Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v13i.596

Bullying Analysis of Children with Special Needs in Elementary School


Analisis Bullying Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Bullying Children with Special Needs Inclusive Qualitative

Abstract

Bullying is an act that is currently happening and being discussed. Several cases of bullying occur in society, both in the social and educational world, which makes various parties more concerned, including the child protection commission, causing several negative impacts for the victims and also the perpetrators of bullying themselves. Various ways have been done to minimize the incidence of bullying in schools, including one of the National Commission for Child Protection urging the school to better protect and pay attention to their students. Theoretically, this research is useful to increase knowledge and broaden the horizons of researchers in the field of analyzing cases of bullying against Children with Special Needs (ABK). Practically, this research can provide recommendations or descriptions and views for readers, especially for parents and teachers in fostering good communication relationships with children and students who have special needs so that they can help to develop themselves optimally. This research is a qualitative approach with a case study method based on the philosophy of postpositivism, which is used to examine the condition of a natural object, where the researcher is the key instrument, the sampling of data sources is carried out purposively and snowballing, the collection technique is triangulation (combined). . The results of the research conducted among the types of bullying that often occur in Children with Special Needs at SD Muhammadiyah 2 Tulangan include being pushed, fooled, insulted, threatened, humiliated, and ostracized. In overcoming these problems the teacher provides reinforcement for Children with Special Needs (ABK) to be stronger mentally and physically to deal with bullying cases that occur in Children with Special Needs (ABK) and non-ABK. Special Needs (ABK) and non-ABK. For teachers to pay more attention and get closer to students who experience bullying in order to help solve problems that occur at school.

Bullying Analysis Of Children With Special Needs At Muhammadiyah 2 Tulangan Elementary School

[Analisis Bullying Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di SD Muhammadiyah 2 Tulangan]

Riries Pranintasari 1) , Kemil Wachidah *1)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

,

Abstract: Bullying is an action that is rife and being discussed at this time. Several cases of bullying often occur in society, both in the social and educational world, which make various parties increasingly concerned, including the child protection commission, resulting in several negative impacts for the victims and also the perpetrators of bullying themselves. Various ways have been taken to minimize the incidence of bullying in schools, including the National Commission for Child Protection, urging schools to protect and pay more attention to their students. Theoretically, this study is useful for increasing knowledge and broadening the insight of researchers in the field of analyzing cases of bullying against children with special needs (ABK). In practical terms, this study can provide recommendations or descriptions and views for readers, especially for parents and teachers in fostering good communication relationships with children and students with special needs so that they can help to develop themselves optimally. This research is a qualitative approach with methods Case studies based on the philosophy of postpositivism, which are used to examine the conditions of natural objects, where the researcher is the key instrument, the sampling of data sources is done purposively and snowball, the collection technique is triangulation (combined). The results of research conducted among the types of bullyingthat often occur in children with special needs at SD Muhammadiyah 2 Tulangan include being pushed, fooled, insulted, threatened, humiliated, and ostracized. In overcoming these problems the teacher provides reinforcement to children with special needs so that they are mentally and physically stronger to deal with cases of bullyingthat occur in children with special needs and non-children. Students who bullyat school can respect each other between children with special needs and non-children. For teachers to pay more attention and get closer to students who experience bullying so that they can help solve problems that occur at school.

Keywords: children with special needs (ABK), bullying, inclusive, qualitative

Abstrak : Bullying k merupakan tindakan yang sedang marak terjadi dan diperbincangkan pada saat ini. Beberapa kasus bullying banyak terjadi di masyarakat baik dalam dunia sosial maupun pendidikan yang membuat berbagai l pihak semakin k prihatin termasuk komisi perlindungan anak, sehingga menimbulkan beberapa dampak negatif untuk para korban dan juga pelaku bullying itu sendiri. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk salah satunya komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah m untuk lebih melindungi dan memperhatikan murid-muridnya. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti pada bidang menganalisis kasus bullying terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi atau gambaran serta g pandangan bagi pembaca khususnya bagi orang tua dan guru dalam membina hubungan komunikasi yang baik denga n anak k maupun muridnya yang menyandang berkebutuhan khusus sehingga dapat membantu untuk mengembangkan diri secara optimal. Penelitian ini bersifat pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang mana d igunakan untuk g meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan). Hasil dari penelitian m yang dilakukan diantara jenis pembullyan tersebut yang sering terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus di SD Muhammadiyah 2 Tulangan antara lain didorong, dibodohi, dihina, diancam, direndahkan, dan dikucilkan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut guru memberikan penguatan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) supaya lebih kuat secara mental maupun fisik untuk menghadapi kasus pembullyan yang terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan non abk, Siswa yang melakukan bullying di sekolah agar dapat saling menghormati antara Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan non abk. Bagi guru agar lebih memperhatikan dan mendekatkan diri pada siswa yang mengalami bullying agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah.

Kata Kunci : Anak Berkubutuhan Khusus (ABK), Bullying, Inklusif, Kualtitatif

Bullyingktidaklmemilihhumurfatauhjenishkelaminbkorban. Yangdmenjadilkorbandumumnya adalahganakgyangflemah, pemalu, pendiam, dan spesial (cacat, tertutup, pandai, cantik, atauhpunya diri tubuh tertentu), yangkdapatlmenjadifbahandejekan. Berbagaikcarafdilakukankuntuk meminimalisirkkejadianmbullyinggdiksekolahbtemasukfsalahbsatunyadkomnasdperlindunganbanak mendesakbkebpihakgsekolahbuntukklebihgmelindungihdankmemperhatikanbmurid-muridnya [1].

PengertianmbullyingfmenurutbKomnaskHAM (Hak Asasi Manusia) adalahksebagaigsuatu bentukgkekerasanmfisikfdanlpsikologiskberjangkabpanjangfyanghdilakukanbseseorangfataugkelompokbterhadapvseseorangfyangktidakb mampukmempertahankan dirigdalamnsituasibadan hasrat untukbmelukaikatau menakutigorang ataukmembuatkorang tertekan, traumapatau depresikdan tidaknberdaya.

Pelakubbullying menganggapfbahwa penyelesaianbmasalahfdengan carabkekerasanbatau mengintimidasicorang laindadalah carasyang harusbditempuh dalamgmemenuhi keinginannyas. Hal inir akangmendorong fsifat premanisme yangk akanm terbawakhinggakdewasa. Sehingga, pengalamanmkekerasan yangbsering terjadibsaat ianmasih kecilbakan berdampakbpada perilakunyamsaat dewasasnanti. Bahkan, merekabkelak akankmenindas anak-anak merekaksendiri, danmgagal dalamshubungan pribadi, sertahkehilangan pekerjaan. Jikabsekolah sebagaikinstitusi pendidikanmtidakkbertindak tegaskterhadapgkekerasan antarkpelajar, makabpara remajasakan memilikihkepribadian yangkkeras dansakan menumpukhkekerasan dalamkkehidupan pelajarkitu sendiri [2].

Padasakhirnya munculbistilah specialkneeds childrenbatau AnakkBerkebutuhan Khusus (ABK). Berkebutuhanmkhusus merupakanmistilah yangmdigunakannuntukkmenyebutkanmanak-anak luarsbiasa atau anak-anakkyang mengalamibkelainanmperkembangannya. Yangktermasukhke dalam AnaksBerkebutuhanmKhusus (ABK) antara lain; tunanetra, tunarungu, kesulitanm belajar, gangguanmperilaku, danlanakggangguan kesehatan [3]. Dengan demikian, anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Masalah tersebut perlu diselesaikan dengan memberikan layanan pendidikan, bimbingan serta latihan dari guru maupun orang tua untuk memahami kebutuhan dan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal sesuai kekhususannya [4].

Ada bermacam-macamkjenis anakldengan kebutuhanmkhusus, tetapikkhusus untukhkeperluan pendidikanminklusi, anakgdengan kebutuhanmkhusus akan dikelompokkanfmenjadi 9 jenis. Berdasarkanmberbagai studik, ke 9 jenisa ini spaling seringfdijumpai diksekolah-sekolah regulers. Jikabdi luar 9 jenisktersebut masihkdijumpai di sekolah, makabguru dapatgbekerjasama dengan pihakhlain yangkrelevan untukhmenanganinya, sepertibanak-anakgautis, anakhkorban narkoba, anakkyang memilikispenyakit kronis, danmlain-lain. Namunsanak yangkberkebutuhan khususkmerupakan istilahblain untukkmenggantikan katalAnak LuaraBiasa (ALB) yangnmenandakan adanyaskelainan khususbyang memilikimkarakteristik berbedakantara satukdengan yang lainnya [5].

Sekolahminklusif merupakanbsekolah yangkmenggabungkan layananspendidikan khususkdan regularsdalam satuksistemnpersekolahan [6]. Maksudnyasyaitu siswasyang memilikikkebutuhan khusus mendapatkancpendidikan khususksesuai denganmpotensinya masing-masingkdan siswabregular punmbegitu sebaliknyasjuga mendapatkanmlayanan khususauntuk dapatbmengembangkan potensikmasing-masing sehinggaxbaik ituksiswa 16 berkebutuhanbkhusus maupunmsiswa regularkdapat secarakbersama-sama mengembangkanmpotensinya masing-masing dansmampu untukgdapat hidupksecara harmonisadalamnmasyarakat [7].

Berdasarkanmdefinisi dankturunan darisUU tentanghpendidikan inklusibanak yangktergolong AnakhBerkebutuhan Khusus (ABK) adalahkmereka denganmkesulitan belajar, anakblambat belajar, anakodengan ganguanmautis, anakgdengan gangguanmintelektual, anakldengan gangguankfisik dansmotorik, anak denganmgangguan emosiddan perilaku, anakhberkelainan majemukhdan anakyberbakat [8]. Pendidikankinklusif berartisbahwa sekolahbharus menerima/ mengakomodasiksemua anakbtanpa kecualikada perbedaaanmsecara fisik,gintelektual,ksosial, emosional, bahasa, atau kondisi lain,ktermasuk anakhpenyandang cacatsdan anakgberbakat, anaksjalanan, anakdyang bekerja, anaksdari etnis, budaya, bahasa, minoritas danskelompok anak-anakgyang tidaktberuntung dankterpinggirkan. Inilahmyang dimaksudfdengan “one school forall”.

Dalamnsuatu penelitian untuksmendapatkan hasilmyang optimalsdibutuhkan sebuahkmetode yangktepat. Jikahditinjau darispermasalahan dalamnpenelitian iniftentang “Analisiskbullying terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SD Muhammadiyah 2 Tulangan” makaspenelitian ini menggunakanmpendekatan kualitatifddengan metodegstudi kasuss [9]. Pendekatanmpenelitian dengan kualitatifkini adalahkpenelitian yangkberlandaskan padabfilsafat postpositivisme, yangkmana digunakanmuntuk menelitihpada kondisikobyek yangkalamiah, dimanaspeneliti adalah sebagaikinstrument kunci, pengambilanmsampel sumberfdata dilakukanksecara purposivehdan snowbal, teknikkpengumpulan denganhtriangulasi (gabungan), analisissdata bersifat induktif/kualitatif [10]. Untukhitu, desainmpenelitian iniudikembangkan secarasterbuka dari berbagaikperubahan yangkdiperlukan sesuaildengan kondisijlapangan. Halkini pentingguntuk dijelaskan, mengingathpenelitian kualitatifdmerupakan penelitianmyang didesainydalam kondisi danhsituasi alamiah (naturalistic) sehinggasdapat ditemukanmkebenaran dalamkbentuk yang semurni-murninyas [11]. Datasyang akanmdibahas dalamkpenelitian inisberupa datakmentah sebelumndiolah menjadiyinformasi yangkrelevan dengankfakta yangsada di lapanganmsecarablangsung.

Observasikdilakukan olehkpeneliti untuklmengumpulkan datasyang sesuaibdengan sifatkpenelitian karenabmengadakan pengamatandsecaraklangsung, sehinggakpeneliti dapatomemperoleh pandangan-pandangank apasyang sebenarnyabdilakukan. Penelitikmengamati siswabtersebut sedanggmengalami pembelajarannlangsung. Lembarrobservasi yanggdipergunakan padaslembar observasiiyang bersumberrpada rumusanmindikatorrbullying.

Tabel 3.1 Data Pribadi

NO ASPEK INDIKATOR
1. Fisik Dipukul teman non ABK.Dicubit teman non ABK.
2. Verbal Didorong teman non ABK saat di dalam kelas maupun luar kelas.Digigit teman non ABK maupun teman sesama ABK.Bertengkar dengan teman non ABK maupun sesama ABK.Dipermalukan saat dalam pembelajaran.Dihina satu sama lainnya.Difitnah teman non ABK.Dibodohi teman non ABK saat pembelajaran berlangsung.Dipojokkan saat jam istirahat.
3. Non-verbal langsung Diancam teman sejawatnya.Direndahkan saat pembelajaran.Ditatap dengan tujuan melakukan kekerasan.
4. Non-verbal tidak langsung Diasingkan saat pembelajaran maupun bermain.Tidak mengikut sertakan saat bermain.Dikucilkan saat bermain.

Wawancaraayang dilakukanmdalam penelitianmini berupaswawancara tidakkterstruktur, dikarenakanndalam wawancaraatersebut langsunggdisampikan kepadaaguru kelas, guruushadow dan temannsatu tempattduduk Percakapannkdilakukan olehhdua pihak, yaituupewawancaraayang mengajukan pertanyaanmdan narasumberryang memberikannjawaban atas pertanyaan tersebut [12].

Tabel 3.2 Indikator Wawancara Bullying

No Aspek Indikator
1. Fisik Disekolah apa pernah ada siswa yang dipukul teman lainnya.Disekolah pernah ada anak yang mencubit temannya sendiri.Didalam kelas atau ruangan apakah pernah ada anak yang mendorong saat bermain.Disaat jam istirahat apakah ada yang digigit temannya sendiri disengaja atau pun tidak.Apakah pernah disekolah ada yang berantem mencakar sehingga mengakibatkan luka ditangan.
2. Verbal Di saat dalam pengawasan apakah ada anak yang menghina disekolah.Disekolah pernah ada yang memaki satu sama lainnya.Apakah pernah tau ada anak memfitnah temannya atau sebangku.
3. Non verbal langsung Disaat sistem mengajar dikelas ada yang pernah menjulurkan lidah dan sinis saat temannya itu tidak memperhatikan arahan guru.
4. Non verbal tidak langsung Disaat ada kegiatan diluar kelas apakah pernah ada satu atau dua temennya mengabaikan anak lain dan mengucilkan tidak diajak bermain bersama.

Untukkteknik dokumentasiktidak jauhhdari yanggdilakukan penelitiimeliputi dokumennyang berbentukkbuku, fotooatau gambarrserta video. Dalammmengambil videoopeneliti mengambil videooketika siswaadalam prosesspembelajaran yanggsedang berlangsung. Prosesspengambilan gambarkmenggunakan handphone.

Ujiikeabsahan data dalam penelitian sering ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Sebelum peneliti yakin dengan kesimpulan yang dibuat berdasarkan analisis data maka peneliti melakukan verifikasi atau memvalidasi kesimpulan dengan menganut metode trangulasi teknik yaitu [13]:

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik

  • PENDAHULUAN
  • METODE
  • HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitikakan menyajikanmserta membahaskdata mengenaiianalisis bullyinggAnak BerkebutuhanmKhusus (ABK) yanggdiperoleh dariihasil penelitianndi SD Muhammadiyah 2 TulanganmSidoarjo. Penyajianndan pembahasanndata iniimerujuk padaarumusan masalahhyang telah ditetapkannsebelumnya. Adapunntiga rumusannmasalah yanggtelah penelitiitetapkan. Yakni yanggpertama, bagaimanaaperilaku bullyinggsecara fisikkterjadi padaaAnak BerkebutuhannKhusus (ABK) oleh temannsejawat, keduaabagaimana perilakuubullying secaraaverbal dannnon verbal terhadappAnak BerkebutuhannKhusus (ABK) olehhteman sejawattdan guru, dannyang ketiga bagaimanaadominasi sekolahhdalam mencegahhperilaku bullyinggterhadap AnakkBerkebutuhan Khusus (ABK) diiSD inklusiffatau hasil penelitiannakan dipaparkannsecara deskriptif. Penelitian iniimenggunakan pengumpulanndata yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian setelahhdata dipaparkan, akanndilakukan analisissdata menggunakanntriangulasiiteknik.

Tabel 4.1 Pengkodean

Subjek Keterangan
I Siswa dengan gangguan Tunarungu dan Tunawicara di kelas 1 lumba-lumba
II Siswa dengan gangguan Tunarungu dan Tunawicara di kelas 3 mobil

Siswaadengan gangguanntunarungu danntunawicara diikelas I lumba-lumbaadapat diartikan sebagaiisubjek I. Dannsiswa denganngangguan tunarunguudan tunawicaraadi kelas III mobilldapat diartikannsebagai subjek II.

Pelaksanaannpenelitian iniidilaksankan mulaiibulan Agustusshingga bulannSeptember 2020. Pelaksanaannpenelitian iniidimulai sejakkpencarian subjekkyang sesuaiidengan kriteriaapenelitian, pengambilanndata hinggaapenyusunan laporannpenelitian yanggdilakukan secaraabertahap. Waktu yanggdigunakan dalammpenelitian iniiadalah waktuuyang cukupeefektif, yakni peneliti sudah menentukan waktu terlebih dahulu sebelum peneliti melakukan proses wawancara dengan subjek penelitian.

Tahapan Proses Penelitian

Prosesspengambilan dataapada keduaasubjek diantaranyaaterdiri dariisatu guruudan dua siswa, dannpenelitian iniidapat diadministrasikannsebagai berikut :

Tabel 4.2

Jadwal dan Lokasi Pengambilan Data Subjek I dan II dengan Guru Kelas

Pertemuan Hari/Tanggal Lokasi Keterangan
I Kamis, 27 Agustus 2020 SD Muhammadiyah 2 Tulangan Perkenalan dan proses wawancarasubjek I dan guru kelas
II Jum’at, 28 Agustus 2020 SD Muhammadiyah 2 Tulangan Perkenalan dan proses wawancarasubjek II dan guru kelas
  • Guru Kelas Subjek I dan II
  • Guru Shadow Subjek I dan II

Tabel 4.3

Jadwal dan Lokasi Pengambilan Data Subjek I dan II dengan Guru Shadow

Pertemuan Hari/Tanggal Lokasi Keterangan
I Kamis, 03 September 2020 SD Muhamadiyah 2 Tulangan Perkenalan dan proses wawancara subjek I dan gurushadow
II Jum’at, 04 September2020 SD Muhammadiyah 2 Tulangan Perkenalan dan proses wawancara subjek II denganguru shadow

Dataadari hasillobservasi siswaabulying denganngangguan tunarunguudan tunawicaraadapat dilihattpada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Bullying Fisik Subjek I

No Indikator Data Observasi
1 Dipukul teman non ABK. Tidak pernah, subjek I dan teman teman-teman lainnya tidak pernah saling memukul.
2 Dicubit teman non ABK Pernah dicubit temannya saat pembelajaran.
3 Didorong teman non ABK saat di dalam kelas maupun luar kelas. Subjek I tidak pernah didorong temannya saat bermain atau saat melakukan kegiatan lain.
4 Digigit teman non ABK maupun teman sesama ABK Subjek I tidak pernah digigit temannya.
5 Bertengkar dengan teman non ABK maupun sesama ABK. Ada yang bertengkar, namun tidak sampai melukai dirinya sendiri atau temannya.

1.) Hasilldata wawancaraadengan guruukelas (GK)

P: ApakahhSubjek I pernahhdipukul temannnon ABK nya?

GK: Tidakkpernah Subjek I dipukullteman nonnABKnya.

P: ApakahhSubjek I pernahhdicubit temannnon abk?

GK: Iyaapernah, disaattguru menerangkan pelajaran terdapat siswa non ABK yang

usilldengan mencubittteman ABK.

P: ApakahhSubjek I pernahhdidorong?

GK: Subjek I tidakkpernah didoronggsaat bermainnatau melakukannkegiatan

lainnya, karenaamereka diajarkannuntuk salinggmenyayangi satuusama lainnya.

P: Apakahhsaat jammistirahat Subjek I pernahhmenggigit temannnon ABK?

GK: Tidakkpernah digigitttemannya.

P: Apakahhpernah Subjek I bertengkarrdengan temannnon ABKaataupun dengn

ABKkyang lainnya?

GK: Terkadanggterjadi pertengkarannantara Subjek I dengannteman nonnABK

namunntidak sampaiiterjadi hal- hallyang melukaiisecara fisikkhingga parah, dan jikaaSubjek I bertengkar dengan ABK yang lainnya itu tidak pernah terjadi.

2.) Hasil data wawancara dengan guru Shadow (GS)

P: ApakahhSubjek I pernahkdipukul temannnonnABK nya?

GS: Tidakkpernah dipukul.

P: ApakahhSubjek I pernahhdicubit temannnon abk?

GS: Iya pernah dicubit, karena melihat kelakuan Subjek I yang terkadang lama untuk

menangkapppelajaran sehinggaateman non ABKkterkadang gemassmelihatnya.

P: ApakahhSubjek I pernahhdidorong?

GS: Tidakkpernah didorong.

P: Apakahhsaat jam istirahat Subjek I pernah digigit teman non ABK atau sesama

ABKklainnya?

GS: Tidakkpernah.

P: Apakah pernah Subjek I bertengkar dengan teman non ABK ataupun dengn ABK

yangglainnya?

GS: Pernahhterjadi pertengkarannantara Subjek I dengan teman non ABK, namun

pertengkaranntersebut hanyaasekedar mengejekkSubjek I, karena perilaku yang

dilakukannSubjek I terkadang aneh dimata teman-temannya.

Pengecekannkeabsahan dataadalam penelitiannini menggunakanntriangulasi teknik. Dariihasil pengecekannkeabsahan dataatentang bullyingkfisik, subjek I dalamkindikator pertamaltidak pernah adaktemannya yanggmemukul subjek I saattbermainnmaupunnsaattdalammkelas. Subjek I pernah dicubitttemannya saattjam pembelajarannberlangsung dikarenakannsubjek I lamaasaat ditanyaaguru kelassuntuk menjawabbpertanyaan jadiiteman nonnABKkgemasssehinggaamencubittsubjek I agar cepattmenjawab. Selanjutnyaadalam indikatorrdidorong temannnon ABK saattdi dalammkelas maupun luarrkelas tidakkpernah terjadiikarena dalammhal pembelajarannguru kelassmenekankan kepada temanntemannyaasubjek I untukksalinggmenyanyangiidannmenjaga toleransiibersama.

Dalammindikator iniisubjek I bertengkarrdengan temannnon ABK maupunssesama ABK namunntidaktterjadiihal-hal yang melukai secaraafisik dirinya sendiri danntemannya hanya sekedar dalam pertengkarannsaling mengejek karenaadimata temannya yang dilakukan subjek I terkadangganeh.

Data dari hasil observasi siswa bulying dengan gangguan tunarungu dan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Bullying Verbal Subjek I

No Indikator Data Observasi
1 Dipermalukan saat dalam pembelajaran. Tidak pernah, subjek I tidak pernah dipermalukan teman sejawatnya.
2 Dihina satu sama lainnya. Tidak, subjek I tidak pernah dihina teman sejawatnya meskipun dia selalu bergaul bersama.
3 Difitnah teman non ABK Tidak pernah ada, karena mereka saling menyayangi satu sama lain.
4 Dibodohi teman non ABK saat pembelajaran berlangsung. Pernah subjek I dibodohi saat disuruh maju ke depan untuk mengerjakan di papan tulis oleh gurunya.
5 Dipojokkan saat jam istirahat. Tidak pernah.

P: Apakahhsubjek I pernahhdipermalukan temannyaasaat pembelajaran?

GK: Tidakkpernah, subjek I tidakkpernah dipermalukannteman sejawatnya.

P: Apakahhsubjek I pernahhdihina satuusama lainnya?

GK: Tidak, subjek I tidakkpernah dihinaateman sejawatnyaameskipun dia

selalu bergaul bersama, karena temannya mengetahui bahwa subjek I berbeda dengan teman yang lainnya (memiliki kekurangan).

P: Apakah subjek I pernah difitnah teman non ABK?

GK: Tidak pernah ada, karena mereka diajari untuk saling menyayangi satu

sama lainnya meskipun mereka tau ada temannya yang memiliki kekurangan.

P: Apakah subjek I pernah dibodohi teman non ABK saat pembelajaran

berlangsung?

GK: Pernah subjek I dibodohi saat disuruh maju ke depan untuk mengerjakan

di papan tulis oleh gurunya, guru tidak menyuruh subjek I untuk maju ke depan.

P: Apakah subjek I pernah dipojokkan temannya saat jam istirahat?

GK: Tidak pernah.

  • Hasil dataawawancara dengannguru kelas (GK)
  • Hasil wawancara a dengan guru u Shadow (GS)

P : Apakahhsubjek I pernah dipermalukanntemannya saattpembelajaran?

GS : Tidakkpernah dipermalukan, karenaasubjek I interaksinyaabaik dengannteman

sejawatnyaameskipun subjek I mengetahuiidirinya berbedaadengan teman

lainnya.

P : Apakahhsubjek I pernahhdihina satuusama lainnya?

GS : Tidak, subjek I tidakkpernah dihinaateman sejawatnya.

P: Apakahhsubjek I pernahhdifitnah temannnon ABK?

GS: Tidak pernah difitnah.

P: Apakah subjek I pernah dibodohi teman non ABK saat pembelajaran

berlangsung?

GS: Pernah subjek I dibodohi saat pembelajaran guru kelas menerangkan dan ada

beberapa temannya yang meyuruh subjek I untuk maju ke depan karena disuruh

guru mengerjakan di depan padahal guru tersebut tidak meyuruhnya.

P: Apakah subjek I pernah dipojokkan temannya saat jam istirahat?

GS: Tidak pernah.

Dalammindikator pertamaayaitu subjek I dipermalukannsaat dalammpembelajaran. Untuk berinteraksinyaasangat baikkdengan temannsejawatnya meskipunnsubjek I mengetahuiidirinya berbedaadengan temannlainnya dan masih bisa untuk diajak bercanda ataupun bergurau. Subjek I dihina satu sama lainnya di indikator ini tidakkpernah dihinaateman sejawatnyaameskipun dia selalu bergaullbersama, karenaatemannya mengetahuiibahwa subjek I berbedaadengan teman yang lainnya (memiliki kekurangan). Untuk indikatorrdifitnah olehhteman non ABKksubjek I sudahhcukup baikkmengenal temannyaakarena merekaaselalu bersama-sama danndiajari oleh guruushadow, untuk temannyaajuga diajaraiiguru kelas harusssaling menyayangiisatu sama lainnyaameskipun merekafatau adaatemannya yanggmemiliki kekurangan. Dalammindikator ini pernahhdibodohi teman non ABKksaat pembelajarannberlangsung. Guru kelassmenerangkan dan adaabeberapa temannyaayang meyuruhhsubjek I untukkmaju keedepan karenaadisuruh guru mengerjakanndi depannpadahal guruutersebut tidakkmeyuruhnya.Untukkindikator yanggterakhir subjek I dipojokkanntemannya saattjam istirahat. Untukkyang iniiguru kelassdan guru shadow tidak pernah melihat subjek I yang dipojokkan oleh temannya karena temannya sudah menganggap subjek I sebagai temanmbermainnya.

Data dari hasil observasi siswa bulying dengan gangguan tunarungu dan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Bullying Non Verbal Langsung Subjek I

No Indikator Data Observasi
1 Diancam teman sejawatnya Pernah,subjek I diancam oleh teman sejawatnya saat bermain di luar kelas.
2 Direndahkan saat pembelajaran Pernah direndahkan, subjek I direndahkan saat maju ke depan untuk mengerjakan soal.
3 Ditatap dengan tujuan melakukan kekerasan Pernah, subjek I pernah ditatap teman sebangkunya saat temannya pinjam pensil tetapi subjek I tidak ingin meminjami.

P : Apakahssubjek I pernahhdiancam temannsejawatnya?

GK: Pernah, subjek I diancammoleh temannsejawatnya saattbermain diiluar kelassuntuk

mengakuiisuatu kesalahannpadahal dia tidak bersalah.

P: Apakah subjek I pernah direndahkan saat pembelajaran?

GK: Pernahhdirendahkan, saattsubjek I maju keedepan untukkmengerjakan soal pernah

satu kaliidirendahkan karenaasalah dan teman-temannya tertawa.

P: Apakah subjek I pernahhditatap dengan tujuannmelakukan kekerasan?

GK: Pernah, subjek I pernahhditatap dengannteman sebangkunya saatttemannya ingin

meminjammpensil kepadaasubjek I akanntetapi dia tidakkingin meminjamkan

pensilltersebut kepadaatemannya dannpada akhirnya temannyaamenatap sambil

matanyaamelotot ke subjek I.

  • Hasilldata wawancaraadengan guru kelas (GK)
  • Hasil data wawancara dengan guru Shadow (GS)

P: Apakahhsubjek I pernahhdiancam teman sejawatnya?

GS : Pernah,subjek I ketahuanndiancam oleh temannsejawatnya saattbermain di luar

kelas, karena padaasaat itu ketahuan dengannguru akhirnyaaguru tersebut

mengingatkan.

P: Apakah subjek I pernahhdirendahkan saattpembelajaran?

GS: Pernahhdirendahkan, saattsubjek I mengerjakannsoal diidepan karenaasubjek I

menjawab kuranggtepat akhirnyaateman-temannya menertawakannya.

P: Apakah subjek I pernahhditatap denganntujuan melakukan kekerasan?

GS: Pernah, subjek I pernahhditatap dengannteman sebangkunyaadengan tujuan ingin

melakukannsebuah kekerasannyang dimanaasubjek I tidak inginnmeminjamkan

pensilkkepada temannyaktersebut.

Pengecekannkeabsahan data dalam penelitian ini menggunkan triangulasi teknik. Berdasarkan hasillpengecekan keabsahanndata tentanggbullying nonnverbal langsunggdalam indikatorryang pertamaasubjek I diancammoleh temannsejawatnya untukkmengakui kesalahannpadahal diaatidak pernahhmelakukan kesalahan dan olehhguru shadow mengingatkannke temannyaatidak boleh berbuat begitu. Dalamnindikator selanjutnyaasubjek I direndakannsaat jammpelajaran disuruh oleh guruukelas maju keedepan untuk mengerjakannsoal tetapiisubjek I tidak bisaamenjawab dengan tepattsehingga ditertawakannoleh temannsatu kelas. Untukkindikator yang terakhirrsubjek I pernahhditatap dengannteman sebangkunyaksaat temannya inginnmeminjam pensilkkepada subjek I akanttetapi diaatidak ingin meminjamkannpensil tersebutkkepada temannyaddan pada akhirnya temannyammenatap sambilmmatanya melotot danningin melakukannkekerasan.

Data dari hasil observasi siswa bullying dengan gangguan tunarungu dan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

No Indikator Data Observasi
1. Diasingkan saat pembelajaran maupun bermain. Tidak pernah, subjek I tidak pernah diasingkan karena diajarkan untuk saling membantu satu sama lain.
2. Tidak mengikut sertakan saat bermain. Tidak pernah.
3. Dikucilkan saat bermain. Pernah, subjek I dikucilkan saat bermain karena memiliki kekurangan.

Hasil Observasi Bullying Non Verbal Tidak Langsung Subjek I

P: Apakahhsubjek I pernah diasingkan saat pembelajaran maupun bermain?

GK: Tidak pernah, subjek I tidakkpernah diasingkan karenasselama pembelajaran di

kelas maupun di luar kelas anak-anak diajarkan untuk saling membantu satu sama lain.

P: Apakah subjek I pernahhtidak diikutssertakan saattbermain?

GK : Tidak pernah, subjek I selaluudiajak teman-temannya bermain.

P: Apakah subjek I pernahhdikucilkan saattbermain?

GK : Pernah, subjek I pernah dikucilkan pada saat dia diajak teman-temannya bermain

dannteman-temannya mengetahuiibahwa subjek I memilikiikekurangan.

  • Hasilddata wawancaraadengan guru kelas (GK)
  • Hasil data wawancara dengan guru Shadow (GS)

P: Apakahhsubjek I pernahhdiasingkan saattpembelajaran maupunnbermain?

GS : Tidak pernah, karenatteman-temannya mengetahuiibahwa subjek I memiliki

kekurangan.

P: Apakahhsubjek I pernah tidakkdiikut sertakannsaat bermain?

GS: Tidak pernah.

P: Apakahhsubjek I pernahhdikucilkan saattbermain?

GS: Pernah, karenaasubjek I memilikiikekurangan sehinggaaterkadang teman-

temannya merasa kurang cocok dengan dia akhirnyaasubjek I dikucilkan saat

bermain.

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunkanntriangulasi teknik. Berdasarkan hasil pengecekan keabsahanndata tentang bullyinggnon verbalttidak langsunggindikator yang pertamaasubjek I tidakkpernah diasingkannoleh temannyaasaat jam pelajarannmaupun saat diluar kelasskarena anak-anakkdiajarkan untukksaling membantu dan temannyaajuga mengetahui subjek I memilikiikekurungan. Untukkindikator selanjutnyaasubejk I pernah dikucilkanntemannya karenammerasa kuranggcocok denganndia saat dalammbermain sehinggaatidak diajakkuntuk bermain danntidak semua temannya yanggmengucilkan subjek I yanggmemiliki kekurangan.

Data dari hasil observasi siswa bullying denganngangguan tunarunguudan tunawicaraadapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Bullying Fisik Subjek II

No Indikator Data Observasi
1. Dipukul teman non ABK. Tidak pernah, subjek II dan teman teman-teman nya saling menyayangi.
2. Dicubit teman non ABK Tidak pernah.
3. Didorong teman non ABK saat di dalam kelas maupun luar kelas. Pernah, subjek II didorong temannya saat antri berjabat tangan dan mengumpulkan tugas.
4. Digigit teman non ABK maupun teman sesama ABK Tidak pernah digigit.
5. Bertengkar dengan teman non ABK maupun sesama ABK. Tidak pernah bertengkar.

P : ApakahhSubjek II pernahhdipukul teman non ABK nya?

GK : Tidak pernah Subjek II dipukul temannnon ABKnya, karenaamereka diajarkan

untuk salinggmenyayangi satuusama lainnya meskipunnada temannya yang

memilikii kekurangan.

P : ApakahhSubjek II pernahhdicubit teman non abk?

GK : Tidak pernahhdicubit.

P: ApakahhSubjek II pernahhdidorong?

GK: Pernah, subjek II pernahhdidorong denganntemannya saattberjabat tangan mau

pulang.

P: Apakahhsaat jammistirahat Subjek II pernahhdigigit temannnon ABK?

GK : Tidak pernahhmenggigit temannya.

P: Apakahhpernah Subjek II bertengkarrdengan teman nonnABK ataupunndengn

ABK yang lainnya?

GK: Tidakkpernah adaayang bertengkar antaraasubjek II dan tteman lainnya.

  • Hasil dataawawancara dengan guru kelas (GK)
  • Hasil data wawancaraadengan guru Shadow (GS)

P : ApakahhSubjek II pernahddipukul temannnon ABK nya?

GS : Tidak pernahhdipukul karenaasubjek II selaluudalam pengawasangguru shadow.

P : ApakahhSubjek II pernahhdicubit teman non abk?

GS : Tidakkpernah dicubit,

P: ApakahhSubjek I pernahhdidorong saattdia bermain?

GS: Pernah, guruushadow pernahhmengetahui subjek II didorong temannya saat

bermain dan berjabat tangan saat mauupulang.

P: Apakah saattjam istirahat Subjek II pernahhdigigit teman non ABK atauusesama

ABK lainnya?

GS: Tidakkpernah.

P: Apakahhpernah Subjek II bertengkarrdengan temannnon ABK ataupunndengn

ABKkyang lainnya?

GS: Tidakkpernah, subjek II dannteman lainnyaatidak pernah bertengkarrkarena

temannyammengetahui bahwassubjek II memilikiikekurangan dan dia diajarkan

untuk salingkdamai satu samaalain meskipun adaatemannya yang memiliki

kekurangan.

Data dari hasil observasiisiswa bullyinggdengan gangguan tunarungu dan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Bullying Verbal Subjek II

No Indikator Data Observasi
1. Dipermalukan saat dalam pembelajaran. Tidak pernah dipermalukan.
2. Dihina satu sama lainnya. Pernah dihina perantara guru yang ada disekelilingya.
3. Difitnah teman non ABK Tidak pernah karena selalu diberi pengertian.
4. Dibodohi teman non ABK saat pembelajaran berlangsung. Pernah dibodohi saat proses pembelajaran.
5. Dipojokkan saat jam istirahat. Tidak pernah.

P : Apakahhsubjek II pernahhdipermalukan temannya saat pembelajaran?

GK : Tidak pernah, subjek II tidak pernahhdipermalukan teman sejawatnya.

P : Apakahhsubjek II pernahkdihina satu sama lainnya?

GK : Pernah, namunkdalam kenyataannyakteman-temannya menghinasmelalui guru

yang adaddisekelilingnya. Misal : “Ustadzah mas Farhan kok selalu ngluarin air

liur ya us, ih jorok ya us”, akan tetapi setelahsada temannya yanggberbicara seperti ituuguru kelassselalu memberi pengertian agarkkejadian seperti tiu tidak mereka ulangi lagi.

P: Apakahhsubjek II pernahhdifitnah teman non ABK?

GK: Tidak pernahaada, karenaamereka diajari untukksaling menyayangi satussama

lainnya.

P: Apakahhsubjek II pernahhdibodohi temannnon ABK saattpembelajaran

berlangsung?

GK: Pernahhsubjek II dibodohiisaat pembelajarannberlangsung pernah teman

sebangkunya usil danssubjek II dibodohi dan disuruh-suruhhtemannya

P: Apakah subjek II pernahhdipojokkan temannyaasaat jam istirahat?

GK: Tidak pernah.

  • Hasil datahwawancara dengan guru kelas (GK)
  • Hasilgdata wawancaraddengan guru Shadow (GS)

P : Apakahhsubjek II pernah dipermalukanmtemannya saat pembelajaran?

GS : Tidak pernahhdipermalukan.

P : Apakahssubjek II pernah dihinaasatu sama lainnya?

GS : Pernah, tetapi tidak dihina secaraalangsung dan kebanyakannteman-temannya

menghina subjek II melalui orang-orang sekitarnya misal guruuataupun sesama

temannya.

P: Apakahksubjek II pernahkdifitnah temannnon ABK?

GS: Tidak pernahkdifitnah.

P: Apakahksubjek II pernah dibodohiuteman nonnABK saattpembelajaran

berlangsung?k

GS: Pernah, akanntetapi niatttemannya tersebutthanya mengajaknyaabercanda.

P: Apakah subjek II pernahkdipojokkan temannyahsaat jamkistirahat?

GS: Tidak pernah dipojokkan, karenaasubjek II lebihdsering dalam pengawasan guru

kelasmmaupun guruushadow.

Data dari hasil observasiisiswa bullying denganngangguan tunarunguddan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10

Hasil Observasi Bullying Non Verbal Lansung Subjek II

No Indikator Data Observasi
1. Diancam teman sejawatnya Tidak pernah diancam.
2. Direndahkan saat pembelajaran Pernah subjek II, karena tidak tanggap dalam menjawab sebuah pertanyaan.
3. Ditatap dengan tujuan melakukan kekerasan Tidak pernah.

P : Apakahhsubjek II pernahkdiancam teman sejawatnya?

GK : Tidak pernah subjek II diancamntemannya meskipunndalam hal

bercandasataupun yang lainnya.

P : Apakah subjek II pernah direndahkan saat pembelajaran?

GK : Pernah, karena tidakktanggapnya subjek II dalam menangkap pelajaran

akhirnya temannya merendahkan subjek II tersebut.

P: Apakahhsubjek II pernahhditatap dengan tujuan melakukan kekerasan?

GK: Tidak pernahhtemannya seperti itu.

  • Hasil data wawancarasdengan guru kelas (GK)
  • Hasil data wawancaraadengan guru Shadow (GS)

P : Apakahhsubjek II pernah diancam teman sejawatnya?

GS : Tidakkpernah.

P : Apakahssubjek II pernahhdirendahkan saattpembelajaran?

GS : Pernahhdirendahkan, karenaasubjek II memiliki kekurangan yang bisa

dibilang cukup serius jadi terkadang dalam pembelajaran dia susah untuk menangkap pembelajaran yang sedang diajarkan sehingga temannya yang mengetahui subjek II seperti itu maka temannya merendahkannya.

P: Apakah subjek II pernah ditatap denganntujuan melakukannkekerasan?

GS: Tidakkpernah.

Data dari hasillobservasi siswaabullying denganngangguan tunarunguudan tunawicara dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11

No Indikator Data Observasi
1. Diasingkan saat pembelajaran maupun bermain. Tidak pernah diasingkan.
2. Tidak mengikut sertakan saat bermain. Pernah karena subjek II susah berinteraksi.
3. Dikucilkan saat bermain. Pernah dikucilkan, karena saat bermain subjek II terkadang sering tercengang.

Hasil Observasi Bullying Non Verbal Tidak Langsung Subjek II

P : Apakahhsubjek II pernah diasingkannsaat pembelajaran maupun

bermain?

GK : Tidak pernah, karenaasubjek II selaluudalam pengawasan guru shadow.

P : Apakah subjek II pernahhtidak diikutssertakan saattbermain?

GK : Pernah, karena susahnya subjek II berinteraksi dengan teman-temannya

sehingga saat bermain dia tidak disertakan.

P: Apakahssubjek II pernahhdikucilkan saattbermain?

GK: Pernah, karenaasubjek II seringttercengang sehingga temannya

mengucilkan.k

  • Hasil datakwawancara dengan guru kelas (GK)
  • Hasil data wawancaratdengan guruuShadow (GS)

P : Apakahksubjek II pernahkdiasingkan saat pembelajaranmmaupun

bermain?

GS : Tidakkpernah diasingkan, saattproses pembelajaranmmaupun diluar

pembelajaranksubjek II selalukdalam pengawasankkarena keterbatasan yang dimilikinyaacukup serius.

P : Apakah subjekkII pernah tidak diikuttsertakan saat bermain?

GS: Pernah tidakkdiikut sertakanksaat bermain, karenaksubjek II kurang

tanggapkdalam halkberinteraksi dengannteman temannya.

P: Apakah subjekkII pernahkdikucilkan saatbbermain?

GS: Pernahkdikucilkan, akanmtetapi karena adanya pengawasan dari guru

shadowmaka teman yang mengucilkannbiasanya diberi pengertian agar tidak mengulanginya lagi.

Darikkasus yang telahkpeneliti lakukankbahwa terjadi kasus bullying di SD Muhammadiyah 2 Tulangan yang terjadi dan dominan yaitu antara lain bullyinghfisik, verbal, non verbal langsung, dan non verbal tidak langsung. Diantarakjenis pembullyangtersebut yang sering terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) antarahlain didorong, dibodohi, dihina, diancam, direndahkan, dan dikucilkan. Dalam mengatasi permasalahanmtersebut gurukmemberikanlpenguatan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) supaya lebih kuat secara mental maupun fisik untuktmenghadapi kasus pembullyan yang terjadippada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) danknon abk. Kekuatan yanggdiberikan oleh guruukepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu kekuatan mental dan kekuatan secara fisik karena pada kekuatannmental dankkekuatan fisik sangat berpengaruh pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ketikaeterjadi pembullyan. AnakkBerkebutuhan Khusus (ABK) yang tidak memiliki kekuatan mentalkataupun fisik akan mengalamiipembullyan secara terus menerus. Dengan demikian maka sekolah memiliki kebijakankyang mana untukkdapat mencegah adanyabkasus bullyingkyang terjadi di sekolah dengan adanyakpengawasan di setiap kelas oleh guru kelas dan guru shadow.

Berdasarkannhasil penelitian dan pembahasannyang telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkanmbahwa pembullyannAnak Berkebutuhan Khusus (ABK) yanggterjadi dissekolah SD Muhammadiyah 2 Tulanganmmemliki beberapajjenis bullying, antara lain bullying fisik, verbal, non verbal langsung, dan non verbal tidak langsung. Diantara jeniskpembullyanmtersebut yang sering terjadi pada siswaaABK di SD Muhammadiyah 2 Tulangannantara lainndidorong, dibodohi, dihina, diancam, direndahkan, dan dikucilkan. Dalamkmengatasi permasalahangtersebut gurukmemberikan penguatanhkepada AnakkBerkebutuhan Khusus (ABK) supayaalebih kuat secara mentalmmaupun fisikkuntuk menghadapiikasus pembullyanmyang terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan non abk sesuai dengan teori Pierre Bourdieu (1991) yang menjelaskannbahwa konseppkekuasaan simbolik sebagai “kekuatan membangun realitas", yaitu sebuah kekuatan yang tidak terlihat ketikaoorang lainntidak mengetahui bahwammereka sebenarnyassedang dipengaruhi dan tunduk pada kekuasaanktertentu.

Kekuasaanmsimbolik menuruttBourdieu dilakukan secaraetidak sadar dankalamiah. Kekuatan yangdkiberikan olehhguru kepadasanak berkebutuhanmkhusus yaituukekuatan mentalkdan kekuatan secarasfisik karenaapada kekuatanmmental dan kekuatankfisik sangatyberpengaruh pada AnakkBerkebutuhan Khusus (ABK) ketikabterjadi pembullyan. AnakkBerkebutuhaniKhusus (ABK) yangktidak memiliki kekuatan mental ataupun fisik akan mengalami pembullyan secara terussmenerus.,

  • KESIMPULAN
  • REFERENSI

[1]Olweus, Dan (1993). Bullying. Diambil dari http://www.olweus.org/public/bullying.page

pada tanggal 4 Desember 2010

[2]Dorothy L. Espelage, Susan M. Swearer. 2004. Bullying in American Schools:

A Social Ecological Perspective on Prevention and Intervention. Ebookdiaksesmelalui

[3]Abu Ahmadidan widi supriy, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka cipta,2004), 52

[4]Sutjihati Somantri, Psikologi Anak luar Biasa (Bandung : Rineka adi tama, 2007), 103

[5]Kustawan. & Hermawan. (2013) Model Implementasi Pendidikan InklusifRamah Anank. Jakarta: Luxima

[6]Stainback, W. dan Stainback, S. (1990). Support Networks for Inclusive Schooling: Independent Integrated Education. Baltimore: Brookes Publishing

[7]Marthan, Lay Kekeh.2007.Manajemen Pendidikan Inklusi.Jakarta: DIRJEN DIKTI

[8]Dulisanti.(2015).Penerimaan Sosial Dalam Proses Pendidikan Inklusif (StudiKasus Pada Proses Pendidikan Inklusif Di SMK Negeri 2 Malang) vol12 no1 Skripsi Universitas Brawijaya Malang diakses darihttp://ijds.ub.ac.id/index.php/ijds/article/view/26 Selasa tanggal 8 Desember 2015 jam 12.02.WIB

[9]Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA

[10]Dr. H.M. Musfiqon, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta 2012, hlm 76

[11]Nawawi, Islam Kuno Metode Penelitian Bidang Sosial Studi kasus, 2003

[12]Esterberg, Kristin G. (2002). Qualitative Methods In Social Research. New York : Mc Graw Hill. Sebagaimana dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan . CV. Alfabeta, Bandung 2013, hlm 231.

[13]Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

[14]Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada An`ak (Jakarta: PT Grasindo, anggota IKAPI, 2008) hlm.1

[15]Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif MenanggulangiKekerasan pada Anak (Jakarta: PT Grasindo, anggota IKAPI, 2008) hlm. 4-5

References

  1. Olweus, Dan (1993). Bullying. Diambil dari http://www.olweus.org/public/bullying.page
  2. pada tanggal 4 Desember 2010
  3. Dorothy L. Espelage, Susan M. Swearer. 2004. Bullying in American Schools:
  4. A Social Ecological Perspective on Prevention and Intervention. Ebook
  5. diaksesmelaluihttp://books.google.co.id/books?id=fqmPAgAAQBAJ&pg=PA100&dq=bullying+in+american&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiLs9V0pTOAhVMQY8KHcq6CbIQ6AEIIjAB#v=onepage&q=bullying%20in%20american&f =false
  6. Abu Ahmadidan widi supriy, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka cipta,2004), 52
  7. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak luar Biasa (Bandung : Rineka adi tama, 2007), 103
  8. Kustawan. & Hermawan. (2013) Model Implementasi Pendidikan Inklusif
  9. Ramah Anank. Jakarta: Luxima
  10. Stainback, W. dan Stainback, S. (1990). Support Networks for Inclusive Schooling: Independent Integrated Education. Baltimore: Brookes Publishing
  11. Marthan, Lay Kekeh.2007.Manajemen Pendidikan Inklusi.Jakarta: DIRJEN DIKTI
  12. Dulisanti.(2015).Penerimaan Sosial Dalam Proses Pendidikan Inklusif (Studi
  13. Kasus Pada Proses Pendidikan Inklusif Di SMK Negeri 2 Malang) vol12 no1 Skripsi Universitas Brawijaya Malang diakses dari
  14. http://ijds.ub.ac.id/index.php/ijds/article/view/26 Selasa tanggal 8 Desember 2015 jam 12.02.WIB
  15. Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA
  16. Dr. H.M. Musfiqon, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta 2012, hlm 76
  17. Nawawi, Islam Kuno Metode Penelitian Bidang Sosial Studi kasus, 2003
  18. Esterberg, Kristin G. (2002). Qualitative Methods In Social Research. New York : Mc Graw Hill. Sebagaimana dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D”. CV. Alfabeta, Bandung 2013, hlm 231.
  19. Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
  20. Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada An`ak (Jakarta: PT Grasindo, anggota IKAPI, 2008) hlm.1
  21. Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi
  22. Kekerasan pada Anak (Jakarta: PT Grasindo, anggota IKAPI, 2008) hlm. 4-5