Abstract

The research objective is to describe the strategy, implementation and results of implementing the value of honest character in online thematic learning. This research method uses the validity of triangulation data, namely students and parents. The results of this research found several things, namely finding strategies in instilling strengthening character education for students, advantages and disadvantages in instilling strengthening the value of honest character. In conclusion, to instill character education strengthening online, you can use a learning model strategy.

Pendahuluan

Dunia pendidikan dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat, yang terutama adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang berkembang dengan sangat cepat khususnya pada pergeseran aspek nilai karakter dan moral dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan karakter juga dapat dikatakan sebagai pendidikan akhlak yang memiliki tujuan untuk mendirikan akhlak karimah. Pada saat ini pendidikan karakter masih dalam konteks yang sangat relevan yaitu untuk mengatasi krisis moral yang terjadi di neraga Indonesia ini. Masalah yang terjadi antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, angka kekarasan semakin meningkat pada anak-anak dan juga remaja, kebiasaan menyontek dan masih banyak lagi masalah yang dihadapi oleh Negara yang hingga saat ini masih belum tuntas. Pendidikan karakter merupakan sebagai salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi siswa.[1] Pendidikan karakter sebenarnya sulit diterapkan namun dengan menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik sangatlah penting, karena pendidikan karakter secara implisit sudah ada dalam cita-cita pembangunan nasional. Di mana pendidikan karakter merupakan sebuah tempat yang berlandaskan untuk mewujudkan sebuah visi pembangunan nasioanal. Tujuan pendidikan nasional yaitu berkaitan dengan pembentukan karakter pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat bersaing dengan memiliki etika yang bagus dan berperilaku jujur.

Pentingnya pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi afektif atau sikap pada peserta didik sebagai warga Negara yang memiliki nilai budaya serta karakter bangsa, menanamkan jiwa kepemimpinan yang memiliki nilai-nilai karakter yang jujur sebagai genarasi penerus bangsa, mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang memiliki nilai karakter jujur dalam kegiatannya sehari-hari, menanamkan kebiasan dan perilaku karakter jujur pada peserta didik jika dilingkungan sekolah, menanamkan kegiatan belajar dengan memberikan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Pada umumnya menanamkan pendidikan karakter pada siswa dimulai sejak dini sangat penting karena salah satunya yaitu untuk membentuk karakter dan perilaku yang baik saat melakukan proses pembelajaran didalam kelas. Melalui penguatan penanaman pendidikan jujur yang dapat dilakukan dengan cara memberikan pengalaman dalam hal kecil terlebih dahulu menerapkan disetiap mata pelajaran karakter jujur yang kemudian peserta didik dapat menerapkan di keadaan luar kelas. Meskipun harus dilakukan setiap hari penguatan karakter jujur ini semakin lama peserta didik akan mulai terbiasa dalam menerapkan karakter jujur yang sudah diajarkan oleh guru ketika di dalam kelas waktu melakukan pembelajaran.

Kebutuhan penerapan pendidikan karakter pada bangsa Negara dalam pendidikan, maka dari itu pemerintah membuat suatu kebijakan dengan menerapkan kurikulum 2013 dimana kurikulum ini mengutamakan penanaman pendidikan karakter. Oleh karena itu, kurikulum 2013 ini berorientasi pada bebrapa ketercapaian kompetensi yaitu antara lain sikap, pengetahuan serta keterampilan secara seimbang. Pembelajaran tematik integratif dapat juga disebut dengan pembelajaran tematik terpadu, hal ini sebagai terjemahan dari integrated teaching and learning, ada juga yang menyebutnya dengan integrated curriculum approach atau pendekatan kurikulum terpadu [2]. Tematik ini merupakan salah satu sebagai penyesuaian pada kurikulum 2013 dengan cara menyesuaikan tahap perkembangan pada peserta didik. Pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 disebut sebagai pendekatan pembelajaran tematik integrative. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa, pendekatan oni berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak[3]. Pada dasarnya pembelajaran ini dihubungkan dengan kosep secara sederhana. Pada saat pembelajaran peserta didik masih bergantung pada objek konkret. Dengan ini guru harus memproses pembelajaran secara terpadu. Karena pada umumnya pembelajaran dengan cara tematik itu sendiri menggunakan model pembelajaran terpadu dimana menggunakan tema sebagai pengait antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Kurikulum 2013 tidak hanya terintegrasi pada pembelajaran saja namun, pengintegrasian pendidikan karakter pada saat pembelajaran menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam menjadikan pengintegrasian karakter pada saat melakukan pembelajaran yang gunanya untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. Pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk memahami, mengamati serta melakukan penerapan untuk nilai-nilai inti etika darI segi kognitif, afektif dan psikomotorik.[3]

Menanamkan pendidikan karakter untuk anak bangsa sangatlah penting dengan cara menerapkan nilai-nilai karakter yang baik untuk peserta didiknya kesulitan dalam menerapkan nilai karakter adalah nilai kejujuran untuk pada peserta didik. Perlu diperhatikan untuk penempatan pendidikan yang harus diletakkan pada posisi yang tepat karena ketika siswa mengahadapi permasalahan dalam ras, suku, dan juga keagamaan siswa sudah mampu menyelesaikan dengan menerapkan karakter atau perilaku yang dimiliki.Tumbuhkan layanan yang terbaik untuk pendidik dan tenaga pendidik yang kemudian akan terwujudnya peserta didik menjadi pribadi yang beradap serta dapat mengimplementasikan nilai nilai luhur bangsa Indonesia. Mencipkan siswa yang memiliki karakter jujur adalah satu mmbentuk perilaku untuk generasi bangsa yang merdeka dengan mengembangan perilakunya disetiap kegiatan yang mereka lakukan. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.[4] Maka anak-anak yang mempunyai masalah seperti ini sudah dilihat dari sejak usia prasekolah, dan apabila tidak ditanggani dengan baik akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya jika siiswa yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh para siswa seperti tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan kenakalan remaja.

Sekolah harus memberikan pengahrgaan ketika peserta didik berbuat kebaikan misalnya ketika peserta didik tidak mengumpulkan tugas rumahnya karena hal yang sudah pasti maka disitulah guru memberikan apresiasi untuk siswa namun tugas guru juga tidak boleh terlalu memberikan kesempatan yang sama dengan kesalahan yang sama pula. Melakukan penanaman pendidikan karakter dibutuhkan kerjasama terutama antara guru dan siswa terhadap kesepakatan peraturan ketika didalam kelas saat melakukan pembelajaran, meningkatkan kesadaran peserta didik dan keahlian memecahkan masalah dengan cara jujur hal tersebut merupakan perilaku jujur yang harus dibiasan untuk peserta didik. Menggunakan pendekatan yang komprehensip intensional proaktif, dibagian poin dua ini peserta didik di tuntut untuk mampu berinteraksi terhadap masyarakat dengan melakukan tantangan dikehidupan nyata misalnya pada pemecahan masalah dengan menghubungkan pada pembelajaran dengan menentukan peratuan dengan menanamkan karakter jujur saat peserta didik akan melakukan kegiatannya meskipun itu dengan cara membuat kelompok dari sini kejujuran tetap tertanam pada diri siswa. Maka pendidikan karakter jujur perlu dikembangkan dalam diri siswa, dengan adanya masa pandemi ini kejujuran semakin tidak terlihat oleh peserta didik misalnya saat menyelesaikan tugas mereka sudah pasti orang tua yang turun langsung banyak kemungkinan mengapa orang tua hingga turun langsung misalnya memang siswa belum mendapatkan penjelasan dari guru, orang tua tidak ada wakt untuk menjelaskan ke anaknya karena tuntutan pekerjaan dan waktu pengumpulan tugas ke gurunya itu sendiri, dari permasalahn yang seperti ini bagaimana cara menerapkan karakter jujur pada peserta didik.

Penguatan pendidikan karakter merupakan salah salah satu yang diperhatikan oleh Negara dimana yang tujuannya adalah untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas, serta tidak digunakan untuk kepentingan individu namun juga memiliki tujuan untuk masyarakat secara keseluruhan. Presiden Indonesia bapak Joko Widodo juga menjadikan pendidikan karakter sebagai nawacita sebagai rancangannya untuk membangun dan menjadikan anak bangsa yang memiliki perilaku dan karakter yang baik dengan melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental. Pembangunan karakter bangsa merupakan hal yang yang sangat penting karena berhubungan dengan proses membina, memperbaiki, mewarisi warga Negara tentang konsep perilaku luhur budaya Indonesia yang dijiwai oleh pancasila dan undang-undang 1945.[5] Maka dari ini pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan penguatan untuk peserta didik yang dimulai dari pendidikan usia dini dan dilanjutkan atau dikembangkan lagi pada sekolah dasar. Pendidikan karakter sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Indonesia yaitu dengan cara mengambil langkah yang strategi yang disampaikan oleh Presiden kemudian disampaikan kepada mentri pendidikan dan kebudayaan. Pada tahun 2016 kementrian pendidikan dan kebudayaan secara bertahap melakukan kegiatan merancang untuk penguatan pendidikan karakter. Dengan mengambil jalan yang bagus yaitu meminta guru diseruluh Indonesia ini memberikan potensi yang sangat kuat untuk generasi penerus. Bahwa dalam proses perkembangan dan pembentukannya karakter seseorang dipengaruhi oleh dua factor yaitu faktor lingkungan (nurture) dan faktor bawaan (nature).[6] Terutama pada penguatan pendidikan karakter jujur yang hendaknya dilakukan sejak sekolah dasar dengan memberikan pengalaman yang menarik terhadap siswa yaitu dengan cara mengintegrasikan pembelajaran dengan pendidikan karakter jujur di sekolah dasar.

Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu untuk untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demo menuju ke arah hidup yang lebih baik.[7] Pada dasarnya yang sudah dijelaskan memiliki makna bahwa penanaman pendidikan karakter dengan dilakukannya pembiasaan maka peserta didik akan terbisa dalam melakukan hal yang baik tersebut sebagai penerapannya yaitu pada nilai pendidikan karakter jujur yang diintegrasikan pada pembelajaran tematik. Namun tetap pada dasarnya bahwa ketika lingkungan sekolah mampu bekerja sama dengan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat terjaga dengan baik maka moral peserta didik juga akan menjadi lebih baik, revolusi digital yang semakin pesat dan telah mengubah pola kehidupan, a) kebudayaan serta peradaban termasuk dalam lingkungan pendidikan, b) masyarakat semakin terintegrasi dengan adanya era globalisasi yang berdampak negativ untuk masyarakat sendiri, c) dunia terasa sangat sempet, dan individu yang semakin mengelobal, d) dunia yang sudah mulai berubah mulai dari waktu yang terasa singkat hingga segala sesuatu yang dilakukan menjadi cepat berakhir atau using, e) tumbuhnya masyarakat padatnya tentang pengetahuan, informasi serta masyarakat jaringan yang membuat semua hal yang sudah di sebutkan yaitu tentang pengetahuan, informasu dan sebuah jaringan merupakan modal yang paling penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari,f) kebutuhan masyarakat kreatif menempatkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang kreatif dan inovativ sebagai modal yang amat penting untuk di gunakan bagi setiap individu maupun masyarakat. Ke enam hal yang sudah dijelaskan diatas adalah sebagai pertimbangan pentingnya penguatan pendidikan karakter. Sekolah dasar adalah masa pendidikan yang seharusnya dibuat secara menarik, kreativ dan inovativ namun tidak menghilangkan pendidikan karakter jujur dalam setiap pembelajaran untuk siswa.

Indikator jujur yaitu, menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak berbohong, tidak memanipulasi informasi, berani mengakui kesalahan.[8]. Berdasarkan indikator yang sudah dijelaskan maka selanjutnya hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam membangun karakter peserta didik diantaranya adalah proses pemahaman terhadap kejujuran, menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya karakter jujur, keteladanan, terbuka, tidak bereaksi berlebihan. Jujur secara baku merupakan mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi sesuai dengan kenyataan dan kebenaran.[9] Untuk itu memiliki karakter jujur adalah karakter yang penting untuk ada pada diri peserta didik, dengan karakter jujur itulah diri sendiri menjadi berharga. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2015) yang menjelaskan bahwa jujur itu memilki makna tidak berbohong, lurus hati, serta dalam perkataannya dapat dipercaya oleh orang lain dan tidak pernah berkhianat kepada siapapun. menanamkan penguatan karakter untuk peserta didik sangat penting meskipun karakter jujur ini sulit dilakukan penguatan, namun dengan melakukan kebiasan yang akan menunjukkan keterbiasaan menggunakan nilai karakter jujur. kejujuran merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki setiap orang, karena kejujuran merupakan tanggung jawab moral seseorang terhadap nilai-nilai dan norma-norma agama dan masyarakat [10]

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena data yang diambil dalam penelitian ini bersifat kualitatif jelas. Dalam pendekatan ini peneliti melakukan dan mengumpulkan data penelitian secara cermat dan lengkap dengan berbagai prosedur berdasarkan waktu yang telah ditentukan terait suatu peristiwa, proses dan aktifitas pada sekelompok individu. Subyek dari penelitian ini yaitu wali murid serta siswa sekolah dasar kelas 4B. Teknik pengumpulan datanya yaitu menggunakan wawancara serta dokumentasi saat melaksanakan penelitian. Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu. Teknik analisis data yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Pendidikan Karakter Jujur di Sekolah Dasar

Pendidikan karakter merupakan salah satu bagian dalam mendididk yang berhubungan dengan sikap peserta didik yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Melalui pendidikan karakter peserta didik dapat membentuk sikap yang belum dimilikinya maka adanya pembiasaan sikap itu akan tertanam pada dirinya. Gejala yang ada pada nilai kejujuran itu berkurang karena adanya kebebasan saat mencontek atau tidak ada teguran kembali dari guru saat pesertadidiknya mencontek. pentingnya sekolah menerapkan nilai karakter jujur untuk peserta didik. salah satu caranya yaitu dengan menggunakan pembelajaran sebagai medianya dan model pembelajaran sebagai strategi yang digunakan saat melakukan penguatan karakter jujur untuk peserta didik. melalui pembiasaan saat belajar maka peserta didik akan terbiasa dalam menerapkan kegiatannya dengan nilai kejujuran. Indikator nilai kejujuran di SDN Klurak.

Nilai Deskripsi Indikator
Jujur Upaya untuk menjadikan diri peserta didik menjadi orang yang dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan Larangan mencontekMampu mengakui kesalahanMelakukan kegiatan dengan kejujuran
Table 1.Indikator Nilai kejujuran Di SDN Klurak(11)

Strategi guru dalam mengintegrasikan nilai karakter jujur melalui pembelajaran dalam jaringan

Pembelajaran saat masa pandemi seperti ini guru kesulitan dalam melakukan assessment terutama sikap yang ada dipeserta didik. Dalam hal ini guru harus mampu membuat strategi belajar dengan jarak jauh tetap membiasakan kebiasaan berperilaku jujur. salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat model pembelajaran dengan mengintegrasikannya pada materi pembelajaran serta membuat pertemuan zoom saat pembelajaran dilakakukan. Tematik menjadi salah satu pengintegrasian model pembelajaran dengan pendidikan karakter. Pada penetian saya yang mengambil tema 7 subtema 3 pembelajaran 1 sampai 6. Disetiap harinya saya membuat model pembelajaran berbeda beda yang dapat menumbuhkan nilai karakter jujur sesuai dengan materi yang ada dibuku peserta didik. Hari pertama penelitian menggunakan model pembelajaran discovery learning yang dimasukkan dalam pembelajaran 1 pada subtema 3. Hal penting yang dapat diperhatikan dalam memilih model pembelajaran adalah sesuai dengan materi yang akan disampaikan dimana model discovery learning yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu hal. Pada pertemuan pertama matapelajaran yang ada adalah Bahasa Indonesia dan IPA, guru meminta agar peserta didik nemukan benda yang dapat menempel dengan magnet begitupun selanjutnya mencari benda yang tidak dapat menempel dengan magnet, pembelajaran Bahasa Indonesia siswa diminta untuk mencari kata sulit yang terdapat pada teks yang ada dibuku. Setelah peserta didik menemukan kemudian dibuat tabel langkah selanjutnya yaitu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyebutkan hasil yang telah ditemukan. Pertemuan pertama masih banyak yang mampu menjawab pertanyaan dari guru.

Pertemuan kedua, kelima dan ke enam menggunakan model pembelajaran projek based learning, dimana peneliti mengguji peserta didik dalam membuat karya dengan waktu 2 hari peserta didik dapat menyelesaikan tugas rumahnya. kesokan harinya memberikan pertanyaan adakah kendala, alat dan bahan yang digunakan saat membuat karyanya. Dari jawaban peserta didik dan melihat hasil karya tersebut guru tahu bahwa itu adalah pekerjaan peserta didik itu sendiri. Hari ke tiga dank e empat peneliti menggunakan model pembelajaran problem based learning dari membaca dan mendengarkan permasalahan yang diberikan peserta didik harus bisa menyelesaikan secara individu dengan jujur, guru dapat menilai dari selama penyelesaian apakah peserta didik menjalankan dengan benar dan mampu menjawab dengan tepat. Selama 6 kali pertemuan guru menemukan berbagai masalah dari pertemuannya melalui zoom yang dilakukan selama 6 hari.

Pelaksanaan pengintegrasian nilai karakter jujur melalui pembelajaran dalam jaringan

Melakukan penerapan nilai karakter jujur melalui pembelajaran saat daring seperti saat ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan, namun guru dan pihak sekolah harus tetap melakukan pembiasaan untuk peserta didik agar tetap menjadi anak bangsa yang memiliki nilai karakter jujur yang baik. Langkah pertama adalah guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kedua guru membimbing terlebih dahulu saat belajar menggunakan aplikasi zoom dan melatih untuk menggunakan zoom. Integrasi nilai karakter jujur saat pembelajaran adalah saat menyampaikan materi yang berhubungan dengan model pembelajaran. Penelti mendapatkan permasalahan yang ada yaitu beberapa peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, tidak mentaati peratuan seperti saat pembelajaran ketika tidak ditunjuk oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan maka mic dimatikan serta saat pembelajaran berlangsung menyalakan camera, tidak mengerjakan kuis dengan mandiri dan jujur maka peneliti mengambil tindakan dengan melakukan wawancara atau tanya jawab langsung saat pembelajaran agar peserta didik dapat merubah kebiasaan buruknya dengan hal yang bagus. Keterukuran integrasi nilai karakter jujur pada peserta didik yang dilakukan oleh guru atau peneliti dengan melakukan persiapan membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran memberikan model pembelajaran sebagai integrasi nilai karakter jujur pada pembelajaran tematik. Dilaksanakan secara daring menggunakan zoom dengan media pembelajaran PPT (Power Poin). Hasil dari integrasi nilai karakter jujur pada pembelajaran tematik adalah menjadikan peserta didik yang mandi dan memiliki tanggung jawab.

Peneliti juga menanyakan langsung kepada beberapa orang tua peserta didik bahwa apakah selama setelah pembelajaran bersama dengan mengintegrasikan nilai karakter jujur dalam pembelajaran peserta didik tersebut dapat menyelesaikan masalahnya dengan mandiri dan jujur. seperti yang sudah diketahui sebelum melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa peserta didik yang menyelesaikan selama pembelajaran adalah pihak keluarga misalnya orang tua dan kakaknya. Namun setelah ada pembelajaran nilai karakter yang menjadi kebiasaan dalam belajar ini membuat peserta didik semakin mandiri tidak meremehkan tugas dari guru.

Kebiasaan ini memang sebelumnya sekolah sudah menerapkan namun dengan masa pandemi yang sekarang guru kurang mengetahui kebiasaan peserta didik selama belajar jarak jauh. Dengan adanya penelitian ini maka guru dapat lebih meningkatkan belajar dengan mengintegrasikan nilai karakter jujur pada pembelajaran agar peserta didik menjadi terbiasa dalam melakukan kegiatan belajar dengan jarak jauh. Dukungan orang tua akan mengsukseskan harapan sekolah agar peserta didiknya mampu memiliki kebiasaan yang sebelumnya belum dimilikinya.

Kesimpulan

Pendidikan karakter sangat penting dilakukan pembiasaan untuk peserta didik. Nilai karakter jujur merupakan salah satu bagian dari banyaknya nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan penguatan untuk peserta didik. Guru merupakan salah satu fasilitator yang dapat bergerak untuk memberikan penguatan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Pada saat pembelajaran berlangsung guru dapat menerapkan nilai karakter jujur tersebut. Pembelajaran tematik menjadi media yang tepat saat memberikan pembiasan saat penanamkan nilai karakter jujur. Strategi yang digunakan guru dalam mengintegrasikan nilai karakter jujur yaitu dengan memberikan model pembelajaran. Pelaksanaannya dengan menggunakan zoom serta menggunakan media pembelajaran PPT (Power Poin). Hasilnya dapat meningkatkan nilai kemandirian peserta didik dan tanggungjawab dengan mengerjakan tugas secara jujur.

References

  1. Kadir, Abd. 2015. Pembelajaran Tematik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  2. Alwis. Urgensi Pendidikan Moral Dalam Menjadikan Peserta didik yang Berkarakter. Kerinci: PC.IMM.2012
  3. Dr. H. Abdul Manab. M.Ag, “Implementasi Pendidikan Karakter Pendekatan Konfluensi,” (2018),hal.124
  4. Emosda. (2013). Penanaman Nilai Kejujuran Dalam Menyiapkan Karakter Bangsa.
  5. (http://www.unja.ac.id/fkip. Diakses 22 November 2013)
  6. Messi dan Edi Harapan (2017). Menanamkan Nilai Nilai Kejujuran Dalam Kegiatan Madrasah Bersama (BOARDING SCHOOL).
  7. Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarrta: Rajawali Pers.
  8. Thomas Lickona,dalam buku Dyah Sriwilujeng ”Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter,”(2017).3.
  9. Wibowo, Agus. 2016. Management Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
  10. Yunus, Rasid. 2013. Transformasi Nilai nilai Budaya Lokal sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI, 13(1),67-79
  11. Yenni Wulandari dan Muhammad Kristiawan. (2017). Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua. Universitas PGRI Palembang