Abstract
The purpose of this study was to analyze the science process skills of grade 5 SDN Karangpuri 1 students based on the high, medium and low abilities of students in the science of animal movement organs during the covid-19 pandemic. This research method uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques using tests, interviews and documentation. The research was carried out at SDN Karangpuri 1 for 5th grade students. The subjects of this study were 3 students representing high, medium and low ability students. The results of data analysis show that, in online learning, the three students who represent the categories of high, medium and low ability students have science process skills in themselves, but need to be improved again because there are several aspects of science process skills that students lack. Keywords: Process Skills Science; Science Learning, Covid-19 Pandemic
Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang menilik segala insiden yang terjadi pada alam semesta, baik dengan0cara mengobservasi, mengamati, dan menyampaikan hasil output pengamatan yang sudah dilakukan. Dalam0hal tersebut pada pembelajaran IPA siswa harus dibekali dengan Keterampilan Proses Sains baik itu siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Keterampilan Proses Sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan untuk melakukan penyelidikan ilmiah . Keterampilan Proses Sains dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung karena siswa lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Dengan adanya Keterampilam Proses Sains pada diri siswa saat pembelajaran, siswa dapat lebih aktif, mengembangkan rasa tanggung jawab pada dirinya, meningkatkan keabadian pembelajaran serta dapat memperoleh cara dan metode penelitian yang baru .
Fakta yang terjadi di lapangan, pembelajaran pada materi IPA sudah menyentuh pengembangan Keterampilan Proses Sains namun belum optimal. Penelitian Suastra menjelaskan bahwa rendahnya pembelajaran pada materi IPA disebabkan karena belum tumbuhnya secara optimal . Keterampilan Proses Sains yang yang ada pada diri siswa saat pembelajaran. Temuan tersebut didukung oleh hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SDN Karangpuri 1, Kecamatan Wonoayu. Bahwa tugas-tugas yang diberikan guru di pembelajaran pada materi IPA sudah menerapkan kegiatan yang sesuai dengan aspek-aspek Keterampilan Proses Sains, namun ada sebagian siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal tersebut diduga karena sebagian siswa kelas 5 di SDN Karangpuri 1 belum sepenuhnya optimal dalam memiliki Keterampilan Proses Sains pada dirinya, khususnya pada siswa yang berkemampuan rendah.
Dimasa pandemi Covid-19 ini, membuat seluruh jenjang pendidikan “dipaksa” untuk belajar di rumah karena pembelajaran secara langsung tidak diadakan yang berguna untuk mencegah penularan virus corona. Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu dengan melakukan pembelajaran secara online atau daring . Siswa diminta untuk belajar secara luring, pada pembelajaran luring guru memberikan materi melalui grup online dan siswa diberi tugas yang diberikan. Situasi ini seharusnya menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan memiliki Keterampilan Proses Sains dengan baik pada dirinya.
Pembelajaran online siswa harus memiliki Keterampilan Proses Sains yang baik pada dirinya, khususnya pada siswa yang berkemampuan rendah di pembelajaran pada materi IPA agar hasil belajarnya dapat meningkat. Berangkat dari hasil wawancara sebelumnya kepada Ibu Ainun Jariyah, S.Pd.SD selaku wali kelas V (lima) yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2021 di SDN Karangpuri 1. Bahwasannya sebagian siswa mendapatkan nilai yang rendah pada pembelajaran materi IPA organ gerak hewan dimasa pandemi ini, permasalahan tesebut diharapkan dapat dibantu dengan mengembangkannya Keterampilan Proses Sains secara optimal pada diri siswa, agar siswa dapat memahami konsep pembelajaran materi IPA organ gerak hewan.Dari hasil wawancara tersebut dapat diartikan bahwa sebagian siswa belum memahami konsep materi pada pembelajaran IPA organ gerak hewan dimasa pandemi, sehingga ditekankan untuk mengembangkan aspek-aaspek Keterampilan Proses Sains secara optimal pada diri siswa baik siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran, khususnya pembelajaran pada materi IPA organ gerak hewan dimasa pandemi seperti saat ini. Maka dari itu peneliti tergerak untuk melakukan penelitian terkait “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas 5 SDN Karangpuri 1 pada Materi IPA di Masa Pandemi Covid-19”.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan desain penelitian deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dapat digunakan dalam meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi . Pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskrptif dianggap cocok digunakan dalam penelitian ini karena mampu menganalisis keterampilan proses sains siswa berdasarkan tingkat kemampuan siswa pada materi IPA organ gerak hewan dimasa pandemic covid-19.
B. Unit Analisis
1. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains merupakan sekumpulan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami konsep maupun teori yang tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif saja, tetapi harus ada latihan dan prosedur yang dilakukan . Keterampilan Proses Sains diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkannya konsep, hukum, dan teori IPA, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial yang dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa .
2. Materi IPA
Ilmu Pengetahuan Alam ialah prosedur yang harus dilewati para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Prosedur tersebut dapat merumuskan masalah, hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data dan akhimya menyimpulkan. Dalam pembelajaran pada materi IPA, siswa dituntut untuk selalu terlibat secara fisik maupun mental.
3. Organ Gerak Hewan
Makhluk hidup dapat bergerak apabila ada rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Hewan dapat bergerak menggunakan organ gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Organ gerak berguna untuk berjalan, berlari, melompat, meloncat, memegang, menggali, memanjat, berenang, dan sebagainya. Organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan. Alat-alat gerak yang terdapat pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan. Kerja sama antara kedua alat gerak tersebut membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
4. Kemampuan siswa
Kemampuan sama artinya dengan cekatan. Mampu atau cekatan merupakan kepandaian dalam melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan dengan cepat tetapi salah, tidak dapat dikatakan mampu. Kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Kemampuan intrinsik yang merupakan kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa dan Kemampuan ekstrinsik yang merupakan kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dari beberapa pengertian kemampuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kompetensi mendasar yang perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi dalam suatu pelajaran pada jenjang tertentu.
C. Subjek dan Setting Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SDN Karangpuri 1, sebanyak 3 siswa. Penentuan subjek pada penelitian ini dikarenakan 3 siswa tersebut mewakili siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran materi IPA Organ Gerak Hewan. Sebagian siswa kelas 5 di SDN Karangpuri 1 mendapatkan nilai rendah pada pembelajaran IPA materi organ gerak hewan, hal tersebut diduga karena ada sebagian siswa kelas 5 SDN Karangpuri 1 belum sepeenuhnya optimal dalam memiliki keterampilan proses sains pada dirinya, khususnya pada siswa yang berkemampuan rendah.
Setting penelitian ini dilakukan di SDN Karangpuri 1, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Setting pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Dimana penelitian ini berawal dari memberikan lembar tes, kemudian peneliti melakukan kroscek dengan teknik wawancara kepada siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Tes
- Wawancara
- Dokumentasi
E. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian setiap data harus dicek keabsahannya supaya dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya dan dapat dibuktikan keabsahanya. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu . Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:
1. Uji credibility (validityas internal)
2. Uji transferability
3. Uji dependability
4. Uji konfirmability
F. Teknik Analisis Data
Tenik analisis data yang digunnakan dalam penelitian ini adalah analisiss interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles Huberman yang meliputi reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan lembar tes dan wawancara kepada ketiga siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dapat ditemukan bahwa, setiap siswa yang mewakili kategori siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki keterampilan proses sains yang berbeda-beda pada dirinya. Siswa yang mewakili kategori siswa berkemampuan tinggi memiliki keterampilan proses sains yang cukup baik pada dirinya, untuk siswa yang berkemampuan sedang memiliki keterampilan proses sains pada dirinya namun perlu dikembangkan lagi agar hasilnya optimal dan untuk siswa berkemampuan rendah kurang dalam memiliki keterampilan proses sains, dapat dibuktikan dengan hasil tes dan wawancara bahwa ada beberapa aspek Keterampilan Proses Sains yang kurang dimiliki oleh siswa yaitu aspek mengamati dan mengumpulkan informasi.
B. Pembahasan
Peneliti akan menganalisis fokus penelitian yang sudah ditetapkan, berikut pembahasan dari fokus penelitian:
1. Analisis Keterampilan Proses Sains siswa Kelas 5 SDN Karangpuri 1 berdasarkan tingkat kemampuan siswa pada materi IPA Organ Gerak Hewan di Masa Pandemi Covid-19.
Dari hasil analisis data yang diperoleh peneliti, dapat diketahui bahwa hasil dari tes dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas 5 SDN Karangpuri 1 yang mewakili siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi, memiliki keterampilan proses sains dengan baik pada dirinya. Siswa yang berkemampuan tinggi, memiliki kelima aspek keterampilan proses sains yang diamati peneliti dengan baik. Siswa yang memiliki kemampuan sedang, memiliki Keterampilan Proses sains, namun kurang optimal. Siswa yang berkemampuan sedang memiliki kelima aspek keterampilan proses sains pada dirinya, namun perlu dikembangkan lagi agar hasil belajarnya dapat meningkat. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah, kurang dalam memiliki Keterampilan Proses Sains. Ada beberapa aspek yang kurang dimiliki oleh siswa yang berkemampuan rendah, yaitu aspek mengamati dan mengumpulkan informasi.
Telah diketahui bahwa keterampilan proses sains memberikan tekanan kepada siswa dalam membentuk keterampilan, memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya). Melalui keterampilan proses sains konsep yang diperoleh siswa akan lebih bermakna karena keterampilan dalam berpikir siswa akan lebih berkembang. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa tiap aspek keterampilan proses sains siswa berdasarkan tingkat kemampuannya selama pembelajaran online di masa pandemi covid-19 menunjukkan banyak variasi.
Proses identifikasi dari keterampilan proses sains dalam pelaksanaanya membuat siswa menjadi lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak disertai contoh-contoh konkrit dan praktek sendiri, karena keadaan yang mengharuskan untuk pembelajaran online di masa pandemi Covid-19. Jadi, guru hanya mengawasi dan memberikan tugas lewat kelas online dan siswa yang menyelesaikannya sendiri dengan menggunakan petunjuk dan arahan yang telah diberikan oleh guru. Menurut Astalini, Kurniawan, Sari, & Kurniawan , jika seorang siswa belajar dengan cara terbaik, ia harus dihadapkan pada berbagai pengalaman belajar untuk menjadi pembelajar online yang lebih fleksibel.
Aspek yang pertama yaitu aspek mengamati. Menurut Gibson keterampilan mengamati adalah keterampilan mengumpulkan informasi melalui penerapan dengan indra. Pada aspek mengamati sub aspek mengamati gambar-gambar kemudian diminta untuk menyebutkan nama-nama organ gerak hewan. Siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang memiliki aspek keterampilan proses sains mengamati dengan baik. Kegiatan mengamati merupakan cara untuk mencari informasi melalui penerapan dengan indra, hal tersebut merupakan kegiatan yang disenangi oleh siswa, karena siswa bisa mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan yang lebih luas melalui penerapan dengan indranya, yang membuat siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah tidak memiliki aspek keterampilan proses sains mengamati, karena dengan mengamati saja tanpa adanya sebuah bacaan, mereka cukup bingung dan tidak dapat memahami materi IPA ogan gerak hewan dengan baik.
Selanjutnya adalah aspek mengumpulkan informasi, kegiatan mengumpulkan informasi ini dapat melatih siswa dalam mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat . Aspek mengumpulkan informasi, sub aspek menyebutkan fungsi-fungsi dari organ gerak berdasarkan dari hasil mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang memiliki aspek keterampilan proses sains mengumpulkan informasi dengan baik. Mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber merupakan hal yang paling mudah dan paling disenangi oleh siswa. Mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber dapat membuat siswa lebih memahami konsep materi yang ada dikarenakan siswa dihadapkan langsung dengan pengalamanya.. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah tidak memiliki aspek keterampilan proses sains mengumpulkan informasi, karena siswa dirasa kesulitan dan tidak tertarik untuk menggali informasi secara mendalam dari sumber lain.
Selanjutnya, kegiatan mengajukan pertanyaan, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa agar dapat menanya atau mengajukan pertanyaan, pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak . Pada aspek mengajukan pertanyaan, sub aspek membuat pertanyaan dari gambar yang diamati. Siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki keterampilan proses sains pada aspek mengajukan pertanyaan ini karena siswa akan tergerak dengan hal yang didapatkan saat pembelajaran, yang membuat siswa menjadi memiliki berbagai macam pertanyaan dan mudah untuk menuliskannya pada lembar tes pada aspek mengajukan pertanyaan.
Selanjutnya, yaitu kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi. Kegiatan tersebut dapat melatih siswa dalam mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aspek mengasosiasikan, sub aspek mengembangkan ide-ide pokok menjadi sebuah kalimat dan paragraph. Siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki aspek keterampilan proses sains aspek mengasosiasi karena pada aspek mengasosiasikan siswacukup terampil dalam mengolah informasi kembali pada materi organ gerak hewan. Pada aspek mengasosiasikan ini siswa diharuskanuntuk teliti, disiplin, dan kerja keras pada pembelajaran, yang memang sikap tersebut sangat dibutuhkan pada pembelajaran online dimasa seperti ini.
Selanjutnya yaitu aspek Keterampilan Proses Sains mengkomunikasikan. Keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan atau penampilan . Pada aspek mengkomunikasikan, Sub aspek menyampaikan/ mmenuliskan kesimpulan pembelajaran materi IPA organ gerak hewan. Siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki aspek keterampilan proses sains mengkomunikasikan.Menurut siswa cukup terampil dalam menyampaikan hasil belajarnya baik seccara lisan maupun tulisan. Sehingga siswa dapat dengan mudah menuliskan hasil belajarnya pada lembar tes yang diberikan peneliti.
Berdasarkan pembahasan diatas, menunjukkan bahwa siswa SDN Karangpuri 1 memiliki Keterampilan Proses Sains baik siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Namun memang perlu dikembangkannya lagi Keterampilan Proses Sains tersebut, karena ada beberapa aspek yang kurang dimiliki oleh siswa, khususnya siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Aspek yang kurang dimiliki oleh siswa saat pembelajaran IPA organ gerak hewan adalah aspek mengamati dan mengumpulkan informasi. Aspek mengamati dan mengumpulkan informasi kurang dimiliki oleh siswa pada saat pembeljaran materi IPA organ gerak hewan dimasa pandemi dikarenakan ketika menggali pengetahuan menggunakan keterampilan mengamati saja siswa akan kurang paham akan materi yang dimaksudkan, sedangkan aspek keterampilan proses sains aspek mengumpulkan informasi jarang diminati oleh siswa karena siswa dirasa cukup kesulitan dan tidak tertarik dengan menggali pengetahuan melalui berbagai sumber.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang ditulis oleh Evi Eliyana, Universitas Bhinneka PGRI yang berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 3 Panjerejo di Masa Pandemi covid-19 dan penelitian yang ditulis oleh Darmji, Universitas Jambi yang berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pemantulan Pada Cermin Datar, bahwa siswa memiliki keterampilan proses sains pada dirinya baik siswa yang berkekmapuan tinggi, sedang dan rendah namun harus ditingkatkan lagi agar hasil belajarnya juga mneingkat .
Pada penelitian ini masih banyak sekali kekurangan, dimana peneliti berharap bahwasnnya pada kelima aspek keterampilan proses sains siswa yang mewakili kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang diamati peneliti dimasa pandemi covid-19 ini dimiliki oleh siswa dengan optimal, karena dalam pembelajaran online siswa dituntut untuk belajar secara mandiri, sehinga peneliti berharap agar kelima aspek tersebut dimiliki dengan baik oleh siswa. Namun faktanya bahwa ada beberapa aspek yang kurang dimiliki oleh siswa yang menyebabkan rendahnya nilai pembelajaran materi IPA organ gerak hewan. Hal tersebut dikarenakan sebagian siswa yang kurang optimal dalam mengembangkan keterampilan proses sains aspek mengamati dan mengumpulkan informasi pada dirinya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa kelas 5 SDN Karangpuri 1 berdasarkan tingkat kemampuannya pada materi IPA organ gerak hewan di masa pandemi covid-19 adalah, siswa kelas 5 SDN Karangpuri 1 yang mewakili kategori siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki keterampilan proses sains pada dirinya di pembelajaran materi IPA organ gerak hewan di masa pandemi covid-19, namun perlu ditingkatkan lagi keterampilan proses sainsnya karena ada beberapa aspek keterampilan proses sains yang kurang dimiliki oleh siswa agar hasil belajarnya juga meningkat khususnya pada siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah.
References
- E. Eliyana, "Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 3 Panjerejodi Masa Pandemi covid-19," Universitas Bhinneka PGRI, 2020.
- Remziye, "The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary School Students ’ Science Process," Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), vol. 5, p. 1, 2011.
- Y. Yuliati, "Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah," Universitas Majalengka: Jurnal Cakrawala Pendas, vol. 2, p. 2, 2016.
- K. Astini, "Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19," STKIP Agama Hindu Amlapura, vol. 11, p. 2, 2020.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2018.
- L. N. &. O. V. V. Nworgu, "Effect of Guided Inquiry with Analogy Instructional Strategy on Students Acquisition of Science Process Skills," Journal of Education and Practice, pp. 35-41, 2013.
- M. H. A. &. L. Ariani, "Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Koloid dengan Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Banjarmasin," Quantum (Jurnal Inovasi Pendidikan Sains), p. 98–107, 2015.