Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v15i.602

PAI Learning During the Covid-19 Pandemic at Madrasah Ibtidaiah


Pembelajaran PAI Pada Masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Ibtidaiah

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

PAI Learning Islamic education Covid-19 Pandemic Period

Abstract

Currently, all nations around the world are being hit by a significant disaster caused by the Covid-19 infection. The Covid-19 infection finally had an impact on the world of coaching, including the strict learning of Islamic teachings. In a crisis like this, Islamic education and training actually plays an important role for students in dealing with the Covid-19 pandemic. Because basically the motivation behind learning Madrasah Ibtidaiyah is to expand students' beliefs, understanding, appreciation and practice of the religion of Islam with the aim that they become Muslim individuals who are pious and fearful of Allah SWT and have noble character near home, social life, and nation. The purpose of the problem formulation is to find out more about the Implementation of Learning and Learning Obstacles that occur in PAI learning during the Covid-19 pandemic. The method used is descriptive qualitative method using the method of observation, interviews and documentation. The analysis technique used in this research is data reduction, data presentation and conclusion drawing. The research results obtained are: 1). Implementation of online learning during the Covid-19 Pandemic Period at MI Hasyim Asy'ari Kejapanan. the implementation of learning during the covid-19 pandemic has been carried out quite well, it describes the status for implementing web-based learning. In the implementation of internet learning, educators have done illustration designs and have completed learning well, especially the use of learning media, methodologies, but web-based learning experiences obstacles in its implementation, unhealthy organizational conditions and difficulties in understanding students. teaching materials are tests in web-based learning. 2). Barriers to PAI Learning During the Covid-19 Pandemic at MI Hasyim Asy'ari Kejapanan. These barriers include: Unavailability of web organization, low dominance of innovation and lack of adequacy in teaching and learning.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan instrumen penting yang sangat efektif untuk melakukan transformasi peradaban suatu bangsa dalam konteks ini, pendidikan berpengaruh besar bagi pembentukan kepribadian manusia dan sekaligus jati diri suatu bangsa, sebab dengan pendidikan manusia diharapkan mampu membangun diri, komunitas, dan alam semesta, dengan demikian pendidikan tidak lain adalah media pembelajaran manusia seutuhnya (insan kamil), baik dalam peningkatan pengetahuan (kognisi) dan (afeksi), maupun (psikomotor). [1]

Pengajaran adalah suatu pekerjaan yang disadari dan disusun untuk menjadikan suasana belajar dan ukuran pembelajaran sehingga siswa secara efektif mengembangkan kemampuannya untuk memiliki kekuatan, kebijaksanaan, karakter dan wawasan dunia lain yang ketat, orang yang terhormat, dan kemampuan yang diperlukan tanpa bantuan orang lain, masyarakat, dan negara. [2]

Makna Pendidikan tersebut menggambarkan bahwa pendidikan dilakukan secara sadar membekali peserta didik berbagai pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan kepribadian yang baik agar kelak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa untuk menghadapi masa depannya yang bermanfaat, baikMbagiMbangsa, agama, maupun Negara.[3]

Lewat aktivitas pendidikan khususnya pendidikan islam akan diprogramkan pembentukan manusia seutuhnya. Manusia yang berdimensi fisik dan nonfisik, dipandang dari sudut fisik, pendidikan akan membawa peserta didik sehat,segar dan bugar. Pendidikan nonfisik akan membentuk batin mendapat pendidikan yang sewajarnya dan sepatutnya. Pemaknaan dari pembentukan manusia seutuhnya itu adalah terlayaninya semua aspek fisik dan rohaniyah manusia itu dalam satu kerangka pendidikan. Terlaksananya pendidikan akal, qalbu, nafsu dan roh secara berkesinambungan, atau terlayaninya pendidikan kecerdasan intelgensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), serta kecerdasan religious.[4]

Pendidikan islam adalah pendidikan yang seutuhnya mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, menumbuh suburkan kehidupan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.[5]

Akan tetapi, sistem pembelajaran biasanya menghadapi banyak problem, masalah ini dapat dibawa oleh pendidik dan siswa. Isu-isu yang muncul akan sangat mempengaruhi mahasiswa. Menjelang awal tahun 2020, tepatnya menjelang awal Februari, kita dihadapkan dengan gejolak yang sangat luar biasa dan kejadian tersebut sangat meresahkan masyarakat setempat, khususnya para pelajar. Penyakit tersebut disebut dengan virus corona atau Covid-19. [6]

Sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang upaya pencegahan dan penyebaran virus mahkota.[7] Kerangka pembelajaran tradisional yang dijalankan oleh instruktur tertentu secara bertahap digantikan oleh berbagai aplikasi pembelajaran intensif yang dapat memberikan ruang untuk mengkoordinasikan kerjasama antara pendidik dan siswa tanpa bertemu secara dekat dan pribadi. Pendidik dan siswa dan bahkan wali dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan teknik ini. Memang, di tengah situasi saat ini, pembelajaran yang kuat dipandang sebagai jawaban yang paling tepat untuk dilaksanakan.[8]

MI Hasyim Asy'ari Kejapanan adalah organisasi konvensional di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia yang diperintahkan oleh otoritas publik untuk mengayomi kehidupan dan pekerjaan negara tentang hakikat persekolahan. Untuk situasi ini pelatihan dan pembelajaran harus diselesaikan di ruang belajar atau di iklim sekolah.

MI Hasyim Asy'ari Kejapanan terletak di kota dan sebagian besar siswanya adalah peternak. Dengan cara ini, tidak semua wali dapat menggunakan ponsel canggih (ponsel) dan beberapa tidak memiliki ponsel. Cara yang ditempuh siswa jika wali tidak memiliki handphone adalah saling berkenalan, atau saling menasehati langsung dengan pulang kampung dan sulit mendapatkan tanda untuk belajar internet.

Dalam sistem pembelajaran di rumah atau (web based) di masa pandemik mahkota ini, apa saja yang menjadi kendala para pendidik, khususnya pengajar PAI di MI Hasyim Asy'ari Kejapanan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Islam Krian untuk mengetahui dan meneliti hal yang kesinambungan dengan adanya Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Era New Normal di SMP Al-Islam Krian. Yang mana penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah, Wakil Kesiswaan, Wakil Kurikulum, Guru BTQ, dan Siswa.

Jenis riset dalam tinjauan ini adalah eksplorasi subjektif dengan metodologi yang jelas. Pemeriksaan subyektif adalah penelitian yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, para ilmuwan mengambil bagian di lapangan, dengan cermat mencatat kejadian-kejadian yang terjadi, memimpin penyelidikan, dan membuat laporan poin demi poin. [9] Strategi pemeriksaan informasi yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan framework dan pendekatan objektif.[10]

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil penelitian di MI Hasyim Asyari maka dapat simpulkan bahwa

Pelaksanaan Pembelajaran PAI dalam Pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Hasyim Asy’ari Kejapanan

Perencanaan

Perencanaan Pembelajaran PAI selama Pandemi Covid-19 telah dilakukan dengan sangat baik. Dalam pembelajaran berbasis web pendidik secara konsisten membuat pengaturan pembelajaran dengan membuat pengaturan ilustrasi online dengan melihat web dan memeriksa dengan instruktur yang berbeda, contoh rencana online yang dibuat oleh pendidik terdiri dari latihan awal, latihan tengah dan penutup. Demikian pula pendidik secara konsisten menyiapkan materi yang mendorong dengan mempelajari kembali materi yang akan diinstruksikan, hal ini dilakukan agar instruktur dapat menguasai materi pembelajaran dengan sempurna. Selain topik, pengajar juga menyiapkan media melalui rekaman pembelajaran sebelum pembelajaran internet berlangsung. Membiasakan persiapan adalah bagian utama dalam sistem pembelajaran, dengan pengaturan yang baik sistem pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan efisien.

Pelaksanaan

Selain itu, pelaksanaan pembelajaran berbasis web dilakukan hanya dengan memanfaatkan aplikasi Whatsapp. Whatsapp digunakan untuk berbicara dengan siswa dan wali dalam hal pelaksanaan pembelajaran berbasis web, selain itu pendidik juga mengirimkan data dan materi tentang pembelajaran berbasis web melalui Whatsapp. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran internet instruktur memanfaatkan media pembelajaran melalui rekaman pembelajaran yang disebarluaskan melalui Whatsapp, pemanfaatan media pembelajaran ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diperkenalkan.

Evaluasi

Selanjutnya, untuk penilaian dan evaluasi siswa selama pandemi yang dibantu melalui aplikasi Whatsapp dalam mensurvei tugas siswa sehari-hari. Tugas dikirim kembali ke Whatsapp milik siswa sendiri dengan melampirkan nilai yang didapat. Selanjutnya instruktur akan memberikan penilaian terhadap akhir setiap ilustrasi sebagai analisis kepada siswa tentang perilaku mereka selama sistem pembelajaran yang diteruskan kepada penjaga siswa melalui Whatsapp. Penilaian merupakan salah satu hal penting dalam menentukan bagaimana menentukan prestasi siswa dalam belajar. Selain itu, penilaian akan mendorong siswa untuk tetap sadar dengan tujuan agar mereka mendapatkan nilai yang memuaskan.

Kendala Pembelajaran PAI Pada Masa Pandemi Covid-19.

Cara paling umum dalam mengajar dan belajar latihan selama pandemi Covid-19 tentu tidak bisa dilepaskan dari keterbatasan belajar Islami pelatihan ketat dilihat oleh instruktur dan siswa. Sehingga dari keterbatasan-keterbatasan tersebut penting untuk menemukan jawaban dan mengalahkannya dengan cepat, karena jika keharusan-keharusan ini tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah atau hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang masih mengganjal.

Ada berbagai hambatan belajar madrasah yang dilirik oleh para pengajar dan siswa selama masa pandemi Covid-19 di MI Hasyim Asyari. Dalam latihan-latihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, tentunya tidak lepas dari hambatan-hambatan yang terlihat oleh para pendidik saat memberikan arahan. Jadi seorang instruktur harus dapat diterima dalam menemukan pengaturan dalam hambatan belajar. Hal ini karena, dalam hal hambatan tersebut tidak cenderung cepat, mereka akan menyebabkan masalah atau hambatan selama waktu yang dihabiskan target pembelajaran. Mengenai kendala yang dihadapi oleh seorang pendidik selama pandemi Covid-19:

Tidak sedianya jaringan internet

Pada pembelajaran daring siswa emngalami kendala dalam pembelajaran yaitu kendala pada jaringan internet, karena sekolah tersebut bertempat di desa menjadikan kurang nya jaringan internet sehingga menjadikan faktor penghambat bagi siswa dalam melakukan pembelajaran PAI.

Penguasaan teknologi yang masih rendah

Dalam melaksanakan latihan pembelajaran berbasis web, tidak semua pendidik berbakat dalam memanfaatkan inovasi web dan media berbasis web. Ada beberapa pengajar yang sebenarnya membutuhkan arahan dan persiapan jauh-jauh hari untuk memanfaatkan perangkat atau bahan yang digunakan selama pembelajaran berbasis web. Jadi karena merebaknya Covid-19, pendidik harus belajar dan bisa memberi contoh secara daring.

Kurangnya keefektifan belajar mengajar

Terjadinya penurunan tingkat hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena tidak adanya kemampuan dalam pembelajaran berbasis web yang tidak memungkinkan siswa untuk memimpin beradaptasi secara lisan atau langsung, sehingga siswa tidak dapat berinteraksi dan berbicara secara langsung dengan rekan-rekan mereka. atau dengan pendidik PAI selama pembelajaran internet. .

Pada Kendala tersebut memiliki pengaruh dalam pembelajaran PAI di MI Hasyim Asy’ari Kejapanan

Kemauan siswa yang rendah untuk belajar

Beberapa dampak yang dialami siswa selama latihan belajar selama pandemi Covid-19 adalah siswa harus berkonsentrasi jauh dengan kekurangan kantor. Ketiadaan kantor dalam pembelajaran akan membuat siswa kurang tertarik untuk belajar agama. Mahasiswa yang tidak ikhlas dalam konsentrasi pada agama, jelas tujuannya hanya untuk menemukan nilai-nilai, bukan untuk membekali diri dengan informasi yang ketat sebagai cara untuk mencintai Allah SWT. Sementara itu, siswa yang tidak main-main dalam berkonsentrasi pada agama akan lebih fokus pada, menyelidiki dan menyukai setiap pertunjukan ketat yang mereka dapatkan, dan akan mempraktikkan pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari secara teratur.

Keberagaman pengetahuan siswa yang berbeda-beda

Dalam pembelajaran latihan, tidak semua siswa memiliki pengetahuan yang sama, Sheila Chantika mengungkapkan bahwa ia mengalami kendala dalam mempelajari mata pelajaran tarekat Islam, mengingat banyaknya tugas yang diberikan oleh pendidik, sehingga Izza Yusfiana tidak dapat menyelesaikan setiap salah satu tugasnya idealnya. Namun, bagi siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih mudah untuk mengakui contoh yang ketat daripada siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih rendah.

Masalah ini juga akan menjadi faktor terciptanya masalah dalam pembelajaran Islam pelatihan ketat yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu seorang pengajar harus mengetahui tingkat pengetahuan setiap siswa, jika guru memberikan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuannya, sehingga siswa tidak dapat menyelesaikannya. Sehingga di masa pandemi seperti sekarang ini, para pengajar dan siswa harus menyesuaikan dan terus belajar dalam berbagi tahapan pembelajaran berbasis web, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan tempat pembinaan bagi seorang anak, dalam suasana keluarga ini anak akan mendapatkan banyak didikan dan arahan yang ketat tentang agama, karena sebagian besar kegiatan anak berada dalam suasana keluarga. Oleh karena itu, jika keluarga siswa dapat diterima dan secara konsisten menawarkan bantuan kepada anak-anak mereka, tentu saja kemajuan pengajaran ketat anak-anak akan dapat diterima juga. Lagi pula, jika iklim keluarga tidak menawarkan bantuan kepada anak-anak mereka, kemajuan siswa akan sama sekali berbeda dari yang disebutkan di atas.

Kesimpulan

Dalam penelitian ini ada beberapa masalah yang penulis teliti diantara nya:

1. Pelaksanaan Pembelajaran daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Hasyim Asy’ari Kejapanan

adapun Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada masa pandemi Covid-19 di MI Hasyim Asy’ari Kejapanan. antara lain :

a. Perencanaan

Pelaksanaan Pembelajaran PAI selama Pandemi Covid-19 telah dilakukan dengan sangat baik. Dalam pembelajaran yang kuat pendidik secara konsisten membuat pengaturan ilustrasi dengan membuat pengaturan contoh yang mencolok dengan melihat web dan belajar dengan instruktur yang berbeda, rencana contoh intensif yang dibuat oleh instruktur terdiri dari latihan dasar, latihan tengah dan penutupan. Selain itu, pendidik secara konsisten merencanakan materi pembelajaran dengan mempelajari kembali materi yang akan diinstruksikan, hal ini dilakukan agar instruktur dapat menguasai materi pembelajaran dengan sempurna. Terlepas dari topik tersebut, pendidik juga merencanakan media melalui rekaman pembelajaran sebelum pembelajaran berlangsung. Memahami persiapan adalah bagian utama dalam sistem pembelajaran, dengan pengaturan yang baik sistem pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan metodis.

b. Pelaksanaan

Selain itu, pelaksanaan pembelajaran berbasis web selesai hanya dengan menggunakan aplikasi Whatsapp. Whatsapp digunakan untuk berbicara dengan siswa dan wali dalam hal pelaksanaan pembelajaran berbasis web, selain itu pendidik juga mengirimkan data dan materi tentang pembelajaran internet melalui Whatsapp. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis web pendidik memanfaatkan media pembelajaran melalui rekaman pembelajaran yang disampaikan melalui Whatsapp, pemanfaatan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diperkenalkan.

c. Evaluasi

Selanjutnya untuk bentuk evaluasi dan teknik penilaian terhadap peserta didik dimasa pandemi dilakukan melalui aplikasi Whatsapp dalam menilai tugas harian siswa. Tugas dikirim kembali ke Whatsapp pribadi orang tua peserta didik dengan membubuhkan nilai yang didapat. Selain itu guru akan memberikan penilaian disetiap akhir pembelajaran berupa kritikan kepada peserta didik tentang perilakunya selama proses pembelajaran yang disampaikan kepada wali murid melalui Whatsapp. Penilaian merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu dengan adanya penilaian akan memotivasi peserta didik untuk terus belajar sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan.

2. Kendala Pembelajaran PAI Pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Hasyim Asy’ari Kejapanan.

Adapun kendala Pembelajaran PAI pada masa pandemi Covid-19 di MIdHasyim Asy’aridKejapanan. antara lain. Pertama; tidak sedianya jaringan internet. Kedua; penguasaan teknologi yang masih rendah. Ketiga; kurangnya keefektifan belajar mengajar.

Dari keadaan wali murid, kebetulan juga berdampak pada pelaksanaan BDR, misalnya yayasan keuangan wali murid. Selama BDR, mereka biasanya bekerja di luar rumah, baik bekerja di otoritas publik, swasta atau pekerjaan mandiri, sehingga mereka hampir tidak dapat menyaring dan membantu anak-anak mereka dalam belajar, belum lagi mengarahkan dan mengatasi masalah yang mereka hadapi saat merenung. Kemudian lagi, beberapa wali mengeluh bahwa pembelajaran berbasis web menambah biaya mereka. Sejalan dengan itu, mereka percaya bahwa otoritas publik akan segera mengubah pengaturan pembelajaran dengan metode daring.

References

  1. Daulay,Haidar Putra.2009.Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta
  2. Republik Indonesia,.2011.Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Jakarta : Sinar Grafika
  3. Sudarsono. 1997.Kamus Konseling .Jakarta: Rineka Cipta.
  4. Susanto,Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
  5. Daulay,Haidar Putra.2004.Pendidikan Islam dalam System Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana.
  6. Dolyono, M.. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  7. www.Kemdikbud.go.id/main , diakses pada 29 november 2020
  8. Aly , Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos.
  9. Margono. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan .Jakarta : Rienka Cipta.
  10. Matthew B ,Miles And Huberman, A. Michael. 2005.Qualitative Data Analysis (terjemahan).Jakarta: UI Press.