Abstract
This study aims to find out what the implementation of online learning is like at SDI Ma'arif Bandulan and to find out the benchmarks for understanding grade VI students at SDI Ma'arif Bandulan. In this study using descriptive qualitative research. The findings of the data found at SDI Ma'arif Bandulan in the implementation of online learning are that all teachers have applied their online learning method synronically, namely using WA-based applications as media that help the learning process and its implementation. From the results of the Implementation of Online Learning on the understanding of grade VI students, everything is complete.
Pendahuluan
Adanya virus corona yang menyebar luas di Indonesia maka mengakibatkan dampak buruk pada perekonomian masyarakat dan pendidikan para pelajar yang ada di Indonesia ini. Maka dari itu pemerintah bangsa Indonesia megambil kebijakan untuk meliburkan keseluruhan aktifitas yang ada seperti aktifitas belajar-mengajar, kerja dll. Pemerintah sudah menghimbau kepada seluruh masyarakatnya agar segala aktifitas yang mengundang gerombolan orang sementara dialihkan dan dibatasi agar bisa mengurangi paparan virus corona tersebut. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 yang telah diterbitkan oleh Menteri Pendidikan yaitu Nadiem Anwar Makariem pada satuan pendidikan nomor 36962/MPKA/2020 tentang kegiatan belajar-mengajar pada masa pandemic ini harus dilakukan dengan cara daring dengan upaya agar bisa mencegah penyebaran virus corona yang ada di Indonesia ini.[1]
Kemunculan virus ini menjadikan dampak pendidikan menjadi rumit yang asalnya belajar tatap muka menjadi belajar dari rumah masing-masing sesuai kemampuan lembaga sekolah tersebut dengan bantuan teknologi digital seperti halnya google classroom, zoom,meet, video call dan siaran langsung serta melalui chat WA. Namun tetap bisa dipastikan untuk pendidikan dalam memberikan tugas pembelajaran kepada anak didiknya melalui aplikasi WA grup yang bisa dipantau dan didampigi oleh pendidik sehingga anak didik benar-benar memperhatikan dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Orang tua juga bisa mendampingi dan memantau langsung perkembangan anaknya mengenai pembelajaran daring berlangsung. Selesai memantau dan mendampingi para oran tua menyetorkan hasil tugass anak tersebut baik berupa foto, video, rekaman suara kemudian dilanjut untuk dikirim melalui aplikasi WA grup antara guru dan wali murid tersebut. Dengan cara ini menjadikan antara guru dan orang tua semakin dekat dan saling mengerti antara satu dengan yang lainnya.
Masih ada beberapa sekolahan yang belum bisa menyelenggarakan KBM secara daring dikarenakan pemanfaatan media belajarnya terbatas dan tidak memadai jadi para guru masih menggunakan cara manual yaitu disesuaikan dengan jadwal pembelajarannya. Pembelajaran dengan berbasis daring ini menunjukkan bahwasannya setuju adanya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kepada setiap lembaga-lembaga formal yang ada. Hal ini juga bisa menjadikan siswa menjadi jiwa semangat dan giat dalam melaksanakan pembelajaran daringnya karena tidak ada tuntutan waktu dan tempat, mereka bisa melakukannya dengan santai dan bermain karena mereka masih dunia bermain, bisa mengirimkan tugas dengan tidak gegabah dan teliti dalam pengoreksiannya apalagi dalam pembelajaran tematiknya mereka tidak ada rasa bosan ketika pembelajaran berlangsung.[2]
Sekolah Dasar Islam adalah merupakan kesatuan pendidikan yang sifatnya formal yang terselenggara oleh pendidikan umum yang mempunyai khas keagamaan yang mempunyai tingkatan pada enam tingkat pada jenjang pendidikan dasar. Sekolah Dasar Islam ini setara dengan dengan pendidikan dasar yang ditempuh keseluruhan anak-anak Indonesia dengan wajib.[3]
Pada jenjang Sekolah Dasar Islam pelajaran yang diterima oleh siswa meliputi pelajaran yang berbau agama seperti halnya pelajaran agama islam, pelajaran fiqih, pelajaran BTQ, pelajaran kisah sirah nabi, pelajaran bahasa arab, pelajaran qurdis. Di SDI Ma’arif ini para siswa juga dianjurkan untuk mengikuti tambahan pelajaran seperti halnya hafalan surat-surat pendek dan hafalan asma”ul husnah yang selalu dipandu dan di dampingi oleh para guru.
Sekolah Dasar Islam yang berada di Kabupaten Pasuruan termasuk sekolah dasar yang berjumlah sedikit dan terakreditasi B maka dari itu dari sini peneliti dengan sangat antusias tertarik adanya penelitian yang ada di SDI Ma”arif untuk mengetahui seberapa jauh proses penerapan pembelajaran daring yang dilaksanakan di salah satu lembaga yang ada di Kabupaten Pasuruan tersebut selama adanya masa pandemic ini.
Pembelajaran daring yang dilaksanakan di sekolah dasar merupakan sebuah pemanfaatan jaringan internet. Dengan adanya pembelajaran melalui daring ini siswa banyak kelonggaran waktu untuk bisa belajar yang mana bisa menggunakan aplikasi yang sudah tersedia yaitu aplikasi classroom,video youtube,siaran langsung,zoom dan WA group. Keberhasilan peserta didik tergantung dari karakteristik peserta didiknya karena dalam pembelajaran berbasis online ini tidak memungkinkan adanya kesuksesan peserta didik dalam menerima sebuah pembelajaran yang ada dikarenakan factor lingkungan belajar dan karakter peserta didik tersebut.[4]
Peneliti mengambil judul “implementasi pembelajaran daring pada pemahaman siswa kelas VI” ini bermaksud untuk mencari tahu bagaimana implementasi pembelajaran daring di SDI Ma’arif Bandulan, untuk mengetahui tolak ukur pemahaman siswa kelas VI di SDI Ma’arif Bandulan Tahun Pelajaran 2020-2021.
Metode Penelitian
Penggunaan penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif yang artinya penelitian yang jenis datanya kualitatif, yakni berupa pernyataan, kalimat, dan dokumen. Makanya, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan statistic dalam menganalis data Pendidikan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini peneliti dengan penuh harap menghasilkan suatu gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh. Yang dimaksud penelitian tersebut mencakup sebuah fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian seperti perilaku,persepsi,motifasi,tindakan dan lain sebagainya. Adakalanya bisa di deskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.[5, hlm. 200]
Tujuan penelitian kualitatif ini untuk mendapatkan suatu pemahaman yang bersifat umum terhadap keyataan sosial dari berbagai perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan dahulu tapi dapat menganalisis terhadap kenyataan sosial yang nantinya akan jadi bahan penelitian.[6] Karakter penelitian kualitatif mengungkapkan keunikan-keunikan individu dalam sebuah kelompok masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif dan rinci.(Fatchan, 2011) Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang berharap membuahkan hasil suatu penjelasan tentang ucapan,tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari sebuah individu atau kelompok masyarakat dalam suatu pengaturan tertentu. Semuanya dikaji dari segi sudut pandang yang utuh ,komprehensif dan holistic.[7]
Pelaksanaan penelitian bertempat di SDI Ma’arif Bandulan. Jl. Raya Bandulan No. 48 Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan . Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021. Adapun yang menjadi alas an pemilihan lokasi penelitian tersebut karena SDI Ma’arif merupakan sala satu sekolah yang mana lokasinya dengan perkotaan juga mendapatkan akreditasi B dan sekolah tersebut telah melaksanakan pembelajaran secar daring baik mealui media komunikasi.
Penelitian kualitatif memperoleh data berupa ucapan atau kata-kata,tindakan dan dokumentasi yang kemudian diinterpretasikan secara ilmiah berdasarkan kaidah dan logika keilmuan.[8] Oleh karena itu sumber data penelitian bisa berupa informan yaitu person-person yang terkait dengan efektivitas pembelajaran daring pada anak SDI Ma’arif Bandulan karena itu dalam melakukan penelitian ini,peneliti menggunakan sumber-sumber data sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data penelitian yang dikumpulkan langsung dari obyeknya.[9] Baik melalui wawancara ataupun studi kepustakaan. Adapun sumber data utama penelitian ini adalah kepala sekolah,guru kelas.
2. Data sekunder, adalah data penunjang yang diperoleh secara tidak langsung tetap memiliki keterkaitan dengan persoalan yang sedang di teliti. Sumber ini bisa bersifat orisinil atau bahkan bisa saja berupa data penelitian yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain dan sudah dilah sedemikian rupa.[10]
Untuk memperoleh gambaran dan informasi yang jelas mengenai implementasi pembelajaran daring di SDI Ma;arif Bandulan maka peneliti memilih dan menetukan subyek penelitian, penentuan subyek penelitian dalam skripsi ini masih bersifat sementara,karena dimungkinkan akan terjadi perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan situasi sekolah dan pembelajarannya. Adapun subyek di penelitian skripsi ini yaitu : Ibu Kepala Sekolah dan Gulas V dan VI.
Pengumpulan data dalam kualitatif itu sendiri menggunakan peneliti sebagai alat untuk mengungkapkan data dari sumber.[11] Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif guna mengungkapkan sumber data secara detail dan sifatnya rasikal maka dapat diperoleh data dengan utuh mengenai semua pertanyaan sumber data yang disampaikan.[12] Sedangkan yang menjadi instrumen datanya adalah instruktur wawancara, instruktur observasi dan instruktur dokumentasi.
Pengumpulan teknik datanya merupakan alat pengumpulan pendukung data penelitian guna menghasilkan data yang relevan. maka peneliti menggunakan cara untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut :
Observasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini adalah observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dliakukan dengan cara mengamati obyek penelitian serta melakukan pencatatan secara sistematis.[13] Peneliti menggunakan observasi ini untuk lebih meyakinkan data yang ada dilapangan tentang keabsahan datanya.
Observasi ini merupakan giat yang mempelajari suatu peristiwa degan lantaran mengamati dan mencatat data informasi tersebut.Tidak melibatkan penilaian yang dialami oleh orang lain.[14] Observasi juga merupakan giat untuk mengamati atau mengambil datanya untuk di potret seberapa jauh tindakan efek batasan yang dicapai.
Peneliti dalam melakukan observasi proses Implementasi Pembelajaran Daring ini peneliti merangkum hasil observasi tersebut dengan keseluruhan ketika peneliti sudah ada di rumah atau kampus. Peneliti mengelolah data yang masih mentah atau kasar biar dapat dicerna dan bisa dijabarkan, ebagai bentuk laporan observasi.[15]
Wawancara
Wawancara bisa dibagi menjadi lima bagian , yaitu : wawancara bersifat pembicaraan informal, wawancara dengan memakai petunjuk umum, wawancara terbuka dengan baku, wawancara terstruktur atau runtut dan tak terstruktur.[8] Wawancara merupakan sebuah alat untuk mengambil data sebagai bukti informasi yang di dapat dari informan dan narasumber dengan menggunakan alat semampunya bisa menggunakan rekaman hp atau alat bantu lainnya yang bisa digunakan untuk mengambil data tersebut dan menyimpannya dengan baik supaya tidak hilang data tersebut.
Peneliti juga membuat instrumen pertanyaan guna diajukan kepada informan dan narasumber agar kita bisa mengetahui seberapa kebutuhan kita yang diperlukan dalam mengambil data tersebut supaya peneliti tidak keluar dari garis pembahasan yang akan dikajinya. Di dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang sifatnya menyeluruh bertujuan supaya informasi yang didapatkan peneliti bisa dibenarkan adanya dan bisa dipertanggung jawabkan.
Teknik ini menggunakan cara tanya jawab dan bertatap muka dengan informan dan narasumber. Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan terkait implementasi pembelajaran daring di SDI Ma’arif Bandulan Kejapanan. Informan dalam penelitian ini adalah Ibu Kepala Sekolah dan Walas V dan VI SDI Ma’arif Bandulan Kejapanan.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu setiap bahan yang tertulis meliputi pengumuman, instruksi, foto-foto, memo serta aturan setiap perlembagaan.[16] Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observsi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun data yang ada di dalam penelitian ini adalah dokumen berupa foto.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah :
Reduksi Data
Proses pemilihan data mentah yang muncul dari catatan-catatan dilapangan.[17]
Penyajian Data
Sekumpulan infrmasi yang tersusun untuk memberikan sebuah kesimpulan dan tindakan.
Penarikan Kesimpulan (Verification)
Semua data terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan analisis komponensial(mencari dan mengamati data-datanya yang berbeda yang mempunyai kesenjangan antara satu domain dengan domain lainnnya.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan kebijakan pada masa darurat ini yang sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor.4 Tahun 2020 yang berisikan proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Pembelajaran daring atau jarak jauh dengan belajar dari rumah yang pelaksanaannya guna mencapai kurikulum yang telah ditentukan dan memberikan suatu pengalaman belajar pada siswa yang mana tidak sepenuhnya menuntut dan menekan siswa akan adanya keluusan dan kenaikan kelas.
- Kecakapan hidup mengenai covid-19 untuk bisa berfokus pada pendidikan pembelajaran yang dilakukan dirumah.
- Belajar dari rumah yang mana guru bisa memberikan bukti rangsangan yang sifatnya ‘arif kualitatif yang berguna, tanpa mengharuskan guru memberikan skor atau nilai kualitatif. Hal ini melibatkan banyak pihak yang harus membuat kebijakan-kebijakan yang baru.
Temuan data berdasarkan dari informan di SDI Ma’arif Bandulan di analisis sebagai berikut :
1. Implementasi Pembelajaran Daring Di SDI Ma’arif Bandulan.
Pelaksanaan dalam pembelajaran yang mana guru telah menerapkan sebagaimana yang menjadi acuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 yang berisikan bahwa guru wajib merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermutu serta penilaian dan pengevaluasian hasil belajar siswa. Di SDI Ma’arif Bandulan juga mengarah pada Undang-Undang tersebut yakni perencanaan ,pelaksanaan dan pengevaluasian para guru tehadap pembelajaran daring. Dasar pelaksanaan pembelajaran sudah tercantum di dalam surah An-Nahl ayat 43.
Guru dalam merencanakan itu (membuat RPP), guru dalam melaksanakan itu menggunakan metode daring. Pembelajaran daring itu sendiri yaitu penyelenggaraan kelas untuk belajar dapat jangkauan internet. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara masif dan leluasa dengan bantuan jaringan internet dan juga dengan jumlah siswa yang tidak ada batasan sama sekali.[18]
Secara mayoritas implementasi yaitu suatu tindakan guna merencanakan sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan untuk bisa mencapai sebuat target yang diharapkan yang mana dapat memberikan sebuah dampak yang positif bagi semuanya. Selaras dengan perundangan bahwa implementasi berdasarkan penuturan Nurdin Usman (2002:70) yaitu “suatu kegiatan yang mengkrucut pada sebuah aktivitas, aksi, atau tindakan mekanisme suatu system. Jadi implementasi bukan hanya sekedar aktivitas akan tetapi suatu kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.
Implementasi pembelajaran daring yaitu bentuk setiap usaha yang dilakukan setiap lembaga sekolahan guna memberikan pemahaman yang lebih baik dalam setiap pembelajarannya. Implementasi pembelajaran daring yang ada di SDI Ma’aif Bandulan keseluruhan guru telah menggunakan aplikasi WA. Alasan kenapa di SDI Ma’arif Bandulan memilih aplikasi ini dikarenakan pengoperasian fiturnya sangat mudah. Bahkan sangat efektif juga cara penggunaannya untuk suatu pembelajaran.
Guru telah menggunakan Undang-Undang Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2005 dan acuan Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014 tentang adanya program penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Kepala sekolah dan guru di SDI Ma’arif semuanya menggunakan aplikasi WA untuk sebagai media pembelajara daringnya karena mereka menganggap aplikasi WA ini sangat efektif dalam penggunaannya dalam pelaksanaan pembelajaran daring di kelas.
Proses pembelajaran daring didasarkan pada kapasitas guru dan perangkat yang ada, tanpa menggunakan aplikasimelainkan menggunakan aplikasi yang ada di media sosial seperti WA group,youtube,google form,video call dan memanfaatkan paket pembelajaran online oleh kemendikbud melalui televisi yang ditayangkan setiap pagi.
Di SDI Ma’arif Bandulan tidak menggunakan aplikasi elearning karena tidak adanya dukungan perangkat IT untuk membuat aplikasi tersebut. Hanya menggunakan aplikasi yang telah tersedia secara gratis di internet atau media sosial.
Aplikasi WA digunakan oleh guru dalam memberikan materi pembelajarn berupa rekaman suara dan fhoto materi pembelajarannya. Guru mengawali mengucap salam, sapaan kepada siswa,berdo’a, penjelasan materi secara singkat dan jelas, pemberian tugas dan diakhiri dengan salam, gambar berikut ini contoh aplikasi WA grup antara guru dan wali murid :
Guru juga menggunakan rekaman suara uuntuk memberikan materi pembelajarannya agar semua siswa untuk mendownload terlebih dahulu kemudian disuruh untuk mendengarkan isi dari pada rekaman suara tersebut, berikut contoh penggunaan media rekaman yang digunakan oleh guru :
Media lain yang juga digunakan guru adalah aplikasi video youtube untuk memberikan materi kepada siswa,guru mengirim ke grup WA kemudian menyuruh untuk mendownload,menyimak,memperhatikan,memahami kemudian ada yang kurang faham bisa meminta penjelasan kepada guru.
Berikut aplikasivideo youtube seperti ini :
Untuk mendukung proses kegiatan tersebut, perangkat yang telah disiapkan oleh SDI Ma’arif Bandulan berupa Wifi yang dipasangkan di beberapa titik dilingkungan sekolah untuk dimanfaatkan oleh semua guru dalam menunjang pembelajaran daring. Sementara perangkat yang lainnya dipenuhi oleh guru masing-masing.
Kebijakan yang melatar belakangi pembelajaran daring ini berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasannya melaksanakan kebijakan ini sesuai dengan acuan yang ada yang asalnya dari Surat Edaran kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020.
Upaya kebijakan guru dalam tahap merencanakan, melaksanakan dan pengevaluasian dalam pembelajaran daring ini sudah sangat baik dan sudah menyiapkan semua yang telah menjadi kebutuhan dalam pembelajaran daring tersebut. Dan juga dengan menggunakan media yang sudah disediakan oleh lembaga sekolah tersebut
“Banyak dasar hukum yang menjadi paying hukum dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini, salah satunya adalah Permendikbud Nomor 119 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Undang-Undang tersebut juga digunakan sebagai landasan hukum bagi guru di sekolah SDI Ma’arif Bandulan ini”.
2. Pemahaman siswa dengan adanya penerapan pembelajaran daring.
Hasil dari penelitian terhadap pemahaman siswa di SDI Ma’arif Bandulan mengenai pembelajaran daring dapat di lihat sebagai berikut :
Siswa dapat mengulangi kembali (C1)
Ada beberapa pemahaman siswa mengenai pembelajaran daring yang dilaksanakan di dalam kelas VI SDI Ma’arif Bandulan. Bahwa keseluruhan siswa bisa mengulangi kembali pembelajaran yang sudah diulas oleh guru meskipun kadar pemahaman siswa laki-laki dan perempuan itu tidak sebanding,kebanyakan yang banyak menyerap daya pemahamannya adalah siswa perempuan. Mereka mampu memahami tersebut dengan adanya media yang digunakan guru melalui rekaman suara, dan video youtube. Capaian kognitif ini sesuai dengan C1.[19]
Siswa bisa menyebutkan dengan benar (C1)
Berbagai macam pemahaman yang di terima siswa kelas VI ketika menerima pembelajaran daring. Mereka ketika menerima penjelasan dari guru menyimaknya dengan serius dan seksama jadi ketika guru memberikan sebuah arahan dan pertanyaan mengenai bahasan yang telah di ulas tersebut mereka bisa menyebutkan dengan benar. Capaian kognitif ini sesuai dengan C1.
Siswa bisa menjawab materi dari guru (C2)
Masih ada lagi bentuk pemahaman siswa untuk menerima pembelajaran daring yaitu bisa menjawab dari sebuah materi yang diberikan guru di buku tugas siswa. Guru bisa mengukur pemahaman masing-masing siswanya tergantung dari siswa tersebut menyikapi untuk bisa menjawab ketika diberikannya tugas di buku tugas siswa dan bisa mengevaluasi dengan mengambil nilai dari koreksia buku tugas tersebut. Capaian kognitif ini sesuai dengan C2.
Dengan melalui wawancara dengan guru kelas VI bahwa peneliti memberikan suatu pertanyaan mengenai cara mengukur tingkat pemahaman siswa tersebut,maka informan mengatakan bahwa cara mengukur pemahaman siswa VI dengan melalui buku penilaian masing-masing siswa. Buku tersebut sebagai bukti keberhasilan pemahaman yang telah didapat oleh siswa selama pembelajaran usai disampaikan guru.
Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan yang berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas maka bisa ditarik sebuah kesimpulan yaitu :
Implementasi Pembelajaran daring di SDI Ma’arif Bandulan
Semua guru yang ada di SDI Ma’arif Bandulan dalam pengimplementasian pembelajaran daringnya telah menggunakan model daring sinkron yaitu aplikasi WA sebagai media pembelajarannya, menggunakan rekaman suara untuk membagikan materinya dan juga membagikan materi melalui video youtube.
Implementasi pembelajaran daring yang ada di SDI Ma’arif Bandulan Tahun Pelajaran 2020-2021, sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya nilai siswa kelas VI yang ada di buku tugas siswa tersebut.
Pemahaman siswa dengan adanya penerapan pembelajaran daring
Pemahaman siswa di SDI Ma’arif Bandulan mengenai pembelajaran daring dapat di lihat sebagai berikut :
a.Siswa dapat mengulangi kembali (C1)
Ketika ditanya oleh guru siswa sudah bisa mengulangi mapel yang sudah dijelaskan tersebut
b.Siswa bisa menyebut dengan benar materi yang dipelajari (C1)
Ketika ditanya guru maka siswa sudah bisa menyebutnya dengan benar
c.Siswa bisa menjawab materi yang diberikan guru (C2)
Pemahaman masing-masing siswa terbukti dengan adanya laporan tugas belajar siswa
References
- Menteri Pendidikan, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19). 2020.
- Sobron, A. ., Bayu, Rani, & Meidawati, Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Minat Belajar IPA. SCAFFOLDING. 2019.
- Videlia Dipna, “Daftar E-Learning Kemendikbud, Sekolah Online untuk Mencegah Corona. pada tanggal,” Mei , pukul 21.15 WIB.2020 2020. .
- Nakayama M, Yamamoto H, & S. R, “The Impact of Learner Characterics on Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese Students,” Elektronic Journal ELearning, vol. Vol.5(3).1, 2007.
- Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
- Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
- Fatchan, Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama, 2011.
- Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, 168 ed. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2016.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfabet, 2016.
- Santana K, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif. 2005.
- Moeloeng, metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
- Juliansyah noor, Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
- Dermawan. Deni, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosada Karya, 2013.
- Sudjana,Nana, Cara Belajar Pebelajar Aktif dalam Proses Belajar. 1989.
- Arikunto ,S, Metodologo penelitian(edisi revisi). Yogyakarta: Bumi Aksara, 2009.
- Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi baru, Cetakan ke-13. Depok 16956: PT Rajagrafindo Persada, 2016.
- Miles, M.B & Huberman, A.M, Qualitatif Data Analysis, , ,. calif sage: Beverly Hills, 1984.
- Bilfaqih, Y., Qomarudin, M.N, Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish, 2015.
- Ida Rindaningsih, Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran MI, Pertama,Agustus 2019. Sidoarjo: UMSIDA Press, 2019.