembiasaan berbasis budaya sekolah berpedoman pada indikator karakter religius SD Muhammadiyah 1 Krembung. Indikator karakter religius yang dikuatkan pada diri siswa kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Krembung ini senada dengan pemaparan Kemendiknas tentang indikator karakter religius siswa SD. Sedangkan dalam hal memantau dan mengawasi perkembangan karakter religius siswa di masa pandemi ini guru mengutamakan peran orang tua sebagai lingkup masyarakat terkecil dan paling dekat dengan siswa terlebih pada saat pembelajaran daring. Orang tua bekerja sama dengan guru untuk terus membimbing dan mengawasi penguatan karakter religius anak di rumah. Selanjutnya untuk laporan perkembangan karakter religius siswa, guru berkomunikasi dengan orang tua siswa melalui grup whatsapp dengan cara meminta orang tua siswa mengabadikan kegiatan siswa di rumah yang berkenaan dengan karakter religius dalam bentuk foto maupun video. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno bahwa pendidikan dan pembentukan karakter anak dipengaruhi oleh situasi dan keadaan karakter masyarakat sekitar anak tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Krembung, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam penguatan karakter religius di masa pandemi COVID-19 pada siswa kelas 1 melalui 2 tahapan yakni perencanaan dan penerapan. Perencanaan guru meliputi mengintegrasikan nilai karakter religius ke dalam RPP baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, guru menyusun indikator karakter religius yang dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi guru dalam penerapan upaya penguatan karakter religius siswa di masa pandemi. Berpedoman pada indikator karakter religius SD Muhammadiyah 1 Krembung tersebut, pembiasaan yang diterapkan guru kepada siswa di masa pandemi adalah guru memberi instruksi kepada siswa untuk berdo’a sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, murojaah hafalan surat-surat pendek, membaca do’a sehari-hari, melaksanakan sholat fardu tepat waktu, melaksanakan sholat dhuha, dan membantu pekerjaan orang tua di rumah. Selain itu, upaya khusus yang dilakukan guru yakni guru memberikan apresiasi dengan mengirimkan ikon bintang dan kalimat pujian melalui grup whatsapp sebagai bentuk penghargaan terhadap siswa yang telah melaksanakan penguatan karakter religius di rumah sesuai instruksi guru. Guru juga menganggap kerja sama dan komunikasi yang baik dengan orang tua merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan terutama di masa pandemi saat ini sehingga guru dapat bekerja sama dengan orang tua dalam membimbing serta mengawasi perkembangan penguatan karakter religius siswa kelas 1 di masa pandemi.

References

  1. I. M. A. I Putu Yoga, "Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19," Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 3 No. 2, 2020.
  2. T. K. K. D. Negeri, "Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah; Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen.," Kementrian dalam Negeri, Jakarta, 2020.
  3. E. Kuntarto, "Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi," Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3 No. 1 hal 99-110, 2017.
  4. A. H. Ali Sadikin, "Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 (Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic)," Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, vol. 6 No. 02, pp. 214-224, 2020.
  5. A. Munandar, Salopos, 30 Oktober 2020. [Online]. Available: https://www.solopos.com/pandemi-covid-19-anak-anak-mencuri-meningkat-ada-apa-dengan-wonogiri-1089126. [Accessed 4 Desember 2020].
  6. S. Haryati, "Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013," Jurnal Pendidikan: UTM, 2017.
  7. K. T. PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Karakter, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
  8. E. Sulistyowati, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2012.
  9. M. Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
  10. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2016.
  11. Supriyanto, "Pendidikan Karakter Religius melalui Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19 pada Siswa MI Al-Iman Mranggen Magelang," in Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, 2021.
  12. H. U. Fauziah, "Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Religius," Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, no. ISSN: 2797-0132, 2021.
  13. K. P. Nasional, Penyusunan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Balitbang Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.
  14. Suparno, Pendidikan Karakter di Sekolah Sebuah Pengantar Umum, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015.