Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v16i.606

The Creativity of Class V Students in Integrated Learning in Elementary Schools


Kreativitas Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Creativity Integrated Learning Thematic Learning Creative Thinking Ability A Person's Attitudes and Feelings

Abstract

This study aims to describe the creativity of students in integrated learning at SDN Kemiri Sidoarjo in terms of creative thinking skills and one's attitudes and feelings. The subjects of this study were teachers and students in class V-A. This research was conducted from November to December 2019. This type of research is descriptive qualitative. Data collection data obtained by means of observation, interviews and documentation. So that the research results are as follows: 1) Student creativity in integrated learning or thematic learning at SDN Kemiri Sidoarjo can be viewed from two kinds, namely the ability to think creatively and one's attitudes and feelings. 2) Based on the results of the study, the creativity of class V-A students in thematic learning at SDN Kemiri Sidoarjo in terms of creative thinking skills is that students have fluent thinking skills, flexible or flexible thinking, detailing or elaborating and have skills in assessing. While the creativity of class V-A students in thematic learning at SDN Kemiri Sidoarjo in terms of one's attitudes and feelings is that students have imagination, feel challenged, risk-taking attitude and respect.

Pendahuluan

Kreativitas adalah suatu aktivitas yang bertujuan, menghasilkan produk yang bernilai, jasa atau ide baru [1]. Dengan demikian, individu yang kreatif adalah individu yang pikirannya berdaya (imajinatif), ditandai rasa keingintahuan yang tinggi [2]. Kreativitas dapat dilihat dari empat aspek, yaitu Kondisi pribadi, Proses, Dorongan lingkungan, dan Produk yang dihasilkan [3]. Kreativitas sesungguhnya merupakan keunikan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan individu atau orang yang unik inilah diharapkan muncul gagasan atau ide baru, dan pada akhirnya dapat diciptakan sesuatu produk baru yang inovatif atau belum pernah ada sebelumnya [4]. Kondisi pribadi dan lingkungan yang kondusif dalam pengembangan kreativitas anak akan melahirkan suatu produk kreatif. Kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya [5]. Kreativitas sebagai ciri keberanian manusia untuk mengaktualisasikan dirinya agar kemampuan dan keterampilan dirinya dapat dikenal oleh orang lain [6]. Kreativitas merupakan sifat yang komplikatif, dan berlangsung secara spontan [7]. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam kreativitas anak mampu menemukan ciri-ciri pribadi. Bakat dan ciri kreatif yang dimiliki anak tersebut hendaknya dikembangkan dengan cara memberikan dorongan kepada anak untuk lebih kreatif.

Pembelajaran terpadu atau yang dikenal dengan sebutan pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yaitu mengaitkan dua konsep atau lebih yang relevan. Sehingga dari pembelajaran tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru. Oleh sebab itu, sebagai pendidik, guru dituntut mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang tepat terhadap siswa. Sebagai contoh, guru dapat memilih topik yang sesuai untuk pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, menuntut adanya perubahan proses belajar mengajar. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, autentik dan aktif [8].

Berdasarkan penjelasan diatas, peran guru dalam pembelajaran tematik amat penting dalam mengembangkan kreativitas peserta didik. Guru harus berperan bijaksana jangan sampai aturan-aturan yang diterapkan atau memberikan pekerjaan rumah yang dapat melemahkan kreativitas anak. Disamping itu guru harus dapat memilih dan memanfaatkan setiap kesempatan belajar untuk mengembangkan kreativitas anak. Dalam kesempatan apa saja guru dapat mengajak anak dari dalam maupun luar ruangan kelas untuk mengembangkan kreativitasnya. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian mengenai kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik. Alasan tersebut juga menjadi dasar dari peneliti untuk mengangkat judul penelitian “Kreativitas Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Terpadu di SDN Kemiri Sidoarjo”.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk deskriptif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati [9]. Disini peneliti mengamati dalam proses belajar dikelas V-A SDN Kemiri Sidoarjo. Jumlah keseluruhan siswa sebanyak 31 orang, dari keseluruhan siswa peneliti mengamati ada 2 anak yang kreatif dan memiliki kemampuan yang lebih dari teman-temannya. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan tentang kreativitas siswa kelas V-A ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif serta kreativitas siswa kelas V-A ditinjau dari sikap dan perasaan seseorang dalam pembelajatran tematik.

Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. kemudian data dianalisis dengan langkah sebagai berikut : 1) reduksi data. 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan yang diuji keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi teknik.

Hasil dan Pembahasan

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu gagasan atau karya berdasarkan data, informasi, atau pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Pembelajaran Terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yaitu mengaitkan dua konsep atau lebih yang relevan, sehingga dari pembelajaran tersebut, siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Pembelajaran terpadu dapat disebut juga sebagai pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil penelitian, kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik dilaksanakan di Kelas V-A SDN Kemiri Sidoarjo. Kreativitas tersebut ditinjau dari 2 indikator, yakni : kemampuan berpikir kreatif serta sikap dan perasaan seseorang.

1. Kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif.

Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan penelitian secara dua tahap, yakni tahap pertama berupa observasi secara langsung melalui pengamatan didalam kelas disertai pengambilan gambar (dokumentasi). Tahap kedua peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada Guru dan Siswa. Pada tahap pertama, peneliti memperoleh hasil sebagai berikut : 1) Siswa dapat mengerjakan tugas materi simbiosis, 2) Siswa mampu melakukan pengamatan dengan materi simbiosis, 3) Siswa memiliki kemampuan lebih cepat dalam materi simbiosis. Siswa terlihat sangat kreatif, karena memiliki kemampuan lebih cepat dalam membuat pamflet dengan mengilustrasikan gambaran yang bagus tentang Simbiosis Mutualisme lalu menunjukkan kepada guru dan teman-temannya.Pada tahap kedua, peneliti melakukan wawancara terhada guru dan salah satu siswa bernama Stella Gastiasy Kegiatan tersebut dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran tematik di kelas V-A SDN Kemiri Sidoarjo. Dari wawancara tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa : Siswa dapat membuat pamflet simbiosis, Siswa dapat menyebutkan salah satu jenis simbiosis, contoh beserta penjelasannya.

Berdasarkan analisis uji kredibilitas (menggunakan triangulasi teknik) yang menggabungkan antara observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan, peneliti dapat disimpulkan bahwa : 1) Siswa dapat membuat pamflet simbiosis, 2) Siswa dapat menyebutkan satu jenis simbiosis 3) Siswa mampu menjelaskan satu jenis simbiosis dan mampu memberikan satu contoh jenis simbiosis tersebut.

Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti. apabila dikaitkan dengan teori Munandar (1992) [10] mengenai ciri-ciri kreativitas seseorang ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif, adalah sebagai berikut :

Keterampilan berpikir lancar

Keterampilan Berpikir Lancar dapat terlihat dari siswa yang mampu membuat pamflet simbioisis. Pamflet tersebut berisi tulisan yang dapat disertai definisi, cari contoh dan penjelasannya dengan gambar dari tiap jenis simbiosis atau tidak yang dicantumkan pada selembar kertas di satu permukaan atau pada kedua permukaan. Kemudian keterampilan berpikir lancar siswa dapat terlihat dari siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan serta memberikan salah satu contoh dari simbiosis.

Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel

Berdasarkan hasil penelitian siswa memiliki keterampilan berpikir luwes dan fleksibel. Hal ini dapat terlihat dari siswa mampu membuat pamflet yang berisi definisi, contoh dan penjelasannya dengan gambar dari tiap jenis simbiosis.

Keterampilan memerinci atau mengelaborasi

Keterampilan ini dapat terlihat dari kemampuan siswa untuk menjawab definisi simbiosis, mampu untuk menjawab salah satu jenis simbiosis beserta penjelasannya dan mampu memberikan contoh dari satu jenis simbiosis. Siswa mampu menjawab seluruh pertanyaan secara rinci.

Keterampilan menilai

Berdasarkan hasil penelitian, siswa mampu membuat pamflet sendiri. Pamflet tersebut berisi materi simbiosis. Mulai dari definisi, jenis dan contoh dari simbiosis. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu mengambil keputusan, mencetuskan gagasan serta melaksanakannya. Pamflet merupakan hasil dari gagasan siswa mengenai materi simbiosis.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif adalah siswa memiliki keterampilan berpikir lancar, berpikir luwes atau fleksibel, memerinci atau mengelaborasi serta memiliki keterampilan dalam menilai.

2. Kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari sikap dan perasaan seseorang.

Pada tahap pertama pengumpulan data, peneliti melakukan observasi secara langsung di SDN Kemiri Sidoarjo. Hasil dari observasi tersebut adalah : 1). Siswa mampu menjelaskan materi rantai makanan, 2). Siswa dapat menyebutkan materi rantai makanan. 3). Siswa dinilai sangat kreatif. Hal ini dapat dilihat dari siswa bisa menjawab pertanyaan dari mempresentasikan Rantai Makanan di depan guru dan teman-temannya dengan baik. Setelah tahap pertama selesai, kemudian peneliti melakukan penelitian tahap kedua, berupa wawancara terhadap guru dan salah satu siswa bernama Baby Tirza Berliany Ananta. Hasil dari wawancara tersebut, adalah : Siswa dapat menjelaskan, menyebutkan jenis dan salah satu contoh dari rantai makanan, kemudian siswa juga dapat menjelaskan rantai makanan perumput.

Berdasarkan analisis uji kredibilitas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1) Kegiatan pembelajaran tematik yang dilakukan di Kelas V-A mampu membuat siswa memahami materi rantai makanan, 2) Dari pembelajaran tersebut, siswa mampu menjelaskan rantai makanan, menyebutkan jenis-jenis rantai makanan, dan memberikan satu contoh rantai makanan di ekosistem sawah, serta menjelaskan rantai makanan perumput.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti apabila dihubungkan dengan teori Munandar (1992) [10] mengenai ciri-ciri kreativitas seseorang ditinjau dari sikap dan perasaan seseorang, yakni :

Rasa ingin tahu

Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terlihat adanya rasa ingin tahu dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya respon siswa dalam bentuk pertanyaan kembali terhadap guru saat guru selesai menjelaskan materi tersebut. Sehingga guru merasa siswa paham atas penjelasan tersebut.

Bersifat imajinasi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti dapat menyimpulkan siswa memiliki sifat imajinasi karena siswa mampu untuk membayangkan hal-hal berupa contoh rantai makanan di ekosistem sawah.

Merasa tertantang

Siswa memiliki sifat merasa tertantang. Hal ini dikarenakan siswa merasa tertantang untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti serta mampu untuk menjawab pertanyaan yang sulit.

Sikap berani mengambil resiko

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap berani dalam mengambil resiko. Hal ini dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak takut salah pada saat pembelajaran berlangsung. Ketika guru memberi keempat pertanyaan kepada siswa, siswa berani menjawab dengan baik dan benar serta tidak takut akan salah.

Sikap menghargai

Dari hasil penelitian, sikap menghargai dapat terlihat dari respon para siswa yang selalu mendengarkan dengan baik jawaban dari siswa lain pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa yang menjawab pertanyaan dari Guru tidak merasa takut untuk menjawab. Selain itu respon yang positif dari siswa lain berupa pemberian tepuk tangan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari sikap dan perasaan seseorang adalah siswa memiliki bersifat imajinasi, merasa tertantang, sikap berani mengambil resiko dan sikap menghargai.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo dapat ditinjau dari dua macam, yakni: berkemampuan berpikir kreatif serta sikap dan perasaan seseorang. Kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif adalah 1) Siswa memiliki keterampilan berpikir lancar, 2) Berpikir luwes atau fleksibel, 3) Memerinci atau mengelaborasi serta memiliki keterampilan dalam menilai. Sedangkan kreativitas siswa kelas V-A dalam pembelajaran tematik di SDN Kemiri Sidoarjo ditinjau dari sikap dan perasaan seseorang adalah 1) Siswa memiliki bersifat imajinasi, 2) Merasa tertantang, 3) Sikap berani mengambil resiko dan 4) Sikap menghargai.

References

  1. Suyoto. (2003). Bahan Pelatihan. Tidak dipublikasikan.
  2. Craft, A. (2003). Membangun Kreativitas Anak. Alih Bahasa: M. Chairul Annam. Jakarta: Inisiasi Press.
  3. Munandar, U. C. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Utama.
  4. Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
  5. Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep dan Strategi dalam Implementasinya dalam KTSP.Jakarta: Bumi Aksara.
  6. Moleong, Lexy, J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  7. Utami Munandar. (1992). Kreativitas & Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.